SIKAP MENTAL
MODAL UTAMA MERAIH SUKSES
Bagi orang yang bekerja di dunia pariwisata harus mempunyai bekal pengetahuan, keterampilan dan
sikap mental yang sesuai dengan industri dan sikap mental yang sesuai dengan industri pariwisata.
Dari tiga hal tersebut sikap mental mempunyai peranan terpenting, sebab sikap mental erat hubungannya
dengan kebiasaan-kebiasaan, sedangkan pengetahuan dan kemampuan dapat dipelajari melalui lembaga
pendidikan pariwisata / perhotelan atau dari sumber -sumber lain.
Sikap mental yang dimaksud disini adalah :
1. Penampilan yang menarik, bersih dan rapi
Penampilan pribadi akan memberikan kesan pertama kepada orang yang melihatnya dan dapat menilai
bagaimana orang tersebut. Bahkan untuk jabatan tertentu penampilan justru
yang diutamakan.
2. Sopan dan ramah
Kebiasaan memberikan salam. wajah yang cerah serta tingkah laku yang baik
menggamMARKETING HOTELkan tingkat kesopanan orang tersebut. Untuk perusahaan
di bidang jasakesopanan dan keramahan syarat mutlak yang harus dipunyai oleh karyawan.
3. Disiplin
Disiplin bukan hanya soal waktu, tetapi juga mentaati peraturan-peraturan lain yang
berlaku apakah sebagai karyawan ataupun sebagai warga negara.
4. Gesit dan Energik
Perusahaan biasanya suka orang yang cekatan dan efisiensi serta efektifitas perusahaan.
5. Jujur
Jujur bukan hanya berarti tidak suka mengambil/memiliki MARKETING HOTELang orang lain, tapi
jujur dalam arti yang luas.
6. Kreatif
Orang yang kreatif selalu berusaha untuk mencari kerja yang lebih baik agar memperoleh hasil yang lebih
baik. Jika mengalami kesulitan akan berusaha mencari jalan keluar. Orang yang kreatif tidak mengenal
kata sulit dan kata tidak mungkin.
7. Rendah hati dan ringan tangan
Orang yang rendah hati dan ringan tangan tidak akan mempunyai anggapan bahwa orang lain rendah dan
tidak pernah diam walaupun tugasnya sudah selesai.
8. Bertanggung jawab
Orang yang memiliki rasa tanggung jawab tidak akan pernah meninggalkan tugasnya
walaupun tugas tersebut sangat berat dan mereka tidak akan melemparkan kesalahan
kepada orang lain.
9. Keberanian
Keberanian disini bukan keberanian yang sifatnya negatif tetapi keberanian menanggung resiko atas
langkahnya atau keputusan yang dibuatnya dan mau belajar dari kegagalan.
10. Tidak Iri hati dan Tidak Egois
Rasa iri hati merupakan racun otak kita sehingga tidak dapat berfikir secara jernih. Akibatnya langkah
dan keputusan yang diambil selalu salah karena pertimbangan-pertimbangan yang irasional dan
mementingkan diri sendiri. Bagi seseorang yang ingin sukses kita harus mempunyai sikap mental yang
baik dan selalu ingin menambah pengetahuan dan kemampuannya secara optimal.
ii
KATA PENGANTAR
Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatNya dan Inayah-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan buku PEMBINAAN SIKAP
PROFESI & HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA sebagai buku pegangan siswa SHS.
Tersusunnya buku ini berkat bantuan dari berbagai pihak intern maupun ekstern. Adapun
tujuan tersusunnya buku ini adalah :
- Sebagai pedoman panduan siswa SHS, mengingat sulitnya mencari buku panduan siswa
perhotelan.
- Sumbangan kami sebagai Instruktur SHS terhadap para siswa khususnya. Agar para siswa
memiliki buku panduan sesuai dengan daya beli mereka.
Sebagai Buku Pedoman PEMBINAAN SIKAP PROFESI & HUBUNGAN INDUSTRIAL
PANCASILA siswa SHS, kemungkinan dalam penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna,
bahkan banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sungguh besar hati bila pemakai,
khususnya Rekan Instruktur SHS memberi kritikan dan masukan positif demi kebaikan terbitan
yang akan datang.
Akhir kata lewat pengantar ini, kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak,
yang dengan susah payah selalu memberikan bimbinghan sampai tercetaknya buku pegangan ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi pemakai. Amiin.
Wassalam
Instruktur SHS
iii
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
11
BAB IV
18
23
30
iv
BAB I
MENGENAL POTENSI DIRI SEBAGAI SUMBER DAYA MANUSIA
Banyak aspek yang perlu kita pahami dalam kaitan berinteraksi dengan lingkungan, tentang
diri kita sendiri mengenai keadaan fisik, psikis, pembentukan perilaku, kelemahan, kelebihan
dan sebagainya. Pertanyaan yang mendasar, bagaimana manusia itu terbentuk dengan segala
kekhasannya ? Para psikologi bersepakat, bahwa ada tiga hal yang membentuk individu
sebagai berikut :
1. Heriditas
Heriditas adalah faktor pembawa sifat-sifat bawaan sejak lahir, yang diturunkan
melalui 46 gen atau 23 chromosome, dari hasil pertemuan sel ovum atau indung telur
dengan sel sperma sejak masa konsepsi.
Sejak masa konsepsi terbentuk embrio yang dari waktu ke waktu berkembang baik
fisik maupun hal-hal psikis sampai genap berusia 9 bulan 10 hari. Sebagai contoh seorang
bayi yang lahir, ada yang berpendapat cantik seperti ibunya, cakep seperti ayahnya, sabar
seperti ibunya, dsb. Yang termasuk sifat ke dalam sifat-sifat heriditas sebagai berikut :
a. Intelegensi
Intelegensi adalah kesiapan kemampuan belajar, kecepatan melihat hubunganhubungan. Kesanggupan memutus akan sesuatu dengan cepat dan tepat serta
kesanggupan mengumpulkan data-data untuk menarik suatu kesimpulan. Contoh:
Seorang yang berintelegensia memadai dapat berhasi di sekolah dan di pekerjaan.
b. Daya Tarik Fisik
Daya tarik fisik seseorang merupakan heriditas, karena keadaan fisik orang tua akan
diturunkan kepada anak-anaknya dan ini mempengaruhi perilaku dan penilitian
seseorang. Daya tarik fisik (physical attractiveness) adalah bentuk kesan pertama
seseorang terhadap keadaan fisik orang lain sebagai dasar penelitiannya. Daya tarik
fisik termasuk didalamnya kepekaan, kebaikan, kekuatan, minat ketertarikan respon
sex yang menimbulkan seseorang tertarik satu dengan yang lainnya.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah segala hal yang ada disekitar kita yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seluruh proses hidup seseorang. Ditinjau
dari nilai pengaruhnya lingkungan dapat dibagi sebagai berikut :
a. Lingkungan Efektif
Lingkungan efektif (effective environtment) yaitu segala hal yang ada disekitar kita
yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi individu. Contoh buku-buku pelajaran
merupakan lingkungan efektif bagi pecinta tanaman tersebut.
b. Lingkungan Tidak Efektif
Lingkungan tidak efektif (uneffective environtment) yaitu segala hal yang ada
disekitar kita yang tidak bermanfaat dan tidak berarti bagi individu.
Contoh : suasana gaduh bukan merupakan lingkungan efektif bagi mahasiswa yang
sedang belajar.
M = P ( K.L.W )
Dimana :
M adalah Manusia
P adalah Produk
K adalah Keturunan
L adalah Lingkungan
W adalah Waktu
4. Kepribadian
a. Definisi
Dalam pensgertian umum bahwa seseorang dikatakan berkepribadian, bila seseorang
ini berperilaku sesuai dengan norma, nilai dan aturan-aturan yang berlaku. Bila
seseorang itu tidak melakukan perilaku yang baik, maka dikatakan tidak memiliki
kepribadian. Untuk memahami seseorang, tidak cukup dengan kesan-kesan yang
bersifat lahiriah saja, tetapi juga perlu mengerti apa yang ada dibalik apa yang
ditampilkan seseorang itu. Kalau demikian apa kepribadian itu? Yang dimaksud
kepribadian itu adalah integritas psiko - fisik, sebagai resultan dari heriditas,
lingkungan dan kematangan yang bersifat unik dan dinamis serta berbeda satu dengan
yang lainnya. Dalam keadaan sehari-hari, perlu kita memahami tentang kepribadian,
karena kita berinteraksi dengan individu lainnya. Adapun alasan lain pentingnya
mempelajari kepribadian, karena kita berinteraksi dengan individu lainnya. Adapun
alasan pentingnya mempelajari kepribadian adalah sebagai berikut :
1) Setiap hubungan sosial, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat orang yang
ada di luar diri kita.
2) Bagi setiap orang yang memiliki tugas melayani orang lain maka pengetahuan
tentang dirinya dan orang yang dilayaninya merupakan hak yang mutlak.
3) Setiap orang adalah pemimpin, oleh karena itu perlu mengetahui kepribadian diri
sendiri, untuk dapat memimpin diri sendiri.
b. Perbedaan Self dan Self Picture
Kata self menyangkut semua keyakinan, sikap, ide dan perasaan, baik itu disadari
maupun tidak, yang menjadi perhatian dari diri rang yang bersangkutan. Sedangkan
Self Picture hanya merupakan bagian dari self, yakni hanya bagian yang disadari.
Dengan kata lain, Self Picture adalah gambaran, pengetahuan pendapat dan
perusahaan mengenai diri kita sendiri.
Pengertian self dalam psikologi ternyata lebih luas, tidak hanya meliputi aspek-aspek
yang disebutkan diatas. Semua yang dimiliki seseorang mulai dari pakaian sampai
keluarga adalah bagian dari self. Contoh : kita kecewa bila suatu waktu pakaian kita
atau pacar kita ada yang mengambil, kita sedih bila ditinggalkan oleh ayah pada suatu
waktu dan sebagainya. Jika dilukiskan maka unsur-unsur self itu akan terwujud
sebagai berikut :
AGAMA
NEGARA
ORGANISASI
HAK MILIK
TEMAN
KELUARGA
c. Aspek-aspek Kepribadian
1) Self
Self adalah taksiran, perkiraan dan perasaan seseorang mengenai dirinya, baik
hakekat jasmani, abilitas Intelegensi, motif dan lain-lain yang disadari dan tidak
disadari.
2) Personality Traits
Personality Traits adalah kecenderungan seseorang untuk menilai situasi dengan
cara-cara tertentu dan kemudian bertindak sesuai dengan hasil penilaian tersebut.
Contoh : orang yang memiliki sifat periang, dalam menyelesaikan suatu masalah
akan berbeda dengan orang yang memiliki pemurung.
3) Intelegensi atau Kecerdasan
Intelegensi adalah kesiapan kemampuan belajar, kecepatan melihat hubunganhubungan kesanggupan memutuskan sesuatu dengan cepat dan tepat.
Contoh : orang yang cenderung memiliki intelegensi tinggi, akan cepat
menyelesaikan suatu program pendidikan dan hal lainnya.
4) Penampilan
Penampilan ini berkaitan dengan daya tarik fisik, oleh karena itu dianggap cukup
penting dalam kepribadian. Alasannya setiap orang yang bertemu dengan orang
lainnya, selalu langsung menilai penampilannya. Jadi kalau saat awal sudah
kurang disukai, maka untuk berikutnya lama untuk penyesuaiannya.
5) Kesehatan
Bahwa kesehatan merupakan salah satu kepribadian, tidaklha perlu diragukan,
karena hal ini menunjuk pada aktifitas seseorang secara langsung.
Contoh : bila kita mengalami sakit dan lama, maka akan mengganggu aktivitas
kita dalam kesehariannya.
6) Sikap
Sikap adalah kecenderungan individu untuk bereaksi terhadap suatu obyek
mendekatinya atau menjauh.
Contoh : bila kita yakin bahwa minuman keras itu tidak baik untuk kesehatan,
maka kita akan menjauhi segala sesuatu berbau Minuman keras.
7) Pengetahuan dan Keterampilan
Pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki merupakan unsure kepribadian
kita. Keluasan pengetahuan dan keprigelan kita, akan ikut menentukan peranan
kita dalam lingkungan social.
Cotoh : seseorang yang memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan
yang lebih dari suatu kelompok individu yang ada, akan cenderung memiliki
posisi sebagai pemimpin dari kelompok itu.
8) Nilai-nilai
Masalah nilai dalam diri seseorang selalu berkaitan dengan masalah baik baik dan
tidak baik, etik, norma dan moral yang sangat mempengaruhi nilai seseorang
didalam lingkungan social.
9) Temperamen
Kuat lemahnya emosi seseorang disebut temperamen yang melukiskan emosi
seseorang.
Contoh : seseorang yang begitu optimis, ketika mengikuti ujian Sipenmaru tetapi
ada juga yang pesimis pada saat yang bersamaan.
10) Peranan
Peranan seseorang berkaitan dengan fugnsi danstatus seseorang dalam
lingkungan tertentu.
Contoh : seseorang yang berprofesi sebagai dokter, pada sustu waktu
memberikan ceramah keagamaan di masjid. Pada saat dia akan menjadi
penceramah akan memperlihatkan tindakan yang berbeda, dengan ketika
melaksanakan tugas sebagai dokter.
5.
Motivasi
a. Pengertian
Motivasi adlaah keadaan yang dialami individu yang mendorong individu itu untuk
melakukan sesuatu kearah tujuan tertentu. Kata lain yang memiliki pengertian sama
dengan motivasi adalah NEED, yang pada hakekatnya merupakan keadaan
kurangnya sesuatu yang baik fisik maupun psikis, sehingga individu berupaya
memenuhinya, agar tercapai keseimbangan dalam dirinya.
b.
Jenis-jenis Motif
1) Motif Fisiologis
Motif fisiologis adalah motif yang tidak didasari, berkaitan dengan keseimbangan
kondisi phisik individu dan berisifat mutlak baik setiap individu. Yang termasuk
pada motif ini yaitu haus dan lapar, bernafas, beristirahat, tidur, menghindarkan
rasa sakit, sex, dll.
2) Motif Sosial
Motif social adalah kemampuan individu untuk belajar menyesuaikan diri dengan
individu lain. Yang termasuk motif ini yaitu motif ingin dikenal, dipatuhi oleh
kelompok, rasa aman, harga diri dan aktualisasi diri.
a) Motif ingin dikenal, contoh : setiap orang mempunyai nama, alamat dan
identitas lainnya.
b) Motif dipatuhi oleh kelompoknya, contoh : seorang ayah berupaya melakukan
hal-hal yang bijaksana untuk dapat dipatuhi dan disegani oleh istri dan anakanaknya.
c) Motif rasa aman, contoh : seorang ibu mengantarkan dan menunggui anaknya
yang berumur lima tahun ke sekolah taman kanak-kanak.
d) Harga diri, contohnya seorang suami yang berusaha mencari suatu pekerjaan
untuk menghidupi keluarganya.
e) Aktualisasi diri, contohnya seorang lulusan BPLP yang telah bekerja sekian
tahun, pada waktu kembali ke kampus untuk meningkatkan kemampuan
profesinya.
c.
Contoh : Seorang lulusan perhotelan, yang diterima di dua hotel dan kedua
tempat itu sangat menarik untuk orang tersebut, hingga akhirnya mengalami
konflik menetapkan pilihan.
2) Apabila pada suatu saat yang sama, individu harus memilih satu diantara dua
hal, yang sebenarnya sama sekali dari keduanya tidak diinginkan.
Contoh : Seorang lulusan perhotelan, melamar pekerjaan dan diterima dibagian
yang tidak sesuai dengan keahliannya. Disatu pihak ia tidak ingin bekerja
ditempat itu, dilain pihak ia takut.
3) Apabila pada suatu saat yang bersamaan, terdapat suatu tujuan yang ingin
dicapai, dari dua kondisi yang bertentangan.
Contoh : Seorang mahasiswa pada saat bersamaan, harus memilih ajakan
menonton film dari temannya dan harus menyelesaikan tugas yang akan
dikumpulkan besok harinya.
6.
Frustasi
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang mengalami rintangan, kesulitan dan konflik.
Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangani masalahnya. Apabila
seseorang dapat menangani masalahnya, maka akan merasa lega. Tetapi bagi yang tidak
mampu menangani, akan terjadi sebaliknya yaitu frustasi. Frustasi adalah kondisi
psikologis individu yang menyebabkan tidak dapat mencapai tujuannya, karena suautu
hambatan sehingga menimbulkan ketidakpuasan.
a. Jenis Frustasi
1. Frustasi toleransi, artinya frustasi yang dapat ditangani atau terkendali dengan
penuh kesabaran dan selalu ditahan. Pada waktu menahan emosinya tidak
berbahaya.
2. Frustasi emosional. Pada saat emosi frustasi itu muncul dan tidak dapat terkendali,
akan sangat berbahaya dan menjadi bentuk reaksi yang sifatnya merusak.
b. Sumber Frustasi
1. Penekanan motif yang sudah ada, contoh seorang tukang tambal ban berkeinginan
untuk menambal sebaik-baiknya tetapi pelanggannya terburu-buru ingin cepat
selesai. Akhirnya timbul kekesalan pada diri penambal ban itu.
2. Kehendak yang terhalang, misal seorang yang telah berjanji untuk bertemu
pacarnya pukul 19.00, tetapi pacar yang ditunggunnya tidak datang, maka orang
itu akan kesal dan kecewa.
3. Pertentangan motif, misalnya seorang yang diajak nonton oleh kekasihnya, tetapi
tidak dapat memenuhinya karena harus mengikuti program praktek di restoran
pada waktu yang sama, maka ia akan mengalami kecewa.
4. Tingkah laku pada waktu frustasi. Seseorang yang kecewa tidak lulus diterima
menjadi mahasiswa PTN, akan bersikap apatis.
Dengan demikian ia akan lebih kecewa dari tingkah laku frustasinya itu.
c. Bentuk Rekasi Frustasi
1. Reaksi tak terpikirkan. Yang termasuk ke dalamnya adalah berperilaku seperti
anak kecil, marah, tidak berdaya, menghayal dan penekanan.
2. Melemparkan kesalahan kepada orang lain. Rasionalisasi yaitu mencari sebabsebab kesalahan dari orang lain sehingga dapat diterima akal, dan proyeksi yaitu
individu melemparkan sifat-sifat dirinya kepada orang lain. Contoh seorang
mahsiswa tidak lulus ujian, lalu menyalahkan dosennya.
3. Mencari tujuan pengganti. Cara ini untuk melepaskan diri dari kegagalan dengan
cara mencari jalan lain yang lebih positif. Ada dua macam, yaitu :
1) Sublimasi, mencari obyek lain yang memiliki latar belakang yang sama dengan
frustasi yang telah diterimanya. Contoh seorang wanita yang gagal bercinta,
kemudian bekerja sebagai perawat rumah jompo (keduanya mengenai cinta).
2) Kompensasi, mencari obyek lain yang memiliki latar belakang yang berbeda
dengan frustasi yang telah dialaminya.
Contoh : kurang berhasil dalam pemahaman materi kuliah, tetapi berhasil
sebagai atlit kampus yang favorit.
7.
Emosi
Emosi adalah perasaan yang bergejolak dalam diri individu yang merupakan energi
untuk bereaksi. Bentuk emosi seperti marah, cinta, sedih, gembira, benci, khawatir,
simpati, antipati, empati dsb. Contoh : Ketakutan membuat orang menjauhi sesuatu,
kemarahan seseorang membuat orang menyerang sesuatu dan lain-lain. Ada dua bentuk
emosi yang perlu dikembangkan, sekaitan dengan peranan sebagai karyawan perhotelan.
a. Perasaan simpati adalah perasaan ikut merasakan, apa yang terjadi dengan kondisi
psikis orang lain serta reaksi emosi kedua individu sama. Seperti menengok orang
sakit, melawat orang yang meninggal, memberi kartu ucapan lulus ujian dan lainlain.
b. Perasaan empati adalah perasaan diri kita terhadap suatu obyek atau situasi. Contoh
menangis karena melihat film yang mengharukan, bersorak-sorak ketika PSSI
menang dari Malaysia, marah kalu hutan lindung rusak dan lain-lain.
Aspek-aspek emosi sekurang-kurangnya ada empat, yaitu :
a. Pengalaman pribadi, aspek ini merupakan dasar senang atau tidak senang kepada
orang lain, masalah atau barang.
Contoh : Kita merasa senang berbicara dengan seseorang, menjauhi situasi tertentu,
tidak menyukai suatu lagu dan lain-lain.
b. Perubahan fisik ketika emosi terjadi, seperti kalau kita marah tekanan darah dan
denyut nadi berubah, sesak nafas, warna mata berubah dan getaran bibir dan lainlain.
c. Ekspresi tingkah emosi, dapat dikatakan bahwa setiap emosi selalu tercerminkan
dalam tingkah laku.
