DISUSUN OLEH :
KELOMPOK Q1.A
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Penyusun
Kelompok Q1.A
Kelas
Ketua Kelompok
125040200111082
Anggota Kelompok
:
1. Rahayu Pancoro Wati
125040200111013
125040200111073
125040200111088
4. Firda Arifinia
125040200111110
5. Anatasia F
125040200111140
6. Ruth Ria W
125040200111146
7. Raudha A. Tarigan
125040200111156
8. Lasmiati
125040200111187
Laporan ini telah dikonsultasikan dan tidak ada unsur plagiatisme dalam
penyusunan laporan.
Mengetahui,
Asisten Praktikum
NIM. 125040200111082
NIM. 105040200111199
II
DAFTAR ISI
III
DAFTAR TABEL
IV
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Hasil Analisis Laboratorium Kelas Q................................................... 22
Grafik 2. Perbandingan hasil C-Organik............................................................. 23
Grafik 3. Perbandingan kadar BO........................................................................ 24
Grafik 4. Perbandingan Jumlah Kadar N............................................................. 25
Grafik 5. Perbandingan Nilai KTK Tanah ........................................................... 26
Grafik 6. Perbandingan Nilai pH.......................................................................... 27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Dampak Penggunaan Pupuk Anorganik............................. 13
Gambar 2. Diagram Dampak Tidak Adanya Masa Istirahat Lahan.................... 16
Gambar 3. Hasil Fertilizer Chooser .................................................................... 21
Gambar 4. Analisis Fertilizer Chooser................................................................. 32
Gambar 5. Analisis Fertilizer Chooser................................................................. 32
Gambar 6. Penyaringan Bahan............................................................................ 33
Gambar 7. Penghalusan Bahan............................................................................ 33
Gambar 8. Pengukuran pH................................................................................... 33
Gambar 9. Pengukuran pH .................................................................................. 33
Gambar 10. Destilasi Analisis N .......................................................................... 33
Gambar 11. Tiltrasi .............................................................................................. 33
Gambar 12. Hasil Tiltrasi..................................................................................... 33
VI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanah merupakan medium alami pertumbuhan tanaman. Kesuburan
tanah merupakan salah satu faktor terpenting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam suatu sistem pertanaman
atau budidaya. Tanah yang subur idealnya harus terdapat unsur hara yang
cukup (tidak kurang dan tidak lebih) baik unsur hara makro maupun unsur
hara mikro agar dapat mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Kesuburan tanah dipengaruhi oleh sistem pengelolaan tanah (Rao,
N. S. Subba, 1994 :15). Selain itu, Tanah sebagai medium pertumbuhan
tanaman berfungsi pula sebagai penyimpan serta penyedia air dan udara
didalam tanah.
Pertanian intensif merupakan cara bertani yang memanfaatkan inovasi
teknologi dengan penggunaan input yang relatif banyak dengan tujuan
memperoleh output (hasil produksi) yang tinggi dalam kurun waktu yang
relatif singkat. Pertanian intensif dapat disebut sebagai pertanian modern. Ciri
Pertanian Modern (Intensif) adalah penggunaan bibit unggul, aplikasi pupuk
buatan, pestisida, penerapan mekanisasi pertanian, pemanfaatan air irigasi
tidak ada masa istirahat tanah. (Tandisau P, dan Herniawati.2009). Sistem
pertanian intensif telah mendorong terjadinya degradasi atau penurunan
kualitas tanah dari sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Selain berimplikasi
terhadap biodiversitas didalam lingkungan tanah, kondisi tersebut juga akan
berpegaruh terhadap produktivitas tanaman yang dibudidayakan. Oleh karena
itu, upaya pengembalian kondisi kualitas tanah dengan cara mengurangi
bahkan mengkonversi intensifikasi lahan pertanian menjadi pertanian yang
berkelanjutan (sustainable agriculture) perlu dilakukan.
