Anda di halaman 1dari 19

Penyebab Terjadinya Tindakan Kriminalitas

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir setiap hari koran maupun telivisi memberitakan kasuskasus kriminalitas yang menimpa masyarakat. Bentuknya
beragam. Ada perampokan, pemerasan, perampasan,
penjambretan, pembunuhan, perkosaan, pencopetan,
penganiayaan, dan kata lain yang mengandung unsur
pemaksaan, atau kekerasan terhadap fisik ataupun harta benda
korban. Berikut ini salah satu contoh berita yang dikutip dari
salah satu media di Surabaya. Tembak Mati Polisi, Gasak Rp.
1,9 Miliar Perampokan di Bank Mandiri Capem Jl. Bukit Kota,
Kota Pinang, Labuhan Batu. Bandit-bandit jalanan itu
menembak dua polisi dan satu diantaranya kabur dengan
membawa uang hasil rampokan. Polisi sulit mengetahui
identitas pada perampok. Sebab mereka menutupi wajahnya
dengan kain sebo ketika menjalankan aksinya. Aksi
perampokan yang terjadi pukul 10.000 WIB pagi itu diawali
dengan kedatangan sebuah Daihatsu Troper berplat BM. Begitu

berhenti di parkiran, beberapa penumpang mobil itu


berhamburan turun. Mereka langsung memberondongkan
tembakan ke udara. Empat orang menenteng senpi laras
panjang dan dua senpi genggam,ujar saksi mata di tempat
kejadian. Setelah merobohkan Bripda Lauri, enam perampok
masuk ke bank. Mereka menodong kasir lalu memaksanya
untuk mengumpulkan uang yang ada di bank. Kasir yang
ketakutan buru-buru mengambil semua uang seperti yang
diminta perampok (JP, 26 Oktober 2004).

Kengerian,

ketakutan, keheranan, kebencian dan bahkan trauma psikologis


barangkali yang menjadi kata-kata yang terungkap setelah
melihat atau mengalami peristiwa tersebut.

PEMBAHASAN
Kriminalitas
Secara bahasa kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya
kejahatan. Sehingga criminal bisa diartikan sebagai orang yang
berbuat kejahatan. Dari aspek historis kriminalitas ialah, jika
seorang melanggar peraturan atau undang-undang pidana dan
ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan serta dijatuhi hukuman.

Dalam hal ini, jika seorang tidak dijatuhi hukuman, berarti


orang tersebut belum dianggap sebagai penjahat.
Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau
perbuatan yang melanggar hukum. Pengangguran dan
kemiskinan dapat menyebabkan tindak kejahatan. Jika tidak
dilandasi keimanan dan akal sehat, pengangguran mengambil
jalan pintas untuk mengatasi kemiskinannya. Banyak cara
keliru yang dijalani misalnya melakukan judi, penipuan,
pencurian, pencopetan, perampokan hingga pada
pembunuhan. Yang stress dan tidak kuat bisa kemudian minumminuman keras atau memakai narkoba.
Namun kejahatan tidak hanya karena miskin. Banyak orangorang yang sebenarnya sudah mapan hidupnya melakukan
kejahatan. Kamu pernah mendengar istilah korupsi? Korupsi
sebenarnya tak jauh beda dengan mencuri. Yakni mencuri
sesuatu yang bukan haknya dengan cara-cara tertentu. Uang
atau barang yang telah dipercayakan untuk dikelolah diambil
untuk kepentingan dirinya. Itulah korupsi. Contohnya adalah
mengambil sebagian dana yang mestinya untuk korban
bencana alam. Korupsi biasanya dilakukan oleh para pegawai,
dan pejabat. Perbuatan korupsi kadang sulit diketahui karena

pelakunya sangat pintar menyembunyikan. Negara kita


termasuk negara yang paling tinggi tingkat korupsinya,
sungguh memprihatinkan sekali bukan
Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya tindakan
kriminal:
a.

