PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Akuntansi umumnya dianggap remeh dalam literature. Seperti yang dikatakan oleh
Henry Rand Hatfield : Baik dalam sejarah maupun cerita fiksi, pandangan masyarakat
umumnya diarahkan kepada seorang (pahlawan) yang berada diatas panggung kuda. Namun,
kadang kadang muncul seorang figure yang lebih biasa diatas panggung. Beberapa karya
besar memiliki tokoh utama yang terpelajar seperti Faust, seorang tukang kayu seperti Adam
Bede, seorang pekerja pabrik seperti Les Miserables, seorang pelaut seperti Robinson Crusoe,
wanita panggilan,pencuri. Bahkan seorang kuda dan seekor anjing telah menjadi pahlawan
dalam Black Beauty dan Rab and His Friends. Namun belum pernah, sejauh yang saya ingat,
seorang ahli pembukuan menjadi pahlawan dalam novel, drama , ataupun puisi. Ahli
pembukuan bahkan tidak pernah diberi kehormatan untuk menjadi seorang penjahat yang
penting 1
Hal diatas mungkin disebabkan karena ketidakpedulian dari peran yang dimainkan
oleh standar akuntansi dalam menciptakan sebuah aturan akuntansi dan selanjutnya aturan
social dan ekonomi.
Pembuatan dan penegakan standar adalah masalah penting bagi profesi akuntansi dan
para pengguna yang berkepentingan. Menentukan mekanisme terbaik yang diterapkan dalam
pembuatan standard akuntansi yang seragam dapat menjadi suatu hal yang sangat penting
bagi diterimanya dan bermanfaatnya standar akuntansi.
II.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah
dalam makalah ini seperti:
a) Bagaimana teori teori regulasi yang relevan dengan akuntansi dan auditing?
b) Bagaimana penerapan teori regulasi dalam praktek?
c) Bagaimana kerangka regulasi pelaporan?
d) Bagaimana institusional menetapkan standar akuntansi dan auditing?
III.
Tujuan Makalah
a) Untuk mengetahui teori-teori regulasi yang relevan dengan akuntansi dan
auditing
b) Untuk mengetahui mengenai teori regulasi dalam praktek
c) Untuk mengetahui bagaimana regulasi pelaporan
d) Untuk mengetahui bagaimana langkah institusional untuk menetapkan
standard akuntansi dan auditing.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Demand
individu dan organisasi, yang dengan keras ditentang pada than 1971 oleh
George Stigler. Tema dasar dari tentangan Stigler adalah bahwa pemerintah
memiliki satu sumber daya dasar yang tidak dibagi bahkan dengan warga
terkuatnya : kekuatan untuk memaksa. Kekuatan untuk memaksa ini adalah
potensi sumber daya atau ancaman bagi setiap perusahaan bisnis bahwa
dengan kekuatan untuk melarang atau memaksa dan /atau menyediakan atau
menarik pajak dan subsidi, pemerintah bisa dan dapat secara efektif menolong
atau menyakiti banyak bisnis.
Stigler berpendapat bahwa aktivitas regulasi mencerminkan kekuatan
politik relative dari kelompok berkepentingan. Politisi berusaha
memaksimalkan kesempatan mereka untuk kesuksesan pemilu dimasa depan.
Pejabat pemerintah akan menjual kewenangan mereka untuk memaksa pihak
lain dalam bentuk penawaran program atas regulasi dan perundang-undangan,
yang akan meningkatkan kemampuan politisi tersebt dalam memenangkan
suara dan mengumpulkan dana untuk membiayai kampanye pemilu.
Komoditas penting yang ditransaksikan dalam pasar politik ini adalah
transfer kekayaan dengan konstituen pada sisi permintaan dan perwakilan
politik pada sisi penawaran.
Ahli private interest theory percaya bahwa terdapat pasar untuk
penerapan regulasi dengan penawaran dan permintaan yang sama seperti pada
pasar modal. Dalam hal ini pasar politik memiliki banyak penawar. Namun
hanya satu kelompok yang akan berhasil, dan itu adalah kelompok yang
membuat penawaran tertinggi. Dalam pandangan ini banyak kelompok
produsen adalah yang paling sering memberikan penawaran tertinggi dan
dengan demikian dapat menggunakan kekuatan pemerintah unruk keuntungan
mereka sendiri karena dua alasan. Pertama, perusahaan dalam industri
manapun jumlahnya lebih sedikit daripada orang diluar industri yang mungkin
menanggung biaya dari peraturan yang dicari, seperti pembatasan untuk
masuk. Oleh karena itu, perusahaan mencari perlindungan politik merasa akan
lebih mudah bila menjadi kelompok kepentingan yang terorganisir yang
mampu memegang pengaruh politik. Karena keuntungan per kapita mereka
cenderung tinggi, mereka memiliki dorongan untuk menggabungkan upaya
mereka untuk mencapai hasil akhir yang saling menguntungkan.