Demikian juga dengan adanya tindakan pengolahan pertanian yang
memakai berbagai macam system yang dikembangkan untuk meraih
keuntungan dalam bidang pertanian, ternyata juga membawa pengaruh yang
buruk bagi ekologi tanah. Pengolahan lahan pertanian yang sangat berlebihan
dan dilakukan secara terus menerus tanpa melihat sisi untuk meluangkan
waktu pengistirahatan terhadap tanah, membuat keadaan tanah semakin
buruk dan terjadi kerusakan ekologi tanah itu sendiri. Penggunaan pupuk
anorganik menyebabkan kandungan unsur unsur hara dalam tanah yang
dibutuhkan oleh tanaman akan meningkat dan meningkatkan hasil produksi
pertanian dengan cepat. Produktivitas lahan pertanian yang meningkat
tersebut hanya akan berlangsung dalam waktu yang tidak lama, karena
penggunaan pupuk anorganik terus menerus yang akan meneyababkan
perubahan struktur tanah, pemadatan, kandungan unsur hara dalam tanh
menurun dan pencemaran lingkungan.
Salah satu pengaruh penggunaan pupuk anorganik pada usaha pertanian
adalah akumulasi residu unsur unsur kimia seperti N, P, dan K dalam tanah
akibat dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan dan terus menerus.
Salikin (2003) menyebutkan bahwa sekitar 50% nitrogen, 40%-75% dan 5%25% fosfat mengendap di lahan pertanian, pada tubuh perairan, dan air tanah.
Kurang efektifnya peranan pupuk kimia disebabkan tanah pertanian yang
sudah jenuh oleh residu sisa bahan kimia. Astiningrum (2005) menyatakan
bahwa pemakaian pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan residu
yang berasal dari zat pembawa (carier) pupuk nitrogen yang tertinggal dalam
tanah sehingga akan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Menurut Sutanto (2006), pemakaian pupuk kimia yang terus menerus
menyebabkan ekosistem biologi tanah menjadi tidak seimbang, sehingga
tujuan pemupukan untuk mencukupkan unsur ghara didalam tanah tidak
tercapai.
Dalam penelitian ini kelompok kami mengambil obyek penelitian yang
berkaitan dengan pemberian pupuk anorganik secara berlebihan dan dampak
dari pengolahan lahan secara intensif. Sehingga kelompok kami dapat
memberikan rekomendasi kepada petani mengenai cara pengaplikasian
pupuk anorganik yang sesuai dan pengelolaan lahan yang tepat.
1.2
Tujuan
Dari uraian latar belakang di atas penulisan laporan ini bertujuan
sebagai berikut.
1. Mengetahui dampak penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan
2. Mengetahui dampak adanya penggunaan lahan secara terus menerus
3. Memberikan rekomendasi solusi dari dampak penggunaan pupuk
anorganik yang berlebihan dan penggunaan lahan yang intensif.
1.3
Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan laporan ini adalah
mahasiswa dapat mengetahui dan mengatasi masalah yang merupakan
dampak dari penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dan tidak
adanya masa pengistirahatan lahan terhadap kesuburan tanah.
BAB II
KONDISI UMUM WILAYAH
2.1
Keadaan Geografis
Pujon Kidul merupakan salah satu wilayah yang ada di Kecamatan
Pujon Kabupaten Malang yang terletak di sebelah barat kota Batu. Daerah ini
memiliki luas keseluruhan 323.155Ha dengan jumlah penduduk 4121
orang. Kawasan pujon kidul merupakan wilayah jalur provinsi Jawa Timur
yang menghubungkan Malang dengan wilayah Kediri dan Jombang sekaligus
akses masuk menuju tempat wisata coban rondo. Jalan di desa Pujon Kidul
terhitung padat pada pagi sampai sore hari dengan kendaraan bermotor. Desa
ini terdiri dari 3 Dusun, yaitu Dusun Krajan dan Dusun Maron, Dusun
Tulungrejo . Terdiri dari 9 Rukun Warga dan 18 Rukun Tetangga, dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Ngroto
Sebelah Selatan
: Perhutani
Sebelah Timur
: Pujon Lor
Sebelah Barat
: Sukomulyo
2.2
Keadaan Demografis
Jumlah Desa
: 10 desa
: 43 dusun / dukuh
Jumlah RT
: 301 RT
Jumlah RW
: 87 RW
: 18.509 kk
: 64.446 jiwa
Terdiri dari :
Laki-laki
: 32.597 jiwa
Perempuan
:31.849 jiwa
: 25.957 orang
Buruh tani
: 7.894 orang
Pengusaha
: 223 orang
Pengrajin
: 820 orang
Buruh bangunan
: 373 orang
Buruh perkebunan
: 175 orang
Pedagang
: 1.225 orang
PNS
: 875 orang
ABRI
: 623 orang
lain-lain
: 1500 orang
2.3
NO.