Genothype dan Phenotype

Stephen Hurwitz (1986:36) menyatakan perbedaan antara


kedua tipe tersebut bahwa Genotype ialah warisan
sesungguhnya, Phenotype ialah pembawaan yang berkembang.
Perbedaan antara genotype dan phenotype bukanlah hanya
disebabkan karena hukum biologi mengenai keturunan saja.
Sekalipun sutu gene tunggal diwariskan dengan cara demikian
hingga Nampak keluar, namun masih mungkin adanya gene
tersebut tidak dirasakan. Perkembangan suatu gene tunggal
adakalanya tergantung dari lain-lain gene, teristimewanya bagi
sifat-sifat mental. Di samping itu, nampaknya keluar sesuatu
gene, tergantung pula dari pengaruh-pengaruh luar terhadap
organism yang telahatau belum lahir.

Apa yang diteruskan seseorang sebagai pewarisan kepada


generasi yang berikutnya semata-mat tergantung dari
genotype. Apa yang tampaknya keluar olehnya, adalah
phenotype yaitu hasil dari pembawaan yang diwaris dari orang
tuanya dengan pengaruh-pengaruh dari luar.
b.

Pembawaan dan Kepribadian

Berdasarkan peristilahan teori keturunan, pembawaan berarti


potensi yang diwariskan saja, dan kepribadian berarti
propensity/bakat-bakat yang dikembangkan.
Kinberg (dalam Stephen Hurwitz, 1986:36) menyatakan:
Individuality factor I bukan fenomena /gejala endogeneuous
yang datang dari dalam semata-mata, tapi hasil dari
pembawaan dan fktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
dan membentuk pembawaan sepanjang masa.
c.

Lingkungan

Mahzab lingkungan pada mulanya hanya memperhatikan


komponen-komponen di bidang ekonomi, akan tetapi konsepsi
itu meliputi seluruh komponen baik yang materiil maupun yang
spiritual.

Bila kita maksudkan lingkungan sesuatu individu, harus diingat


bahwa kita menghadapi pengertin yang relatif, yaitu
lingkungan dalam hubungannya dengan individu tersebut dan
karena itu berbeda dengan lingkungan yang berhubung dengan
individu lain, karena adanya kepekaan yang berbeda terhadap
kean-kesan dari luar.
Lingkungn merupakan factor yang potensial yaitu mengandung
suatu kemungkinan untuk member pengaruh dan terujudnya
kemungkinan tindak criminal tergantung dari susunan
(kombinasi) pembawaan dan lingkungan baik lingkungan
stationnair (tetap) maupun lingkungan temporair (sementara).
Faktor-faktor pembawaan dan lingkungan selalu saling
mempengaruhi timbal balik, tak dapat dipisahkan satu sama
lain. Lingkungan yang terdahulu, karena pengaruhnya yang
terus menerus terhadap pembawaan,
mengakibatkanterwujudnya sesuatu kepribadian dan
sebaliknya factor lingkungan tergantung dari factor-faktor
pembawaan. Oleh karena:
1)

Lingkungan seseorang ini dalam batas-batas tertentu

ditentukan oleh pikirannya sendiri.

2) Orangnya dapat banyak mempengaruhi dan mengubah


factor-faktor lingkungan ini.
Menurut Kinberg (dalam Stephen Hurwitz, 1986:38)
menyatakan bahwa pengaruh lingkungan yang dahulu sedikit
banyak ada dalam kepribadian seseorang sekarang. Dalam
batas-batas tertentu kebalikannya juga benar, yaitu lingkungan
yang telah mengelilingi seseorang untuk sesuatu waktu
tertentu mengandung pengaruh pribadinya. Faktor-faktor
dinamik yang bekerja dan saling mempengaruhi adalah baik
factor pembawaan maupun lingkungan.
1)

Bagaimana perkembangan pembawaan dalam batas-

batas tertentu tergantung dari lingkungan.


2) Lingkungan seseoprang dan pengaruh lingkungan ini
terhadapnya dalam sesuatu batas tertentu, tergantung dari
pembawaannya.
Pembawaan criminal
Stephen Hurwitz (1986:39) menyatakan bahwa tidaklah masuk
akal untuk menghubungkan pembawaan yang ditentukan

secara biologic dengan suatu konsepsi yuridik yang berdeda


menurut waktu dan tempat.
Setiap orang yang melakukan kejahatab mempunyai sifat jahat
pembawaan, karena selalu adainteraksi antara pembawaan dan
lingkungan. Akan tetapi hendaknya jangan member cap sifat
jahat pembawaan itu, kecuali bila tampak sebagai kemampuan
untuk melakukan susuatu kejahatan tanpa adanya kondisikondisi luar yang istimewa dan luar biasa. Dengan kata lain,
harus ada keseimbangan antara pembawaan dan kejahatan.
Sosiologik
Ada hubungan timbale-balik antara factor-faktor umum social
politik-ekonomi dan bangunan kebudayaan dengan jumlah
kejahatan dalam lingkungan itu baik dalam lingkungan kecil
maupun besar. Jumlah kejahatan kejahatan tiap lingkungan
merupakan lawan negatifnya dari norma-norma kelakuan yang
berlaku dalam lingkungan tersebut yang tergantung dari
organisasi dan kebudayaan lingkungan itu.
Stephen Hurwitz (1986:86-102) menyatakan tinjauan yang
lebih mendalam tentang interaksi ini, dapat dibuat dari
berbagai sudut sebagaimana akan diterangkan sebagai berikut:

a.
1)

Faktor-faktor ekonomi
Sistem ekonomi

Sistem ekonomi baru dengan produksi besar-besaran,


persaingan bebas, menghidupkan konsumsi dengan jalan
periklanan, cara penjualan modern dan lain-lain, yaitu
menimbulkan keinginan untuk memiliki barang dan sekaligus
mempersiapkan suatu dasar untuk kesempatan melakukan
penipuan-penipuan.
2)

Harga-harga, perubahan Harga Pasar, krisis (Prices,

market fluctuations, crisis)


Ada anggapan umum, bahwaada suatu hubungan langsung
antara keadaan-keadaan ekonomi dan kriminalitas, terutama
mengenai kejahatan terhadap hak milik dan pencurian
(larceny). Dalam penelitian tentang harga-harga (prices) maka
hasilnya menunjukkan bahwa kenaikan harga rata-rata diikuti
dengan kenaikan pencurian yang seimbang.
Suatu interaksi yang khas antara harga-harga barang (contoh:
gandum, dan sebagainya) dari kriminalitas ternyata dan
terbukti dari fakta-fakta, yaitu bahwa jumlah kebakaran yang

ditimbulkan yang bersifat menipu mengenai hak milik tanah


menjadi tinggi, bila harga tanah turun dan penjualannya sukar.
Alasannya ialah karena keadaan-keadaan ekonomi
menimbulkan suatu kepentingan khusus untuk memperoleh
julah asuransi kebakaran untuk rumah dan pekarangan serta
tanaman, (premises = rumah dan pekarangan).
3)

Gaji atau Upah bukan merupakan indeks yang jitu

Dalam keadaan krisis dengan banyak pengangguran dan lainlain gangguan ekonomi nasional , upah para pekerja bukan lagi
merupakan indeks keadaan ekonomi pada umumny. Maka dari
itu perubahan-perubahan harga pasar (market fluctuations)
harus diperhatikan.
Banyak buku telah menulis tentang artinya goncangan hargaharga dan upah. Juga banyak penelitian telah diadakan
berdasarkan indeks-indeks kombinasi, termasuk pengangguran
dan lain-lain, sehingga masalah beralih dari pengaruh turun
naiknya harga, kepada goncangan harga pasar yang sangat,
sehubungan dengan kejahatan. Dari penelitian yang
belakangan dan paling menarik perhatian ialah mengenai
pengaruh dari waktu-waktu makmur (prosperity) diselingi

dengan waktu-waktu kekurangan 9depression) dengan


kegoncangan harga-harga pasar, krisis dan lain-lain terhadap
kejahatan.
4)

Pengangguran

Di antara factor-faktor baik secara langsung atau tidak,


mempengaruhi terjadinya kriminalita, terutama dalam waktuwaktu krisis, pengangguran dianggap paling penting. 18
macam factor ekonomi yang berbeda dapat dilihat dari
statistic-statistik tersebut, bekerja terlalu muda, tak ada
pengharapan maju, pengangguran berkala yang tetap,
pengangguran biasa dan kekhawatiran dalam hal itu,
berpindahnya pekerjaan dari satu tempat ke tempat yang lain,
perubahan gaji sehingga tidak mungkin membuat anggaran
belanja, kurangnya libur, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengangguran adalah factor yang paling penting.
Faktor-faktor mental
1)

