Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran
atau perubahan terhadap perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar
jumlahnya dan tidak mampu untuk membayar segala kerugian tersebut. Sehingga
perusahaan tersebut dengan terpaksa memberhentikan untuk sementara waktu
kegiatan dan kinerja perusahaannya agar tidak menimbulkan risiko-risiko yang
mungkin saja dapat terjadi, Risiko merupakan aspek utama dari kehidupan manusia
pada umumnya dan merupakan faktor penting dalam dunia bisnis. Risiko merupakan
kemungkinan

penyimpangan

harapan

yang

tidak

menguntungkan,

yaitu

ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak diinginkan.


Proses reorganisasi maupun likuidasi dapat diselesaikan dengan penyelesaian
melalui pengadilan (formal) atau penyelesaian melalui jalur di luar pengadilan
(informal). Sebagian besar perusahaan Indonesia memilih penyelesaian informal.
Dalam resolusi informal, perusahaan dapat merestrukturisasi harta atau kewajibannya
tanpa harus mengikuti hukum kepailitan. Sebagai contoh, perusahaan dapat menjual
beberapa hartanya untuk melunasi kawajiban-kewajibannya. Dalam restrukturisasi
kewajiban, perusahaan mencoba untuk mencari investor baru atau melakukan debt to
equity swap. Pilihan yang terakhir menyebabkan pemberi utang berubah status
menjadi pemilik perusahaan.

BAB II
LIKUIDASI
B. LIKUIDASI PERUSAHAAN
1

Yang di maksud dengan likuidasi perusahaan adalah suatu tindakan untuk


membubarkan ,menutup atau menghentikan semua kegiatan dari suatu peusahaan dan
membereskannya serta membagi-bagikan aktiva tersebut pada pihak kreditur dan
pemegang saham.
Elemen-elemen hukum dari suatu perusahaan adalah:
a) Penutupan / penghentian bisnis perusahaan
b) Pemberesan perusahaan ( menjual dan membagi-bagi asset)
c) Pembubaran (termasuk pelaporan, pandaftaran dan pengumuman tentang
pembubaran).
1. SEBAB-SEBAB TERJADINYA LIKUIDASI PERUSAHAAN
a) Kehendak RUPS
b) Jangka waktu berdiri perusahaan sudah berakhir dan tidak di perpanjang.
c) Berdasarkan penetapan pengadilan, yakni dalam hal hal sebagai berikut:
Permohonan dari pihak kejaksaan.
Permohonan dari pemegang saham.
Pemohonan kreditur (setelah pailit atau setelah pailit di cabut)
Permohonan pihak perseroan dengan alasan karena adanya cacat
hukum dalam akta pendirian.
Sebagai akibat dari merger atau konsolidasi perusahaan yang
memerlukan likuidasi
2. TUJUAN LIKUIDASI
a) Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian
minimum dari realisasi aktiva.
b) Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
c) Untuk membagikan uang tunai dan aktiva lain yang tidak dapat dicairkan
kepada masing-masing sekutu dengan cara yang adil
3. AKIBAT HUKUM DARI ADANYA LIKUIDASI PERUSAHAAN ADALAH
SEBAGAI BERIKUT:
a) Perusahaan tidak bisa berbisnis lagi.
b) Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan tertentu sejauh yang menyangkut
c)
d)
e)
f)

dengan pemberesan kekayaannya.


Di belakang nama perusahaan dibubuhkan kata dalam likuidasi.
Pengangkatan likuidator.
Kewajiban pemberesan hak dan kewajiban perusahaan.
Pembubaran perusahaan.
Setelah suatu perusahaan dinyatakan dalam likuidasi oleh Rapat Umum

Pemegang Saham atau oleh pihak-pihak lain maka selanjutnya terhadap perusahaan
yang berstatus likuidasi tersebut disebut dengan perusahaan dalam likuidasi atau
sering ditulis kata dalam likuidasi di belakang nama perusahaan tersebut.
2