MATA PENCAHARIAN
JUMLAH (ORANG)
1.
Petani
1.682
2.
Buruh Tani
464
3.
Usaha Sendiri
1.699
4.
Pedagang
440
5.
6.
Swasta
13
TOTAL
4304 Orang
sebelumnya lahan tegalan. Sejarah lahan Bapak Sardi yang digunakan untuk
budidaya tanaman sawi dan bawang ini selalu di tanami tanaman hortikultura
serta dari dulu hingga sekarang merupakan lahan pertanian yang tetap, yang
tidak adanya alih fungsi lahan. Kemudian sudah disebutkan bahwa dalam
usahataninya, Pak Sardi menggunakan pola tanam tumpangsari (polikultur)
antara tanaman sawi dan bawang serta ada tanaman border yaitu ucet. Petani
menggunakan sistem rotasi tanam, yaitu antara tanaman wortel, sawi, dan
selada tanpa adanya pemberoan lahan. Pengolahan lahan yang dilakukan oleh
Bapak Sardi secara intensif karena tidak ada pemberoan atau masa istirahat.
2.5
tersebut terdapat beberapa bedengan yang ditanami tanaman sawi. Dan setiap
bedengya ditanami sekitar 360 sawi dengan jarak tanam 30 x 30 cm.
Kemudian untuk bawang hanya sedikit tanamannya yang di tanam di antara
tanaman sawi dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Pada satu lahan yang sama
juga di budidayakan tanaman selada akan tetapi keberadaan kedua tanaman
tersebut di tanam terpisah.
Penggunaan pupuk pada lahan tersebut menggunakan kombinasi antara
pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk
kandang yang berasal dari kotoran ternak, sedangkan pupuk anorganik yang
digunakan adalah 45 Kg SP 36, 45 Kg ZA, dan 15 Kg KCl. Selain itu, sisa
hasil panen biasanya juga Bapak Sardi langsung benamkan kedalam tanah
saat melakukan pengolahan tanah karena menurut beliau hal ini lebih mudah
dilakukan untuk mempercepat dalam pembersihan sisa tanaman. Hal tersebut
dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga meningkatkan
kesuburan tanah. Di samping lahan tersebut ada tanaman wortel dan selada.
Kemudian juga di lahan tersebut ada aliran air untuk irigasi. Sehingga pada
lahan tersebut menggunakan irigasi permukaan (surface irrigation) yaitu
irigasi alur/selokan (furrow irrigation). Dan biasanya air irigasi berasal dari
selokan pada wilayah lahan tersebut mengandung kotoran sapi.
Pengendalian OPT biasanya Bapak Sardi dengan cara menyemprot
pestisida. Penyemprotan dilakukan jika sudah mulai muncul adanya serangan
atau kerusakan yang di timbulkan. Dari keterangan yang kami peroleh bapak
Sardi mencoba dan berusaha untuk meminimalisasi untuk penggunaan
pestisida untuk menciptakan produk yang organik, sehat dan tentu untuk
penghematan biaya
2.6
Biaya Tetap
Keterangan
Jumlah
Penyusutan
Harga per
per musim
unit
Total
tanam
Cangkul
75.000
1.500
3.000
Sabit
15.000
250
500
Sprayer
450.000
10.000
10.000
Total
13.500
Tabel 2. Biaya Tetap Dalam Usahatani
b.
Biaya Variabel
Keterangan
Jumlah
Total
Benih Sawi
1 pack
12.000
12.000
ZA
45 kg
1.400/kg
63.000
KCL
15 kg
6.000/kg
90.000
SP 36
45 kg
2.000/kg
90.000
Pestisida
29.000
29.000
Pupuk
(Insektisda)
Total
284.000
Tabel 3. Biaya Variabel Dalam Usahatani
c.
Pendapatan
Keterangan
Jumlah
Total
Sawi
100 kg
4000
400.000
Analisis
Dari databaiaya variabel, biaya tetap dan pendapatan maka keuntungan
yang bisa di dapat Bapak Sardi Rp 102.500,-. Hal tersebut diperoleh dari
pendapatan dikurangi biaya yang beliau keluarkan meliputi biaya variabel dan
biaya tetap.
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
3.1
10
1.
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan saat ini menjadi salah satu perhatian dunia.
11
2.
12
Pencemaran
Lingkungan
Gas
Rumah
Kaca
Berbahaya
bagi
kesehatan
Biodiversitas
menurun
Bahan Organik
menurun
Biaya Produksi
meningkat
Kesejaterahan
pertani
menurun
Tanah Menjadi
Padat
Porositas
menurun
Infiltrasi dan
perkolasi
menurun
Limpasan
permukaan
meningkat
Erosi
Kesuburan tanah
menurun
Produktivitas
Menurun
13
3.2
2.
14
3.
4.
Rusaknya profil tanah, ketika tanah diolah, maka lapisan tanah yang
kaya hara akan berpindah dan bercampur dengan lapisan tanah yang
lebih dalam. Hal ini bisa menciptakan lapisan keras yang bisa
menggangu penetrasi air dan akar ke dalam tanah
2.
3.
4.
5.
6.
7.
15
Unsur hara
menurun
Organisme
Pengganggu
tanaman
meningkat
Kesuburan
menurun
Produktivitas
menurun
3.3
Data
Nilai
Kategori
1.
pH
5,4
masam kuat
2.
C-Organik
2,59 %
Sedang
3.
Bahan organik
4,47 %
Tinggi
4.
N-total
2,16
sangat tinggi
5.
KTK
24,7
Sedang
(2)
(3)
16
(4)
(5)
dalam kriteria sedang dan bahan organik sebesar 4,47 % termasuk dalam
kategori tinggi (baik). Hal ini disebabkan karena pada saat pengambilan
sample tanah yang diambil masih mengandung pupuk kandang yang berasal
saluran irigasi.
Berdasarkan analisis kandungan N di laboratorium diperoleh ml sampel
sebesar 8,98 ml sehingga diperoleh N Total sebesar 2,16 yang termasuk
dalam kategori yang sangat tinggi. Menurut Hakim, dkk, (1986) nilai N Total
> 0,75 dikriteriakan N Total sangat tinggi. Hasil analisis KTK di laboratorium
diperoleh sebesar 11,5 ml sehingga diperoleh nilai KTK sebesar 24,7 yang
tergolong kategori sedang. Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat
kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK
lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah
atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Menurut Foth (1988),
semakin tinggi nilai KTK suatu tanah artinya semakin banyak unsur-unsur
yang dapat dipertukarkan dalam tanah, sehingga semakin banyak unsur hara
yang dapat diserap oleh tanaman, dengan demikian kesuburan tanah akan
meningkat.
Menurut
Soepardi
(1983)
nilai
KTK
sangat
beragam
dan
(2)
(3)
(4)
tinggi untuk nilai KTK (me/100 g) berkisar antara 25 s/d 40, dan
(5)
lahan pak Sardi adalah rendahnya nilai pH tanah yang disebabkan oleh
pengaplikasian pupuk anorganik yang tidak tepat dan pengelolaan lahan
secara intensif.
17
BAB IV
REKOMENDASI MANAJEMEN KESUBURAN TANAH
4.1
18
1.
Sifat fisika tanah menurun sehingga tanah menjadi pejal (keras) pada
musim kemarau dan menjadi licin liat saat musim hujan. Keadaan tanah
yang sedemikian akan menyulitkan pengolahan sehingga tanaman sulit
tumbuh karena akar tanaman sulit tumbuh dan berkembang.