Contoh : Seorang yang tiba-tiba mendapat malu, mukanya mendadak merah atau
pucat, suara parau atau tidak dapat bersuara.
Contoh : Tersebut kita namakan bahasa emosi yang menunjukkan emosi
seseorang.
d. Emosi sebagai motif. Faktor emosi dapat mengarahkan individu pada tujuan
tertentu, maka emosi dipandang juga sebagai motif.
Sebagai contoh seorang yang sebelumnya tidak pernah memukul orang, atau ketika
ia emosi maka ia dapat memukul orang yang membuat ia marah.
BAB II
INTERAKSI SOSIAL INDIVIDU DENGAN LINGKUNGAN
Pengalaman kita menunjukkkan, suatu hari kita dimarahi oleh orang lain, dihari lain kita
dipuja orang lain. Atau suatu waktu kita tidak menyukai seseorang, dihari lainnya kita
menyukai seseorang.
Mengapa demikian ? Ini karena kita berinteraksi, yang setiap gerak, kegiatan atau
perilaku kita dilihat oleh orang lain. Itu sebabnya keberhasilan seseorang dalam suatu
lingkungan, bergantung pada apa yang dilakukannya terhadap orang lain dan lingkungan di
luar dirinya.
1.
2.
Peranan Individu
a. Mempertahankan Diri
Untuk hidup setiap orang harus mampu mempertahankan diri, terhadap segala
rintangan yang menghalangi pencapaian tujuannnya.
Pada kondisi ini, individu aktif untuk melakukan sesuatu terhadap lingkungan, agar
dapat mencapai tujuannya. Contoh untuk mempertahankan diri dari kedinginan diats
gunung, para pendaki memakai baju-baju tebal dan alat pemanas, agar dapat mencapai
puncak gunung.
b. Mempergunakan Lingkungan
Untuk tetap dapat hidup, manusia tidak hanya menentang lingkungan tetapi harus
dapat menggunakan lingkungan. Contoh : manusia menggunakan oksigen untuk
bernafas, manusia bertani memerlukan lahan dan sebagainya.
Individu perlu terlibat dan turut serta pada apa yang terjadi didalam lingkungannya.
Contoh : individu melakukan olahraga sambil menikmati alam, kita memperbaiki
selokan bersama-sama dengan orang lain, sambil saling mengenalkan diri.
c. Menyesuaikan Diri
Kelebihan manusia adalah kesanggupan untuk menyusaikan diri dengan
lingkungannya. Contoh kita dapat menerima hasil teknologi dari negara lain, siswa
sekolah formal perlu memakai seragam sekolahnya dan lain-lain.
Jika lihat dari peranan individu dalam lingkungan, maka dapat kita rumuskan
prosesnya sebagai berikut :
1.
S
W
O
2.
S
e-O-r
4.
5.
10
BAB III
PEMAHAMAN KOMUNIKASI SOSIAL
DALAM USAHA PERHOTELAN
Komunikasi dapat berlangsung setiap saat, dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja dan
dengan siapa saja. Sejak lahir kita telah berhubungan dengan individu lain disekitar kita.
Kelompok individu yang pertama kali kita kenal adalah keluarga.
Makin bertambah umur, maka luas pula hubungan yang dapat dijangkau manusia itu.
Selain sebagai makhluk individu, manusia juga adalah makhluk social. Hal ini berarti kiita
harus mau dan mampu mengadakan dengan masyarakat sekeliling kita. Hubungan sangat
penting dalam pembinaan kepribadiaan dan pengembangan bakat seseorang. Bakat
memerlukan dorongan, pendidikan, pengajaran serta latihan; kesemuanya itu membutuhkan
hubungan yang baik dengan semua pihak. Manusia tidak dapat mengembangkan bakatnya
tanpa berhubungan dengan semua pihak, termasuk juga pengembangan kepribadian
seseorang. Untuk berhubungan ini, kita perlu berhubungan dengan semua pihak
berkepentingan, baik secara langsung maupu tidak langsung, baik secara formal maupun non
formal. Oleh sebab itu, komunikasi merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan
manusia.
1.
2.
11
12
I
K
E
B
A
W
A
H
K
O
M
U
N
I
K
A
S
I
KEPALA BAGIAN
KEPALA SEKSI
KEPALA URUSAN
KARYAWAN
I
K
E
A
T
A
S
b. Komunikasi Horizontal
Komunikasi Horizontal disebut juga komunikasi mendatar, yang berarti
komunikasi antar pegawai yang mempunyai kedudukan setingkat atau sama dan
umumnya bersifat pemberian informasi mengenai keterangan antar pemimpin satuan
unit organisasi, yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijaksanaan pimpinan,
sehingga tidak terdapat unsure perintah.
Komunikasi horizontal dapat dilakukan berbagai cara :
1. Secara formal dikemukakan melalui rapat pimpinan , rapat dinas, rapat kerja dan
musyawarah kerja.
2. Secara tidak formal dilakukan dengan cara lisan, melalui telepon dan tertulis.
KEPALA BIRO
KEPALA BIRO
KASIE
KASIE
KEPALA BIRO
KASIE
KASIE
13
c. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai pada
tingkat kedudukan yang berbeda dengan, dengan tugas dan wewenang yang berbeda
serta tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak yang lain.
4.
Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian komunikasi yang memperhatikan halhal sebgaai berikut :
a. Berbicara (Speaking)
Berbicara merupakan upaya untuk menyampaikan suatu hal. Kemampuan ini
perlu dilatihkan, karena dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukannya untuk
dapat menerima dan memberi informasi yang dapat disampaikan.
b. Mendengarkan (Listening)
Listening (memperhatikan dengan baik), merupakan upaya untuk memahami
sesuatu hal.
Dalam komunikasi mendengarkan lebih sulit daripada berbicara, karena kurang
melakukan aktivitas motoris tetapi lebih banyak melakukan aktivitas mental.
Memperhatikan ini sebagai gabungan dari mendengar (penerimaan secara fisik
terhadap suara), pemahaman (interpretasi dan kemengertian suatu pesan) dan
mengingat (kemampuan untuk menyimpan dari apa yang telah didengar). Jadi
memperhatikan adalah suatu bentuk paying attention dalam suatu proses
komunikasi yang lebih dari sekedar mendengar dan melihat. Setiap yang terlibat
dalam komunikasi akan memberikan stimulus eksternal dan internal.
Pada komunikasi yang kompleks untuk listening sulit berhasil, karena adanya
pendapat-pendapat yang telah terbentuk dalam pikiran tiap individu mengenai
keinginan dan minatnya, sehingga cenderung individu akan self-centered. Oleh
Karena itu individu yang demikian tidak akan percaya terhadap suatu yang
dikemukakan yang akhirnya tidak berminat untuk mendengarkan dan
memperhatikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membina keterampilan listening.
1. Mendengarkan tanpa menilai, mengkritik tetapi selalu menciptakan suasana
kemengertian, menerima dan tetap hangat.
