Anda di halaman 1dari 3

Upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia terutama di perdesaan telah

dilakukan melalui berbagai cara. Program pengentasan kemiskinan selama


ini kurang memperhatikan peran perempuan miskin sebagai subjek tetapi
hanya

sebagai

objek

memberikan hasil

pengentasan

kemiskinan.

Langkah

ini

kurang

signifikan, kemudian muncul upaya pemberdayaan

perempuan untuk pengentasan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan dengan


cara ini diharapkan mampu menekan kemiskinan di perdesaan mengingat
jumlah rumah tangga miskin terus bertambah seiring melonjaknya harga
kebutuhan pangan. Selama ini berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi
permasalahan

kemiskinan,

melalui

program

pemberdayaan

maupun

penguatan ekonomi melalui berbagai macam bentuk usaha. Hal ini tentunya
berpengaruh terhadap produktivitas serta berbagai jenis usaha untuk
meningkatkan perkonomian.
Salah satunya melalui pendekatan Social Entrepreneurship akhir-akhir ini
menjadi makin populer terutama setelah salah satu tokohnya Dr. Muhammad
Yunus, pendiri Grameen Bank di Bangladesh mendapatkan hadiah Nobel
untuk perdamaian tahun 2006. Namun di Indonesia sendiri kegiatan ini
masih

belum

mendapatkan

perhatian

yang

sungguh-sungguh

dari

pemerintah dan para tokoh masyarakat karena memang belum ada


keberhasilan yang menonjol secara nasional. Dengan demikian, pentingnya
pemberdayaan keluarga khususnya perempuan miskin dalam meningkatkan
produkstivitas, serta penguatan ekonomi menjadi penting untuk mendorong
pemanfaatan

sumber

daya

lokal,

dengan

pengembangan

sosial enterpreneurship.
Penelitian yang dilaksanakan di di Kabupaten Pasaman ditentukan satu
nagari yaitu

Nagari Taruang-Taruang, yang terletak di Kecamatan Rao,

dengan alasan bahwa di nagari ini telah dilakukan penelitian awal tentang
masalah,

kebutuhan serta potensi dan sumber-sumber yang tersedia.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang diawali dengan tahap

persiapan, pelaksanaan pemberdayaan, monitoring dan evaluasi, dan


pelaporan. Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan pengurusan izin
penelitian, penyiapan rancangan dan instrumen penelitian, dan kegiatan
penjajakan

ke

lokasi

penelitian

dalam

pemberdayaan, mapping kebutuhan,

rangka

penyiapan

sasaran

potensi dan sumber-sumber yang

tersedia. Pada tahap pelaksanaan pemberdayaan, kegiatan yang dilakukan


antara lain analisis kebutuhan,potensi, penyususnan rencana aksi secara
bersama, pembentukan kelompok kerja, intervensi dari instansi terkait dan
implementasi rencana aksi oleh Pokja. Setelah kegiatan pemberdayaan
dilaksanakan evaluasi baik terhadap proses pelaksanaan maupun hasil yang
dicapai Pokja. Terakhir peneliti melakukan kegiatan penyusunan laporan,
seminar dan pencetakan buku serta penyebarluasan karya tulis pada jurnal
nasional maupun internasional. Secara umum Produk target yang ingin
dicapai dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu: 1) Output :
Konsep Model Pemberdayaan Perempuan Berbasiskan Sumberdaya Lokal
melalui Sosial Enterpreunership yang dapat diimlementasikan. 2) Outcome,
Peningkatan Kapasitas Perempuan di bidang sosial ekonomi yang meliputi
pelaksanaan perannya perempuan sebagai pengasuh, pendidik anak dan
pencari

nafkah.

Indikator

hasilnya

dapat

dilihat

dari

peningkatan

pengetahuan tentang pengasuhan dan pendidikan anak, peningkatan


pengetahuan tentang, penggalian sumber daya lokal, pengembangan
jaringan dan usaha ekonomis produktif, dan peningkatan keterampilan dalam
kewirausaan. 3) Dampak : Adanya peningkatan produktifitas perempuan
yang

dapat

diukur

dari:

peningkatan

pendapatan

keluarga,

jumlah

perempuan yang melaksanakan usaha ekonomis produktif yang berbasiskan


sumberdaya lokal meningkatserta jumlah perempuan yang berpartisipasi
dalam kegiatan
masyarakat

kemasyarakatan

lingkungannya

atau sebagai agen perubahan bagi

meningkat.

4)

Impact

atau

Pengaruhnya

Percepatan penanggulangan kemiskinan dapat diukur dari menurunnya


persentase penduduk miskin.

Anda mungkin juga menyukai