Pengertian Assesment adalah proses mengumpulkan informasi yang biasanya digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang nantinya akan dikomunikasikan kepada pihakpihak terkait.
II. Hakekat Assesment / Pengungkapan dan Pemahaman Masalah
Tujuan assesment yang dilakukan pekerja sosial adalah 1. Membantu pekerja sosial memahami dan mengindividualisasi situasi yang dihadapi. 2. Menentukan dan menganalisis faktor-faktor relevan yang terdapat dalam situasi tertentu. Atas dasar pemahaman akan tujuan assesment masalah ini, pekerja sosial dapat memutuskan aspek-aspek apa dari situasi yang dihadapinya, tujuan usaha perubahan yang dilakukannya dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Tujuan assesment adalah untuk mengambil keputusan mengenai langkah-langkah yang akan diambil dalam usaha perubahan berencana. III. Isi Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Suatu assesment masalah yang dilakukan oleh pekerja sosial mengandung berbagai faktor didalamnya. Walaupun bentuk assesment ini mungkin berbeda-beda, tetapi setiap assesment mencakup unsur-unsur sebagai berikut: 1. Identifikasi dan penjelasan masalah Langkah pertama dalam usaha mengadakan assesment suatu masalah adalah memperoleh suatu kejelasan mengenai masalah yang dihadapi. Masalah adalah suatu situasi sosial atau kondisi sosial yang dievaluasi orang sebagai situasi atau kondisi yang tidak mengenakkan. Suatu masalah mrngandung tiga bagian yang saling berhubungan, yaitu a. Adanya suatu situasi sosial atau kondisi sosial b. Orang mengevaluasi situasi sosial tersebut sebagai situasi yang sifatnya problematis c. Alasan atau dasar evaluasi orang tersebut 2. Tujuan dan sasaran Berdasarkan pemahaman masalah, pekerja sosial bersama penerima manfaat menentukan tujuan bagi usaha perubahan melalui: a. Fisibilitas - Sumber-sumber yang tersedia - Hambatan-hambatan dan kesulitan yang mungkin dihadapi b. Penentuan prioritas pelayanan 3. Strategi a. Penentuan kegiatan dan sasaran sehubungan dengan hasil yang akan dicapai b. Penentuan titik awal kegiatan dalam upaya pemecahan suatu masalah c. Penentuan sumber-sumber yang dapat digunakan, hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi dan relasi-relasi yang dapat diciptakan Pendekatan intervensi yang digunakan
a. Pendekatan pendidikan (educational approach)
Mencakup sekumpulan peranan sebagai guru, tenaga ahli dan konsultan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu orang untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan pekerja sosial dalam pendekatan ini adalah - Pemberian informasi dan nasehat - Pengajaran dan keterampilan - Pemeberian contoh peranan-peranan b. Pendekatan perantara Mencakup sekumpulan peranan sebagai penuntun, pendukung, penengah dan perantara. c. Pendekatan perwakilan (advocacy approach) Mencakup peranan-peranan yang sifatnya mewakili kepentingan individu atau kelompok penerima manfaat. Tujuan pendekatan ini adalah untuk membantu individu atau kelompok penerima manfaat untuk memperoleh sumber-sumber atau pelayanan yang dibutuhkan. IV. Pencatatan Mengenai Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Hasil pengungkapan dan pemahaman masalah harus dibuat pencatatan. Tujuan pencatatan adalah 1. Membantu pekerja sosial untuk memahami apa yang diketahui dan tidak diketahui mengenai suatu situasi. 2. Membantu pekerja sosial untuk menentukan situasi. 3. Dapat digunakan sebagai alat untuk membicarakan dan menciptakan kontrak. 4. Dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kemajuan. 5. Dapat memperlancar komunikasi antara pekerja sosial dengan pihak lain. Agar suatu catatan dapat bermanfaat maka catatan harus bersifat spesifik. Catatan harus jelas dan dapat membedakan dan mengindividualisasi situasi yang dihadapi dengan situasi-situasi lainnya. V. Prinsip umum pekerjaan sosial Prinsip umum pekerjaan sosial merupakan nilai-nilai dasar yang harus dijadikan pedoman dasar bagi setiap pekerja sosial. Nilai-nilai utama atau prinsip-prinsip pekerjaan sosial adalah sebagai berikut. 1. Prinsip harga diri Prinsip harga diri menekankan pada adanya keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai rasa kehormatan diri, kesempurnaan dan rasa keagungan, sehingga setiap manusi mempunyai perasaan ingin diperlakukan dengan sewajarnya. Prinsip ini membutuhkan adanya suatu hubungan timbal balik antara pekerja sosial dengan para penerima manfaat dengan tidak mengabaikan pendapat, saran dan kemampuan yang dimiliki. 2. Prinsip penentuan diri sendiri Setiap orang penyandang masalah mempunyai hak sepenuhnya untuk menenukan sendiri apa kebutuhan dan bagaimana cara mengatasinya. 3. Kesempatan yang sama Prinsip ini menitik beratkan pada suatu pengertian bahwa setiap orang dalam masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk menentukan nasibnya sendiri
dan hanya dibatasi oleh kemampuan masing-masing. Hal tersebut merupakan
pandangan bahwa setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memenuhi kebutuhannya yang seimang sesuai dengan sumber-sumber yang tersedia. 4. Prinsip tanggung jawab sosial Setiap orang tidak terlepas dari tanggung jawab sosialnya baik terhadap diri sendiri, keluarga maupun terhadap masyarakat.