Perusahaan seperti ini masih tetap eksis dan masih merupakan badan hukum, tetapi
dijalankan oleh likuidatornya atau oleh pihak yang ditunjuk oleh likuidator.
Perusahaan tetap berjalan dan tidak boleh menjalankan bisnis baru, tetapi sekedar
menyelesaikan tugas-tugasnya dalam rangka proses pemberesan dan likuidasi
tersebut. Bisnis pada prinsipnya dihentikan, tetapi dapat saja dilanjutkan jika dianggap
menguntungkan bagi perseroan sambil membereskan perusahaan tersebut.
Jadi konsekuensi hukum dari penempatan perseroan menjadi PT (dalam
likuidasi) antara lain sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)

Bisnis perusahaan tersebut dihentikan


Semua kekuasaan direksi beralih kepada likuidator
Kekuasaan komisaris dibekukan
Kekuasaan Rapat Umum Pemegang Saham dibekukan kecuali dalam hal laporan
terakhir dari likuidator, yang memang harus diberikan kepada Rapat Umum

Pemegang Saham
e) Perusahaan tetap berjalan sejauh untuk kepentingan pemberesan dan pembubaran
saja
f) Perusahaan tidak dapat lagi mengubah status asetnya, kecuali yang dilakukan oleh
likuidator dalam rangka pemberesan
g) Menjadi restriksi terhadap kekuasaan kreditornya untuk memproses dengan proses
hukum lainya.
Selama dalam proses likuidasi tersebut perseroan tidak dapat melakukan
perbuatan hukum seperti biasanya kecuali perbuatan hukum yang diperlukan untuk
pemberesan kekayaan dalam proses likuidasi, dengan menempatkan kata-kata dalam
likuidasi di belakang nama perseroan tersebut.
Dalam hal likuidasi perusahaan ini di angkat seorang atau lebih likuidator
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan likuidasi ini. Tugas
likuidator dalam proses likuidasi mirip dengan tugas curator dalam proses kepailitan
perusahaan.
Likuidator di angkat oleh:
a) Rapat umum pemegang saham jika likuidasi di tetapkan oleh rapat umum
pemegang saham.
b) Pengadilan jika likuidasi atas perintah pengadilan
4. PIHAK-PIHAK YANG BERHAK MENJADI LIKUIDATOR
Adapun mereka yang di angkat sebagai likuidator adalah :
a) Pihak dalam perusahaan, dalam hal ini di reksi atau dapat di tambah
dengan pihak lain seperti komisaris atau manejer.
3

b) Pihak luar perusahaan seperti lawyer atau akuntan publik.


c) Kombinasi antara pihak dalam dengan pihak luar perseroan.
d) Direksi jika dalam suatu likuidasi ternyata tidak di tunjuk seorang
likuidator.
Seperti telah di sebutkan bahwa seorang likuidator mempunyai tugas
yang mirip dengan tugas curator dalam proses kepailitan perusahaan. Dalam
proses pemberesan perusahaan seorang likuidator mempunyai tugas yuridis
sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)

Likuidator bertugas sebagai mana layaknya direksi perusahaan.


Pencatatan dan pengumpulan kekayaan perusahaan.
Penjualan asset-aset perseroan.
Penagihan piutang perseroan.
Melanjutkan bisnis perseroan sebelum di jual asset jika hal tersebut di

anggap yang terbaik buat perolehan perusahaan yang optimal.


