Agustus
2013
Abstrak
Pendidikan merupakan bagian penting yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Setiap manusia pasti berpendidikan, tergantung apakah pendidikan yang diperolehnya itu
diterima secara formal atau non formal. Pendidikan berperan penting dalam kehidupan
bermasyarakat, dimana pendidikan menyumbang bagi perkembangan pola pikir anggota
masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat itu sendiri. tulisan
ini bertujuan melihat kondisi pendidikan di Indonesia dari sudut pandang progresivisme,
dengan harapan dapat memberi sedikit masukkan bagi perkembangan pendidikan di
Indonesia. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan ternyata progresivisme yang
menekankan pada kebebasan individu anak dalam berkreasi dapat menjadi tawaran yang
menarik bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. SMK (sekolah menengah kejuruan)
yang menurut penulis penuh dengan tawaran kreativitas dapat diangkat kembali sebagai usaha
pemerintah dalam menyikapi persoalan pendidikan dalam hubungannya dengan dunia kerja.
Dengan memberikan ruang yang lebih banyak dan terbuka bagi pengembangan SMK,
diharapkan progresivitas pendidikan di Indonesia dapat lebih ditingkatkan.
Page | 132
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan masalah
hidup dan kehidupan masyarakat. Proses
pendidikan berada dan berkembang
bersama perkembangan hidup dan
kehidupan manusia, bahkan keduanya
merupakan proses yang satu. Masalah
pendidikan tidak dapat dipecahkan
keseluruhannya
hanya
dengan
mempergunakan metode ilmiah semata,
akan tetapi untuk memecahkan masalah
pendidikan seseorang harus menggunakan
analisis filsafat (Jalaludin dan Idi,
1997:24).
Kedudukan
filsafat
dalam
pendidikan
dinyatakan
sebagai
fundamental yang pada dasarnya tidak
dapat diganti oleh mata kuliah dasar
lainnya. Filsafat merupakan sumber nilai
dan norma hidup yang menentukan warna
dan martabat hidup manusia . Guru adalah
pelaksana
kegiatan-kegiatan
dalam
menanamkan nilai dan norma pendidikan,
namun filsafat akan memberikan sumbersumber dasar dan pedoman yang
menentukan arah dan tujuan dari
pendidikan itu sendiri. Dengan demikian
dapat
dikatakan
bahwa
hubungan
fungsional antara filsafat dan pendidikan
dapat dilihat sebagai berikut :
a. Filsafat,
dalam
arti
filosofis
merupakan satu cara pendekatan yang
dipakai
dalam
memecahkan
problematika
pendidikan
dan
menyususn teori-teori pendidikan.
b. Filsafat berfungsi member arah bagi
teori pendidikan yang telah ada
menurut aliran filsafat tertentu yang
memiliki relevansi dengan kehidupan
yang nyata.
c.
Agustus
2013
Filsafat
pendidikan,
dapat
dikatakan paling erat kaitannya dengan
progresivisme, yaitu suatu aliran pemikiran
yang menganjurkan bahwa kebenaran
ditentukan oleh fungsi. Progresivisme
adalah aliran filsafat pendidikan yang
berfokus pada siswa dengan memberikan
keterampilan dan pengethuan yang
diperlukan tidak hanya untuk bertahan
hidup, tetapi juga untuk berhasil dalam
masyarakat kontemporer dan kompetitif.
Seperti namanya, progresivisme
adalah sebuah filosofi yang beradaptasi
untuk membantu siswa dalam masyarakat
dan negara saat ini. Ini adalah filsafat yang
mempromosikan pendidikan bertujuan
untuk
membantu
siswa
dalam
mengembangkan
jenis
keterampilan
pemecahan
masalah
yang
akan
memungkinkan mereka untuk berfungsi
dengan baik dalam masyarakat kompetitif.
Progresivisme berfokus pada mendidik
siswa dengan cara yang membuat mereka
menjadi orang dewasa yang produktif
fungsi cekatan dalam dunia yang
senantiasa berubah.
Progresivisme
sebagai
aliran
pendidikan ditopang oleh filsafat sosial
John
Dewey,
yang
menghendaki
implementasi
sosial
dalam
dunia
pendidikan.
Gerakan
pendidikan
progresivisme di stu pihak hadir sebagai
protes, dan di pihak lain sebagai visi atau
pandangan. Pada awalnya, aliran ini hadir
Page | 133
B. Pendidikan
dalam
Progresivisme
a. Latar
Belakang
Progresivisme
Tatanan
Munculnya
Pendidikan
dalam
aliran
Progressivisme ini muncul adalah sebagai
oposisi atas pendidikan model tradisional
di Amerika Serikat, sekitar tahun 1800-an.
Kebangkitan ini dipicu oleh adanya
anggapan dari masyarakat terutama para
pendidik bahwa sekolah gagal untuk
menjaga langkah dari zaman dengan
perobahan hidup yang terjadi dalam
Agustus
2013
Agustus
2013
Agustus
2013
Agustus
2013
Dijabarkan
bahwa
sistem
pendidikan ini tidak begitu menekankan
kurikulum kepada para murid. Tetapi,
justru yang terjadi adalah bahwa kurikulum
itu berasal dari murid itu sendiri. Menurut
hemat saya bahwa di sinilah kelemahan
dari system pendidikan aliran ini.
Kendatipun ada kurikulum, itupun bersifat
fleksibel.
Sekolah yang baik adalah sekolah
yang dapat memberi jaminan kepada para
siswanya selama ia belajar. Maksudnya
adalah bahwa sekolah harus mampu untuk
membantu dan menolong siswanya untuk
bertumbuh dan berkembang serta memberi
keleluasaan tempat untuk para murid
untuk
mengembangkan
minat
dan
bakatnya melalui bimbingan para guru.
Hal ini adalah benar. Akan tetapi, untuk
mengarahkan apa yang menjadi maksud
dan tujuan penyelenggaraan pendidikan itu
dituangkan melalui kurikulum yang jelas
dan tepat. Namun, yang terjadi adalah
bahwa bagi aliran ini memandang bahwa
segala
sesuatu
adalah
berasaskan
fleksibilitas, dinamis
dan didalamnya
termasuk kurikulum.
Aliran ini memandang bahwa
kurikulum itu haruslah fleksibel, tidak
kaku, dapat berubah setiap saat, tidak
terikat oleh doktrin tertentu. Ia harus
bersifat terbuka. Jadi, kurikulum itu bisa
diubah dan dibentuk sesuai dengan
kemauan si murid. Artinya, kurikulum
harus dapat mewadahi aspirasi murid.
Dengan penggambaran demikian,
dapat dikatakan bahwa di satu sisi
mungkin sistem pendidikan ini mendorong
kreativitas anak, namun akan menjadi
kesulitan untuk mengarahkannya sampai di
mana maksud dan tujuan dari kreatifitas si
anak tersebut.
Page | 137
Agustus
2013
Page | 138
Agustus
2013
Agustus
2013
Agustus
2013
E. Penutup
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Filsafat progresivisme dalam wujud
yang murni memperkenalkan bahwa
pendidikan selalu ada dalam nuansa
proses pengembangan. Pendidikan
harus siap untuk memodifikasi metode
dan
kebijakan-kebijakan
yang
berhubungan dengan perkembangan
pengetahuan dan perubahan yang baru
dalam lingkungan.
2. Pendidikan
progresif
harus
memperkenalkan konsep anak secara
utuh sebagai satu jawaban atas apa
yang mereka pertimbangkan; terhadap
anggapan atau penafsiran sebagian
sifat anak. Dengan demikian, sekolah
menjadi pusat perhatian anak
dimana proses belajar ditentukan oleh
setiap anak.
3. Pandangan progresivisme terhadap
anak, adalah sebagai organism yang
memahami satu proses pengalaman.
Anak
merupakan
bagian
dari
lingkungan, hidup dalam dan dengan
interaksi dengan segala apa yang ada
di lingkungannya. Anak selaku
makluk alamiah terhubung dengan
benda-benda
alamiah
lainnya,
sekaligus sebagai suatu perkembangan
sendiri. Masalah sentral dalam
pendidikan
anak
adalah
mengembangkan kecerdasannya agar
dapat menjadi anak yang lebih baik.
4. Dengan tetap berpijak pada ide
demokrasi, progresivisme menekankan
perkembangan kecerdasan kooperatif
untuk mencapai pribadi yang integral.
Pribadi yang integral tidak cukup
hanya
dengan
menyumbangkan
Page | 141
5.
6.
7.
8.
Agustus
2013
Page | 142
Crowell-Collier
Education
Corporation.
Henderson, Stela van Pettern, 1959,
Introduction to Philosophy of
Education,
Chicago:
The
University of Chicago
Jalaluddin, H dan Idi, Abdullah, 1997,
Filsafat Pendidikan, Jakarta:
Gaya Media Pratama.
Kneller, GF, 1971, Introduction To The
Philosophy Of Education ,
Calivornia:
University
of
California
Ornstein, Alan C and Levine, Daniel U,
1985, An Introduction to the
Foundations of Education,
Boston: Houghton Mifflin
Company.
Whitney, David C, 1964, The Wolrd
Book Encyclopedia, London:
Field Enterprises Educational
Corporation.
Agustus
2013
Internet:
http://www.indonesiaberprestasi.web.id/
2010/05/buat-ibu-pertiwi-tersenyumdengan-memajukan-pendidikan/
diakses : 3 Januari 2011.
http://www.tempointeraktif.com/hg/pen
didikan/2009/03/26/brk,20090326166674,id.html
diakses: 3 Januari 2011.
http://www.okezone.com/toyotagandeng-smk-seindonesia/html/juli/2010/ diakses: 3
Januari 2011.
Page | 143