Anda di halaman 1dari 45

OSTEOMIELITIS

OLEH : ANDREW LIENATA

Pembimbing : dr. Rizal Lutfi, SpOT

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto
Fakultas Kedokteran UPH Jakarta

Latar Belakang
Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses

inflamasi yang terjadi pada tulang dan strukturstruktur disekitarnya akibat infeksi dari kumankuman piogenik. Haemophilus influenzae dan
salmonella dapat menyebabkan osteomyelitis,
namun Staphylococcus adalah organisme yang
bertanggung
jawab
untuk
90%
kasus
osteomyelitis akut. Sedangkan pada anak-anak
penyebab osteomyelitis yang paling sering
adalah akibat dari Streptococcus.

Masalah di Indonesia
Tingkat higienitas rendah
Diagnosis yang terlambat
Fasilitas diagnosis belum memadai
Angka kejadian Tuberkulosis yang tinggi
Pengobatannya membutuhkan waktu

yang lama dan biaya tinggi


Fraktur terbuka yang datang terlambat

Faktor Predisposisi
Penyakit
Diabetes Mellitus
AIDS
Penggunaan steroid / imunosupresan
Penggunaan alat ortopedi prostetik

Epidemiologi
Kejadian osteomyelitis sendiri ditemukan lebih sering

terjadi pada laki- laki dibandingkan pada wanita dengan


perbandingan 4 : 1.
Insidensi osteomielilitis sendiri berkisar antara 0,1-1,8%

dari populasi orang dewasa. Prevalensinya pada anakanak berusia kurang dari 1 tahun adalah 1 kasus per
1000 populasi, sedangkan pada anak-anak yang lebih
tua adalah 1 kasus dari 5000 populasi.

Prevalensi osteolielitis berkisar antara 5-25% dari kasus

osteomielitis akut, sedangkan pada kasus osteomielitis


subakut, kejadiannya dilaporkan antara 8,8-35% dan 42%
nya dari kasus infeksi primer. Mortalitas osteomyelitis
telah mencapai angka 0,3% dengan morbiditas mencapai
angka 5% menjadi komplikasi.

Definisi
Osteomielitis (osteo-berasal dari kata Yunani yaitu osteon

yang berarti tulang, myelo yang artinya adalah sumsum,


disertai itis yang berarti peradangan) sehingga secara
sederhana artinya adalah infeksi pada tulang atau
sumsum tulang.
Berdasarkan kamus kedokteran Dorland, osteomielitis
ialah radang tulang yang disebabkan oleh organisme
piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga dapat
menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau
dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sum-sum,
korteks, dan periosteum.

ETIOLOGI
Staphylococcus
aureus

penyakit
immunocomprimesed

Haemophilus influenza

Etiologi

Mycobacterium
tuberculosis

Streptococcus

Klasifikasi
Sistem tradisional

- membagi infeksi tulang


berdasarkan durasi gejala:
akut, subakut, dan kronis
Sistem Waldyogel
- berdasarkan etiologi dan
kronisitas: hematogen,
penyebaran secara kontinyu
dan kronis
Cierny dan Mader
- berdasarkan luas anatomis
dari infeksi dan status
fisiologis host dibandingkan
dengan kronisitas dan etiologi

Osteomyelitis Hematogen akut


Definisi
Infeksi tulang dan sumsum tulang akut
Causa bakteri piogenik
Mikroorganisme berasal dari tempat lain dan beredar
melalui sirkulasi darah
Kurang dari 2 minggu
Faktor predisposisi
bayi dan anak-anak
Jenis kelamin laki-laki > wanita
Trauma
daerah metafisis
Lokasi
daerah metafisis
Nutrisi, lingkungan, dan imunitas

Usia

OSTEOMYELITIS HEMATOGEN
AKUT
Penyebaran ostemyelitis akut melalui dua cara yaitu :

Penyebaran
umum

Penyebaran
lokal

Melalui sirkulasi darah berupa


bakteremia dan septikemia
Melalui embolus infeksi yang
menyebabkan infeksi multifocal
pada daerah-daerah lain
Subperiosteal abses akibat
penerobosan abses melalui periost
Selulitis akibat abses subperiosteal
menembus sampai di bawah kulit
Penyebaran ke dalam sendi sehingga
terjadi arthritis septik
Penyebaran ke medula tulang
sekitarnya sehingga sistem sirkulasi
dalam tulang terganggu.