2.
Sifat biologis tanah menurun sehingga aktivitas jasad renik dalam tanah
terganggu, dengan demikian proses penguraian bahan organik tanah
terhambat dan tingkat kesuburan tanah menurun. Gangguan aktivitas
biologis ini terjadi akibat menurunnya peredaran udara (aerasi) dan
kadar oksigen di dalam tanah karena pori-pori tanah tertutup oleh
timbunan sisa pupuk kimia yang tidak terserap oleh akar tumbuhan.
Keadaan ini mempengaruhi pernafasan akar tanaman karena kadar
oksigen untuk pernafasan akar tanaman tidak tercukupi sehingga
pertumbuhan tanaman terhambat.
3.
Sifat kimia tanah menurun karena sisa pupuk kimia yang tidak terserap
oleh akar tanaman menyebabkan terjadinya akumulasi terhadap tanah.
Selanjutnya, sisa pupuk tersebut menjadi racun bagi tanah, air, dan
tanaman yang dibudidayakan.
pH tanah pada lahan pak Sardi dapat di dinetralkan dengan cara
19
4.2
No.
Jenis data
Jenis/Jumlah
1.
Jenis tanaman
Sawi
2.
0,03 ha
3.
Dosis pemupukan N
23 kg/ha
4.
Harga pupuk
Rp.4.000,00/kg
5.
20
21
BAB V
PEMBAHASAN UMUM
5.1
Pengamatan
Kelompok
Q 1.1
Q 1.2
Q 2.1
Q 2.2
C Organik
2,59 %
0,62 %
0,58 %
2,73 %
Kadar BO
4,47 %
1,06 %
1,00 %
4,72 %
pH
5,4
4,7
4,6
5,5
Kadar N total
2,16 %
2,5 %
2,12 %
3,34 %
KTK
248,7
296,4
266,76
245,8
6
5
4
C Organik
BO
pH
2
N total
1
0
Q 1.1
Q 1.2
Q 2.1
Q 2.2
22
1
0,5
0
Q 1.1
Q 1.2
Q 2.1
Q 2.2
Kisaran
Keterangan
Sangat rendah
C < 1,00
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
C > 5,00
23
Kadar BO
5
4
3
Kadar BO
2
1
0
Q 1.1
Q 1.2
Q 2.1
Q 2.2
24
No.
Kisaran
Keterangan
Sangat rendah
N < 0,1
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
N > 0,75
Kadar N
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Kadar N
Q 1.1
Q 1.2
Q 2.1
Q 2.2
25
No.
Kisaran
Keterangan (me/100g)
Sangat rendah
KTK < 5
Rendah
KTK 5 s.d. 16
Sedang
KTK 17 s.d. 24
Tinggi
KTK 25 s.d. 40
Sangat tinggi
KTK > 40
KTK
350
300
250
200
KTK
150
100
50
0
Q 1.1
Q 1.2
Q 2.1
Q 2.2
26
pH
5,6
5,4
5,2
5
4,8
pH
4,6
4,4
4,2
4
Q 1.1
Q 1.2
Q 2.1
Q 2.2
27
BAB VI
KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
29
30
LAMPIRAN
A.
Perhitungan % C Organik
% C Organik =
ml blanko ml sampel
100 + % KA
x3x
ml blanko x berat sampel
100
6,8 3,9
100 + 1
x3x
6,8 x 0,5
100
= 2,56 x 1,01
= 2,59
B.
Perhitungan % B Organik
100
x % C Organik
58
100
=
x 2,59
58
% B Organik =
= 4,47
C.
Perhitungan N total
N total =
=
ml sampel ml blanko
x 0,014 x N H2SO4 x 100 x f KA
berat sampel
8,98 0,92
x 0,014 x 0,09586 x 100 x 1
0,5
= 2,16
D.
Perhitungan KTK
31
32
Dokumentasi
Gambar
Gambar 6.
6. Penyaringan
Penyaringan Bahan
Bahan
Gambar 8. Pengukuran pH
Gambar 9. Pengukuran pH
33