Anda di halaman 1dari 24

LARUTAN

Oleh :

Radna Nurmasari, S.Si, M.Si

PEMBUATAN LARUTAN
Pendahuluan
Di alam jarang ditemui unsur atau
senyawa kimia dalam keadaan murni.
Umumnya ada dalam campuran.
Campuran : - homogen
- heterogen

Definisi
Larutan adalah :
campuran homogen antara dua atau lebih
senyawa yang terdispersi sebagai molekul,
atom, atau ion, yang komposisinya dapat
bervariasi.
Contoh-contoh larutan dilihat dari penyusunnya :
Solut
Solven
Contoh
Gas
Gas
O2 dan H2 dalam udara
Gas
Cair
O2 dan CO2 dalam darah
Cair
Cair
Alkohol dalam air
Padat
Cair
Garam dalam air

Beberapa pengertian tentang jenis larutan :


Larutan Ideal :
Terjadi jika gaya-gaya antara molekul senyawa A sama dengan molekul
senyawa B. Larutan ini mengikuti hukum Raoult.
Larutan non ideal :
Jika dua (2) cairan dicampur, panas dilepas atau diserap. Larutan yang
terjadi tidak mengikuti hukum Raoult.
Larutan jenuh (saturated) :
Larutan yang mengandung solut yang berada dalam kesetimbangan antara
solut yang larut dalam solven dan solut yang tidak larut dalam solven atau
solut ada dalam kesetimbangan dengan kelebihan solut yang tidak larut.
Dalam keadaan ini larutan tidak dapat melarutkan solut lebih lanjut, dan
kecepatan melarut sama dengan kecepatan pengendapan.
Larutan tidak jenuh (unsaturated) :
Larutan yang masih dapat melarutkan solut

Larutan lewat jenuh (supersaturated) :


Larutan dengan konsentrasi solut yang lebih tinggi daripada larutan
jenuhnya pada temperatur yang sama, atau larutan yang lebih pekat
dibandingkan suatu larutan jenuh.Larutan ini tidak berada dalam
keadaan kesetimbangan, disebut dalam keadaan metastabil.
Larutan Encer :
Larutan yang mengandung sejumlah kecil solut relatif terhadap jumlah
solven atau larutan dengan konsentrasi solut yang rendah.
Larutan Pekat :
Larutan yang mengandung sejumlah besar solut relatif terhadap jumlah
solven atau larutan dengan konsentrasi solut tinggi.
Campuran Sempurna (completely miscible):
Jika 2 cairan dapat melarutkan satu sama lain dalam tiap perbandingan.
Contoh :
Air - asam asetat
Air - gliserol

Cairan lain ada yang hanya campur sebagian, masingmasing zat larut dalam zat lainnya sampai suatu batas
tertentu, menghasilkan 2 larutan jenuh
Suatu cairan meskipun dikatakan tidak campur (immiscible),
misalnya air-karbon tetraklorida, biasanya agak larut satu
sama lain.
Jika kedua cairan dikocok, 2 lapisan akan didapat dengan
masing-masing lapisan terpisah terdiri dari air dan karbon
tetraklorida.

KONSENTRASI
Konsentrasi adalah :
perbandingan antara jumlah solut dan jumlah solven, dinyatakan
dalam satuan volume (berat atau mol) solut dalam sejumlah volume
(berat atau mol) tertentu dari solven.
Berbagai pernyataan konsentrasi :
Persen berat
Menyatakan perbandingan berat solut terhadap berat larutan (berat
solut + berat solven) dikalikan 100 persen.
A
Persen solut = ----------- x 100%
A+ B
A = berat solut
B = berat solven

Fraksi mol : menyatakan perbandingan mol solut terhadap mol larutan (mol solut
+ mol solven).
n1
X1 = -----------X 1 = Fraksi mol solut
n 1 + n2
n1 = mol solut
n2 = mol solven
Molaritas (M) : jumlah mol solut perliter larutan (mol/l).
g
M = ------------BM x V
Molalitas (m) : jumlah mol solut per 1000 gram solven (mol/1000 g atau mol/kg).
Normalitas (N) : jumlah ekivalen solut perliter larutan (mek./l).
g
M = ------------BE x V
Part Per Million (ppm) : menyatakan bagian solut dalam 1 juta bagian suatu
larutan (mg/l)
w1
w1
ppm = -------------- x 106
atau
ppm = --------------- x 10 6
w1 + w2
w2
w1 dan w2 adalah berat solut dalam satuan mg.

PENGENCERAN
Pengenceran :
merupakan pengurangan konsentrasi solut dalam larutan
dengan cara menambah jumlah solven, artinya konsentrasi
solut setelah dilakukan pengenceran menjadi berkurang atau
konsentrasinya menjadi lebih rendah.
Jumlah solut tidak berubah selama penambahan solven.
Penambahan solven mengurangi perbandingan solut/solven.
Jumlah solut dalam larutan tetap, sebelum dan setelah
penambahan.

Rumus pengenceran :
V1 M1 = V2 M2

LARUTAN STANDAR (LARUTAN BAKU)


Larutan standar adalah :
larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan pasti.
Larutan standar ada 2 : - larutan standar primer
- larutan standar sekunder
Konsentrasi larutan standar sekunder diketahui dengan cara melakukan
standardisasi dengan menggunakan larutan standar primer.
Ciri-ciri larutan standar adalah :
1. Zat dalam keadaan murni atau kemurniannya tinggi. Umumnya
mengandung zat pengotor dengan jumlah tidak melebihi 0,01-0,02%.
2. Zat tidak bersifat higroskopis.
3. Zat mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi.

MELARUTKAN ZAT PADAT


Tahapan umum melarutkan zat padat adalah:
1. Menimbang zat menggunakan neraca.
2. Melarutkan ke dalam pelarut yang sesuai.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada penimbangan adalah:
Penimbangan harus dilakukan dalam ruang tertutup.
Zat yang ditimbang harus diletakkan dalam gelas arloji (untuk zat
padat) atau botol timbang (untuk cairan).
Meletakkan dan mengambil anak timbangan/anting harus
menggunakan pinset.
Dilarang menimbang barang-barang atau zat dalam keadaan
panas.
Jagalah selalu kebersihan neraca.

Hal-hal lain yang juga harus diperhatikan adalah :


Mengetahui dengan pasti sifat bahan yang akan dibuat
larutan (cari informasi sebanyak-banyaknya dengan
melakukan studi literatur dan telah mempersiapkan segala
sesuatu dengan cermat seperti perhitungan konsentrasi
larutan yang akan dibuat).
Zat padat yang berukuran relatif besar harus dihaluskan
dengan cara menggerus.
Beberapa zat padat ada yang proses pelarutannya dengan
penambahan asam, lakukan penambahan di dalam lemari
asam dan gunakan alat-alat pengamanan, demikian juga
jika diikuti dengan pemanasan.
Tidak melakukan pekerjaan yang tidak diketahui dengan
jelas prosedurnya, terutama untuk pembuatan larutan zatzat yang berbahaya dan beracun.
Bekerjalah dengan teliti, teratur, terencana, hati-hati dan
selalu dalam keadaan bersih.

MELARUTKAN ZAT CAIR


Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu zat
cair biasanya dibuat dengan cara mengencerkan dari
larutan pekatnya.
Contohnya: HCl, H2SO4, HNO3, HClO4,
asam asetat, amonia, alkohol, dll.
Zat-zat tersebut tersedia dalam keadaan pekat dan murni.
Masing-masing mempunyai label pada kemasannya yang
berisi informasi tentang konsentrasinya dalam keadaan
pekat, juga sifat fisik maupun sifat kimianya.

PROSEDUR PEMBUATAN LARUTAN DAN


PERHITUNGANNYA
1. Pembuatan larutan NaCl 0,5 M
Prosedur :
1. Timbang dengan teliti 2,9250 gram padatan NaCl dalam gelas arloji.
2. Masukkan ke dalam gelas kimia dan bilas gelas arloji dengan akuades, aduk
sampai larut.
3. Masukkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan sampai tanda
batas.
Perhitungan :
Berat NaCl = M x BM x V = 0,5 mol/l x 58,5 g/mol x 0,1 l
= 2,9250 gram
Pengenceran :
Buat larutan NaCl 0,01 M dalam 100 ml!
Hitung menggunakan rumus pengenceran :
V1 M1 = V2 M2
0,5 M x V2 = 100 ml x 0,01 M
V2 = 2 ml

2. Pembuatan larutan jenuh NaCl (5,4 M)


Prosedur :
1. Timbang 31,60 gram NaCl dalam gelas kimia.
2. Larutkan dalam akuades sampai volume 100 ml.
Perhitungan:
Berat NaCl = 5,4 M x 58,5 g/mol x 0,1 ml = 31,59 gram
atau
mmol NaCl = 5,4 M x 100 ml = 540 mmol = 0,54 mol
Berat NaCl = 0,54 mol x 58,5 g/mol = 31,59 gram

3. Pembuatan Larutan Stok Selenium 1000 ppm


Prosedur :
1. Timbang dengan teliti 1,0000 gram serbuk selenium dalam
gelas arloji.
2. Larutkan ke dalam asam nitrat pekat, lakukan di dalam lemari
asam.
3. Setelah larut, tambahkan 50 ml akuades,untuk menghilangkan
oksida nitrogen larutan dipanaskan pada suhu 40oC.
4. Setelah dingin, pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu
takar 1000 ml, dan tambahkan dengan akuades sampai tanda
batas.
Perhitungan :
ppm Se = 1000 mg/1l = 1000 ppm

4. Pembuatan Stok Besi 5000 ppm


Prosedur :
1. Timbang dengan teliti 21,5748 gram NH4Fe(SO4)2.12 H2O
(FAS) dalam gelas arloji.
2. Masukkan ke dalam gelas kimia, larutkan dengan
akuades dan tambahkan 2 ml asam nitrat pekat .
3. Masukkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 500 ml,
tambahkan akuades sampai tanda batas.
Perhitungan :
Berat FAS =

