Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENGETANAHAN NETRAL SISTEM TENAGA

1.1. Umum
Pada tahun 1910, sistem-sistem tenaga listrik tidak diketanahkan. Hal ini
disebabkan pada tahun tersebut sistem-sistem tenaga listrik masih kecil sehingga bila
ada arus gangguan fasa ke tanah arus gangguan masih kecil, dan biasanya kurang dari
5 ampere. Pada umumnya bila arus gangguan sebesar 5 ampere atau lebih kecil, busur
listrik yang timbul pada kontak-kontak antara kawat yang terganggu dan tanah masih
dapat padam sendiri.
Akan tetapi sistem-sistem tanaga itu makin lama makin besar baik panjangnya
maupun tegangannya. Dengan demikian arus yang timbul bila terjadi gangguan tanah
makin besar dan busur listrik itu tidak dapat lagi padam sendiri. Tambahan lagi
gejala-gejala busur tanah atau arcing ground semakin menonjol. Gejala busur tanah
adalah suatu proses terjadinya pemutusan (clearing) dan pukul-ulang (restriking) dari
busur listrik secara berulang-ulang. Gejala ini sangat berbahaya karena dapat
menimbulkan tegangan lebih transien yang tinggi yang dapat merusak peralatan.
1.2. Metode Pengetanahan Netral
Adapun metode-metode pengetanahan netral dari sistem-sistem tenaga adalah
sebagai berikut :
1. Pengetanahan melalui tahanan (resistance grounding).
2. Pengetanahan melalui reaktor (reactor grounding).
3. Pengetanahan tanpa mpedansi (solid grounding).
4. Pengetanahan efektif (effective grounding).
5. Pengetanahan dengan reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah (resonant
grounding) atau pengetanahan dengan kumparan petersen.
Pada sistem-sistem tidak diketanahkan atau sistem delta, arus gangguan
tergantung dari impedansi kapasitif ZA, ZB dan ZC, yaitu impedansi kapasitif masingmasing kawat-fasa terhadap tanah, seperti pada gambar 1.1.

I-1

I2
Akan tetapi bila sistem itu diketanahkan arus gangguan itu tidak lagi tergantung
hanya dari impeansi kapasitif kawat-kawat tetapi juga tergantung pada impedansi alat
pengetanahan dan tansformator, seperti pada gambar 1.2.
Kecuali pada pengetanahan dengan kumparan petersen, impedansi alat
pengetanahan itu sangat kecil dibandingkan dengan impedansi kapasitif

ZG

1
1
1
1

, atau dengan kata lain arus gangguan itu tidak lagi tergantung pada

Z G Z1 Z 2 Z 3

impedansi Z G .
Jadi dengan mengetanahkan netral sistem itu arus gangguan jelas menjadi lebih
besar dibandingkan dengan arus gangguan pada sistem delta, namun sebaliknya
membatasi tegangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu. Jadi didalam menentukan
impedansi pengetanahan itu harus diperhatikan hubungan antara besar arus gangguan
dan tegangan yang mungkin timbul.
C
B
A
Z

IF G

Gambar 1.1. Sistem yang diketanahkan dalam keadaan gangguan kawat tanah

IF G

Gambar 1.2. Sistem yang diketanahkan dalam gangguan kawat tanah

I3
1.3. Tujuan Pengetanahan
Adapun tujuan dari pengetanahan netral sistem tenaga adalah sebagai berikut :
1. Pada sistem besar, yang tidak diketanahkan arus gangguan nya relatif besar
(> 5 ampere), sehingga busur listrik yang timbul tidak dapat padam sendiri. Hal ini
dapat menimbulkan busur tanah, pada sistem yang diketanahkan gejala tersebut
hampir tidak ada.
2. Untuk membatasi tegangan-tegangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu (sehat).
1.4. Jenis Gangguan pada Sistem Transmisi
Gangguan pada saluran transmisi kira-kira 70% s/d 80% dari seluruh gangguan
yang terjadi pada sistem tenaga listrik. Hal ini dikarenakan :
1. Luas dan panjangnya bentangan kawat transmisi yang terbentang.
2. Kondisi udara yang berbeda-beda.
Pada sistem transmisi, suatu gangguan dapat terjadi disebabkan oleh :
1. Kesalahan mekanis.
2. Kesalahan thermis.
3. Tegangan lebih.
4. Material yang cacat atau rusak.
Sedangkan gangguan yang sering terjadi pada saluran transmisi adalah gangguan
hubung singkat. Besar dari arus hubung singkat itu tergantung :
1.

Jenis dan sifat gangguan hubung singkat.

2.

Kapasitas dari sumber daya.

3.

Konfigurasi dari sistem.

4.

Metode hubungan netral dari trafo.

5.

Jarak gangguan dari unit pembangkit.

6.

Angka pengenal dari peralatan-peralatan utama dan alat-alat pembatas arus.

7.

Lamanya hubung singkat.

8.

Kecepatan beraksi dari alat-alat pengaman.

I4
1.5. Akibat Gangguan
Sedangkan akibat-akibat yang disebabkan gangguan tersebut diatas antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Menginterupsi kontinuitas pelayanan daya kepada para konsumen apabila gangguan
itu sampai menyebabkan terputusnya suatu rangkaian atau menyebabkan keluarnya
suatu unit pembangkit.
2. Penurunan tegangan yang cukup besar menyebabkan rendahnya kualitas tenaga
listrik dan merintangi kerja normal pada peralatan konsumen.
3. Pengurangan stabilitas sistem dan menyebabkan jatuhnya generator.
4. Merusak peralatan pada daerah terjadinya gangguan.
1.6. Faktor-Faktor Penyebab Terjadi Gangguan
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadiya gangguan pada sistem
transmisi adalah sebagai berikut :
1. Surja petir atau surja hubung.
Dari pengalaman diperoleh bahwa petir sering menyebabkan terjadinya gangguan
pada sistem tegangan tinggi sampai 150-220 KV. Sedangkan pada sistem tegangan
tinggi diatas 380 KV, yang menjadi sebab utamanya adalah surja hubung.
2. Burung atau daun-daun.
Jika burung atau daun-daun terbang dekat pada isolator gantung dari saluran
transmisi, maka clearance (jarak aman) menjadi berkurang, sehingga ada
kemungkinan terjadinya locatan bunga api.
3. Polusi (debu).
Debu-debu yang menempel pada isolator, merupakan konduktor yang bisa
menyebabkan terjadinya loncatan bunga api.
4. Pohon-pohan yang tumbuh di dekat saluran transmisi.
5. Retak-retak pada isolator.
Dengan adanya retak-retak pada isolator maka secara mekanis apabila ada petir
yang menyambar akan terjadi tembus (break down) pada isolator.

I5
1.7. Klasifikasi Gangguan
Klasifikasi gangguan dibedakan dari dua segi, yaitu :
1. Dari macamnya gangguan :

Gangguan dua fasa atau tiga fasa melalui tahap hubung tanah.

Gangguan fasa ke fasa.

Gangguan dua fasa ke tanah.

Gangguan satu fase ke tanah atau gangguan tanah.

2. Dari lamanya waktu gangguan :

Gangguan permanen.
Merupakan gangguan yang terjadi dalam waktu yang singkat saja dimana
kemudian sistem kembali pada keadaan normal.

Gangguan temporer.
Merupakan gangguan yang terjadi baru dapat dihilangkan atau diperbaiki setelah
bagian yang terganggu itu diisolir dengan bekerjanya pemutus daya.

Anda mungkin juga menyukai