Latar Belakang
Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses
inflamasi yang terjadi pada tulang dan strukturstruktur disekitarnya akibat infeksi dari kumankuman piogenik. Haemophilus influenzae dan
salmonella dapat menyebabkan osteomyelitis,
namun Staphylococcus adalah organisme yang
bertanggung
jawab
untuk
90%
kasus
osteomyelitis akut. Sedangkan pada anak-anak
penyebab osteomyelitis yang paling sering
adalah akibat dari Streptococcus.
Masalah di Indonesia
Tingkat higienitas rendah
Diagnosis yang terlambat
Fasilitas diagnosis belum memadai
Angka kejadian Tuberkulosis yang tinggi
Pengobatannya membutuhkan waktu
Faktor Predisposisi
Penyakit
Diabetes Mellitus
AIDS
Penggunaan steroid / imunosupresan
Penggunaan alat ortopedi prostetik
Epidemiologi
Kejadian osteomyelitis sendiri ditemukan lebih sering
dari populasi orang dewasa. Prevalensinya pada anakanak berusia kurang dari 1 tahun adalah 1 kasus per
1000 populasi, sedangkan pada anak-anak yang lebih
tua adalah 1 kasus dari 5000 populasi.
Definisi
Osteomielitis (osteo-berasal dari kata Yunani yaitu osteon
ETIOLOGI
Staphylococcus
aureus
penyakit
immunocomprimesed
Haemophilus influenza
Etiologi
Mycobacterium
tuberculosis
Streptococcus
Klasifikasi
Sistem tradisional
Usia
OSTEOMYELITIS HEMATOGEN
AKUT
Penyebaran ostemyelitis akut melalui dua cara yaitu :
Penyebaran
umum
Penyebaran
lokal
Patofisiologi
Fokus infeksi di tempat lain
Embolus infeksi masuk ke juksta epifisis di daerah metafisis
Hiperemis dan edema di daerah metafisis
Pembentukan pus
Tekanan tinggi
Gangguan sirkulasi
Nekrosis tulang
Terbentuk involukrum
Gambaran Klinis
Berkembang secara progresif dan cepat
Adanya infeksi bakterial pada kulit / ISPA
Gejala Lokal
Nyeri konstan pada daerah infeksi
Nyeri tekan
Gangguan fungsi gerak (pseudoparalisis)
Gejala Umum
Demam tinggi
Malaise
Nafsu makan berkurang
Pemeriksaan fisik
- Status lokalis :
Look : bengkak (+), merah (+)
Feel : Nyeri tekan (+)
Move : Pergerakan terbatas karena nyeri
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi
Kultur darah
Pemeriksaan darah:
Leukositosis
>30000,peningkatan
LED
Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan titer
antibody antistapilokokus
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto polos
10 hari pertama
Pembengkakan jaringan lunak
> 10 hari
Rarefaksi tulang difus pada daerah metafisis
Pembentukan tulang baru di bawah periosteum
Pemeriksaan ultrasonografi
Pembengkakan/efusi sendi
Foto polos
MRI
Pemeriksaan
radiologis
Pemeriksaan
radioisotop
> 10 hari
Rarefaksi tulang difus pada
daerah metafisis
Pembentukan tulang baru di
bawah periosteum
MRI
Cukup efektif dalam
Pemeriksaan ultrasonografi
Pembengkakan/efusi sendi
Komplikasi
Septikimia
Osteomyelitis
kronis
Komplikasi
Gangguan
pertumbuhan
Arthrtitis
supuratif
Diagnosis Banding
Artritis
supuratif
akut
Tumor
Ewing
Diagnosis
banding
Demam
reumatik
Selulitis
Tata Laksana
Istirahat dan analgetik
Pemberian cairan intravena
Istirahat lokal dengan bidai / traksi
Pemberian antibiotik
Selama 3-6 minggu
2 minggu setelah kadar LED normal
Drainase bedah
Setelah pengobatan antibiotik gagal (24 jam)
Pus sub-periosteal dievakuasi untuk mengurangi tekanan
intra-oseus
Dilakukan selama beberapa hari (NaCl 0,9% dan
antibiotik)
Gambaran Klinis
Atrofi
otot
Gambaran
klinis
Bengka
k
/pincang
Nyeri
lokal
Diagnosis
- Foto rontgen biasanya ditemukan kavitas berdiameter
Tipe
III
Epifisis
Lesi
pada
Epifisis
osteomielitis primer dan
nampak
sebagai
concentric
radiolucency. Tipe ini
biasanya nampak pada
anak di bawah usia 5
tahun.
IIIA
yang menyebrangi
epifisis dan melibatkan
epifisis serta metafisis.
Tipe
IVLesi
pada
metaphyseal-equivalent yang
di definisikan sebagai bagian
dari
tulang
datar
ataupun
irreguler
yang
membatasi
cartilage ( apophyseal growth
plates, articular cartilage atau
fibrocartilage)
seperti
pada
vertebra, pelvis dan tulang-tulang
kecil ( contoh: tulang tasrsal dan
clavicula)
Melibatkan
badan
vertebra dengan proses erosi
ataupun destruksi.
IVA
IVB
: Melibatkan
tulang pipih dari pelvis
dan sclerotic tanpa
proses erosi maupun
destruksi.
IVC
: Melibatkan
tulang-tulang kecil
Osteomyelitis Kronis
Lanjutan dari osteomyelitis akut lebih dari
3 bulan
Tidak terdiagnosis
Tidak diobati dengan baik
Setelah fraktur terbuka / tindakan operasi
Bakteri
penyebab osteomielitis kronis
terutama oleh Stafilokokus aureus (75%),
atau E. colli, Proteus, atau Pseudomonas.
Stafilokokus
epidermidis
merupakan
penyebab utama osteomielitis kronis pada
operasi-operasi ortopedi yang menggunakan
implant.
Gambaran Klinis
Cairan yang keluar dari luka / sinus setelah operasi
Bersifat menahun
Demam
Nyeri lokal yang hilang timbul
Pemeriksaan Fisik
Bekas operasi
Sinus
Fistel
Sikatriks
Nyeri tekan
Sekuestrum yang menonjol keluar dari kulit
Pemeriksaan Laboratorium
Peningkatan leukosit dan LED
Peningkatan titer anti-Stafilokokus
Pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas
Pemeriksaan Radiologis
Foto polos
Tanda porosis dan sklerosis tulang
Penebalan dan elevasi periosteum
Adanya sekuestrum
CT dan MRI
Melihat kerusakan tulang yang terjadi
Radioisotop scanning
OSTEOMYELITIS KRONIK
Kontraktur
sendi
Gangguan
pertumbuhan
Komplikas
i
Fraktur
patologis
Penyakit
amiloid
Tata Laksana
Pemberian antibiotik
Mencegah terjadinya penyebaran ke tulang sehat lainnya
Mengontrol eksaserbasi akut
Tindakan operatif
Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik
Drainase
Irigasi kontinu selama beberapa hari
Gambaran Klinis
Demam
Nyeri
Pembengkakan pada daerah fraktur
Sekresi pus pada luka
Tata Laksana
Pencegahan infeksi
Pembersihan dan debridement luka
Luka dibiarkan terbuka
Pemberian antibiotik adekuat
Prognosis
Prognosis
Terima Kasih