TANGGANYA
Bahan-bahan untuk interior
Bahan-bahan untuk interior ternyata dapat memberi petunjuk pada kita tentang watak dan pribadi
seseorang. Watak dari orang yang mengatur sebuah ruangan dapat kita nilai bukan saja dari pola
pemakaian warna yang menghiasi ruangan itu, tetapi juga dutentukanoleh bahan-bahan yang
dipakai, serta konstruksi ataususunan dari bahan-bahan itu. Alas lantai merupakan factor yang
paling menentukan, apakah terdiri dari lantai tegel yang polos, keramik yang polos atau
bercorak, atau apakah dari marmer yang licin, ataukah diselubungi permadani. Jika memakai
permadani, apakah permadani itu bercorak, jahitannya rapat atau longgar, bulu-bulunya pendek
atau panjang, tebal atau tipis, berumbai-umbai atau padat bentuknya. Semua bentuk permadani
ini merupakan pertandadari watak orang yang merasa dirinya senang berada di tempat ini.
Orang yang memiliki sifat lemah lembut lebih senang memakai bahan yang menganandung
kehangatan seperti bahan wol atau bahan tekstil warna yang lembut untuk kordennya. Untuk cat
tembok atau korden biasannya dipilih warna coklat atau warna-warna alami. Begitu pula, barangbarang perhiasaan gantungan dinding atau kain penghias dinding, haruslah yang dapat
memberikan suatu kesan yang mencerminkan sifat yang serba lemah lembut.
Mereka yang dinamis dan keras lebih senang memaki bahan batu-batuan, kebanyakan berupa
batu pualam untuk mendesain lantai dan dinding luar. Suatu pintu yang berbingkai logam keras
serta hiasan dalam rumah berupa bahan logam yang sangat berkesan baginya.
Mereka yang semarak dan terbuka lebih senang meggunakan bahan-bahan yang mengkilat atau
tembus pandang, lebih menyukai kaca, cermin, atau logam yang mengkilap seperti krom dan
perak.
Orang-orang yang dinamis dan menjaga prestise lebih meyukai bahan-bahan dari kulit, berbagai
macam kulit berbulu diatas lantai atau pada dinding, atau dipasang pada kap lampu, bahkan
keranjang sampah yang terbuat dari bahan kulit, asbak, atau baromrter yang dimasukan ke dalam
sarung kulit.
banyak kegiatan, ataukah di tengah suasana yang akrab di kamar tidur, semuannya memberikan
andil dalam tafsiran yang dapat kita berikan.
Benda-benda yang ditaruh
terhadapnya.
Foto-foto
sanak
keluarga,
anak-anak,
cucu-cucu,
seringkali
dikelompokkan sekeliling lambang-lambang dari berbagai pelosok dunia itu, di sampan telepon,
esawat televisi, atau pesawat radio.
Seseorang yang suka dengan magis (klenik) atau percaya takhayul, akan memasang benda-benda
yang dibungkus dengan kain putih atau hiasan dari kertas yang bertuliskan mantera-mantera
penolak bala pada setiap pintu masuk ruangan. Suasanan rumah terasa dingin, lembab, dan
menyeramkan. Biasanya ruangan-ruangannya sangat gelap dan hanya diterangi lampu 5 watt,
sehingga menimbulkan kesan atau suasana magis. Orang yang demikian biasannya bersikap
tertutup dan curiga.
Apabila hati dan alam semesta saling berpadu, maka rumah itu merupakan focus dari
keseluruhan roh dan jiwa yang tidak terbatas, sehingga lambang itu merupakan satu tumpukan
lambang yang padu artinya.
Dalam memasuki sebuah rumah yang baru pertama kalinya ia masuki, maka seseorang yang
terpelajar segera tertarik perhatiannya kepada buku-buku yang terletak di atas rak bukunya.
Mereka dengan sekilas segera meneliti deretan buku-buku itu untuk menjajaki jangan-jangan ada
buku baru atau tema-tema baru yang menarik baginya. Baik disengaja atau tidak disengaja, dari
judul-judul buku yang digemari si pemilik kita sudah dapat menentukan watak orang itu. Begitu
pula dari keadaan buku-buku itu, apakah buku-buku itu sering digunakan atau jarang dibuka-
buka, apakah halamannya sudah kumal atau sobek-sobek, ataukah sudah penuh bertaburan
dengan debu, semua ini akan memberi kesan kepada pengunjung tentang watak si pemiliknya.
