Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Penelitian saat ini berarti pencarian teori, pengujia teori,atau pemecahan

masalah.Hal ini berarti bahwa masalah itu ada dan telah diketahui, oleh karenanya
memerlukan pemecahan. Kerlinger (1973) mendefiniskan penelitian ilmiah sebagai
penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan penyelidikan kritis dari proposisiproposisi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan antara

gejala alam.

Penelitian disebut sistematis karena mengikuti langkah-langkah mulai dengan


identifikasi masalah, menghubungkan masalah dengan teori, mengumpulkan data,
analisis dan interpretasi data, menarik kesimpulan dan menggabungkan kesimpulan
dalam khasanah pengetahuan.
Penelitian terkontrol karena setiap langkah terencana, sehingga khayalan atau
dugaan tidak terdapat di dalamnya. Masalah dijelaskan dengan cermat dan terinci,
variabel diidentifikasi dengan diseleksi, instrumen diseleksi atau dikonstruksi secara
cermat serta kesimpulan hanya dapat ditarik dari data yang diperoleh. Dengan
demikian rekomendasi yang dikemukakan berdasarkan atas penemuan dan
kesimpulan. Jadi, penelitian berbeda dengan pemecahan masalah yang bisa dilakukan
secara sepintas tanpa melalui sistematika dan metodologi yang ketat.
Penelitian kesehatan adalah penelitian yang diterapkan dalam bidang
kesehatan.Sehingga prinsip prinsip dan sistem yang berlaku tidak jauh berbeda
dengan penelitian di bidang lainnya. Perbedaannya hanya pada area penelitian
dengan pendekatan teori yang bersumber dari keilmuan kesehatan. Salah satu yang
membedakan dengan penelitian kesehatan adalah obyek penelitian yang berupa
manusia , baik secara individual maupun kelompok ( komunitas ) sehingga etika dan
norma harus diperhatikan, karena manusia terlibat langsung baik sebagai obyek
maupun subyek penelitian. Oleh karena itu beberapa peneliti menggolongkan
penelitian kesehatan kedalam penelitian sosial. Sesuai dengan keilmuan kesehatan
yang terdiri dan dipengaruhi oleh berbagai ilmu yang lain, maka penelitian kesehatan
biasa terbagi dalam berbagai cabang ilmu yang mendukung keilmuan kesehatan,
yang dapat dilihat pada bagan hubungan dan pengembangan keilmuan kesehatan.

Secara garis besar penelitian kesehatan dimulai dengan penetapan masalah,


yang akan dipecahkan dengan mengajukan hypothesis. pengajuan hipothesis ini akan
diikuti dengan penetapan variabel penelitian yang akan diteliti. Oleh karenanya
diperlukan desain penelitian

serta instrumen penelitian tertentu sehingga dapat

menangkap variabel yang telah ditetapkan. Untuk bisa menangkap variabel maka
dibutuhkan obyek penelitian yang terdapat pada populasi atau sampel tertentu. hasil
penangkapan data akan diolah serta dianalisa sehingga menghasilkan kesimpulan,
untuk memecahkan masalah penelitian. Hasil dan rekomendasi penelitian akan
dilaporkan untuk memperkaya khasanah pustaka dan keilmuan kesehatan,
selengkapnya dapat dilihat pada bagan penelitian
Tujuan utama penelitian di bidang kedokteran, dan kesehatan pada umumnya
ialah mengumpulkan informasi bagi perencanaan kegiatan medik klinik maupun
medik social, dan mengembangkan substansi ilmu kedokteran itu sendiri, baik dalam
peringkat biologic, klinik, maupun social. Dengan demikian, penelitian kedokteran
bukan sekedar kegiatan pengumpulan data klinik atau observasi perilaku individu
maupun masyarakat di bidang kesehatan semata.
Sebagaimana penelitian di bidang lain, penelitian di bidang kedokteran lebih
merupakan suatu way of thinking, yaitu cara bagaimana menilai suatu fenomena
problematic dengan menggunakan teori yang ada, sehingga teridentifikasi dan
terumuskan permasalahan utama yang di hadapi peneliti, bagaimana hipotesis yang
relevan dikembangkan dan dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan
tersebut, dan bagaimana suatau model rancangan penelitian dipilih dalam rangka
pembuktian kebenaran hipotesis dan mencari jawaban yang akurat bagi
permasalahan tersebut.
Penguasaan metode keilmuaan yang di maksud ialah mampu berfikir secara
ilmiah, yang biasanya di gambarkan dengan sifat-sifat : kritis, obyektif, logis,
analitis, dan sistematis. Penguasaan metode keilmuan memang merupakan inti dari
kemampuan penelitian seseorang. Hal ini dapat dipahami, karena pada hakekatnya
metodelogi penelitian merupakan bagian dari metode keilmuan itu sendiri.

1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah?
2. Apa definisi dari penelitian?
3. Apa saja macam dan jenis desain penelitian?
4. Begaimana merumuskan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian?
5. Apa saja macam dan jenis instrumen penelitian?
1.3.

Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Metode Penelitian dalam

bidang kedokteran atau kesehatan.


Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis desain penelitian.
Mahasiswa mampu mengetahui batasan penelitian dalam bidang kedokteran
Mahasiswa mampu mengetahui tentang metode ilmiah.

1.4.

Metode dan Teknik


Dalam makalah ini kami menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu kajian

pustaka diambil melalui literatur yang tersedia di internet, buku-buku, maupun dari
kuliah pakar yang kami ikuti.

BAB II
LANDASAN TEORI

SKENARIO I
WANT TO KNOW
dr. Sartika, Kepala Puskesmas di daerah pedesaan di mana sanitasinya buruk
menjumpai banyak penduduk dengan diagnosa anemia. Setelah observasi ke
lapangan ternyata mereka mayoritas petani yang selalu menggunakan pupuk kandang
dan umumnya penduduk jarang menggunakan alas kaki sewaktu melakukan aktifitas.
Dari 2500 penderita anemia diambil sampel secara acak sebanyak 500 orang untuk
diperiksa tinjanya. Dari hasil pemeriksaan tinja, prevalensi infeksi cacing tambang
90%. Hasil ini tidk berbeda jauh dengan hasil penelitian yang sama oleh peneliti
terdahulu.

STEP I
IDENTIFIKASI KATA SULIT

1. Sanitasi

: MCK umum yang wajib dimiliki setiap keluarga untuk


menunjang kehidupan dan aktivitas sehari-hari yang kualitasnya

2. Anemia

telah ditentukan dengan standar kesehatan yang ada.


: Penurunan konsentrasi eritrosit dan haemoglobin dalam darah di

3. Observasi

bawah normal disebabkan karena kekurangan zat besi


: Salah satu teknik penumpulan data atau fakta-fakta dengan
melakukan pengamatan peninjauan langsung ke lapangan yang
mempelajari suatu hal atau masalah dan yang membuktikan

4. Prevalensi
5. Sampel

kebenaran dengan data yang telah diperoleh sebelumnya


: presentasi jumlah data pasti dalam suatu penelitian.
: Suatu yang dipergunakan yang menunjukan sifat suatu
kelompok yang lebih besar, bagian dari populasi stastistik yang
dipelajari memperoleh informasi tentang yang sebelumnya.

STEP II
IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah Inti :
Konsep Dasar Metode Penelitian
Masalah Tambahan :
a. Metode Ilmiah
b. Peranan dan Jenis-Jenis Penelitian
c. Penelitian Kesehatan
d. Populasi dan Sampel

STEP 3
ANALISA MASALAH
Ilmu (science) dan penelitian (research) tidak dapat dipisahkan. Ilmu tidak
dapat dipisahkan. Ilmu tidak akan berkembang tanpa penelitian, sebaliknya
5

penelitian tidak akan ada bila tidak ada dalam kerangka ilmu tertentu. Meskipun
banyak defenisi tentang ilmu dan penelituian, namun secara umum dapat dapat
dikatakan bahwa ilmu merupakan filosopi, sedangkan penelitian suatu tindakan
(action) yang berguna untuk membangun dan mengembangjan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan merupakan akumulasi pengetahuan yang diperoleh dengan metode
ilmiah, dengan menggunakn teori-teori yang ada.
Menurut kamus Websters New International, penelitian adalah penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, suatu penyelidikan
yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu :
a.

Adanya koheren.
Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

b.

Adanya koresponden.
Suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang terkandung
dalam pernyataan tersebut berhubungan atau memiliki korespondensi dengan
objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

c.

Pragmatis.
Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut mempunyai sifat
fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

STEP IV
STRUKTURISASI

Konsep Dasar Metodologi


Penelitian

Critical Thinking

Prior Knowledge

Penelitian

Way of Thinking

Reflective
Thinking
Kualitatif

Kuantitatif

Teori

Fakta

Ilmu

Hasil Sementara

Koheren

Koresponde
n

Pragmatis

Hasil Valid

STEP V
LEARNING OBJECTIVES
6.
7.

Mahasiswa mampu melakukan pengambilan data dengan wawancara dan


observasi
Mahasiswa mampu menelusuri sumber pustaka
7

8. Mahasiswa mampu memahami metode ilmiah


9. Mahasiswa mampu memahami pengertian penelitian
10. Mahasiswa mampu memahami cara berpikir ilmiah sebagai titik tolak
11.
12.
13.
14.
15.

melakukan penelitian
Memahami macam dan jenis desain penelitian
Memahami dan merumuskan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian
Memahami macam dan jenis instrumen penelitian
Memahami arti dan peranan suatu usulan penelitian
Memahami arti dan peranan suatu laporan hasil penelitian serta perbedaannya
dengan usulan penelitian

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Konsep Dasar Metode Penelitian di Bidang Kesehatan
3.1.1. Ilmu Dan Penelitian
Secara umum penelitian bertujuan untuk mengembangkan khazanah ilmu
dengan memperoleh pengetahuan serta fakta baru, sehingga dapat disusun teori,
konsep, hokum, kaidah atau metodologi yang baru, dan dapat diperoleh masalah baru
yangn kelak khusus dipecahkan dengan penelitian pula.
8

Ilmu (science) dan penelitian (research) tidak dapat dipisahkan. Ilmu tidak
dapat dipisahkan. Ilmu tidak akan berkembang tanpa penelitian, sebaliknya
penelitian tidak akan ada bila tidak ada dalam kerangka ilmu tertentu. Meskipun
banyak defenisi tentang ilmu dan penelituian, namun secara umum dapat dapat
dikatakan bahwa ilmu merupakan filosopi, sedangkan penelitian suatu tindakan
(action) yang berguna untuk membangun dan mengembangjan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan merupakan akumulasi pengetahuan yang diperoleh dengan metode
ilmiah, dengan menggunakn teori-teori yang ada.
Meskipun perkembangan ilmu-ilmu alamiah yang dilandasi penelitian
empiris telah menunjukkan tingkat yang canggih, sering kali dengan metode dan
teknik yang canggih pula, namun pada hakekatnya perkembangan ilmu mengikuti
pola yang sama. Penelitian melihat kesenjangan antara teori dan fenomena alamiah
(metode dedukasi). Kesenjangan ini dikembangkan menjadi masalah penelitian.1
3.1.2. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Dari itu, ada juga
ahli yang menerjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal dari
kata re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian,
arti sebenarnya dari research atau riset adalah mencari kembali.
Menurut kamus Websters New International, penelitian adalah penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, suatu penyelidikan
yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Menurut ilmuwan Hillway (1956), penelitian tidak lain dari suatu metode studi
yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna
terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah
tersebut.
Whitney (1960) menyatakan bahwa di samping untuk memperoleh kebenaran,
kerja menyelidik harus pula dilakukan secara sungguh-sungguh dalam waktu yang
lama. Whitney mengutip beberapa defenisi tentang penelitian yang diturunkan di
bawah ini :

Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan


penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang
dapat dipecahkan. (Parsons, 1946).

Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas
untuk menemukan hubungan antarfakta dan menghasilkan dalil atau hokum.
(John, 1949).

Penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi


yang

dikenal

dalam

kenyataan-kenyataan

yang

ada

padanya

dan

hubungannya, seperti mengubah unsur dari situasi orisinal menjadi suatu


keseluruhan yang bersatu padu. (Dewey, 1939).

Penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran yang juga


merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi
pemberian defenisi dan redefenisi terhadap masalah, memformulasikan
hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurangkurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan
untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis. (Woody, 1927).

Dalam berbagai defenisi penelitian, tekandung ciri tertentu yang lebih kurang
bersamaan. Adanya suatu pencarian, penyelidikan atau investigasi terhadap
pengetahuan baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru atau interpretasi
(tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul. Metode yang digunakan bisa saja
ilmiah atau tidak, tetapi pandangan harus kritis dan prosedur harus sempurna. Tenaga
bisa saja signifikan atau tidak. Delam masalah aplikasi, maka tampaknya aktivitas
lebih banyak tertuju kepada pencarian (search) dari pada suatu pencarian kembali (re
search). Jika proses yang terjadi adalah hal yang selalu diperlukan, maka penelitian
sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang lingkup dari konsep dan bukan
kehendak untuk menambah defenisi lain terhadap defenisi-defenisi yang telah begitu
banyak.
Dari tanggapan serta definisi-definisi tentang penelitian, maka nyata bahwa
penelitian adalah suatu penyelidikan yang teroganisasi. Dalam definisi-definisi di
atas, penekanan diletakkan pada system asuhan sebagai atribut-atribut yang esensial
(mutlak).

10

Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan-kesilmpulan yang telah


diterima, ataupun mengubah dalil-dalil dengan adanya aplikasi baru dari dalil-dalil
tersebut. Dari itu, penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan
pemberi artian yang terus-menerus terhadap sesuatu. Penelitian juga merupakan
percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.
Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method) disebut
penelitian ilmiah (scientific research). Dalam penelitian ilmiah ini, selalu ditemukan
dua unsur penting, yaitu :
1. Unsur observasi (pengamatan), yaitu kerja dengan mana pengetahuan mengenai
fakta-fakta tertentu diperoleh melalui kerja mata (pengamatan) dengan
menggunakan persepsi (sense of persption).
2. Unsur nalar (reasoning), adalah suatu kekuatan dengan mana arti dari faktafakta, hubungan dengan interelasi terhadap pengetahuan yang timbul, sebegitu
jauh ditetapkan sebagai pengetahuan yang sekarang.
3.1.3. Ilmu, Penelitian, dan Kebenaran
Bagaimanakah hubungan antara ilmu, penelitian, dan berpikir reflektif?
Pertama-tama mari kita lihat hubungan antara ilmu dan penelitian. Ilmu dan
penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut Almack (1930),
hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian
adalah proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu.
Akan tetapi Whitney (1960), berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah
sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari
proses tersebut adalah kebenaran (truth).
Terdapat suatu kesamaan yang tinggi derajatnya antara konsep ilmu dan
penelitian. Keduanya adalah sama-sama proses. Bagaimana pula hubungan antara
berpikir, penelitian, dan ilmu? Konsep berpikir, ilmu dan penelitian juga sama.
Berpikir, seperti halnya dengan ilmu, juga merupakan proses untuk mencari
kebenaran. Proses berpikir adalah refleksi yang hati-hati dan teratur.
Perlu juga disinggung bahwa kebenaran yang diperoleh melalui penelitian
terhadap fenomena yang fana adalah suatu kebenaran yang telah ditemukan melalui

11

proses ilmiah, karena penemuan tersebut dilakukan secara ilmiah. Sebaliknya,


banyak juga kebenaran terhadap fenomena yang fana diterima tidak melalui proses
penelitian.

Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu :
Adanya koheren.
Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

Adanya koresponden.
Suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang terkandung
dalam pernyataan tersebut berhubungan atau memiliki korespondensi dengan
objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Pragmatis.
Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut mempunyai sifat
fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
12

3.1.4. Metode Ilmiah


Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur
oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk
memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah
berkehendak untuk mencari jawaban fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak
untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan
kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai
hubungan yang sangat dekat sekali. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaanpertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab
seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut Almack (1939), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.
Sedangkan Ostle ( 1975), berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran
terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
A. Kriteria Metode Ilmiah
Upaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,
maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
1.

Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisis haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata.

2.

Bebas dari prasangka

3.

Menggunakan prinsip-prinsip analisis

4.

Menggunakan hipotesis

5.

Menggunakan ukuran objektif

6.

Menggunakan tekhnik kuantifikasi.

1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisis haruslah berdasarkan fakta yang nyata. Janganlah

13

penemuan atau pembuktian didasarakan pada daya khayal, kira-kira, legendalegenda, atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih, dan jauh dari
pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan buktibukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif
3. Menggunakan prinsip analisis
Dalam memahami serta member arti terhadap fenomena yang kompleks, harus
digunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta
pemecahan dengan menggunakan analisis yang logis. Fakta yang mendukung
tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Akan
tetapi, semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisis yang
tajam.
4. Menggunakan hipotesis
Dalam metode penelitian, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan
menggunakan analisis. Hipotesis harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta
memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang di ingin dicapai sehingga hasil yang ingin
diperoleh akan mengenai sasaran dengan tetap. Hipotesis merupakan pengangan
yang khas dalam menunutn jalan pikiran peneliti.2

3.1.5. Ranah Penelitian Kedokteran dan Kesehatan


Bagi dokter yang berkecimpung dalam bidang kedokteran dan kesehatan,
penelitian pada umumnya bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data yang
diperlukan untuk rencana kegiatan medis-klinis atau medis-sosial, atau untuk
mengembangkan ilmu kedokteran sendiri, yang pada gilirannya akan berguna bagi
kesejahteraan manusia.

14

Adapun lahan penelitian dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi: Penelitian kedokteran dasar, penelitian kedokteran klinis
dan

penelitian

kedokteran

komunitas.

Ketiga

ranah

(domain)

penelitian

tersebutdalam langkah-lagkahnya mempunyai perbedaan karakteristik, akan tetapi


sekaligus juga mempunyai saling keterkaitan yang sangat erat, serta tetap berada
dalam suatu kerangka keilmuan yakni ilmu kedokteran.
Tingkat penelitian dalam bidang ilmu kedokteran dalam bidang ilmu kedokteran atau
kesehatan dapat dibagi dalam 2 golongan besar yaitu:
1. Penelitian yang bersifat deskriptif : yaitu peneliti melakukan eksplorasi
fenomena kedokteran tanpa berusaha mencari hubungan antar-variabel pada
fenomena tersebut.
2. Penelitian yang bersifat analitik : yaitu peneliti disamping melakukan
identifikasi serta pengukuran variable , peneliti pun mencari hubungan antarvariabel untuk menerangkan kejadian ataupun fenomena yang diamati.
Dalam penelitian analitik ini peneliti hanya dapat mengukur fenomena saja
tanpa

melakukan

intervensi

terhadap

variable

(yakni

bersifat

analitik

observasional), tetapi ia dapat pula melakukan intervensi terhadap variable bebas


dan menilai efek intervensi atau manipulasi tersebut terhadap variable tergantung
(penelitian eksperimental atau intervensional ).
Hal yang perlu diingat adalah tidak selalu penelitian deskriptif (yang secara
metodologis dapat dikatakn desainnya bersifat sederhana) nilainya rendah atau lebih
rendah disbanding penelitian analitik. Banyak hadiah nobel dalam pelbagai bidang
ilmu yang diterima oleh para peneliti hanaya melakukan penelitian deskriptif saja.
Penilitian dilakukan sejalan dengan sifat dasar manusia yang senatiasa ingin tahu
terhadap pelbagai fenomena di sekelilingnya. Tujuan seseorang untuk melakukan
penelituian pada umumnya ialah:
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui deskripsi pelbagai fenomena alam


Untuk menerangkan hubungan antara pelbagai kejadian
Untuk memecahkan pelbagai masalah yang ditemukan dalam kehidupan, dan
Untuk memperlihatkan efek tertentu

15

3.1.6. Tanggung Jawab Peneliti


Para peneliti, termasuk dalam bidang kedokteran, mempunyai hak seluasluasnya untuk mengembangkan rasa ingin tahunya. Hak yang besar ini harus diiringi
dengan tanggung jawab yang besar pula. Pengembangan ilmu hendaknya mengacu
pada kesejhteraan umat manusia, tidklah layak apabila peneliti bersikap membabi
buta, yakni mengembangkan ilmu untuk ilmu itu sendiri. Sikap ilmu untuk ilmu
dengan mengabaikan hakikat pengembangan ilmu justru mengancam hakikat
kemanusiaan.
Masalah lain yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penelitian adalh
kemungkinan terjadinya conflik of interest (konflik kepentingan) peneliti, yang
dapat mengganggu obyektivitas penelitian. Hal ini dapat terjadi oleh karena para
peniliti sering juga berperan sebagia praktisi, sehingga kadang sulit baik bagi
peneliti maupun pasien untuk memisahkan suatu tindakan sebagai upaya pengobatan
atau sebagai prosedur penelitian.
Konflik kepentingan juga acap kali berkaitan dengan masalah financial,
terutema dalam pengembangan obata baru yang disponsori oleh farmasi atau firma
bioteknologi. Kemajuan pengetahuan manusia yang sangat berkembang adalah
rekayasa genetika, membuka peluang yang luar biasa bagi manusia untuk
menciptakan pelbagia hal, yang dapat saja diselewengkan kea rah yang
berseberangan dengan norma-norma yang berlaku.
Antara lain untuk mengatasi masalah terebut, maka tiap instutisi penelitian
sekarang ini telah telah membentuk komisi etika penelitian yang di beberapa
institusi dikenal dengan nama clinical ethics communities, yang dapat berada di
bawah institusi (fakultas kedokteran, rumah sakit, atau instutisi penelitian) namun
bersifat independen dalam melaksanakan tugasnya. Akan tetapi pembatasan yang
lebih baik adalah dari peneliti itu sendiri, peneliti hendaknya tetap berpegang teguh
pada norma yang berlaku, dan tinkat yang tertinggi dari tanggung jawab peneliti
adalah tanggunga jawabnya kepada Tuhan Sang Pencipta.
3.2. Peranan Dan Topologi Penelitian Kedokteran
3.2.1. Kegunaan dan Peranan Penelitian

16

Kegunaan penelitian adalah utuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan
konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja di
control melalui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa
control.
Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi
terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pembagunan. Di Negara-negara
yang telah berkembang, apresiasi terhadap karya penelitian sudah begitu melembaga
dan penggunaan dana untuk keperluan peneliti tidak pernah dipertanyakan lagi
manfaatnya.
3.2.2. Penelitian Eksperimental dan Non Eksperimental
Berdasarkan atas proses bagaimana variable penelitian diamati, penelitian
kedokteran dapat dibagi menjadi dua
1. Penelitian eksperimental
2. Penelitian non eksperimental
Ciri pokok yang membedakan kedua jenis penelitian tersebut adalah
menyangkut ada tidaknya intervensi peneliti terhadap subyek penelitian, atau ada
tidaknya unsur manipulasi yang dilakukan penelitian.
Penelitian eksperimental adalah penelitian yang observasinya dilakukan
terhadap efek dari manipulasi peneliti terhadap satu atau serjumlah cirri (variabel)
subyek penelitian. Sementara penelitian non eksperimental adalah penelitian yang
observasinya dilakukan terhadap sejumlah cirri (variabel) subyek menurut keadaan
apa adanya, tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti.
Istilah manipulasi atau intrervensi yang dimaksud di sini ialah setiap tindakan
terhadap subyek penelitian, yang dengan tindakan tersebut menimbulkan efek, dan
efek inilah yang kemudian di pelajari. Dengan demikian tidak setiap tindakan
penelitian,

sampaipun

seberat

tindakan

pembedahan

misalnya,

merupakan

manipulasi kalau tindakan itu bukan untuk dipelajari efeknya.


Sebagai contoh misalnya, penelitian terhadap jenis batu kandung empedu,
yang dalam pelaksanaannya dilakukan pembedahan, bukan lah suatu penelitian
eksperimental, karena pada penelitian ini bukan efek dari tindakan peneliti

17

(pembedahan) yang dipelajari, tetapi jenis batunya. Lain halnya kalau yang dipelajari
efek kesembuhan luka operasi, dengan memperbandingkan model insisi epigastrium
yang harisontal, vertical atau oblikual pada pembedahan tersebut misalnya , jenis
penelitian ini termasuk eksperimental.
Dikenal dua macam penelitian ekaperimental, yaitu penelitian eksperimental
MURNI dan penelitian eksperimental KUASI (sering juga disebut eksperimental
semu). Penelitian eksperimental murni adalah penelitian yang memungkinkan
peneliti mengendalikan hamper semua variable luar (variable pengacau), swehingga
perubahan yang terjadi pada efek (variable yang dipelajari) hamper sepenuhnya
karena

pengaruh

perlakuan

(variable

eksverimental).

Sementara

penelitian

eksperimental kuasi ialah bila penelitian tidak mungkin mengontrol semua variable
luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh
perlakuan.
3.2.3. Penelitian Epidemiologi
Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian kedokteran yang mengkaji
problema

kesehatan

dengan

menggunakan

pendekatan

komunitas.