2. Jangan mengingat secara detail apa yang kita dengar.
3. Jangan berpura-pura memperhatikan.
4. Review yang begitu jauh dari pokok pembicaraan.
c. Sikap (Attitude)
a. Sensitivitas
Perasaan peka terhadap orang lain atau situasi yang ada, secara mutlak
diperlukan dalam komunikasi seperti adanya keinginan berkomunikasi dan
penerimaan terhadap pendapat-pendapat orang lain.
Peka terhadap situasi atau orang, merupakan keinginan untuk berupaya
memahami kerangka pikiran orang lain dengan seperangkat niai-nilai yang
dianutnya, juga sebagai kemampuan mengingat dan menyamakan respon sendiri
dengan orang lain. Hal ini tidak mungkin terjadi, jika diri sendiri tidak peka terhadap
diri sendiri.
14
b. Self Disclosure
Keterbukaan diri diperlukan dalam face-to-face relationship agar komunikasi
tidak kaku dan singkat. Tapi kadang-kadang hal ini sulit tercipta, Karena faktor
budaya setempat dimana orang terlibat dalam komunikasi turut mempengaruhi.
Dalam komunikasi personal perlu dimunculkan self-disclosure agar orang merasa
aman dalam situasi itu.
d. Emosi
Emosi adalah suatu yang bergejolak dalam diri manusia. Kita sering mendengar
orang bilang saya sedih, saya bingung, saya kagum dan sebagainya, yang
merupakan ungkapan emosi. Dengan ungkapan yang seperti itu kita dapat menilai
suasana psikologis yang terjadi dalam diri orang lain. Dalam komunikasi, setiap
emosi seseorang mempengaruhi emosi orang lain yang terlibat dalam komunikasi,
dan orang ynag berhadapan langsung dalam komunikasi menjadikan dirinya sebagai
cermin terhadap lainnya. Kita meyakini bahwa pesan dapat saling diterima apabila
dalam keadaan hangat, rasa hormat dan penuh perhatian.
Melalui tekanan suara seseorang pun, kita dapat melihat suasana emosi yang
terjadi. Suara lembut dan suara kasar akan lain penerimaannya bagi individu yang
terlibat dalam suatu komunikasi.
e. Umpan Balik (Feed-Back)
Interkasi timbale balik merupakan bagian dari seluruh proses interaksi. Dalam
face-to-face communication antara pendengar dan pembicara secara
berkesinambungan dapat memberikan umpan balik secara verbal dan non verbal
(anggukan persetujuan, senyuman, kontak mata dan respon lainnya).
Jika respon berbentuk anggukan persetujuan atau senyuman, berarti
mendapatkan umpan baik yang positif, tetapi jika berbentuk tidak mengacuhkan,
menguap berarti umpan balik negative. Hal ini sering terjadi dalam komunikasi ynag
sederhan.
Dalam komunikasi yang kompleks, respon dapat terjadi selama berlangsungnya
proses komunikasi. dalam artian baik pendengar maupaun pembicara dapat secara
langsung mengekspresikan pemahamannya dan menilai. Pada akhir proses
komunikasi terjadi pemahaman diantara individu yang terlibat didalamnya.
f.
15
16
Model Komunikasi
1.Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi, sebagai berikut :
a. Pengirim berita atau komentator,
b. Bentuk berita, pesan atau komunike,
c. Penerima berita atau komunikan,
d. Media atau channel,
e. Respon, reaksi atau tanggapan
PENGALAMAN
YANG SAMA
MEDIA
KOMUNIKATOR
KOMUNIKAN
-
PESAN
KOMUNIKE
SANDI
SIMBOL
UMPAN BALIK
(Feed Back) RESPON
2.Model Komunikasi
Proses Komunikasi dikenal dengan dua model yaitu komunikasi sederhana dan
kompleks. Perbedaan keduanya dapat kita lihat pada bagan berikut :
a. Komunikasi Sederhana
Bagan 4 3 Model Komunikasi Sederhana
PESAN
PENGIRIM BERITA
(Speaker)
PENDENGAR
PENDENGAR
Sikap
Emosi
Peranan
Sikap
Emosi
Peranan
UMPAN BALIK negative atau positif
Model ini menjelaskan lebih rinci mengenai model komunikasi yang humanis,
yaitu adanaya peralihan suatu pesan dengan melibatkan sikap, emosi, peranan dan
perilaku non verbal diri individu yang terlibat didalamnya. Pendengar dan pembicara
pada model ini dilibatkab untuk merespon terhadap pesan yang diterima, yang
berbentuk umpan balik positif atau negatif.
17
BAB IV
HUMAN RELATIONS DALAM USAHA PERHOTELAN
Tidaklah mudah menterjemahkan arti kata human relations ke dalam bahasa Indonesia.
Secara harfiah terjemahannya adalah hubungan antar manusia, ini tidaklah salah tetapi
terjemahan ini tidak mengandung makna human relations yang sebenarnya, sebab titik berat
human relations adalah human-nya atau manusia-nya. Faktor manusia dalam human
relations ini bukan dalam wujudnya, melainkan sifat-sifatnya, watak tingkah laku atau aspek
psikis lainnya dari diri manusia.
Dalam suatu manajemen atau suatu lingkungan kerja human relations diperlukan, mulai
tingkat top managemen sampai tenaga pelaksana, terlepas dari kedudukan dan jabatan
mereka. Mengapa ? Karena bertujuan untuk mempererat rasa persaudaraan, kesetiakawanan
dan mendapatkan suatu kepuasan dari apa yang telah mereka kerjakan. Selain itu human
relations diperlukan dalam dunia bisnis dan industri, sehingga menimbulkan suatu kepuasan
dan pencapaian tujuan organisasi maupun tujuan personal. Hal inilah merupakan kunci dari
keseluruhan bisnis, yaitu kepuasan bagi organisasi, kelompok perusahaan dan perorangan.
Jika setiap orang ingin secara harmonis dengan segala perbedaan pandangan, motivasi
dan pencapaian tujuan, maka setiap orang yang ada dalam kelompok kerja / dunia usaha
hendaklah memahami human relations, begitu juga dengan usaha pariwisata yang bertujuan
untuk dapat berkembang, bermanfaat dan berproduksi dengan baik, yang pada akhirnya
diharapkan mencapai kepuasan dan hasil kerjanya untuk individu itu sendiri maupun untuk
organisasinya.
1. Pengertian Human Relations
Human relations pengertiannya dibagi menjadi dua, yaitu secara luas dan sempit.
Human relations dalam arti luas adalah interaksi antara manusia, dalam semua situasi atau
semua bidang kehidupan, untuk mencapai kepuasan. Dengan demikian human relations
dalam arti luas dapat terjadi dimana saja seperti di rumah, di jalanan, dalam kendaraan,
setiap orang dapat melakukannya dengan komunikasi yang baik, sehingga saling
memuaskan individu yang terlibat didalamnya. Human relations dalam arti sempit adalah
interaksi dalam situasi kerja dalam suatu organisasi, yaitu bertujuan untuk membangkitkan
seseorang agar dapat bekerja sama produktif dan memiliki kepuasan.
Dengan adanya human relations diharapkan, dalam suatu manajemen dapat saling
membantu sehingga gairah kerja dapat mengarah pada keadaan yang lebih produktif.
Dalam pergaulan sehari-hari K.C. Ingram mengatakan bahwa sukses orang lain ini
tergantung dari sikap dan kelakuan kita. Disini Ingram menekankan bahwa sukses
seseorang di dalam masyarakat tergantung dari sikapnya sendiri.
Max Schoen mengemukakan bahwa manusia kehilangan pekerjaannya, lebih banyak
disebabkan oleh sifat-sifat yang dianggap aneh, daripada kekurangannya dalam bidang
teknik atau karena tidak begitu terampil.
Pendapat Max Schoen didukung oleh Ingram, bahwa kita perlu menentukan sikap
dalam pergaulan dengan bersikap ramah, kata-kata yang menyenangkan dan menghargai
orang lain, sebelum orang lain melakukan sesuatu untuk diri kita.
Kunci aktivitas human relations adalah memotivasi, dengan demikian seorang
pemimpin harus mampu memotivasi karyawannya, agar dapat mencapai tujuan yang telah
dirummuskannya, dengan cara berkomunikasi yang bersifat manusiawi yang pada akhirnya
mereka mau bekerja dan merasa puas di kedua belah pihak.
18
19
g. Jangan menutup diri sendiri, hendaknya selalu bersifat terbuka dalam setiap hal, selama
tidak merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
4. Cara Menyalurkan Kegiatan Karyawan
a. Kebutuhan ingin memberi sesuatu. Kebutuhan ini dapat disalurkan dengan melalui
laporan, kotak saran, pengaduan atau wawancara.
b. Kebutuhan ingin dikasihi dan mengasihi. Seperti melayat karyawan, kunjungan ke
rumah-rumah karyawan dll.
c. Kebutuhan ingin menyayangi dan disayangi seperti donor darah, sumbangan bahan
makanan dan pakaian, pengobatan Cuma-Cuma, dll.
d. Partisipasi karyawan dengan tujuan menanamkan rasa memiliki yang diisi dengan
kegiata arisan, kesenian, serikat pekerja, koperasi karyawan, dll.
5. Faktor-Faktor Penentu dalam Hubungan Relation
a. Komunikasi
Dalam setiap organisasi modern diperlukan komunikasi. tanpa komunikasi yang
efektif dalam dunia bisnis, tidak akan ada prosedur bisnis yang kuat. Bila seorang
manger tidak dapat berkomunikasi secara efektif dengan pegawainya, tidak mengerti
motivasi pegawai, harapan-harapan pegawai, maka dengan demikian, dapat kita
katakan manager tersebut tidak berfungsi leadership-nya. Hal ini mem[engaruhi
pencapaian kepuasan pribadi , organisasi perusahaan.
b. Motivasi
Setiap orang yang melakukan kegiatan lebih banyak mengandung motivasi. Bila
kita sebagaiseorang receptionist, maka diperlukan motivasi untuk memuaskan tamu
pada saat melayaninya. Ini merupakan salah satu bagian dari human relations.
c. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri ke dalam situasi diri orang
lain. Empati dapat menimbulkan simpati erhadap motif dan pandangan-pandangan
orang lain, yang akhirnya kedua orang yang melakukan komunikasi akan merasa sama
dengan segala hal, atau dengan kata lain komunikasi akan lebih efektif. Empati
merupakan bentuk pemahaman terhadap kebutuhan dan keinginan orang. Empati yang
kurang baik dalam suatu organisasi, akan menimbulkan konflik dalam organisasi
tersebut.
d. Etika
Etika adalah suatu pengetahuan yang membicarakan masalah perilaku manusia
yang dapat dinilai baik dan tidak baik. Etika mengandung nilai-nilai normative karena
didalamnya berisikan ketentuan-ketentuan dan norma-norma yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kita mengenal etiket, yang lebih menitikberatkan pada cara berbicara, berpakaian,
duduk, bertamu, dll. Dengan demikian etiket adalah suatu aturan sopan-santun dalam
pergaulan yang didalamnya memiliki nilai-nilai kepentingan umum, kepercayaab,
keterbukaan dan kesopanan.
20
e. Keramahan
Nilon mendefinisikanbahwa keramahan profesiona adalah suatu tindakan atau
sikap yang dapat menimbulkan rasa nyaman dan aman, puas serta mampu memenuhi
kebutuhan secara phisik, sosial dan psikologis.
Dalam usaha perhotelan, tugas utama adalah menjual keramahan dengan
melayan tamu. Tamu yang datang pada suatu hotel tidak hanya ingin merasa aman di
suatu tempat yang jauh dari rumahnya saja, tetapi ingin adanya kerelaan dan
kesenangan pada saat mengeluarkan uang yang harus dikeluarkannya tanpa merasa
terpaksa dan kecewa.
Ada tiga elemen dalam proses keramahan, sebagai berikut :
1. Provider (pr) penyedia. Penyedia adalah situasi dari yang mewakili suatu hotel atau
restoran yang melakukan hubungan langsung dengan konsumen.
Dalam hal ini penyedia keramahan adalah pramusaji dan penerima tamu.
2. Receiver (re) penerima. Penerima keramahan adalah tamu yang datang ke suatu
hotel atau restoran, dengan latar belakang dan kemauannya sendiri yang berbeda
satu dengan yang lainnya.
3. Transfer (tr) situasi. Situasi adalah keadaaan yang diciptakan penyedia hingga
penerima keramahan merasa puas dan keduanya terlibat secara phisik. Bila terjadi
demikian dikatakan berhasil melakukan human relations.
Gambar 5 1. Diagram Venn Human Relations
Pr
Tr
Re
21
6. Kepemimpinan
Ada beberapa pengertian yang dapat disajikan mengenai kepemimpinan ini. Disuatu
pihak, secara sederhana, kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan untuk memotivasi
orang lain agar dapat bertindak dalam cara tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Di pihak lain, ada yang memandangnya dari segi manajemen yaitu seni untuk
mengajak dan mengelola individu agar dapat bekerja sama mencapai tujuan yang harus
dicapai.
Dengan kedua pengertian tersebut, yang sebenarnya mengandung makna dasar yang
relative sama, tergambarkan bahwa dalam kepemimpinan sangat dipentingkan peranan
interkasi antar individu dalam bentuk kerja sama antar anggota dengan pimpinannya.
Secara garis besar, model kepemimpinan yang sering muncul adalah :
a. Tipe Otokratis
Pada tipe ini, keputusan-keputusan dibua biasanya oleh pimpinan tanpa melakukan
konsultasi dengan bawahan lebih dahulu. Keputusan bersifat suatu keharusan yang
hendaknya dilakukan oleh bawahan, tanpa kompromi. Jadi komunikasi bersifat searah,
dari atas ke bawah. Staf atau bawahan tidak didorong untuk kreatif oleh sebab itu
mereka cenderung pasif dan tunduk.
Tipe kepemimpinan seperti ini sering disebut juga tipe paternalistic. Rapat-rapat
biasanya hanya diadakan karena keinginan pihak manajemen, untuk menyampaikan
instruksinya.
b. Tipe Demokrasi
Pada tipe ini, justru bawahan diberi kesempatan untuk ikut berperan serta dalam
proses pengambilan keputusan. Tentu saja tipe ini berdasarkan pada anggapan bahwa
bawahan mempunyai kemampuan tertentu dan kemauan untuk membantu atasannya,
sehingga berkembang inisiatif, tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap organisasi.
c. Tipe Laizes Faire
Pada tipe ini, dapat dikatakan seorang pemimpin tidak melaksanakan fungsi
kepemimpinannya. Tanggung jawab pengambilan keputusan sepenuhnya diberikan
kepada bawahan. Bawahan mempunyai kewenangan sepenuhnya untuk menentukan
tujuan, membuat keputusan bahkan mengatasi permasalahan yang timbul.
22
BAB V
PENGETAHUAN DASAR
PELAYANAN DALAM USAHA PERHOTELAN
Mendengar kata pelayan dan pelayanan seakan-akan akrab sekali ditelingan kita dan
mudah dimengerti. Tetapi kedua kata itu mengandung pengertian yang luas dalam konteks
usaha pelayanan, dalam hal pelayanan di hotel.
Yang akan kita pelajari dalam bab ini, mencoba mengarahkan seseorang yang bekerja di
usaha pelayanan untuk tidak merasa terpaksa dan dipaksa oleh orang lain, orang yang
dilayani, sehingga dapat menciptaka kepuasan bagi tamu dan diri sendiri. Tentu saja hal ini
tidak mudah, oleh karena itu pada bab ini akan dipaparkan beberapa kiat yang berkaitan
dengan pelayanan.
1. Pengertian Kualitas Pelayanan
Pelayanan dianggap kualitas yang memuaskan adalah dambaan keberhasilan suatu
bisnis perhotelan. Jika pelayanan dalam suatu usaha lambat, bertentangan dan tidak sesuai
dengan keinginan pelanggan, akan mengakibatkan ketidakpuasan walaupun ada yang
dihidangkan serba lezat. Setiap usaha perhotelan mempunyai pengertian khusus terhadap
kualitas pelayanan, karena setiap restoran dan hotel mencoba untukmemenuhi kebutuhan
para pelanggan sebaik-baiknya.
Pelayanan selalu mengacu pada pribadi dan situasi yang ditimbulkan oleh pelayanan
itu sendiri, sehingga menimbulkan kegembiraan, kesenangan dan kepuasan.
Contoh, seorang pelayan dengan cepat dapat melayani tamunya, tetapi ia
memperlihatkan muka masam. Dapat dikatakan bahwa pelayanan tersebut telah gagal
melakukan komunikasi atau ia gagal untuk memenuhi kepuasan pelanggannya. Sikap
demikian dari pelayan akan merugikan penjualan dan kredibilitas usaha tersebut.
Ada dua dimensi yang perlu diperhatikan dalam usaha perhotelan yaitu dimensi
pelayanan dan kepuasan.
Dimensi pelayanan berkaitan aspek-aspek teknik dlaam menghasilkan prosuk untuk
pelnggan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu alur waktu,
kemam[uan mengantisipasi, komunikasi, kepekaan dan pengawasan.
Dimensi kepuasan yaitu berkaitan dengan keberhasilan pelanggan untuk berhubungan
dengan pelanggan sebagai individu. Hal yang perlu diperhatikan adalah sikap, ekspresi,
suara, perhatian, kemampuan mengingat dan memecahkan masalah.
Kesemua ini memerlukan pelatihan baik disekolah maupun di tempat kerja.
2. Usaha Pelayanan dan Hubungan Tamu
Usah pelayanan adalah suatu usaha yang menjual jasa pelayanan baik itu di rumah
sakit, hotel, restoran, biro-biro perjalanan, atau service, perdagangan kapal pesiar, dll, yang
keberhasilannya ditentukan atas perlakukan keramahan atas pelanggannya.
Denan demikian pelanggan yang datang di suatu hotel, adalah mereka yang
memerlukan perlakuan secara ramah, hangat dan perlakuan seperti di rumah. Hal ini
merupakan dambaan setiap pelaku yang memerlukan jasa pelayanan. Komoditas dalam
usaha pelayanan adalah keramahtamahan.
Artinya keramahtamahan penting sekali dalam usaha pelayanan, khususnya di hotel
yang melayani orang secara langsung.
Sekarang pertanyaan siapakah yang meciptakan keramahtamahan itu ? Yag jelas
adalah penerima tamu yaitu mereka yang bekerja di usaha pelayanan yang menjual
pelayanan.
23
a.
b.
c.
d.
e.
24
Dalam analoginya di hotel, selalu mengacu pada kebutuhan manusia yaitu adanya
makanan (untuk memenuhi tingkat kebutuhan I), pelayanan (nilai dan stsatus tingkat
kebutuhan 4), suasana (tingkat I sampai dengan tingkat V).
Analogi dari tigkat kebutuhan manusia, yaitu adanya perbedaan atau jenis hotel
seperti, jenis Quick - service memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan rasa aman;
Dinind Room memenuhi kebutuhan status dan nilai; sedangkan restoran mewah sudah
mengacu pada pemenuhan kebutuhan perwujudan dir.
Hal ini sama pula terhadap suatu hotel. Dengan demikian jelaslah bahwa seseorang
tamu yang menentukan pilihan pada suatu restoran atau hotel, ditentukan oleh faktor
kebutuhan dalam dirinya, yang turut mempengaruhi pula terhadap tingkat kebaikan
pelayanan yang diharapkan oleh tamu.
25
5. Dapat dipercayai
Perusahaan tidaklah beroperasi dalam lingkungan yang menyenangkan, haruslah
bersaiang dengan perusahaan lain. Hasil yang dicapai oleh pimpinan perusahaan
adalah apabila pegawainya menutupi Strategi perusahaan dan rencana masa depan,
yang bersifat rahasia untuk melindungi perusahaan dari pesaing lainnya.
6. Mengikuti jalur komunikasi
Diharapkan setiap karyawan mengikuti perintah dalam berhubungan dengan
pegawai lain yang berbeda kedudukannya, yang paling penting janganlah langsung
menuju top manajemen, sebelum membicarakan dengan atasan pada
departemennya, bila memiliki masalah atau ide-ide yang ingin disampaikan.
7. Kemauan untuk bekerja sama
Dengan perlakuan yang baik dari atasan, maka bawahan akan dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik dan meringankan beban tugas penyelia menjadi lebih mudah
dan membantu menciptakan suasana kerja sama yang menguntungkan.