Alat-alat music atau tanda penghargaan yang pernah dicapai dalam bidang music dan bernyanyi,
baik yang sedang dipakai atau tergeletak di ruangan orang itu, merupakan lambang dari hati si
pemiliknya. Apabila didalam rumah itu kita temukan sejumlah guntingan surat kabar atau
piringan hitam yang menyuguhkan music atau tokoh-tokoh music yang dipuja pemiliknya, atau
apabila kita temukan patung setengah badan dari Beethoven, lukisan Mozart, Chopin, Liszt, atau
Wagner yang menyambut kita dari dinding kamar, maka kita boleh yakin bahwa tokoh-tokoh itu
telah menjadi idola si pemilik rumah, dan dengan demikian si pemiliknya ingin mendapatkan
pengakuan dari para tamu tentang apa peranannya dalam budang music.
Apabila kita menemukan lukisan para pujangga atau pimpinan besar di dunia atau ahli-ahli
filsafat dan agama semacam Budha, Socrates, Shinoza, John F. Kennedy, Bung Karno, maka
gambar-gambar itu merupakan petunjuk bahwa pemiliknya ingin menyesuaikan jiwannya dengan
cita-cita yang diperjuangkan para tokoh itu, bahwa orang itu pun ikut memikirkan dan
merenungkan nasib manusia di dunia dan seluruh alam smesta
memajang gambar group band rock (Led Zeppelin, Deep Purple, atau Judas Priest), atau gambar
Hitler, maka dalam jiwanya ada perasaan ingin bebas dan memberontak terhadap lingkungan
terhadap lingkungan yang selama ini mengikatnya, terutama kedua orang tuannya.
lambang hati dan prestise, yang sekaligus pula memperlihatkan martabat orang ningrat serta
memperlihatkan budaya tradisional .
Pada taraf menengah kita menemukan orang yang suka mengumpulkan gambar-gambar
iklan atau kertas merek, yang lebih banyak kita golongkan kedalam watak orang yang suka
membanggakan diri. Sementara orang yang mengumpulkan jenis batu-batuan atau macammacam corak kupu-kupu, maka lambang hatinya lebih unggul dari sekedar prestise.
Potret anggota keluarga dapat merupakan kombinasi lambang perasaan hati seseorang dengan
prestise jika gambar itu menghadapi wajah kita dari balik lembaran kaca yang berbingkali.
Apabila seorang pengusaha meletakkan potret anggota keluarganya yang disayangi dalam
bingkai perak diatas meja tulisnya, maka hal itu merupakan perlambang bahwa ia ingin diakui
sebagai seorang yang setia dan penuh rasa tanggung jawab.
Lambang lambang prestise yang berharga ialah berupa ijazah-ijazah, piagam-piagam
kehormatan, dan dokumen dokumen lainnya. Potret dari pemilik rumah yang melemparkan
pandangan yang rendah terhadap diri kita merupakan lambang dari watak yang mencintai dirinya
sendiri atau yang kita kenal dengan istilah narcisme.
Orang yang berjiwa sederhana, yang menjalankan pola hidup bersahaja, menganggap segala
makan-makan yang enak serta peralatan dan benda benda yang mewah sebagai sesuatu yang
berlebih-lebihan, yang menggambarkan prestise yang tinggi.
Kotak kotak yang bersarung kulit, seperti kotak sampah ,kotak abu rokok,atau atau botol
minuman bersarung kulit, yang berasal dari spanyol, semuanya menunjukkan kejantanan dari
sifat si pemiliknya. Apabila dia menambahkan lambang lainnya yang berasal dari dari bagian
dunia lainnya, maka kita menemukan orang yang berwatak menyukai petualangan di berbagai
pelosok dunia.
Seorang pengusaha yang tekemuka akan memajang sebuah peta dunia dengan titik-titik
tertentu yang sudah disambungnya dengan garis agar tampak jelas bagi para tamu.
Seorang petualang akan menghias dinding ruangannya dengan lambang kekuatan dari berbagai
pelosok tanah air, seperti tameng dan tombak dari daerah papua, sehelai kulit ular, atau seekor
buaya yang diawetkan.
Seorang manusia
modern senantiasa mendambakan prestise dunia. Hasrat untuk memperoleh kekayaan dan
ketenaran ,untuk dapat hidup makmur, dan menjadi golong manusia terpandang dalam
masyarakat adalah faktor perlambang