Bahkan

pendekatan komunitas atau kelompok masyarakat inilah yang menjadi cirri utama
penelitian epidemiologic. Sejalan dengan istilah epidemiologi sendiri.Secara umum,
penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan :
1. Untuk kepentingan diagnosis, yaitun untuk menyusun diagnosis komunitas atau
diagnosis kelompok.
2. Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek
etiologi dan perkembangan penyakit.
3. Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu
tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.
Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap
masyarakat., kemudian efek perlakuan tersebut di observasi, baikl secara individual
maupun kelompok. Dalam kaitan fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian
intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap mekanisme sebab akibat antara
factor resiko( penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan
tertentu).

18

3.2.4. Survei Epidemiologik


Berbeda dengan penelitian intervensi,pada survei epidemiologic,deskriptik
maupun analitik (sebagai penelitian epidemiologik non-perimental)kedalaman
analisis mekanisme sebab-akibat tidak dapat diperoleh.hal ini disebabkan karena
pada survei epidemiologic observasi yang dilakukan pada fenomena kesehatan apa
adanya,tanpa manipulasi.
3.2.5. Survei Deskriptif
Survei epidemiologik deskriptif ialah suatu penelitian yang tujuan utamanya
melakukan ekspolarasi-deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat,baik
yang berupa faktor resiko ataupun efek.penelitiana ini hanya menyugukan
sedeskriptif mungkin fenomena tersebut,tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan
mengapa fenomena tersebut terjadi.sebagai contoh misalnya,survei angka kematian
dan angka kelahiran pada suatu daerah tertentu.atau survey yang insidensi dan
prevalensi penyakit tertentu di suatu daerah.
3.2.6. Survei Analitik
Pada survei epidemiologic analitik,peneliti menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan masyarakat terjadi,yaitu dengan melakukan analisis dinamika
korelasi antar fenomena,baik antar faktor risiko dengan efek,antar faktor risiko, Dari
analisis korelasi tersebut dapat didekati seberapa besar konstribusi faktor risiko
tertentu terhadap kejadian efek yang dipelajari.dikenal tiga macam survei
epidemiologic analitik, yaitu:
1. Survei epidemiologik cross sectional
2. Survei epidemiologic case control
3. Survei epidemiologic cobort
Penelitian Cross Sectional. Penelitian cross sectional merupakan penelitian
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
model pendekatan atau observasi sekaligus pada satu saat, atau point approacb.
Dengan pendekatan satu saat bukan di maksudkan semua subjek diamati tepat pada
saat yang sama.,melainkan tiap subyek hanya di observasi sekali saja dan

19

pengukuran di lakukan terhadap status karakter atau variable subyek pada saat
pemeriksaan. Penelitian Case control. Berbeda dengan penelitian Cross sectional.
Model pendekatan yang di gunakan pada penelitian case control dan penelitian
cobort ialah pendekatan waktu secara longitudinal atau period time approach.
Sesuai dengan namanya, penelitian case control di lakukan dengan
mengidentifikasi subyek-subyek yang merupakan kasus case adalah subyek dengan
karakter efek positif kemudian di ikuti secara retrospektif ada tidaknya faktor risiko
(kausa) yang di duga berperan. Penetapan ada tidaknya kontribusi pengaruh faktor
risiko terhadap terjadinya efek di lakukan dengan membandingkan adanya faktorfaktor risiko tersebut pada subyek-subyek control, yang juga di lihat secara
retrospektif. Kelompok subyek control di pilih oleh individu yang sejauh mungkin
sama kondisinya dengan subyek kasus(di pilih secara maching), kecuali individu
tersebut tidak menunjukkan adanya penyakit atau status kesehatan tertentu yang di
teliti control adalah subyek dengan karakter efek negative.
Penelitian cobort, pada penelitian cobort bukan efek yang di pegang dulu, tetapi
causa (faktor risiko) diindentifikasi, kemudian diikuti secara prospektif sampai
periode tertentu untuk kemudian di tentukan ada tidaknya efek(penyakit atau status
kesehatan tertentu yang di teliti). Berbeda dengan case control pada penelitian cobort
yang diindentifikasi dulu justru individu yang tidak berpenyakit (karakter efek
negtif), kemudian dari mereka di oilih subyek-subyek dengan faktor risiko(kausa)
positif.
Secara ringkas, perbedaan ketiga macam survei analitik dapat di rangkum
sebagai berikut. Pada penelitian cross sectional Kasus dan efek diindetifikasi pada
saat yang sama.pada penelitia case control efek diidentifikasi dulu,kemudian
ditelusuri secara retrospektif adanya kausa sementara pada penelitian cobort kausa
diindetifikasi dulu,kemudian diikuti secara prospektif timbulnya efek.
3.2.7. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menilai
tingkat kesehatan,usaha penyehatan,atau tindakan medik tertentu yang ada pada

20

masyarakat maupun diklinik.dikenal dua macam penelitian evaluatif,yaitu reviu


program dan trial
3.2.8. Penelitian Laboratorium Dan Penelitian Lain
Penelitian laboratorium adalah penelitia yang pelaksanaannya (observasi dan
pengukurannya)dilakuakan di laboratorium. Penelitian ini bukan merupakan jenis
penelitian yang manditi atau eksklusif,melainkan dapat merupakan penelitian apapun
yang pengukurannya terutama dilakukan di laboratorium.penelitian laboratorium
dapat merupakan suatu eksperimen,survei atau trial,asal observasi utamanya
dilakukan dengan menggunakan peralatan dan metode dalam laboratorium.namun
demikian,pada umumnya penelitian laboratorium merupakan penelitian kedokteran
dasar.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui data dasar kesehatan untuk keperluan perencanaan di tingkat
kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
Tujuan khusus:
a.

Mengukur prevalensi penyakit menular dan tidak menular, riwayat penyakit


keturunan termasuk data biomedisnya

b. Mengetahui faktor risiko penyakit menular dan tidak menular


c.

Mengetahui ketanggapan sistem kesehatan di unit pelayanan kesehatan

d. Mengukur angka kematian dan menelusuri sebab kematian


Output yang Diharapkan
1. Kesehatan gigi dan mulut di tingkat kabupaten/kota
2. Kesehatan mata (visus) di tingkat kabupaten/kota
3. Status gizi (di tingkat kabupaten/ kota)
4. Pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (flu burung, HIV/AIDS, perilaku higienis,
penggunaan tembakau, minum alkohol, pola konsumsi, dan aktivitas fisik) di
5.
6.
7.

tingkat kabupaten/kota.
Ketanggapan sistem kesehatan di tingkat kabupaten/kota
Pembiayaan kesehatan di tingkat kabupaten/kota
Akses dan manajemen pelayanan kesehatan di tingkat kabupaten/kota

21

8. Sanitasi lingkungan rumah-tangga di tingkat kabupaten/kota


9. Konsumsi makanan rumah-tangga di tingkat kabupaten/kota
10. Kadar Yodium (semi kuantitatif) pada garam rumah tangga di tingkat
kabupaten/kota)
11. Kadar Yodium (kuantitatif) pada garam rumah tangga dan dalam urine di tingkat
nasional
12. Biomedis (penyakit menular, PD3I, penyakit tidak menular, penyakit kronik
degeneratif, gizi, dan penyakit kelainan bawaan) di daerah perkotaan dan
pedesaan tingkat nasional.
Manfaat Penelitian
1.

Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota:


a. Mampu merencanakan, melaksanakan

survei

kesehatan

lanjutan

di

wilayahnya.
b. Mampu menyusun perencanaan program lebih akurat, sesuai situasi dan

2.

kondisi tiap kabupaten/kota.


c. Mempunyai bahan advokasi yang berbasis bukti.
Untuk Provinsi dan Pusat
Mampu memetakan masalah kesehatan dan menajamkan prioritas pembangunan
kesehatan antar wilayah.

3.3. Penelitian Kesehatan


3.3.1. Batasan Penelitian Kesehatan
Penelitian pada hakekatnya adalah suatu upaya untuk memahami dan
memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis, dan logis. Istilah ilmiah disini
diartikan kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada fakta empiris, yang diperoleh
dari penyelidikan secara berhati-hati dan bersifat objektif. Dengan kata lain,
kebenaran pengetahuan tersebut diperoleh bukan dari ide pribadi atau dugaandugaan, tetapi berdasarkan data empiris. Oleh sebab itu, kegiatan penelitian ilmiah
memerlukan dan menempuh tahap-tahap yang sistematis, dalam arti menurut aturan
tertentu, dan logis dalam arti sesuai dengan penalaran.
Didalam kehidupan kita sebagai mahluk sosial di jagat raya ini tidak terlepas
dari berbagai masalah.masalah-massalah tersebut dikelompokkan dalam berbagai
bidang kehidupan, antara lain pendidikan, kesehatan, kemassyarakatan, politik,
ekonomi, keagamaan dan sebagainya. Pada tiap bidang kehidupan itu pun tidak
terlepas dari masalah di bidangnya masing-masing. Upaya untuk memahami dan
22

memecahkan masalah-massalah tersebut dapat dilakukan dengan cara yang


sederhana atau secara tradisional (non ilmiah), dan dapat dilakukan secara komplek
atau modern (ilmiah).dan cara inilah disebut metode penelitian (scientific method).
Dikatakan oleh salah seorang ahli (Hillway Tyrus di dalam bukunya Introduction to
Research), bahwa penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui
penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah
tersebut, yang dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh pemecahannya.
Penelitian kasehatan berorientasikan atau memfokuskan kegiatannya pada
masalah-masalah yang timbul di bidang kesehatan / kedokteran dan sistem
kesehatan. Kesehatan itu sendiri terdiri dari dua sub bidang pokok, yakni yang
pertama, kesehatan individu yang berorientasikan klinis/pengobatan, yang biasanya
di sebut kedokteran. Sub bidang yang kedua berorientasi pada kesehatan kelompok
atau masyarakat, yang bersifat pencegahan, yang disebut kesehatan masyarakat
(publik healt). Sub bidang kesehatan masyarakat inipun terdiri dari berbagai
komponen, sepoerti epidemiologi, pendidikan kesehatan, kesehataqn lingkungan,
administrasi kesehatan masyarakat, gizi masyarakat, dan lain sebagainya. Kedua sub
bidang kesehatan inipun masing-masing mempunyai gejala dan masalah yang
berbeda, yang memerlukan penelitian.
Secara makro, kesehatan merupakan sub sistem dari sistem sosial
budayayang tidak terlepas dari sub sistem yang lain seperti pendidikan, ekonomi,
politik dan sebagainya. Hal inipun merupakan sasaran dari penelitian kesehatan.
Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, penelitian kesehatan dapat di artikan
sebagai suatu upaya untuk memahami permasaalahan-permasalahan yang di hadapi
dalam bidang kesehatan, baik kuratif/klinis maupun preventif/ kesehatan masyarakat,
serta masalah-masalah yang berkaitan dengannya, dengan mencari bukti yang
muncul, dan dilakukan melalui langkah-langkah tertentu yang bersifat ilmiah,
sistematis, dan logis.
3.3.2. Jenis Penelitian Kesehatan
Pengelompokan jenis penelitian kesehatan itu bermacam-macam menurut aspek
mana penelitian itu ditinjau. Berdasarkan penelitian kesehatan dapat digolongkan
menjadi 2 kelompok besar, yaitu :

23

3.3.2.1. Metode penelitian survei (survey reseach method)


Dalam survei penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti
atau populasi, tetapi hanya sebagian kecil dari populasi tersebut (sampel). Dalam
penelitian survei, hasil dari penelitian tersebut merupakan hasil dari keseluruhan.
Dengan kata lain hasil dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan sebagai hasil dari
populasi.
Penelitian survei digolongkan lagi menjadi 2, yaitu penelitian survei yang
bersifat deskrptif(descriptive) dan analitik (analytical). Penelitian survei deskriptif,
penelitian diarahkan untuk mendeskriptifkan atau mnguraikan suatu keadaan didalam
suatu masyarakat atau komunitas. Misalnya distribusi penyakit didalam masyarakat
dan kaitannya dengan umur, jenis kelamin, dan karakteristik lain. Oleh sebab itu
penelitian ini disebut juga penelitian penelitian penjelajahan (exploratory study).
Sedangkan penelitian analitik diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan
atau situasi. Misalnya, mengapa penykait menyebar di suatu masyarakat, mengapa
penyakit terjadi pada seseorang , mengapa orang tidak mau membuat jamban
keluarga, dan sebagainya. Survei analitik pada umumnya menjawab pertanyaan
mangapa (why?). lebih lanjut penelitian survei analitik dibagi lagi menjadi 3 macam,
yaitu :
1. Seksional silang (cross sectional)
Dalam penelitian ini, variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi
pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu
yang bersamaan). Misalnya penelitian tentang hubungan bentuk tubuh dengan
hipertensi, hubbungan antara sanitasi lingkungan dengan penykait menular dan
lain sebagainya. Pemgumpulan data untuk jenis penelitian ini, baik untuk variabel
sebab (independent variabel) maupun variabel akibat (dependent variabel)
dilakukan secara bersama-sama.
2. Study retrospektif (retrospective study)
Penelitian ini adalah penelitian yang berusaha melihat kebelakang (backward
looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang
terjadi.kemudian