8. Motivasi
Dalam usaha pelayanan dianggap bahwa kualitas motivator akan berpengaruh
terhadap penampilan kerja pegawai dalam kaitannya denga tamu, uang sebagai
motivasi (tidak jarang orang-orang berpikiran seperti ini), tetapi pada hakekatnya
untuk motivasi bukanlah ada hal-hal yang bersifat material. Pada kahirnya motivasi
seseorang berasal dari tanggung jawab dari dalam dirinya. Kepekaan seorang
manager terhadap maslah motivasi ini, terletak pada bagaimana pemahaman
terhadap jenis motivasi yang diinginkan oleh pegawai.
Motivasi yang paling baik adalah yang dinamakan SELF-MOTIVATION yang
berasal dari dalam dirinya. Perlakuan positif dalam suatu kelompok kerja membantu
menciptakan sasaran self-motivation.
Suatu perusahaan dikatakan berhasil karena terciptanya suasana positif, hingga para
pegawai akan memiliki self-motivation yang ditunjukkan dalam aktivitas kerja yang
tinggi.
26
5. Teknik Menjual
a. Percakapan pembuka
Yang dapat menggugah perhatian dalam percakapan awal, dapat dilihat dalam dua hal :
1. Pada saat menyatakan kalimat pertama, kita dapat melihat apakan tamu lebih
memberikan perhatian seperti biasanya.
2. Pada saat menit-menit pertama, apakah tamu nampak secara sadar atau tidak
menunjukkan bahwa ia tertarik atau malah sebaliknya.
Kalimat pembuka yang mengandung banyak pertanyaan yang cukup baik, saat tamu
bertanya, kita harus siap dengan jawaban yang dapat menarik perhatian tamu.
27
28
29
BAB VI
PENANGANAN KELUHAN TAMU
Telah kita ketahui bahwa tamu merupakan komponen terpenting untuk Usaha Perhotelan.
Peran tamu yang sedemikian penting itulah yang mewajibkan kita harus mengenal berbagai
kebiasaan, adapt istiadat, sikap, tingkah laku dan sebagainya.
Berbagai kelompok tamu, kemmngkinan akan menjadi tamu-tamu kita, misalnya
wisatawan asing / mancanegara, pengusaha, perorangan, keluarga dan lain sebagainya.
Siapapun tamu yang sedang kita layani, kita harus melayaninya sama tanpa harus
membedakan tamu yang satu dengan tamu yang lainnya.
Kendala yang umumnya dihadapi adalah dalam segi faktor bahasa (khususnya dengan
tamu-tamu asing), keinginan yang tidak / belum dipenuhi oleh perusahaan, pelayanan yang
kurang memuaskan atau fasilitasnya kurang memadai.
1. Jenis Keluhan
Keluhan tamu merupakan hasil evaluasi atas keberhasilan suatu perusahaan. Setiap
keluhan tentu mempunyai alasan tertentu dan yang dikeluhkan patut dipelajari, diteliti dan
diusahakan agar tidak terjadi keluhan yang sama.
Dalam perusahaan Perhotelan, keluhan-keluhan yang mungkin timbul dapat
dikelompokkan meliputi :
a. Keluhan atas pelayanan yang diterima
Keluhan atas pelayanan yang diberikan karyawan umumnya dipengaruhi oleh
pelayanan karyawan yang kurang baik. Apabila diperhatikan, keluhan yang demikian
dapat disebabkan oleh tata cara pelayanan karyawan yang kurang mengena, atau kesan
tamu bahwa karyawan tidak menghargai atau menghormatinya.
b. Keluhan atas kesalahan informasi
Keluhan yang disebabkan karena kesalahan informasi dari karyawan umumnya
disebabkan pemberian informasi yang kurang / tidak jelas atas informasinya salah.
c. Keluhan atas keinginan yang tidak terpenuhi
Keluhan semacam ini jelas disebabkan keinginan untuk memperoleh sesuatu yang
telah disanggupi perusahaan, ternyata meleset dari harapannya, misalnya pemesanan
kamar yang sudah dijanjikan tersedia, ternyata tidak ada.
d. Keluhan atas fasilitas yang tidak memadai
Keluhan semacam ini disebabkan fasilitas tertentu yang dirasakan tidak sesuai,
misalnya kondisi kamar yang kurang nyaman.
e. Keluhan atas keselamatan
Keluhan atas keselamatan semacam ini disebabkan yang bersangkutan merasa tidak
aman saat memperoleh pelayanan, misalnya barang yang sudah dibawa tamu ternyata
hilang dikamar.
f. Keluhan atas prosedur yang rumit
Keluhan atas prosedur yang terlalu berbelit-belit menyebabkan tamu merasa kecewa
dan merasa kehilangan waktu yang seharusnya tidak perlu terjadi. Misalnya
permiintaan menguruskan konfirmasi tiket pesawat udara memerlukan prosedur yang
cukup rumit dan memakan waktu yang relatif lama.
30
Melihat dari beberapa jenis keluhan, maka sebaiknya setiap keluhan yang diterima dapat
dikelompokkan dan dipelajari penyebabnya.
Perlu pula diketahui, bahwa makin besar jumlah keluhan yang diterima dari keluhan
sejenis, makin besar perhatian pimpinan untuk penaggulangannya. Demikian pula
karyawan bersangkutan sebaiknya mampu mengevaluasi diri sendiri berdasrkan keluhan
yang diterima untuk perbaikan dimasa mendatang.
2. Metode Penanganan
Penanganan setiap keluhan harus didasarkan agar persoalan dapat diselesaikan
dengan cepat dan tepat demi kepuasan tamu dan kepentingan perusahaan, serta untuk
menghindari agar tidak terjadi keluhan yang sama di kemudian hari.
Metode penanganan keluhan dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Pemahaman
Setipa keluhan wajib kita fahami dengan baik, artinya secara filosofi kita menyadari bahwa
keluhan tersebut wajib didengarkan dan diperhatikan dengan baik. Secara umum, apapun
bentuk keluhannya, kita tidak perlu berargumentasi dengan tamu. Dalam hal ini, tamu berada
dalam kondisi sedang marah dan cenderung melupakan tata cara / sikap dan tingkah laku yang
wajar. Kita menerima keluhan dengan hati lapang, bukan berarti kita selalu di pihak yang salah.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk meredakan emosi tamu agar penanganannya dapat
dilakukan sebaik mungkin dan dapat memuaskan tamu tersebut.
c. Mengendalikan emosi
Mengendalikan emosi, artinya kita menerima keluhan dengan hati lapang serta bersikap sopan
dan ramah. Dalam hal ini, kita tidak boleh terpancing untuk berdebat, adu mulut atau berkelahi.
f. Kesan akhir
Kesan terakhir setipa penanganan keluhan sangat penting demi citra perusahaan ini di mata
tamunya. Kesan yang harus diciptakan adalah rasa terima kasih perusahaan kepada tamu bahwa
keluhan dapat membangun atau meningkatkan mutu produk danpelayanannya. Apapun jenis
keluhan yang diterima kita harus bersikap positif, tamu tidak kecewa dan diharapkan tamu tetap
akan menjadi langganan perusahaan ini.
Apapun jenis keluhan yang kita terima, sebaiknya dilaporakan kepada atasan agar hal ini dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi perusahaan dan dapat digunakan untuk menghindari keluhan
yang sama di masa mendatang.
31
32