Agama

Kepercayaan hanya dapat berlaku sebagai suatu anti


krimogemis bila dihubungkan dengan pengertian dan perasaan

moral yang telah meresap secara menyeluruh. Dan


kepercayaan tidak boleh berubah dari sikap hidup moral
keagamaan, merosot menjadi hanya suatu tata cara dan
bentuk-bentuk lahiriah oleh orang dengan tasbeh di satu
tangan, sedang tangan lainnya menusuk dengan pisau.
Meskipun adanya factor-faktor negative demikia, memang
merupakan fakta bahwa norma-norma etis yang secara teratur
diajarkan oleh bimbingan agama dan khususnya berambung
pada keyakinan keagamaan yang sungguh, membangunkan
secara khusus dorongan-dorongan yang kuat untuk melawan
kecenderungan-kecenderungan kriminil.
2)

Bacaan, Harian-harian, Film

Sering orang beranggapan bahwa bacaan jelek merupakan


factor krimogenik yang kuat, mulai dengan roman-roman dari
abad ke-18, lalu dengan cerita-cerita dan gambar-gambar erotis
dan pornografik, buku-buku picisan lain dan akhirnya ceritacerita detektif dengan penjahat sebagai pahlawannya, penuh
dengan kejadian berdarah.
Pengaruh crimogenis yang lebih langsung rari bacaan demikian
ialah gambaran sesuatu kejahatan tertentu dapat berpengaruh

langsung dan suatu cara teknis tertentu kemudian dapat


dipraktekkan oleh si pembaca.
Harian-harian yang mengenai bacaan dan kejahatan pada
umumnya juga dapat dikatakan tentang koran-koran. Kita harus
hati-hati dalam memberikan penilaian yang mungkin berat
sebelah mengenai hubungan antara harian dan kejahatan.
Tentu saja ada keuntungan dan kerugian yang dapat dilihat
disamping kegunaan pokok koran-koran tersebut. Press modern
rupanya tidak banyak berpengaruh sebagai factor langsung
dalam menimbulkan kejahatan.
Di samping bacaan-bacaan tersebut di atas, film (termasuk TV)
dianggap menyebabkan pertumbuhan kriminalitas tertutama
kenakalan remaja akhir-akhir ini. Dan film ini oleh kebanyakan
orang dianggap yang paling berbahaya. Memangt disebabkan
kesan-keasan yang mendalam dari apa yang dilhat dan
didengar dan cara penyajiannya yang negative, pertunjukkan
film mungkin sekali jelas terkenang kembali dalam sanubari
kita dan dapat mengguyah khayalan.
c.

Faktor-faktor Pisik: Keadaan Iklim dan lain-lain

Pada permulaan peneliti mengadakan statistic tentang keadaan


iklim, hawa panas/dingin, keadaan terang atau gelap, sinar
bumi dan perubahan-perubahan berkala dari organism manusia
yang dianggap sebagai penyebab langsung dari kelakuan
manusia yang menyimpang dan khususnya dari kriminalitas.
Para peneliti belakangan pada umumnya mengakui kekeliruan
dari anggapan tersebut, karena hanya semacam korelasi jauh
dapat diketemukan antara kriminalitas sebagai suatu fenomena
umum dan factor-faktor pisik.

Faktor-faktor Pribadi
1)

Umur

Meskipun umur penting sebagai factor penyebab kejahatan,


baik secara juridik maupun criminal dan sampai sesuatu batas
tertentu berhubungan dengan factor-faktor seks / kelamin dan
bangsa, tapi seperti factor-faktor tersebut akhir merupakan
pengertian-pengertian netral bagi kriminologi. Artinya: hanya

dalam kerjasamanya dengan factor-faktor lingkungan mereka


baru memperoleh arti bagi kriminologi.
Kecenderungan untuk berbuat antisocial bertambah selama
masih sekolah dan memuncak antara umur 20 dan 25,
menurun perlahan-lahan sampai umur 40, lalu meluncur
dengan cepat untuk berhenti sama sekali pada hari tua.
Kurve/garisnya tidak berbeda pada garis aktivitas lain yang
tergantung dari irama kehidupan manusia.
2)