dari

efek

tersebut

ditelusuri

penyebabnya

yang

mempengaruhinya.dengan kata lain, penelitian retrospektif ini dimulai dari


dependent variables, kemudian dicari independent variables.
24

Ilustrasi:
Kasus
Merokok
Penderita kanker paru
Tidak merokok
Merokok

Kontrol
Non-penderita kanker paru

Tidak merokok
Contoh ilustrasi penelitian
3. Studi prospektif (prospective study)
Penelitian ini adalah penelitian yanmg bersifat melihat kedepan (forward looking),
artinya penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor resiko, kemudian diikuti
akibatnya pada waktu yan akan datang.
Ilustrasi:
Kanker paru
Merokok
Tidak kanker paru
Kanker paru
Merokok
Tidak kanker paru
3.3.2.2. Metode Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan
atau perlakuan terhadap variabel independentnya, kemudian mengukur akibat atau
pengaruh percobaan tersebut pada dependent variabel. Yang dimaksud percobaan
atau perlakuan disnin adalah suatu usaha modifikasi kondisi sexara sengaja dan

25

terkontrol dalam menetukan peristiwa atau kejadian, serta pengamatan terghadap


perubahan yang terjadi akibat dari peristiwa tersebut.
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengunci hipotesis sebab akibat
dengan melakukan intervensi. Oleh sebab itu sering disebut penelitian intervensi
(intervention studys). Di dalam literatur lain, penelitian eksperimen ini juga disebut
penelitian operasional (operasional research).

Ditinjau dari segi manfaat atau kegunaan, penelitian kesehatan dapat digolongkan
menjadi :
1. Penelitian dasar
Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul
pada suatu ikhwal. Kemudian dari gejala yang terjadi pada ikhwal tersebut
dianalisis, dan kesimpulannya adalah merupakan pengetahuan atau teori baru.
Jenis penelitian ini sering juga disebut penelitian murni atau pure research,
karena dilakukan untuk merumuskan suatu teori atau dasar pemikiran ilmiah
tentang kesehatan/ kedokteran. Misalnya penelitian tentang teori penyebab
kanker, penelitian kloning, bayi tabung, dan sebagainya.
2. Penelitian Terapan
Penelitian ini dilakukan untuk memeperbaiki atau memodifikasi proses suatu
sistem atau program, dengan menerapkan teori-teori kesehatan yang ada.
Dengan kata lain, penelitian in berhubungan dengan penerapan suatu sistem atau
metode yang terbaik sesuai dengan sumber daya yang tersedia untuk suatu hal
atau suatu keadaan. Artinya, penelitian dilakukan sementara itu, sistem baru
tersebut diuji coba dan dimodifikasi. Penelitian terapan ini sering disebut
penelitian operassional (operational research). Contoh penelitian untuk
mengembangkan sistem pelayanana terpadu di puskesmas.
3. Penelitian Tindakan
Penelitian ini dilakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis
guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan masyarakat, yang
dilakukan secara terbatas. Biasanya penelitian ini dilakukan terhadap suatu
26

keadaan yang sedang berlangsung. Penelitian ini biasanya dilakukan dimana


pemecahan masalah perlu dilakukan, dan hasilny diperlakukan untuk
memperbaiki suatu keadaan. Misalnya penelitiian tindakan untuk peningkatan
kesehatan masyarakat transmigrasi.

4. Penelitian Evaluasi
Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan
kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan
balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem.
Penelitian evaluasi ada tipe, yaitu: tinjauan (riviews) dan pengujian (trials).
Penelitian evaluasi yang bersifat tinjauan dialkukan untuk mengetahui sejauh
mana program itu berjalan, dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil
atau dampak. Misalnya penelitian untuk mengevaluassi keberhasilan program
imunisasi, program perbaikan sanitasi lingkungan, program keluarga berencana,
dan lain sebagainya.
Sedangkan penelitian pengujian (trials) dialkukan untuk menguji efektifitas dan
efisiensi suatu pengobatan atau program-program yang lain. Biaanya penelitian ini
dilakukan untuk mengunci keampuhan dari suatu produk obat baru atau sistem
pengobatan yang lain. Oleh sebab itu jenis penelitian ini lebih dikenal dengan nama
penelitian klinik, atau klinikal trials.
Ditinjau dari segi tujuan, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi 3,
yaitu penelitian penjelejahan (exploratorif), penelitian pengembangan dan penelitian
ferivikatif. Penelitian penjelajahan bertujuan untuk menemukan problematikproblematik baru dalam dunia kesehatan atau kedokteran. Penelitian pengembannga
bertujuan untuk mengembangkan penegtahuan atau teori baru di bidang kesehata
atau kedokteran. Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk mengunci
kebenaran suatu teori dalam bidang kesehatan atau kedokteran.
Dari segi tempat atau sumber data dari mana penelitian itu dilakukan, jenis
penelitian kesehatan dibedakan menjadi: penelitian perpustakaan, penelitian
laboratorium, dan penelitian lapangan. Penelitian perpustakaan dilakukan hanya
dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku literatur, laporan-

27

laporan, dan dokumen-dokumen lainnya yang telah ada di perpustakaan. Penelitian


laboratorium dilakukan di dalam laboratorium, pada umumnya digunakan dala
penelitian-oenelitian klinis. Sedangkan penelitian lapangan, dilakukan pada
masyarakat dan masyarakat sendiri sebagai objek penelitian. Oleh sebab itu,
penelitian ini biasanya digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan masyarakat.
Dari segi area masalah kesehatan, penelitian kesehatan dikelompokan
menjadi 2 yaitu, penelitIan klinik termasu keperawatan dan penelitian kesehatan
masyarakat.Penelitian klinik atau kedokteran termasuk keperawatan dilakukan
dipelayanan kesehatan dengan sasaran pasien. Sedangkan penelitian kesehatan
masyarakat biasanya dilakukan dalam masyarakat, dengan sasaran orang yang sehat
dalam rangka pencegahan dan pemeliharaan kesehatan mereka.
Meskipun ada beberapa penggolongan penelitian seperti telah diuraikan di
atas, tetapi di dalam prakteknya tidak secara mutlak melaksanakan salah satu jenis
penelitian tertentu. Melainkan kadang-kadang dilakukan secara tumpang tindih
(overlao) antara jenis penelitian yang satu dengan jenis penelitian yang lain. Hal ini
tergantung pada bagaimana penelitian itu sendiri dilakukan, dan bagaimana tujuan
penelitian tersebut. Oleh karena itu dalam prakteknya yang tidak mutlak perlunya
diadakan pembatasan jenis penelitian secara kaku seperti pembagian atau
penggolongan di atas.
3.4.

