PRAKTIKUM
ANTISEPTIK DAN DESINFEKTAN
THERMAL DEATH TIME
Dibuat oleh:
Yesaya Reuben Natanael
(2313100146)
Waktu
Antiseptik
Pengamatan
Dettol
24 jam
Jenis Jamur
Trichoderma viridae
Blangko
Handwash
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Rhizopus oligosporus
Blangko
Keterangan:
-
Warna media
Keterangan tentang
1,9 cm
1,9 cm
2 cm
3,5 cm
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Menyebar merata
Menyebar merata
koloni bakteri
48 jam
Blangko
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Blangko
Keterangan:
-
Warna media
Keterangan tentang
koloni bakteri
1,9 cm
1,9 cm
5 cm
3,5 cm
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Menyebar merata
Waktu
Desinfektan
Pengamatan
24 jam
Jenis Jamur
Trichoderma viridae
Blangko
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Rhizopus oligosporus
Blangko
Keterangan:
-
Warna media
Keterangan tentang
koloni bakteri
48 jam
1,9 cm
1,9 cm
4 cm
3 cm
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Menyebar merata
Menyebar merata
Blangko
Blangko
Keterangan:
-
1,9 cm
1,9 cm
4,5 cm
2,8 cm
Warna media
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Kuning keputihan
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Keterangan tentang
Menyebar merata
Menyebar merata
koloni bakteri
Total
Jumlah Sel
/ Kotak
16
3.33
13
2.6
13
2.6
= 2,843
sel / kotak
= 710,75
sel / mm3
8.53
Tabel II.4 Percobaan Thermal Death Time pada Suhu 65C, t1 = 5 menit
Kotak
Run
Total
Jumlah Sel
/ Kotak
12
2,4
10
10
= 6,4/3
= 53,33
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
sel / kotak
sel / mm
= 2,133
sel / kotak
=533.5
sel / mm3
6,4
Total
Jumlah Sel
/ Kotak
0,8
0,2
2/3
sel / kotak
= 0,66
sel / kotak
=166,67
sel / mm3
Tabel II.6 Percobaan Thermal Death Time pada Suhu 65C, t3 = 15 menit
Kotak
Run
Total
Jumlah Sel
/ Kotak
1,4
1,4
1,6
= 1,4667
sel / kotak
= 366,667
sel / mm3
4,4
Tabel II.7 Percobaan Thermal Death Time pada Suhu 65C, t4 = 20 menit
Kotak
Run
Total
Jumlah Sel
/ Kotak
0,8
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
0,93
sel / kotak
233,3
sel / mm3
2,33 x 105
sel / ml sampel
Tabel II.8 Data Percobaan Thermal Death Time sebagai Acuan Pembuatan Grafik
Waktu (menit)
% Kematian Rata-rata /
menit
7,1075 x 105
5,85
5,33 x 105
5,7267
0,422
10
1,667 x 105
5,222
1,0735
15
3,667 x 105
5,564
0,326
20
2,33 x 105
5,4674
0,4125
III. Pembahasan
III.1. Antiseptik
Tujuan dari percobaan antiseptik ini adalah untuk mengetahui pengaruh antiseptik pada
pertumbuhan mikroorganisme. Pada era sebelum ditemukan subjek mikrobiologi, bahan kimia telah
digunakan secara luas pada masa itu untuk mengontrol terjadinya infeksi pada luka terbuka dan
penyebaran penyakit menular. Penggunaan anggur dan cuka telah banyak digunakan untuk
penanganan terhadap luka. Kemudian pada tahun 1836, Wallace menggunakan iodin sebagai zat
antiseptik, namun iodin dapat menyebabkan iritasi sehingga pada 1847, Robet Clover menggunakan
iodoform. Namun hingga ini penggunaan iodin sebagai antiseptik banyak digunakan pada kegiatan
medis maupun aktivitas sehari-hari.
(Seth, 2008)
Desinfektan adalah zat antimikrobial yang membunuh mikroorganisme, namun tidak
membunuh sporanya dan digunakan pada benda mati. Antiseptik adalah suatu zat antimikrobial
yang banyak digunakan pada permukaan kulit makhluk hidup maupun membran mukus. Antiseptik
dibedakan dengan zat anti-microbial lain seperti desinfektan, sterilan, dan biosida. Antiseptik
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
C dan tekanan 15 psi, selama 15 menit. Pemanasan dilakukan pada suhu 1210C ditujukan agar
dapat membunuh semua mikroorganisme, karena pada suhu ini, bakteri akan mati dengan uap panas
dan juga pada suhu ini spora tidak dapat hidup, dengan demikian sterilisasi akan berjalan maksimal.
Pemanasan dilakukan selama 15 menit, karena mikroorganisme dan endospore hanya dapat
bertahan selama maksimum 13 menit, maka dengan waktu 15 menit dapat dipastikan bahwa alat
akan steril. Pada saat cawan petri disterilkan, sudah terlebih dahulu dibungkus dengan kertas
pembungkus coklat dan untuk tabung reaksi perlu untuk disumbat dengan kapas. Tujuan pemberian
kertas pembungkus dan kapas ialah agar dalam cawan petri maupun tabung reaksi tidak termasuki
oleh air kondensasi dari proses sterilisasi, hal ini untuk mencegah air mengganggu media inokulasi
yang disterilkan.
(Prescott,2002)
Setelah proses sterilisasi, 6 tabung reaksi, yamg berisi media PDA dan pada kondisi media
dalam fase cair, jamur diinokulasikan. Jamur yang diinokulasi adalah Rhizopus oligosporus dan
Trichorderma viridae. Masing-masing jamur diinokulasikan pada tiga tabung reaksi. Selama proses
inokulasi, semua kegiatan harus dilakukan di dalam in case, dengan tujuan untuk mengurangi
kontaminasi dari udara ke dalam media. Pada inokulasi dengan menggunakan tabung reaksi, tabung
reaksi dengan induk biakan dipegang diantara jari telunjuk dan jari tengah dan tabung reaksi yang
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
10
berbentuk lingkaran
dicelupkan ke dalam antiseptik atau desinfektan dan ditempatkan pada media yang telah diinokulasi
oleh biakan. Jika zat antiseptik atau desinfektan tersebut bekerja, terdapat daerah bebas bakteri
terlihat di sekitar kertas saring, yang menunjukkan bahwa antiseptik atau desinfektan menghambat
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba.
(Tortora, 2013)
Zat antiseptik yang digunakan adalah Dettol Handwash dan desinfektan yang digunakan
ialah Superpel. Masing-masing zat antiseptik atau desinfektan diletakkan pada cawan petri yang
berisi media yang telah diinokulasikan, pada setiap variabel jamur yang diamati, sehingga akan
dipelajari pengaruh zat antiseptic atau desinfektan yang berbeda pada jamur yang berbeda.
Setelah zat antiseptik telah diletakan pada biakan, biakan dan blanko diinkubasikan pada
suhu 30 oC selama 24 jam dan 48 jam. Setelah 24 jam diinkubasikan, dilakukan pengamatan. Pada
jamur Trichoderma viridae dengan antiseptik Dettol Handwash, jamur tumbuh mengelilingi kertas
saring, dan disekeliling kertas saring terdapat zona yang tidak ditumbuhi bakteri dengan diameter 2
cm. Pada antiseptik yang sama dengan jamur berbeda, yaitu Rhizopus oligosporus, didapatkan
bakteri tumbuh mengelilingi kertas saring dengan zona bebas bakteri berdiameter 3,5 cm
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
11
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
12
Desinfektan yang digunakan ialah Superpel. Superpel memiliki kandungan aktif berupa
alcohol ethoxylate yang merupakan zat aktif yang dapat membunuh mikroorganisme. Alcohol
ethoxylate mengandung rantai etilen oxida yang terdapat gugus alkohol di dalamnya. Adapun rantai
dari alkohol ethoxylate adalah
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
13
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
14
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
15
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
16
y = -0.1128x + 5.8844
Series1
Linear (Series1)
10
15
20
waktu pemanasan
Pada grafik III.1, menunjukan bahwa waktu pemanasan akan berbanding terbalik dengan
jumlah sel, dalam artian bahwa jumlah sel akan semakin sedikit seiring bertambahnya waktu
pemanasan. Bila dari grafik kita interpolasikan hingga ke titik minimum dari adanya bakteri yaitu
dengan jumlah log sel 10-6, maka akan didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jumlah
tersebut ialah sebesar 105,36 menit pemanasan. Digunakan jumlah bakteri berupa jumlah log sel 106
karena pada proses sterilisasi, jumlah bakteri tersebut merupakan jumlah minimum bakteri sel
ketika di lakukan proses sterilisasi. Maka dapat dianggap bahwa jumlah tersebut merupakan jumlah
minimum dari sel mikroorganisme yang ditolerir untuk ada setelah dilakukanya proses sterilisasi.
Dari percobaan ini juga didapatkan bahwa persen kematian per menit dari E. coli dengan
pemanasan 65oC adalah 0,5585%. Hal ini didapatkan dengan melakukan perhitungan rata-rata dari
data yang didapatkan pada hasil percobaan untuk persen kematian pada 5 menit, 10 menit, 15 menit
dan 20 menit.
(Sutton, 2008)
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
17
Thermal Death Time adalah periode terpendek yang dibutuhkan untuk mematikan suatu
suspensi mikroba pada suhu tertentu di bawah keadaan tertentu.
Thermal Death Rate adalah lamanya waktu (dalam menit) untuk mengurangi populasi
sebesar 90% atau lamanya waktu (menit) yang dibutuhkan untuk kurva TDT untuk
mengalami penurunan logaritmik.
Thermal Death Point adalah temperatur minimal yang dapat membunuh seluruh
mikroorganisme dalam suspensi liquid selama 10 menit.
(Tortorra, 2013)
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
18
Thermal death Rate: Daya tahan masing-masing bakteri, usia sel, dan ada tidaknya spora
(Garg, 2010)
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
19
Daftar Pustaka
Aneja, K.R. 2003. Experiments in Microbiology, Plant Pathology, and Biotechnology. New
Delhi: New Age International Publishers
Benson. 2001. Microbiological Application. New York: Mc. Graw Hill Publisher.
Franklin, J. Trevor., dan George Alan Snow. 2006. Biochemistry and Molecular Biology of
Antimicrobial Drug Action. United States of America: Springer
Garg, Neelima., et al. 2010.Laboratory Manual of Food Microbiology. New Delhi: I.K International
Publishing House Pvt. Ltd.
Hayes, P.R. dan Richard Hayes. 1992. Food Microbiology and Hygene. New York: Springer
Laboffe, Michael J & Burton E Pierce. 2010. Microbiology Laboratory Theory & Applications.
United State: Morton Publishing Company
Melliawati, Ruth. 2009. Escherichia coli dalam Kehidupan Manusia. Indonesia
Seth, S.D., dan Vimlesh Seth. 2008. Textbook of Pharmacology. India: Elsevier
Sutton, Scout. 2008. Sterility Assurance Level. USA: PMF Newsletter
Tortorra, Gerard. 2013. Microbiology: An Introduction, 11th ed. United States of America: Pearson
Education Inc.
Usajewich, I dan Beetha Nalepa. 2006. Survival of Escherichia coli O157:H7 in Milk Exposed to
High Temperature and Pressure. Food Technology, Biotechnology.
Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS