Anda di halaman 1dari 10

Keterampilan Memberikan Penguatan dalam Proses Pembelajaran

Makalah ini disusun oleh:


1. Khoirun Nisa 'RNT (109321417112)
2. Cahya Prasetya (109321417114)
Mahasiswa Universitas Negeri Malang
Program Studi Pendidikan Fisika
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak
diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya
sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas .
Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana
memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak
mungkin terjadi tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru
mestinya merencsiswaan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif
di dalam proses pembelajaran.
Partisipasi siswa di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru sehingga
siswa termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik.
Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut penguatan
atau reinforcement. Reinforcement berbeda
denganreward. Reward merupakan
hadiah
keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai
bentuk penguatan dapat dikombinasikan oleh guru, sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak
alami atau tidak spontan.
Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena
terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas.
Sepertinya pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya
motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang
kondusif.
Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar
dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu proses pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang dimaksud dengan penguatan dalam pembelajaran?
2.
Apakah komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan?
3.
Bagaimana prinsip penggunaan penguatan?
4.
Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran?
5.
Apa saja kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?

6.
Apa saja kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian dari penguatan dalam pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan.
3.
Untuk mengetahui prinsip penggunaan penguatan.
4.
Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran.
5.
Untuk mengetahui kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.
6.
Untuk mengetahui kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENGUATAN
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif
dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah penguatan yang bertujuan untuk
mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan
penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak
menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru memberikan sindiran kepada siswa
yang tidak memperhatikan saat guru tersebut menerangkan suatu materi pelajaran.
Manfaat penguatan bagi siswa, antara lain.
1.
Meningkatnya perhatian dalam belajar.
2.
Membangkitkan dan memelihara perilaku.
3.
Menumbuhkan rasa percaya diri.
4.
Memelihara suasana belajar yang kondusif.
Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru
karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam melakukan
kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap ilmu
sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik.
Penguatan harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik
perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.
B. KOMPONEN-KOMPONEN YANG TERDAPAT DALAM PEMBERIAN PENGUATAN
a. Penguatan Verbal
Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa agar
berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan kata-kata yang
dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke dalam penguatan verbal.
Beberapa contoh pemberian penguatan verbal.
1) Guru bertanya ,Konsep apa yang diterapkan pada kapal laut?

Beny mengacungkan tangan dan menjawab, Hukum Archimedes, Bu!!


Guru menanggap balik, Ya benar. Bagaimana bunyi Hukum Archimedes?
Beny menjawab, Setiap benda padat yang dimasukan ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke
atas seberat zat cair yang dipisahkan. Gaya ke atas itulah yang membuat kapal terapung di dalam
air.
Guru menanggapi, Hebat Beny. Kita beri tepuk tangan buat Beny.
2) Pada saat belajar tentang tekanan, guru mengajukan pertanyaan, Mengapa ujung paku dibuat
runcing?
Sally menjawab, Karena ujung paku yang runcing memiliki luas penampang kecil, sehingga
tekanan terhadap benda menjadi besar.
Guru menanggap balik, Iya, lengkap sekali jawaban Santi, atau Betul, tepat sekali!!
3) Pada saat belajar tentang pemuaian, guru meminta siswanya untuk menyebutkan aplikasi
konsep pemuaian di kehidupan sehari-hari.
Salah satu siswa menyebutkan, Penyambungan rel kereta api, Bu!!
Guru menanggapi balik, Bagaimana dengan penyambungan rel kereta api?
Siswa tersebut menjelaskan, Pada daerah sambungan diberi jarak antara batang satu dengan
lainnya, sehingga pada saat panas batang tersebut memiliki tempat untuk memuai.
Guru memberikan tanggapan balik, Tepat sekali. Kamu memang pintar, Nak!!
4) Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswanya. Jawaban dari siswa kurang benar.
Guru tidak boleh berkata, Jawabanmu salah!! atau Bodoh sekali, Kamu!. Seharusnya guru
berkata, Ya, jawabanmu sudah baik tetapi masih kurang tepat. Ada pendapat yang lain?.
Beragam ucapan-ucapan lain yang bisa dilontarkan guru secara spontan, kata yang digunakan
diusahakan bervariasi agar tetap segar dan bersemangat. Dengan ucapan atau tanggapan balik
tersebut siswa merasa terpuji, dihargai, diberikan perhatian, dan yang tidak kurang pentingnya
adalah siswa merasa bahwa belajar tersebut sangat bermanfaat bagi dia.
b. Penguatan Non Verbal
Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih berprestasi, tidak
terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian penguatan yang dapat dipilih oleh

guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa. Bentuk-bentuk perbuatan tersebut dapat
dibedakan dalam kategori berikut.
1) Mimik dan gerak badan
Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang berinteraksi saling
berhadapan. Selama proses interaksi tersebut dipertahankan agar mimik muka atau wajah tidak
cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang menimbulkan kesan tidak
simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung terus
menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.
Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi secara aktif
dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut guru secara berkesinambungan memberikan
berbagai penguatan. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan,
gelengan yang mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis,
acungan jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama
proses pembelajaran berlangsung.
2) Mendekati
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan temannya. Ada
siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa
yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang
berharap lebih dari itu. Mereka lebih senang kalau guru berada di sampingnya saat memberikan
penguatan.
Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha memenuhi harapan
tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke tempat siswa yang baru saja
memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan, atau memberi penjelasan.
Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk
penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan hambar atau dingin.
3) Sentuhan
Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri bagi
sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban pertanyaan, melengkapi
jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan atau meralat
argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan menyalami, menepuk-nepuk
pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain yang membuat siswa bangga dan ingin
tampil lebih baik lagi.
4) Kegiatan yang menyenangkan hati siswa

Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru
berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa. Sehingga apabila
diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran fisika guru juga dapat memilih
aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi
dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas, mengerjakan latihan berbentuk tekateki silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek dan banyak lagi aktivitas lain
yang dapat dipilih dan divariasikan.
Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di dalam belajar
fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh siswa yang senang berolahraga. Pada
saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke lapangan untuk memperagakan
berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.
5) Simbol atau benda
Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah berbentuk benda.
Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin hanya permen
untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif di dalam pembelajaran.
Bagi siswa yang mendapatkan hadiah, pemberian tersebut akan mendorong dia untuk tampil
lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih bersemangat, juga ingin
mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan prestasi mereka dalam belajar fisika.
Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat mereka untuk lebih baik lagi pada
kesempatan berikutnya.
6) Penguatan tak penuh
Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau tidak benar
tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan tetapi tidak penuh,
misalnya Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat. Kemudian guru meminta siswa
lain untuk menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa
jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah.
C. PRINSIP PENGGUNAAN PENGUATAN
Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran. Pemberian penguatan di dalam
pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, sebagai berikut.
a. Hangat dan Antusias

Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja tidak mampu diberikan oleh
orang yang kurang atau tidak bersemangat. Aktivitas yang bertujuan memberikan semangat
tersebut juga tidak akan sampai pada sasaran, apabila pemberiannya dilakukan tanpa dukungan
kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh guru secara psikologis berdampak positif
terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat mencairkan suasana kaku, diam, ramai, dan tegang
menjadi kondusif.
Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya makna sendiri di hati siswa.
Melihat gurunya antusias, siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek, atau melakukan
aktivitas lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi apabila sebelumnya hanya
sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap antusias yang ditampilkan guru dapat
menarik yang belum aktif menjadi aktif.
b. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi siswa. Mereka merasa
lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa diperhatikan, merasa berhasil dalam belajar, merasa
terpuji dan tersanjung. Perasaan ini berdampak terhadap mental mereka. Siswa jadi lebih berani
mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya, dan lebih percaya diri. Dengan
demikian diharapkan partisipasinya menjadi lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Bila guru melakukan penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu siswa terpenuhi,
akibatnya mereka merasakan bahwa belajar fisika membuat mereka jadi tahu banyak hal. Apa
yang mereka ketahui tersebut membantu mereka menjawab pertanyaan tentang suatu kejadian,
yang mungkin sebelumnya membuat mereka penasaran atau bingung.
c. Menghindari respon negatif
Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah pikirannya di dalam kelas atau
bahkan bisa jadi pendapat tersebut keliru. Seorang guru profesional berusaha membesarkan hati
siswa dengan tanggapan yang positif. Tidak langsung menyalahkan atau menghakimi siswa di
hadapan teman-temannya. Contoh.

Guru tahu ada siswa yang kurang memperhatikan pada saat memperagakan. Guru
berpikir mungkin si siswa sudah paham, jadi demonstrasi itu tidak menarik buat dia.

Guru menganggap semua siswa sudah paham dan bersiap untuk memberi kesempatan
kepada siswa untuk berlatih menggunakan jangka sorong.

Guru menunjuk siswa yang tadinya tidak memperhatikan untuk membaca hasil
pengukuran dan menyampaikan kepada teman-temannya.

Siswa tersebut tidak tahu cara membacanya, sehingga kebingungan.


Pada kejadian seperti ini, seorang guru professional guru tidak langsung menyalahkan atau
memarahi siswa karena tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan pelajaran. Guru bisa
menunjuk siswa lain untuk melaksanakan tugas itu dan siswa tadi disuruh memperhatikan.

Kepada siswa yang menggantikan tugas tadi guru memberi penguatan dan kepada siswa pertama.
Guru memberikan dorongan agar belajar lebih tekun atau lebih serius dari sebelumnya. Guru
tidak perlu mengeluarkan ucapan, Makanya perhatikan saat saya menerangkan, jangan sok
tahu!!
Ucapan atau tanggapan negatif dapat merusak kondisi kelas. Tidak hanya siswa yang mendapat
perlakuan tidak enak saja yang terpengaruh, siswa lain akan ikut terkena dampaknya. Perasaan
tenang yang dirasakan siswa-siswa lain bisa berubah menjadi tertekan, takut, cemas, dan waswas akan menghantui mereka. Suasana yang tadinya santai dan nyaman bagi sebagian siswa
berubah menjadi menegangkan. Akibatnya mereka tidak konsentrasi lagi mengikuti pelajaran.
Khawatir hal yang sama menimpa mereka.
Siswa yang menerima perlakuan atau tanggapan yang tidak mengenakan atau bersifat negatif,
bukannya akan menjadi bersemangat. Tetapi malah semakin mundur. Dia malu dengan guru dan
teman-temannya. Merasa diadili, dipersalahkan, dinilai tidak mampu, dan berbagai perasaan
lainnya. Ini dapat berakibat tumbuhnya rasa antipati terhadap guru dan pelajaran fisika dan
menimbulkan ketidaknyamanan dan lebih ekstrim lagi menimbulkan dendam dan rasa benci. Jadi
sebaiknya guru tidak pernah memberikan tanggapan negatif terhadap siswa. Guru boleh
menghukum atau memarahi siswa, tetapi harus dengan santun dan penuh rasa kasih orang tua
kepada siswanya.
d. Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah laku atau respon dari
siswa. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung menyebabkan menjadi kurang efektif.
Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah
diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada
waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.
e. Variasi bentuk penguatan
Proses pembelajaran yang bersifat tatap muka berlangsung 1 atau 2 jam pelajaran, sekitar 40
atau 45 sampai 80 atau 90 menit. Waktu yang cukup lama untuk menjaga interaksi positif
berlangsung secara terus menerus, atau untuk mempertahankan semangat belajar.
Banyak aktivitas dan tugas yang bisa diberikan guru selama selang waktu tersebut. Tentu saja
beragam pula pertisipasi yang bisa diberikan oleh siswa. Setiap sumbangan pikiran siswa layak
diberikan penghargaan, semua siswa berhak mendapatkan penguatan. Agar tidak membosankan
dan selalu hidup, guru harus pintar memvariasikan berbagai bentuk penguatan. Kadang
mengatakan bagus, pada kesempatan lain mengacungkan jempol, berikutnya tersenyum sambil
menganggukan kepala, lalu mendekati siswa, begitu seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan
yang sama tidak keluar berulang-ulang dalam waktu terbatas.

D. CARA PENGGUNAAN PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN


Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain.
a. Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan. Karena apabila tidak, akan kurang efektif. Oleh
karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang
bersangkutan sambil menatap kepadanya.
b. Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya Bapak sangat senang
kalian menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dapat juga memberikan sebuah penghargaan lain.
E. KELEBIHAN DALAM PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat
apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.
1.
Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
2.
Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3.
Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4.
Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5.
Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan
penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses
pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
F. KELEMAHAN DALAM PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula
pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena
penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut.
Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan
berupa hadiah secara terus-menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu.

Komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan verbal
dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah respon yang ditunjukkan secara lisan atau
ucapan terhadap suatu perilaku. Penguatan non verbal adalah respon yang ditunjukkan dengan
perbuatan-perbuatan yang berupa mimik, gerak badan, mendekati siswa, menyentuh, hal yang
menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, dan penguatan tak penuh.
Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian
penguatan, antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, menghindari
respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan memvariasikan bermacam-macam
bentuk penguatan.
Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan
penguatan kepada kelompok.
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan apabila dapat
dilakukan dengan tepat, antara lain dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap
materi, dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif, dapat menumbuhkan rasa
kepercayaan diri siswa itu sendiri, dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif, dan
dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Pemberian penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut
akan menyebabkan siswa enggan belajar. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan
berakibat fatal.
B. SARAN
a. Saran untuk Pembaca
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk para calon guru atau
pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan dalam memberikan penguatan dalam proses
pembelajaran. Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan suasana
di dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.
b. Saran untuk Pendidik
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang sebelumnya tidak pernah atau
jarang dalam memberikan penguatan menjadi tahu bahwa penguatan dalam proses pembelajaran
sangat penting dikarenakan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Sebaiknya para pendidik
menghindari respon negatif, karena hal tersebut dapat membuat siswa tertekan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nur. 2010. Keterampilan Memberi Penguatan, (Online), (http://zanuraini.blogspot.com,
diakses tanggal 25 Agustus 2011).

Badarudin.
2011. Keterampilan
Dasar
Mengajar,
(Online),
(http://ayahalby.wordpress.com, diakses tanggal 25 Agustus 2011).Churohman,
David. 2011. Keterampilan Penguatan, (Online), (http://davidstkipmpl.wordpress.com, diakses
tanggal 25 Agustus 2011).
Mifta. 2009. Keterampilan Dasar Mengajar, (Online), (http://miftachr.blog.uns.ac.id, diakses
tanggal 24 Agustus 2011).
Nashrul. 2009. Keterampilan Dasar Mengajar, (Online), (http://nash-choice.blogspot.com,
diakses tanggal 25 Agustus 2011).
Risky,
Ika.
2009.
Keterampilan Memberi
Penguatan,
(Online),
(http://manggamudaku.blogspot.com, diakses tanggal 25 Agustus 2011)
Sofa. 2010. Penguatan, Variasi, dan Keterampilan Menjelaskan dalam Mengajar, (Online),
(http://massofa.wordpress.com, diakses tanggal 26 Agustus 2011).
Someday,
Ibah.
2011. Keterampilan
Dasar
Mengajar,
(Online),
(http://ibahsomeday.wordpress.com, diakses tanggal 24 Agustus 2011).
Surya,
Yohanes.
2009. Keterampilan
Memberi
Penguatan,
(Online),
(http://semangatgasing.blogspot.com,diakses tanggal 26 Agustus 2011).
Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan.
https://areknerut.wordpress.com/2012/12/30/keterampilan-memberikan-penguatan-dalam-prosespembelajaran/

Anda mungkin juga menyukai