BA FAS
481,98 g/mol
-------------- x ppm Besi = -------------------- x 5000 mg/l
BM Besi
55,85 g/mol

Berat FAS = 43149,51 mg/l x 500 ml x 1 l/1000ml = 21574,75 mg


= 21,5748 gram

5. Pembuatan Larutan Sederetan Larutan Standar Besi


Prosedur :
1. Buat larutan antara 100 ppm besi dari larutan stok 5000 ppm
dengan cara mengambil 2 ml larutan stok besi 5000 ppm
dengan pipet volum, masukkan ke dalam labu takar 100 ml
dan tambahkan akuades sampai tanda batas.
2. Buat larutan standar besi dengan konsentrasi 0, 4, 8, 12,
16 dan 20 ppm dari larutan besi 100 ppm dengan cara
mengambil larutan besi 100 ppm sebanyak 0, 2, 4, 6, 8 dan
10 ml, masukkan ke dalam labu takar 50 ml.
3. Tambahkan akuades sampai tanda batas.

6. Pembuatan Larutan KCNS 1 M


Prosedur :
1. Timbang dengan teliti 9,7180 gram KCNS dalam
gelas arloji.
2. Larutkan dalam gelas kimia dengan akuades.
3. Masukkan ke dalam labu takar 100 ml secara
kuantitatif
4. Tambahkan akuades sampai tanda batas.
Perhitungan :
Berat KCNS = M x BM x V
= 1 M x 97,18 g/mol x 0,1 l = 9,7180 gram

7. Pembuatan Asam Nitrat 2 M


Prosedur :
1. Isi seperempat bagian labu takar 100 ml dengan akuades, masukkan
13,65 ml HNO3 65% (BJ = 1,42 g/ml) sedikit demi sedikit ke dalam labu
sambil dilakukan pengocokan (lakukan dalam lemari asam).
2. Tambahkan akuades sampai tanda batas.
Perhitungan :
Larutan HNO3 65% dengan BM = 63 g/mol
dan berat jenis = 1,42 g/ml
[HNO3] = 2 mol/l = 0,2 mol/100 ml
Berat HNO3 = 0,2 mol x 63 g/mol = 12,6 gram
Berat HNO3 per ml = 1,42 g x 0,65 = 0,9230 g
Sehingga untuk 12,6 gram diperoleh :
12,6 g
------------------ = 13,65 ml
0,9230 g/ml

9. Pembuatan Larutan NaOH 0,1000 M


Prosedur :
1. Timbang dengan teliti 1,0000 g NaOH dan
larutkan dalam gelas kimia 50 ml.
2. Setelah larut, pindahkan secara kuantitatif ke
dalam labu takar 250 ml dan tambahkan
akuades sampai tanda batas.
Perhitungan :
mmol NaOH = 0,1000 M x 250 ml = 25 mmol
= 0,0250 mol
Berat NaOH = 0,0250 mol x 40 g/mol
= 1,0000 gram

10. Pembuatan Larutan H2C2O4.2 H2O 0,0500 M


Prosedur :
1. Timbang dengan teliti 1,5750 g H2C2O4.2 H2O dalam gelas
arloji.
2. Larutkan dengan akuades dalam gelas kimia.
3. Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 250 ml
dan tambahkan akuades sampai tanda batas.
Perhitungan :
mmol asam oksalat = 0,0500 M x 250 ml
= 12,5 mmol = 0,0125 mol
Berat asam oksalat = 0,0125 mol x 126 g/mol
= 1,5750 gram

11. Pembuatan HCl 0,1000 M


Prosedur :
1. Isi seperempat bagian labu takar 250 ml dengan akuades .
2. Masukkan ml HCl pekat (36% dan BJ = 1,19 g/ml) sedikit
demi sedikit ke dalam labu takar sambil dikocok (lakukan
dalam lemari asam).
3. Tambahkan akuades sampai tanda batas.
Perhitungan :
[HCl] = 0,1 mol/l
Berat HCl = 0,1 mol x 36,46 g/mol = 3,646 gram
Berat HCl per ml = 1,19 g x 0,36 = 0,4284 g
Sehingga untuk 3,646 gram HCl diperoleh :
3,646 g
---------------- = 8,51 ml
0,4284 g/ml

12. Pembuatan Larutan Iodium


Prosedur:
1. Timbang dengan teliti 7 gram I2 dan 3 gram KI.
2. Larutkan dalam 40 mL akuades dan 10 ml alkohol.
3. Pindahkan ke dalam labu takar 100 ml dan tambahkan
akuades sampai tanda batas.
4. Lakukan standarisasi larutan dengan Na2S2O3.
Perhitungan :
BM I2
253,8 g/mol
BE I2 = ---------- = ----------------- = 126,9 g/mol
2
2

N I2

7g
= --------------------------- = 0,5516 N
126,9 g/mol x 0,1 l

Anda mungkin juga menyukai