Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diagnosa .1 :
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan tubuh secara tidak normal
Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan
Kriteria evaluasi :
Keseimbangan cairan adekuat
- Tanda-tanda vital stabil
- Turgor kulit stabil
- Membran mukosa lembab
- Pengeluaran urine normal 1 2 cc/kg BB/jam
Intervensi :
1.
Rasional : Dokumentasi yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi pengeluran dan penggantian cairan.
2.
Rasional : Kulit dingain dan lembab, denyut yang lemah mengindikasikan penurunan sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk
pengantian cairan tambahan.
3.
Rasional : Mual, muntah dan perdarahan yang berlebihan dapat mengacu pada hipordemia.
4.
Rasional : Cairan parenteral dibutuhkan untuk mendukung volume cairan /mencegah hipotensi.
6.
7.
Rasional : Antiemetik dapat menghilangkan mual/muntah yang dapat menyebabkan ketidak seimbangan pemasukan.
1)
Pantau tingkat, irama pernapasan & suara napas serta pola pernapasan
Rasional : Efek IFO mendepresi SSP yang mungkin dapat mengakibatkan hilangnya kepatenan aliran udara atau depresi pernapasan,
pengkajian yang berulang kali sangat penting karena kadar toksisitas mungkin berubah-ubah secara drastis.
2)
Rasional : Menurunkan kemungkinan aspirasi, diagfragma bagian bawah untuk untuk menigkatkan inflasi paru.
3)
Rasional : Memudahkan ekspansi paru & mobilisasi sekresi untuk mengurangi resiko atelektasis/pneumonia.
4)
Rasional : Memantau kemungkinan munculnya komplikasi sekunder seperti atelektasis/pneumonia, evaluasi kefektifan dari usaha
pernapasan.
Diagnosa .3 :
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kerentanan pribadi, kesulitan dalam keterampilan koping menangani masalah
pribadi.
Tujuan : Koping individu efektif, tidak terjadi kerusakan perilaku adaptif dalam pemecahan masalah.
Kriteria Evaluasi :
- Klien mampu mengungkapkan kesadaran tentang penyalahgunaan bahan insektisida.
- Mampu menggunakan keterampilan koping dalam pemecahan masalah
- Mampu melakukan hubungan /interaksi social.
Intervensi :
1.
Tentukan pemahaman situasi saat ini & metode koping sebelumnya terhadap masalah kehidupan.
Rasional : Memberi informasi tentang derajar menyangkal, mengidentifikasi koping yang digunakan pada rencana perawatan saat ini
3.
Rasional : Umpan balik yang positif perlu untuk meningkatkan harga diri dan menguatkan kesadaran diri dalam perilaku
5.
Rasional : Keikut sertaan dihubungkan degan penerimaan kebutuhan terhadap bantuan, untuk bekerja.
6.
Rasional : Dengnan pemahaman dan dukungan dari keluarga /teman sebaya dapat membantu menngkatkan kesadaran.
7.
Rasional : Agar klien mengetahui efek samping yang berakibat fatal pada organ-organ vital bila menelan insektisida (baygon)
8.
Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
2.
No
1
Tanggal
7
10.00
Februari
12.00
2015
Perencanaan
No
Jam
Dx
Intervensi
Rasional
Paraf
7 Februari
10.00
2015
12.00
II
tentang nyeri
5. Berikan tindakan
kenyamanan, dorong
dan ajarkan teknik
relaksasi
6. Kolaborasikan dengan
tim kesehatan lain
tentang pemberian
analgesik rutin sesuai
indikasi
1. Catat perubahan dan
pola nafas
2. Observasi penurunan
ekspansi dinding
dada
3. Catat karakteristik
batuk (misal:
menetap,
efektif/tidak efektif,
produksi dan
karakteristik
sputum)
4. Pertahankan posisi
tubuh/kepala lebih
tinggi dan gunakan
alat jalan nafas
sesuai kebutuhan
5. Kolaborasikan
4. Takut/masalah dapat
meningkat tegangan otot
dan menurunkan ambang
persepsi nyeri
5. Meningkatkan relaksasi
dan pengalihan perhatian
6. Mempertahankan kadar
obat lebih konstan
menghindari puncak
periode nyeri
1. Penggunaan otot
interkostal/abnomina
l dan pelebaran nasal
menunjukkan
peningkatan upaya
bernafas
2. Ekspansi dada
terbatas/ tidak sama
sehubungan dengan
akumulasi cairan dan
sekret
3. Karakteristik batuk
dapat berubah
tergantung pada
penyebabnya
4. Memudahkan
memelihara jalan
nafas atas paten bila
dengan tim
kesehatan lain dalam
pemebrian
bronkodilator
bronkus,
menurunkan
3
Februari 10.00
2015
12.00
III
1. Kaji frekuensi
kedalaman pernafasan
dan ekpansi dada, catat
upaya pernafasan
2. Auskultasi bunyi nafas,
dan catat adanya bunyi
nafas
3. Observasi pola batuk
dan karakteristik sekret
4. Dorong dalam nafas
dalam dan latihan batuk
5. Kolaborasikan dengan
tim kesehatan lain
tentang pemberian
oksigen
1.