f) Pemanggilan kreditur dan pemberitahuan kepada kreditur dan publik.
g) Penetuan tatacara pembagian asset perusahaan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
h) Pembayaran kepada kreditur.
i) Pembagian sisa hasil kekayaan kepada pemegang saham.
5. PROSES PEMBUBARAN
Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) melalui
penyerahan, yaitu proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan, dan (2) melalui
kepailitan formal berdasarkan yurisdiksi suatu pengadilan khusus.
Likuidasi penyerahan adalah prosedur informal untuk melikuidir hutang,
bagi kreditur cara ini lebih menguntungkan dibanding kepailitan formal karena
mereka menerima lebih banyak. Dilakukan transfer kepemilikan aktiva kepada
pihak ketiga yang disebut assignee atau trustee. Assignee diinstruksikan untuk
menjual aktiva itu baik di bawah tangan atau melalui lelang umum dan hasilnya
dibagikan kepada kreditur secara pro-rata.
Sedangkan likuidasi kepailitan diatur dalam Undang-undang kepailitan
yang mempunyai tiga fungsi penting, yaitu melindungi kreditur dari kemungkinan
penipuan oleh debitur, pembagian aktiva debitur secara adil kepada para kreditur,
menghapuskan semua kewajiban debitur sehingga yang bersangkutan dapat mulai
usaha baru tanpa harus dibebani hutang terdahulu.
C. LIKUIDASI PERSEKUTUAN

Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah berubahnya


hubungan sekutu yang menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan
disolusi, persekutuan tetap bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau
persekutuan bisa juga berhenti/bubar secara bisnis. Berhentinya persekutuan secara
bisnis disebut juga likuidasi.
Pembubaran persekutuan dapat disebabkan oleh:
a) Salah seorang sekutu menghendaki pembubaran
b) Salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak menyetujui
untuk melanjutkan persekutuan
c) Perselisihan intern diantara sekutu
d) Salah seorang sekutu dinyatakan pailit
1. JENIS-JENIS LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Ditinjau dari waktu penyusunan daftar likuidasi, maka likuidasi dapat
dibedakan menjadi:
a) Likuidasi secara langsung/sekaligus:
Likuidasi secara langsung yaitu likuidasi yang dilakukan setelah seluruh
aktiva direalisasi.
b) Likuidasi secara bertahap periodik
Likuidasi secara bertahap periodik yaitu proses likuidasi dilakukan secara
periodik setelah terjadinya realisasi aktiva nonkas dan mengikuti prosedur
likuidasi secara berulang-ulang sampai akhirnya semua perkiraan tidak
bersaldo.
c) Likuidasi secara bertahap dengan program kas
Likuidasi secara bertahap dengan program kas yaitu proses likuidasi
dilakukan secara periodik dimana daftar likuidasi yang disusun akan sama
dengan likuidasi secara bertahap periodik tetapi perlu membuat suatu
program kas terlebih dahulu sebelum daftar likuidasi disusun, yang
menunjukkan bagaimana kas dibagikan kepada para sekutu dikemudian
hari. Disamping itu skedul pembayaran kas pada cara ini juga agak
berbeda dengan likuidasi secara bertahap periodik.
Pada umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal:
a) Semua perkiraan sementara / nominal pada buku besar disesuaikan dan
ditutup, kemudian laba/rugi hasil penyesuaian dipindahkan ke modal para
sekutu berdasarkan rasio laba/rugi.
b) Mengkonversi aktiva nonkas menjadi kas
c) Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul
selama masa likuidasi dengan cara mengalokasikan ke modal para sekutu
sesuai dengan perbandingan laba/rugi.
5

d) Membayar semua kewajiban kepada negara dan kreditur / pihak ketiga.


