KASUS
zat aktif, pH, berat jenis dan netto volume sehingga dapat ditetapkan tanggal
kadaluarsa yang sebenarnya.
Uji Bioekivalen
Suatu uji yang dilakukan untuk melihat apakah dua produk obat mempunyai
ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian
dengan dosis moral yang sama akan menghasilkan bioavailabilitas yang sebanding
sehingga efeknya akan sama, dalam hal efikasi maupun keamanan. Jika
bioavailabilitasnya tidak memenuhi kriteria bioekivalen maka kedua produk obat
tersebut disebut bioinekivalen.
Uji Disolusi
Suatu metode in vitro yang digunakan untuk mengetahui waktu pelepasan obat dari
bentuk sediaan menjadi bentuk terlarut.
C
RUMUSAN KASUS
Fase gerak
1. Larutkan 500 mg dodesil natrium sulfat P dalam 18 ml asam fosfat 0,15 M
2. Tambahkan 90 ml asetonitril P dan 90 ml metanol P
3. Encerkan dengan air hingga 250 ml, campur, saring melalui penyaring
dengan porositas 0,5 m atau lebih halus.
4. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada kromatografi (lihat FI IV).
Larutan baku
1. Timbang seksama sejumlah propranolol hidroklorida BPFI, larutkan dalam
metanol P hingga diperoleh larutan baku persediaan dengan kadar lebih
kurang 1 mg per ml.
2. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25 ml
3. Encerkan dengan metanol P sampai tanda
4. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,7 m atau lebih halus
5. Larutan mengandung lebih kurang 0,2 mg Propranolol Hidroklorida BPFI
per ml.
Larutan resolusi
1. Buat larutan prokainamida hidroklorida P dalam metanol P hingga kadar
lebih kurang 0,25 mg per ml.
2. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25 ml
3. Tambahkan 5,0 ml larutan baku persediaan yang digunakan untuk
membuat larutan baku
4. Encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Larutan uji
1. Timbang dan serbukhaluskan tidak kurang dari 20 tablet.
2. Timbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 50
mg propranolol hidroklorida
3. Masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml
4. Tambahkan 40 ml metanol P, kocok dan sonikasi selama 5 menit
5. Encerkan dengan metanol P sampai tanda
6. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,7 m atau lebih halus
7. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 25 ml
8. Encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi
1. Lakukan kromatografi terhadap larutan resolusi
2. Rekam respon puncak utama seperti yang tertera pada prosedur.
Prosedur: Waktu retensi relatif prokainamida dan propranolol berturut-turut
adalah lebih kurang dari 0,6 dan 1,0 dan resolusi, R, antara puncak
prokainamida dan puncak propranolol tidak kurang dari 2,0. Lakukan
kromatografi terhadap larutan baku, rekam respon puncak seperti yang
tertera pada prosedur: faktor ikutan puncak propranolol tidak lebih dari 3,0
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur
Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 l)
Larutan baku dan larutan uji ke dalam kromatografi, ukur respon puncak
utama. Hitung jumlah dalam mg, C16H21NO2.HCl, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus:
250 C (ru/rs)
C
ru
rs
Persyaratan
Syarat: Nilai Q
tidak kurang
dari 75%
Metode:
Spektrofotome
tri
Media: 1000
ml larutan HCl
P (1 dalam
100)
Alat: tipe 1,
100 rpm
selama 30
menit
Cara penetapan
Penetapan
kadar
Persyaratan
Metode: KCKT
Detektor: 290
nm
Kolom: 4,6 nm
x 25 cm
Laju aliran:
lebih kurang
1,5 ml/menit
Cara penetapan
Fase
gerak
Larutan
baku
Larutan
resolusi
Larutan
uji
Sistem
kromatogra
f
Prosedur
RESUME/LO
a. Mengetahui bagaimana prosedur tetap metode analisis dalam
melakukan pengembangan metode analisis yaitu merancang
metode uji disolusi dan penetapan kadar obat dalam tablet
Propranolol HCl.
b. Pada Farmakope Indonesia Edisi IV, dimana persyaratan hasil
disolusi tablet propranolol HCl (nilai Q) tidak kurang dari 75%.