2.
3.
4.
5.
vikositas sekret
Kedalaman
pernafasan
bervariasi tergantung
derajat gagal nafas,
ekspansi terbatas
terdapat pada
atelektasis
Perubahan bunyi
nafas menunjukkan
obstruksi sekunder
Kongesti alveolar
mengakibatkan
betuk kering
Meningkatkan
banyaknya sputum
yang keluar
Memaksimalkan
pernafasan
dan
menurunkan
kerja
nafas
2.12 Implementation
1. No Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan invasi kanker ke pleura dan rongga dada
No
1
Tanggal
Jam
7 Februari 10.00
Implementasi
Evaluasi Formatif
1. Mencatat perubahan dan pola P : sputum berkurang
2015
nafas klien
2. Mengobservasi
10.00
7
Februari
2015
10.10
R : saluran napas
10.00
7 Februari
2015
10.15
non verbal
5. Mengkaji
frekuensi,
Paraf
Februari 10.00
2015
1. Mencatat
dan psikologi
R : dada
2. Mendorong pasien mengatakan
S:
perasaan tentang nyeri
T :tidak menentu
3. Mencatat karakteristik batuk
4. Mempertahankan posisi kepala
lebih tinggi
5. Mengobservasi pola batuk dan
karakteristik sekret
7 Februari
12.00
2015
1. Memberikan
kenyamanan
11.00
10.30
10.45
11.00
nafas
lain
pemberian oksigen
dalam
No
Tanggal / Jam
Jam
No. Diagnosa
Catatan Perkembangan
S : klien mengatakan dada saya masih nyeri
dan sakit
II
III
O : RR = 24 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Paraf
II
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
III
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
S : klien mengatakan saya sudah bisa
bernafas dengan lega
III
Diagnosis Keperawatan
a.
b.
c.
3.
Waktu/t
Diagnosa
Tujuan dan
Interensi (NIC)
gl
keperawatan
Kriteria Hasil
Rasional
(NOC)
1
Setelah
efektif b.d.efek
dilakukan
stimulasi
nikotonink-
A.
1.
tindakan
keperawatan
Pengkajian 1.
Monitor TTV
setiap 15
menit untuk
Monitor TTV
setiap 15 menit
untuk beberapa
jam dan
system saraf
beberapa jam.
selama 3x24
B. Pendidikan
jam
2. Ajarkan batuk
pusat.
diharapkan
efektif, teknik
segera kepada
pola napas
pernapasan
dokter. Catat
efektif
dalam.
Kolaboratif
Lakukan
tanda-tanda
muskarinink pada
C.
dengan
3.
Kriteria Hasil:
Ekspensi
kolaborasi
dengan
laporkan
perubahannya
seperti muntah,
mual dan nyeri
abdomen.
Observasi feses
dan urine serta
pertahankan
cairan,
tidaka ada
kepala tempat
intravena
(5)
Tidak ada
tidur
sesuai
penggunaan
2.
pesanan.
Memudahkan
ekspansi paru
dan mobilisasi
sekresi untuk
mengurangi
resiko
atelektasis/pne
3.
umonia.
Jika keracunan
sebagai suatu
usaha untuk
membunuh diri,
maka lakukan
safety
precaution,
konsultasi
psikiatri atau
perawat
psikiatri klinis.
Pertimbangkan
juga masalah
kelainan
4.
kepribadian.
Menurunkan
kemungkinan
aspirasi,diafrag
ma bagian
bawah
meningkatkan
inflasi paruh.
Ketidakseimbanga
Setelah
A.Pengkajian
1.Dokumentasi
n cairan
dilakukan
1.Monitor
yang akurat
b.d.peningkatan
tindakan
pemasukan
dapat
hilangnya cairan
keperawatan
dan
membantu
tubuh.
selama 3 x
pengeluaran
dalam
24 jam,di
cairan
mengidentifika
harapkan
si pengeluaran
keseimbanga
dan
n cairan
adekuat
dengan KH:
1.
