2013
PENDAHULUAN
Pakan yang bernutrisi baik, bila diberikan kepada
ternak akan menghasilkan performans produksi dan
reproduksi ternak yang baik pula. Salah satu nutrien
yang penting di dalam pakan adalah energi. Ternak
ruminansia dapat mencerna hijauan sebagai sumber
serat di dalam rumen menjadi asam lemak terbang yang
kemudian dapat menjadi sumber energi. Selain itu,
ternak ruminansia tetap membutuhkan energi yang
lebih cepat atau mudah tersedia/terdegradasi di dalam
rumen seperti pati atau lemak. Lemak berfungsi
sebagai sumber energi yang berdensitas tinggi. Asam
lemak akan menghasilkan energi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nutrien lain seperti karbohidrat
atau protein ketika dimetabolisme dalam tubuh. Nilai
176
Elizabeth Wina dan Susana IWR: Manfaat Lemak Terproteksi untuk Meningkatkan Produksi dan Reproduksi Ternak Ruminansia
H
CC=CC
CC=CC
orientasi cis
H
orientasi trans
C=CCC=C
CC=CC=C
non-konjungasi
konjungasi
177
hidrolisis
Asam lemak:
tidak jenuh
cis-cis
Gliserol
Gula
isomerisasi
biohidrogenasi
Asam lemak
terbang (VFA)
Asam lemak:
terkonjugasi
(CLA)
trans
jenuh
Sel mikroba
(fosfolipida
mikroba)
Rumen
Asam lemak
jenuh
Fosfolipida
mikroba
Pascarumen/usus halus
178
Elizabeth Wina dan Susana IWR: Manfaat Lemak Terproteksi untuk Meningkatkan Produksi dan Reproduksi Ternak Ruminansia
Hati
Asam lemak
jenuh
Fosfolipida
mikroba
Pankreas
Asam
empedu
Garam
empedu
Fosfolipase
Lesitin
Lysolesitin
Misel
Garam empedu
Asam lemak
Lysolesitin
Usus halus
Formaldehida
Penggunaan formaldehida sebenarnya tidak
langsung bereaksi dengan lemak. Formaldehida akan
bereaksi dengan protein sehingga komplek proteinformaldehida inilah yang akan melindungi lemak
(Garrett et al. 1976). Proses ini berfungsi ganda karena
tidak hanya lemak yang terproteksi tetapi juga protein
terlindungi dari degradasi oleh mikroba rumen. Setelah
melewati rumen, pelindung protein-formaldehida akan
lepas pada pH asam di dalam abomasum, dan lemak
yang terlepas akan terhidrolisis oleh lipase dari
pankreas menjadi asam lemak yang akan diserap di
dalam usus. Teknologi ini termasuk teknologi lama dan
mempunyai kendala untuk dikembangkan karena
penggunaan formaldehida untuk dicampur ke dalam
bahan pakan tidak diijinkan di beberapa negara. Di
Indonesia, formaldehida juga tidak dianjurkan
digunakan
karena
adanya
penyalahgunaan
formaldehida sebagai bahan pengawet makanan dan
sulit untuk diperoleh di pasar.
Saponifikasi
Saponifikasi dengan kalsium akan mengubah
bentuk lemak yang bersifat lengket menjadi sabun
kalsium yang berbentuk butiran/granul sehingga mudah
disimpan dan diangkut dalam transportasi. Proses
saponifikasi ini dilaporkan oleh Jenkins dan Palmquist
(1984). Teknologi ini termasuk teknologi yang lebih
baru dari teknologi formaldehida dan sudah banyak
dimanfaatkan secara komersial. Kalsium adalah ion
dua valensi dan dapat bereaksi dengan gugus karboksil
dari asam lemak membentuk garam kalsium. Pada pH
6-7, garam kalsium lemak hanya sedikit terdisosiasi
atau menjadi inert di dalam rumen sehingga bila
direaksikan dengan asam lemak tidak jenuh, dapat
memproteksi atau melindungi asam lemak tidak jenuh
tersebut sehingga tidak berpengaruh negatif terhadap
bakteri rumen. Proses saponifikasi terhadap asam
179
Parameter
Kalsium
lemak
(Balitnak)
Ca-asam lemak
sawit1-2
Prilled
fat3
-----------------------%--------------------Lemak
kasar
Calcium
Energi kasar
(Mkal/kg)
95,00
81,501
95,02
95,0
4,50
7,101
9,02
7,02
6,49
ta
ta
1,52
ta
44,02
70,0-85,0
Asam lemak
C14:0
1,25
C16:0
53,90
46,90
C18:0
4,30
24,301
5,02
3,0-10,0
C18:1
33,05
8,0-12,0
C18:2
6,95
C18:3
ta
36,30
9,301
0,30
40,0
9,52
ta
2,0
ta
2
Chill prilled
Proses dilakukan menurunkan temperatur lemak
(dalam keadaan dingin), lemak yang membeku lalu
disemprotkan dan langsung dikeringkan sehingga
keluar dalam bentuk partikel halus (spray drying)
disebut prilled fat. Kandungan asam lemak bebas
dalam prilled fat lebih tinggi dibandingkan dengan
Kalsium lemak (99% dibandingkan dengan 84%)
karena tidak mengandung kalsium (Suksombat 2009).
Kalsium lemak
(sifat: padat dan berbutir)
Gambar 4. Asam lemak dari minyak kelapa sawit yang belum direaksikan (padat dan lengket), lalu dipanaskan (bentuk cair) dan
setelah diproteksi atau direaksikan menjadi kalsium lemak (bentuk padatan)
Sumber: Koleksi pribadi
180
Elizabeth Wina dan Susana IWR: Manfaat Lemak Terproteksi untuk Meningkatkan Produksi dan Reproduksi Ternak Ruminansia
181
182
Elizabeth Wina dan Susana IWR: Manfaat Lemak Terproteksi untuk Meningkatkan Produksi dan Reproduksi Ternak Ruminansia
183
184