Ras dan Nasionalitas

Konsepsi ras adalah samar-samar dan kesamaran pengertian


itu, merupakan rintangan untuk mengadakan penelitian yang
jitu. Pembatasan ras berdasarkan sifat-sifat keturunan yang
umum dari bangsa-bangsa atau golongan-golongan orang yang
memiliki kebudayaan tertentu dan bukan berdasarkan sifatsifat biologic, membuka kesempatan untuk berbagai keraguan.
3)

Alkohol

Dianggap factor penting dalam mengakibatkan kriminalitas,


seperti pelanggaran lalu lintas, kejahatan dilakukan dengan
kekerasan, pengemisan, kejahatan seks, dan penimbulan

pembakaran, walaupun alcohol merupakan factor yang kuat,


masih juga merupakan tanda Tanya, sampai berapa jauh
pengaruhnya.
4)

Perang

Memang sebagai akibat perang dan karena keadaan


lingkungan, seringkali terjadi bahwa orang yang tadinya patuh
terhadap hukum, melakukan kriminalitas. Kesimpulannya yaitu
sesudah perang, ada krisis-krisis, perpindahan rakyat ke lain
lingkungan, terjadi inflasi dan lain-lain rvolusi ekonomi. Di
samping kemungkinan orang jadi kasar karena perang,
kepemilikan senjata api menambahbahaya akan terjadinya
perbuatan-perbuatan criminal.
b Terjadinya B. Faktor-faktor yang menyebabkan tindak kriminal
Sedangkan Exner (dalam Stephen Hurwitz, 1986:39)
menyebutkan 2 doktrin, antara lain:

Cara mengatasi tindakan kriminal

Dari uraian di atas kiranya perlu ada sebuah formula untuk


menanggulangi terjadinya tindak kriminalitas. Secara
konsepsial usaha pembinaan terhadap pelaku kejahatan adalah
dengan memasukan unsur-unsur yang yang terkait dengan
mekanisme peradilan pidana dan partisi masyarakat, antara
lain;
1. Peningkatan dan pemantapan aparat penegak hukum yaitu
meliputi pemantapan organisasi, personal, sarana, prasarana,
untuk dapat mempercepat penyelesaian perkara-perkara
pidana.
2. Perundang-undangan berfungsi untuk menganalisis dan
menekan kejahatan dengan mempertimbangkan masa depan.
3. Mekanisme peradilan yang efektif (memenuhi sifat-sifat:
cepat, tepat, murah, dan sederhana).
4. Koordinasi antara aparatur penegak hukum dan aparatur
pemerintah lainnya yang saling berhubungan dan saling
mengisi untuk meningkatkan daya guna penanggulangan
kriminalitas.

5. Partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran


pelaksanaan penanggulangan kriminalitas.
Disamping upaya-upaya tersebut diatas, yang terpenting
adalah upaya yang bersifat preventif atau pencegahan, yaitu
dengan jalan menyadarkan atau menekan terhadap hal-hal
yang dapat menimbulkan kejahatan. Disinilah peran moral dan
agama untuk menuntun manusia kepada jalan yang benar.
Salah satu contoh kecenderungan manusia untuk melakukan
pencurian dan perampokan di beberapa tempat.

PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kriminalitas
adalah suatu tindakan yang tidak terpuji, yang akibatknya
dapat merugikan diri sendiri, orang lain serta akan melahirkan
kejahatan baru. Hal itu disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
endogen yang muncul dari sikap egonya diri sendiri, dan faktor
eksogen yang muncul dari luar dirinya semua itu bisa terjadi

dari pengaruh kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi,


ketidakadilan.
Adapun cara-cara penanggulangannya dengan cara perbaikan
sistem peradilan yang ada di negara kita, pelayanan yang
cepat, murah dan sederhana serta peningkatan penyuluhan
dan upaya pencegahan yang bersifat kontinutas.

Anda mungkin juga menyukai