TTV stabil
2.
(5)
Turgor kulit
normal (5)
3. Membran
B.Pendidikan
2. Anjurkan
penggantian
cairan
pasien untuk
menginformasi
kan perawat
bila haus.
mukosa
lembab
C.Kolaborasi
3.Kolaborasi
3.Cairan
dengan tim
parenteral
medis untuk
dibutuhkan
memberikan
untuk
cairan
mendukung
parenteral.
volume
cairan/menceg
ah hipotensi.
D.Aktivitas
Mandiri
4.Beriakan
kembali
pemasukan
oral secara
berangsurangsur
4.Pemasukan
peroral
bergantung
pada
pengembalian
gungsi
gastrointestinal
3
Resiko
Setelah
ketidakseimbanga
dilakukan
nutrisi
dari
tubuh
A.
1.
kurang tindakan
tidak selama 3x24
dengan
menetapkan
derajat
BB, dan
masalah untuk
menetapkan
integritas
Kriteria Hasil:
1.
turgor kulit,
penurunan BB,
terpenuhi
Memvalidasi
dan
derajat
1.
nutrisi pasien,
kebutuhan keperawatan
b.d.
Pengkajian
Kaji status
pilihan
intervensi yang
mukosa oral,
kemampuan 2.
tepat.
Dapat
menelan,
meningkatkan
mempertaha
riwayat mual
pelepasan
nkan status
muntah dan
endorphin
nutsisi yang
diare
Pendidikan
Anjurkan
dalam otak
Pasien dapat
adekuat (5) B.
2.
yang
meningkatkan
pasien untuk
berpartisipasi
3.
dalam
program
kegiatan/latiha
n
C. Kolaboratif
3. Kolaborasi
D.
nafsu makan
Merencanakan
diet dengan
kandungan
nutrisi yang
adekuat untuk
memenuhi
dengan ahli
peningkatan
diet untuk
kebutuhan
menetapkan
energi dan
komposisi dan
kalori
sehubungan
tepat.
Aktivitas
dengan status
mandiri
4. berikan
4.
makan dengan
hipermetabolik
pasien
Pasien dapat
berkonsentrasi
perlahan pada
pada
lingkungan
mekanisme
yang tenang
makan tanpa
adanya
distraksi/gangg
uan dari luar
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui
mulut, hidung, suntikan dan absorbsi melalui kulit atau digunakan terhadap
organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau
mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan. (Mc
Graw-Hill Nursing Dictionary)
Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung
seberapa banyak bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat
menyebabkan keracunaan adalah
1)
2)
3)
4)
5)
6)
SARAN
Daftar Pustaka
http://www.indonesiaindonesia.com/f/10707-keracunan-bahan-kimia
makanan/ 0 9/0 6/20
http://luviony.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-keracunan.html
Wilkinson, Judith.M, Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC, Jakarta:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama
Blog Subscription
Follow me
You can follow my updates on Twitter
Posts RSS
Read my full posts on your favorite feed reader
Facebook
Become a fan of our blog on Facebook
exka saputra
Lihat profil lengkapku
Blog Archive
2012 (45)
o Oktober (29)
KUTIPAN
PARAGRAF
SEJARAH MKCH
GERAKAN PEMBAHARUAN
ROBO-ROBO
YASINAN
TAHLILAN
ASKEP PAROTITIS
ASKEP HISPRUNG
ASKEP GASTREOFAGUS
ASKEP CA.LAMBUNG
ASKEP LABIOSCKISIS
ASKEP PEROTINITS
ASKEP GE.DEHIDRASI
ASKEP PANKREATITS
VARISES ESOVAGUS
askep labioshisis
Maret (16)
Popular Posts
ASKEP GE.DEHIDRASI
BAB II PEMBAHASAN A.
Definisi Gastroenteritis adalah inflamasi pada
daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakt...
ASKEP PAROTITIS
BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian Penyakit parotitis atau g ondongan
adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeks...
terapi komplementer
Nama Kelompok 8 :
Aan Aji Prayogi
ASKEP HISPRUNG
BAB II PEMBAHASAN A.
Definisi Penyakit hisprung merupakan suatu
kelainan bawaan yang menyebabkan gangguan pergerakan usus yan...
VARISES ESOVAGUS
BAB II PEMBAHASAN A.
PENGERTIAN Varises esofagus adalah penyakit
yang ditandai dengan pembesaran abnormal pembuluh darah v...
Pengikut
Diberdayakan oleh Blogger.