Tujuan Penelitian Kesehatan


Tujuan penelitian kesehatan/kedokteran erat hubungannya dengan jenis

penelitian yang akan dilakukan. Tujuan penelitian penjelajahan lain dengan


penelitian pengembangan, lain pula dengan penelitian verifikatif. Demikian pula
penelitian dasr, akan lain tujuannya dengan penelitian terapan, penelitian tindakan,
dan berbeda pula dengan penelitian evaluasi. Tetapi secara umum tujuan semua jenis
penelitian kesehatan antara lain adalah:
1. Menemukan atau menguji fakta maupun fakta lama sehubungan dengan bidang
kesehatan atau kedokteran.
2. Mengadakan analisis terhadap hubungan atau interaksi antara fakta-fakta yang
ditemukan dalam bidang kesehatan atau kedokteran.
3. Menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan teori-teori
yanga ada.

28

4. Mengembangkan alat, teori, atau konsep baru dalam bidang kesehatan atau
kedokteran yang memberi kemungkinan bagi peningkatan kesehatan masyarakat
khususnya, dan peningkatan kesejahteraan umat manusia pada umumnya,
Secara garis besar tujuan penelitian kesehatan atau kedokteran itu dikelompokkan
menjadi 3, yaitu:
a. Untuk menemukan teori, konsep, dalil, atau generalisasi baru tentang kesehatan
atau kedokteran.
b. Untuk memperbaiki atau modifikasi teori, sistem, atau program pelayanan
kesehatan/kedokteran.
c. Untuk memperkokoh teori, konsep, sistem, atau generalisassi yang sudah ada.
3.5.

Manfaat Penelitian Kesehatan


Manfaat penelitian dalam setiap bidang kehidupan atau disiplin ilmu sangat

besar dalam setiap pengembangan bidang kehidupan atau disiplin ilmu itu sendiri.
Demikian pula penelitian kesehatan mempunyai manfaat yang besar dalam
peningkatan pelayanan kesehatan. Dengan penelitian kesehatan akan dapat diketahui
berbagai faktor, baik yang menghambat maupun yang menunjang peningkatan
kesehatan atau pelayanan kesehatan individual maupun kelompok dan masyarakat.
Dalam rangka pengembangan sistem kesehatan, diperlukan perencanan yang
baik dan teliti. Perencanaan yang teliti sangat memerlukan informasi data yang
akurat ini diperlukan bantuan penelitian yang relevan. Secara singkat manfaat
penelitian kesehatan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a.
Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau
b.

status kesehatan individu, kelomok, maupun masyarakat.


Hasil penelitian kesehatan masyarakat dapat digunakan untuk menggambarkan
kemampuan sumberdaya, dan kemengkinan sumberdaya tersebut guna

c.

mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan.


Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab
masalah kesehatan, atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem pelayanan
kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan

d.

masalah-masalah tersebut.
Hasil penelitian kesehatan

dapat

dijadikan

sarana

untuk

menyususn

kebijaksanaan dalam menyususn strategi pengembangan sistem pelayanan


kesehatan.

29

e.

Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan,


peralatan, dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun secara kualitas
guna mendukung sitem kesehatan.4

3.6. Populasi Dan Sampel


3.6.1. Pengertian Populasi Dan Sampel
Populasi atau universe adalah sekelompok individu atau objek yang
memiliki karakteristik sama, seperti kelompok individu di masyarakat yang
mempunyai umur, seks, pekerjaan, status sosial atau objek lain yang mempunyai
karakteristik sama seperti golongan darah A, AB, dan O. Sedangkan sampel sendiri
adalah sebagian kecil dari populasi atau objek yang memiliki karateristik sama.
Dalam melaksanakan suatu kegiatan penelitian, tidak semua pendududk atau
orang yang berdomisili di suatu daerah atau negara akan dijadikan populasi dan
sampel penelitian, kecuali untuk kepentingan nasional seperti sensus penduduk yang
dilakukan sepuluh tahun sekali, hal ini mengingat adalanya keterbatasan dana,
sarana, tenaga dan waktu. Jadi yang paling ideal dan efisien adalah melalakukan
prosedur pemilihan populasi dan cara pengambilan sampel yang baik, dikenal
sebagai proses sampling.5

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Secara umum penelitian bertujuan untuk mengembangkan khazanah ilmu

dengan memperoleh pengetahuan serta fakta baru, sehingga dapat disusun teori,
konsep, hokum, kaidah atau metodologi yang baru, dan dapat diperoleh masalah baru
yangn kelak khusus dipecahkan dengan penelitian pula.

30

Tingkat penelitian dalam bidang ilmu kedokteran dalam bidang ilmu


kedokteran atau kesehatan dapat dibagi dalam 2 golongan besar yaitu:
1. Penelitian yang bersifat deskriptif : yaitu peneliti melakukan eksplorasi
fenomena kedokteran tanpa berusaha mencari hubungan antar-variabel pada
fenomena tersebut.
2. Penelitian yang bersifat analitik : yaitu peneliti disamping melakukan
identifikasi serta pengukuran variable , peneliti pun mencari hubungan antarvariabel untuk menerangkan kejadian ataupun fenomena yang diamati.
Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal,
yaitu :
a. Adanya koheren.
Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
b. Adanya koresponden.
Suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang terkandung
dalam pernyataan tersebut berhubungan atau memiliki korespondensi dengan
objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
c. Pragmatis.
Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut mempunyai sifat
fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
1. Satstroasmoro, Sudigdo. dkk. 2002. Dasar-dasar Metodolgi penelitian klinis
Edisi ke-2. Jakarta: CV. Sagung Seto.
2. Najir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
3. Pratiknya Watik, Ahmad.2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
Dan Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers Citra Niaga Buku Perguruan Tinggi.
4. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
ASDI Mahasatya.
5. Chandra, Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
31

Anda mungkin juga menyukai