Sebaliknya, kelompok semakin besar namun makin tersebar, seperti
konsumen dan kelompok kepentingan umum, dibatasi kemampuannya untuk
membuat penawaran yang efektif, dikarenakan dua factor biaya utama :
a. Biaya organisasi ( misalnnya biaya yang terlibat dengan memobilisasi
suara dan kontribusi sumber daya untuk mendukung partai politik yang
sesuai.
b. Biaya informasi (misalnya biaya yang terkait dengan mendapatkan
informasi tentang tindakan pemerintah )
Penegasan diatur dari private interest theory adalah bahwa ada law of
diminishing return dalam hubungan antara ukuran kelompok dan biaya dari
6
kualitas yang diperlukan untuk keputusan investasi dan alokasi sumber daya
yang optimal dalam perekonomian.
Dengan demikian, dalam rangka mengakomodasi kepentingan umum, maka
dari itu kerangka teori menunjukkan intervensi pemerintah dalam proses
penyusunan standar akuntansi adalah untuk memperbaiki kegagalan di pasar
untuk informasi akuntansi.
Dengan berfokus pada perlunya intervensi pemerintah di pasar untuk
melindungi konsumen, teori kepentingan publik pada umumnya mengabaikan
penemuan banyak studi atas penelitian yang menunjukkan bahwa manajer badan
usaha memiliki kekuasaan yang kuat untuk membenarkan pasar tentang
persepsi kegagalan kegiatan bisnis mereka. Hal ini dapat dicapai melalui tidak
dbatasinya pengungkapan secara sukarela karena luasnya informasi yang dapat
melindungi pengguna atas informasi keuangan yang diberikan.
Misalnya, kekuatan pasar akan memberikan tekanan pada perusahaanperusahaan untuk mengurangi kualitas produk perusahaan, kelangsungan hidup
masa depan perusahaan, dan kemampuan manajemen saat ini untuk memastikan
pengembalian yang tepat untuk investor.
Capture Theory
Dalam hal ini pada dasarnya profesi akuntansi membutuhkan pengesahan
standar akuntansi yang bisa dicapai hanya dengan standar yang dimilikinya
mempunyai kekuatan hukum yang didukung oleh legislatif.
ASRB resmi memiliki kekuatan untuk mempertimbangan standar yang
diserahkan kepadanya dari sumber manapun. Ini merupakan upaya untuk
memperluas penerimaan politik standar yang disetujui; namun hanya satu dari 23
standaryang disetujui yang berasal dari sumber di luar profesi. Dengan demikian,
seperti dengan standar yang biasa, dapat dikatakan bahwa mekanisme proses
hukum dalam ASRB gagal untuk mencapai tujuannya.
Bagaimana pun juga profesi akuntansi dapat berjalan dengan kedua hal ini
yaitu :
pengesahan standar akuntansi, dan menjaga kepentingan ekonomisnya. Pada hal
ini dapat diliahat bahwa campur tangan dalam peraturan dalam penetapan susunan
standar akuntansi didesain sama dengan kerangka teori kepentingan umum.
2. Private Interest
Private interest memberikan pendekatan lain untuk memahami perilaku suatu
pihak dengan insentif untuk mempengaruhi regulasi laporan keuangan. Gabungan
dari penerapan teori kepentingan pribadi dari Stigler, Posner dan Peltzman ke
pembentukan ASRB menegaskan bahwa peninjauan secara sistematis terhadap
organisasi dan fungsi dewan menunjukkan bahwa Dewan tergantung pada dan
rentan terhadap pengaruh dari beberapa kelompok kepentingan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh profesi akuntansi pada persiapan dan
peninjauan standar, dan juga pihak lain menjamin peran penting yang
memungkinkan mereka untuk terus meneliti dan mempengaruhi kegiatan dewan.
8
1.
independen adalah review panel, seperti Financial Reporting Review Panel (FRRP)
yang dimiliki Inggris. FRRP dibentuk pada tahun 1991 dengan kuasa untuk
menyelidiki hal hal yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang perlu
mendapat perhatian. Pendekatan lain diambil oleh Jerman setelah mereka
mengadopsi IFRS. Mereka membuat sebuah sistem penegakan dua lapis, yang
terdiri dari panel review (the Financial Reporting Enforcement Panel or FREP),
yang bertanggung jawab kepada departmen pemerintah (The Federal Institute for
The Oversight of Financial Service). Bentuk lain dari kerangka pengaturan yang
timbul karena adopsi IFRS adalah munculnya sistem untuk mengkoordinasikan
penegakan hukum. Sebuah organisasi supranasional, international Organization of
Seurities Commision (OSCO) membuat suatu sistem untuk anggota mereka dan
organisasi penegak independen lain untuk berbagai informasi dan berkonsultasi
dalam rangka meningkatkan koordinasi dan konvergensi. Setiap regulator nasional
mempertahankan kemampuan untuk menangani masalah mereka sendiri,
sedangkan sistem bertujuan untuk memfasilitasi konsistensi dan memberikan titik
acuan untuk keputusan peraturan di masa depan.
STRUKTUR LEMBAGA PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI DAN AUDIT
Dalam diskusi mengenai kerangka pengaturan mengenai akuntansi keuangan,
penyusunan laporan keuangan biasanya berasal dari peraturan perundangan-undangan dan
standar akuntansi yang berlaku. Di bagian ini akan dijelaskan mengenai proses
terbentuknya badan-badan pengaturan standar internasional dan proses pengaturan
akuntansi internasional dan standar akuntansi.
1.
Latar Belakang
Perkembangan standar akuntansi internasional diawali secara resmi dengan
berdirinya International Accounting Standard Comitte atau IASC pada tahun 1973 di
London. Komite ini terdiri atas perwakilan dari badan-badan akuntansi professional di
Sembilan Negara (Austalia, Canada, Prancis, Jepang, Meksiko, Belanda, UK, dan
Irlandia serta US dan Jerman Barat). Tujuan dari di bentuknya komite ini adalah untuk
membangun sebuah standar akuntansi untuk sector private yag dapat digunakan
secara global.
Sebelum tahun 2005 terdapat International Accounting Standard (IAS) yang sangat
berpengaruh dan diadopsi oleh Negara-negara yang belum memiliki badan standar
akuntansi nasional seperti Indonesia dan Papua Nugini hingga Negara yang sudah
memiliki standar nasional seperti Singapura dan Hongkong. Perusahaan
menggunakan IAS untuk menyediakan informasi tambahan dengan format yang lebih
transparan dan dapat dibandingkan (comparable) bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
pasar modal.
Penggunaan IASC terus mengalami peningkatan namun memiliki batasan karena
posisi IASC bukan sebagai badan penyusun standar yang independen. IASC
13
masih di control oleh profesi auditor melalui lembaga-lembaga profesi auditor. Hal ini
dianggap mengancam kewenangan pemerintah dalam mengatur regulasi mengenal
standar pemeriksaan. Badan pemerintah kemudian membentuk dewan yang bertugas
untuk meningkatkan keyakinan bahwa standar pemeriksaan dibuat secara transparan
dan mereflesikan kepentingan umum, dengan input dari public dan regulator, dan
untuk memfasilitasi regulasi pemeriksaan.
Pemerintah mempercayai bahwa standar akuntansi dan standar pemeriksaan
merupakan hal yang penting, dimana hal ini didukung oleh bebebrapa hasil penelitian
para ahli. Salah satunya adalah Prancis, Khurana, dan Pereira yang mengumpulkan
bukti mengenai kualitas pemeriksaan, kekuatan dari pelaksanaan pemeriksaan, dan
kualitas dari standar akuntansi.
STRUKTUR INSTITUSIONAL UNTUK MENETAPKAN STANDAR AKUNTANSI
DAN AUDITING DI INDONESIA
IAI ( Ikatan Akuntan Indonesia )
Tujuan Ikatan Akuntan Indonesia, menurut Anggaran Dasarnya yang di sahkan
pertama kali pada tanggal 19 Oktober 1958, dan telah mengalami perubahan beberapa
kali, pada Kongres Luar Biasa IAI yang diadakan di Semarang pada tanggal 13
September 1996 dan disahkan pada tanggal tersebut, sebagai berikut:
a. Mengembangkan dan menjaga peran Profesi Akuntan dalam masyarakat
sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Memelihara martabak dan kehormatan Profesi Akuntan.
c. Meningkatkan kecakapan dan tanggung jawab profesional setiap anggota.
d. Mengembangkan penelitian, pendidikan, dan pelatihan, serta pemasyarakatan
teori dan praktik profesi dan jasa-jasa lain yang terkait dengan akuntansi,
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan lingkungannya.
e. Meningkatkan peran Profesi Akuntan dalam Pembangunan Nasional.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia, dirumuskan dan disahkan dalam Kongres.
Sedangkan, Standar Profesi Akuntan Indonesia dirumuskan oleh komite yang
dibentuk khusus untuk itu dan disahkan oleh Pengurus Pusat. Pengurus Pusat
merupakan lembaga eksekutif tertinggi dalam organisasi IAI.
Standar Profesi Akuntan Indonesia, adalah : (1) Standar Profesional
Akuntansi Publik, (2) Standar Akuntansi Keuangan ( SAK ). Ikatan Akuntan
Indonesia sejak berdirinya pada tahun 1959 telah beberapa kali
menghimpun/menyusun dan merevisi prinsip atau standar akuntansi keuangan
tersebut.
16
Daftar Pustaka
Jayne Godfrey,et.al. Accounting Theory 7th Edition. Australia:John Wiley &
Sons,2010
Yadiati,Winwin. Teori Akuntansi:Suatu Pengantar,Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2007
17