e) Bila modal sekutu bersaldo debit (defisit) maka dapat dikompensasi / dioffset dengan saldo pinjaman modal dari sekutu yang bersangkutan,
maksimum sebesar saldo pinjaman modal dari sekutu yang bersangkuta
tetapi tidak sampai menyebabkan modal bersaldo kredit. Jika tidak ada
saldo pinjaman dari sekutu yang bersangkutan, maka sekutu yang bersaldo
modal debit harus menyetorkan kas.
f) Mendistribusikan sebagian atau seluruh kas yang tersedia kepada para
sekutu berdasarkan rasio laba/rugi dengan memperhatikan syarat perlu
menyusun skedul pembayara kas.
BAB III
REORGANISASI
D. PENGERTIAN REORGANISASI
Reorganisasi adalah adalah situasi dimana aktiva dari perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan dinyatakan dalam nilai pasar dan penyusunan
kembali struktur permodalan perusahaan untuk mencerminkan tiap perubahan
pada sisi aktiva. Dalam reorganisasi, perusahaan berjalan terus sedangkan pada
kepailitan perusahaan dilikuidasi dan sirna.
Pengertian Reorganisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a) Reorganisasi Yuridis, yaitu perubahan mengenai bentuk hukum dari suatu
perusahaan atau badan usaha.
b) Reorganisasi Intern, yaitu perubahan mengenai bentuk atau struktur
organisasi (organisasi intern) dari suatu perusahaan atau badan usaha.
c) Reorganisasi Finansial, ialah perubahan menyeluruh dari keseluruhan
struktur modal dalam perusahaan.
Cara reorganisasi ini ditempuh apabila prospek perusahaan di masa yang
akan datang masih cukup baik, sebab tujuan utama dari rencana reorganisasi ini
adalah untuk menyehatkan kondisi keuangan perusahaan. Tetapi ada baiknya jika
sebelum terjadinya kepailitan maupun reorganisasi maka suatu perusahaan
hendaknya melaksanakan good corporate governance oleh stakeholder agar
perusahaan tersebut memang layak untuk berjalan semestinya walau terkadang
banyak hal-hal yang tidak bisa diprediksikan.
Rencana reorganisasi didasarkan pada prinsip keadilan dan kelayakan. Prinisip
keadilan berarti semua pihak harus diperlakukan secara adil (fair). Prinsip
kelayakan berarti rencana tersebut harus layak (bisa) dilakukan. Sebagai contoh,

jika perusahaan mempunyai beban hutang terlalu tinggi sedangkan kemampuan


penjualan sangat kecil, maka reorganisasi tidak layak dilakukan.
1. LANGKAH-LANGKAH REORGANISASI:
a) Menentukan Nilai Perusahaan
Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk sederhana, adalah
menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi.
b) Menentukan Struktur Modal yang Baru
Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar
perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban
tetap tersebut, total hutang biasanya akan dikurangi. Jika tidak ada lagi
harapan bahwa operasi perusahaan akan berhasil, maka likuidasi merupakan
alternatif satu-satunya yang mungkin dilakukan oleh perusahaan.
Reorganisasi finansial sering diikuti dengan konsilidasi, yaitu
dilakukan dengan cara:
a)
b)
c)
d)
e)

Melakukan penghematan biaya.


Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan
Divisi (unit bisnis) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau digabung.
Menunda rencana ekspansi sampai situasi dinilai telah menguntungkan.
Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang dan menjaga likuiditas

KESIMPULAN
likuidasi perusahaan adalah suatu tindakan untuk membubarkan ,menutup atau
menghentikan semua kegiatan dari suatu peusahaan dan membereskannya serta
membagi-bagikan aktiva tersebut pada pihak kreditur dan pemegang saham
Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek
perusahaan tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah
kredit menjadi penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan.
Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk memperkecil beban
finansial yang tetap sifatnya. Perusahaan melakukan reorganisasi finansial apabila
dinilai bahwa prospek perusahaan masih baik, sehingga dapat tertolong. Dalam situasi
ekonomi dan bisnis yang tidak menggembirakan, perusahaan sering terpaksa harus
bertahan dengan apa yang telah ada, atau memperkecil diri, agar tidak mengalami
kesulitan makin parah.. Dengan demikian asumsinya adalah bahwa perusahaan masih
mempunyai kemampuan operasional yang baik. Ini berarti bahwa kegiatan operasi
masih mampu menutup biaya-biaya operasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://pajaksolusi.blogspot.com/2013/06/restrukturisasi-reorganisasi-dan.html
http://reynardsimanjuntak.blogspot.com/2012/03/restrukturisasireorganisasi.html
http://kevinwiliang.blogspot.com/2012/10/keterkaitankepailitanpkpureorganisasi.html

Anda mungkin juga menyukai