Patofisiologi
Fokus infeksi di tempat lain
Embolus infeksi masuk ke juksta epifisis di daerah metafisis
Hiperemis dan edema di daerah metafisis
Pembentukan pus
Tekanan tinggi
Gangguan sirkulasi
Nekrosis tulang
Terbentuk involukrum

Gambaran Klinis
Berkembang secara progresif dan cepat
Adanya infeksi bakterial pada kulit / ISPA
Gejala Lokal
Nyeri konstan pada daerah infeksi
Nyeri tekan
Gangguan fungsi gerak (pseudoparalisis)
Gejala Umum
Demam tinggi
Malaise
Nafsu makan berkurang

Pemeriksaan fisik

- Status lokalis :
Look : bengkak (+), merah (+)
Feel : Nyeri tekan (+)
Move : Pergerakan terbatas karena nyeri

Pemeriksaan Penunjang

Biopsi

Kultur darah

Pemeriksaan darah:
Leukositosis
>30000,peningkatan
LED
Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan titer
antibody antistapilokokus

Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto polos
10 hari pertama
Pembengkakan jaringan lunak

> 10 hari
Rarefaksi tulang difus pada daerah metafisis
Pembentukan tulang baru di bawah periosteum

Pemeriksaan ultrasonografi
Pembengkakan/efusi sendi

Pemeriksaan foto polos


10 hari pertama
Pembengkakan jaringan lunak

Foto polos

MRI

Pemeriksaan
radiologis

Pemeriksaan
radioisotop

> 10 hari
Rarefaksi tulang difus pada
daerah metafisis
Pembentukan tulang baru di
bawah periosteum

MRI
Cukup efektif dalam

mendeteksi osteomielitis dini


USG

Pemeriksaan ultrasonografi
Pembengkakan/efusi sendi

Osteomyelitis pada Siku

Osteomyelitis pada Digiti I

Komplikasi
Septikimia

Osteomyelitis
kronis

Komplikasi

Gangguan
pertumbuhan

Arthrtitis
supuratif

Diagnosis Banding
Artritis
supuratif
akut

Tumor
Ewing

Diagnosis
banding

Demam
reumatik

Selulitis

Diagnosis Banding Pada Masa Akut


Diagnosis

banding pada masa akut yaitu demam


reumatik, dan selulitis biasa. Setelah minggu pertama,
terapi antibiotik dan analgetik sudah diberikan sehingga
gejala osteomielitis akut memudar. Gambaran rongent
pada masa ini berupa daerah hipodens di daerah
metafisis dan reaksi pembentukan tulang subperiosteal.
Gambaran rongent dan klinis yang menyerupai
granuloma eosinofilik, tumor Ewing, dan osteosarkoma.

Tata Laksana
Istirahat dan analgetik
Pemberian cairan intravena
Istirahat lokal dengan bidai / traksi
Pemberian antibiotik
Selama 3-6 minggu
2 minggu setelah kadar LED normal
Drainase bedah
Setelah pengobatan antibiotik gagal (24 jam)
Pus sub-periosteal dievakuasi untuk mengurangi tekanan

intra-oseus
Dilakukan selama beberapa hari (NaCl 0,9% dan
antibiotik)

OSTEOMYELITIS HEMATOGEN SUBAKUT


Gejala osteomielitis subakut lebih ringan oleh

karena organism penyebabnya kurang purulen


dan penderita lebih resisten.
Osteomielitis hematogen subakut biasanya di
sebabkan oleh Stafilokokus aureus dan
umumnya berlokasi di bagian distal femur dan
proksimal tibia.

Gambaran Klinis
Atrofi
otot

Gambaran
klinis

Bengka
k
/pincang

Nyeri
lokal

Diagnosis
- Foto rontgen biasanya ditemukan kavitas berdiameter

1-2 cm terutama pada daerah metafisis dari tibia dan


femur atau kadang-kadang pada daerah diafisis tulang
panjang.

Klasifikasi Osteomielitis Sub Akut


Tipe I Lesi di metafisis
IA Lesi di metafisis central

yang tampak sebagai


punched-out radiolucency dan
kadang memberikan gambaran
histiisitosis sel Langerhans.
IBLesi metafisis yang

seringdidapati dengan erosi


cortical sehingga bisa memberi
gambaran seperti osteogenic
sarcoma.

Tipe II Lesi di diafisis


IIA Reaksi priosteal

dan cortical local yang


merangsang pembentukan
osteoid dan osteoma
IIB Abses medular di

diafisis tanpa destruksi


cortical, namun dengan
reaksi onionskin di
periosteal yang memberi
gambaran seperti Ewing
sarcoma.

Tipe

III
Epifisis

Lesi

pada

Epifisis
osteomielitis primer dan
nampak
sebagai
concentric
radiolucency. Tipe ini
biasanya nampak pada
anak di bawah usia 5
tahun.

IIIA

IIIB Infeksi subakut

yang menyebrangi
epifisis dan melibatkan
epifisis serta metafisis.

Tipe

IVLesi
pada
metaphyseal-equivalent yang
di definisikan sebagai bagian
dari
tulang
datar
ataupun
irreguler
yang
membatasi
cartilage ( apophyseal growth
plates, articular cartilage atau
fibrocartilage)
seperti
pada
vertebra, pelvis dan tulang-tulang
kecil ( contoh: tulang tasrsal dan
clavicula)
Melibatkan
badan
vertebra dengan proses erosi
ataupun destruksi.

IVA

IVB

: Melibatkan
tulang pipih dari pelvis
dan sclerotic tanpa
proses erosi maupun
destruksi.
IVC
: Melibatkan
tulang-tulang kecil

Osteomyelitis Kronis
Lanjutan dari osteomyelitis akut lebih dari

3 bulan
Tidak terdiagnosis
Tidak diobati dengan baik
Setelah fraktur terbuka / tindakan operasi
Bakteri
penyebab osteomielitis kronis
terutama oleh Stafilokokus aureus (75%),
atau E. colli, Proteus, atau Pseudomonas.
Stafilokokus
epidermidis
merupakan
penyebab utama osteomielitis kronis pada
operasi-operasi ortopedi yang menggunakan
implant.

Patologi dan Patogenesis


Infeksi tulang (sekuestrum)
Benda asing bagi tulang
Mencegah terjadinya penutupan kloaka (tulang dan sinus
(kulit)
Sekuestrum diselimuti involucrum
Menghambat resolusi dan penyembuhan tulang
Destruksi dan sklerosis tulang

Gambaran Klinis
Cairan yang keluar dari luka / sinus setelah operasi
Bersifat menahun
Demam
Nyeri lokal yang hilang timbul

Pemeriksaan Fisik
Bekas operasi
Sinus
Fistel
Sikatriks
Nyeri tekan
Sekuestrum yang menonjol keluar dari kulit

Pemeriksaan Laboratorium
Peningkatan leukosit dan LED
Peningkatan titer anti-Stafilokokus
Pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas

Pemeriksaan Radiologis
Foto polos
Tanda porosis dan sklerosis tulang
Penebalan dan elevasi periosteum
Adanya sekuestrum
CT dan MRI
Melihat kerusakan tulang yang terjadi

Radioisotop scanning

OSTEOMYELITIS KRONIK
Kontraktur
sendi

Gangguan
pertumbuhan

Komplikas
i

Fraktur
patologis

Penyakit
amiloid

Tata Laksana
Pemberian antibiotik
Mencegah terjadinya penyebaran ke tulang sehat lainnya
Mengontrol eksaserbasi akut
Tindakan operatif
Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik
Drainase
Irigasi kontinu selama beberapa hari

Osteomyelitis Akibat Fraktur Terbuka


Faktor predisposisi
Kerusakan jaringan
Kerusakan pembuluh darah
Edema
Hematoma
Hubungan antara fraktur dan dunia luar

Gambaran Klinis
Demam
Nyeri
Pembengkakan pada daerah fraktur
Sekresi pus pada luka

Tata Laksana
Pencegahan infeksi
Pembersihan dan debridement luka
Luka dibiarkan terbuka
Pemberian antibiotik adekuat

Prognosis
Prognosis

dari osteomyelitis beragam tergantung dari


berbagai macam faktor seperti virulensi bakteri, imunitas
host, dan penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien.
Diagnosis yang dini dan penatalaksanaan yang agressif
akan dapat memberikan prognosis yang memuaskan dan
sesuai dengan apa yang diharapkan meskipun pada infeksi
yang berat sekalipun.
Sebaliknya,
osteomyelitis yang ringan pun dapat
berkembang menjadi infeksi yang berat dan meluas jika
telat dideteksi dan antibiotik yang diberikan tidak dapat
membunuh bakteri dan menjaga imunitas host. Pada
keadaan tersebut maka prognosis osteomyelitis menjadi
buruk.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai