Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah
yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan
saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada
osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara
pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause)
frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa.
Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara
produk
kompleks
2.2.3
yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada
permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa
faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih
dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik,
kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga,
kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
4. Atritis Gout
Penyakit
ini
darah (hiperurisemia) .
berhubungan
Reumatik
gout
dengan
tingginya
merupakan
jenis
asam
urat
penyakit
yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium
urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan
jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer,
99%
penyebabnya
belum
berkaitan
dengan
sendi (soft
tissue
rheumatism) sehingga
disebut
juga
reumatik luar
sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis jenis reumatik yang sering ditemukan
yaitu:
a.
Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota
gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya
adalah faktor kejiwaan.
pseudogout.
Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif
diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau
sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab
lainnya bisa akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan
fraktur.
f. Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan
orang pernah
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mulamula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat.
Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi
dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan
krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan
dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan
dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk
dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang
paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang
lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua
2.2.5
(lansia).
Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.
Peradangan yang
Pathway
6.
Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
Golongan
bahan
makanan
Karbohidrat
Protein hewani
Protein nabati
Lemak
Sayuran
Buah-buahan
Minuman
Semua
Daging atau ayam, ikan
tongkol, bandeng 50
gr/hari, telur, susu, keju
Kacang-kacangan kering
25 gr atau tahu, tempe,
oncom
Minyak dalam jumlah
terbatas.
Semua sayuran
sekehendak kecuali:
asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
Semua macam buah
Teh, kopi, minuman yang
mengandung soda
Semua macam bumbu
Asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
2.2.9
Alkohol
Bumbu, dll
Ragi
Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi
di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan
oleh adanya darah yang membeku.
4. Terjadi splenomegali.
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya
untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam
sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.
2.3 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMATOID ATRITIS
2.3.1 Pengkajian
1. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, penanggung jawab.Data
dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna
b.
1)
2)
3)
4)
c.
d.
e.
f.
4.
pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
5. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
6. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial,
pekerjaan,
b.
kemampuan.
c. Mengikuti program farmakologis yang diresepkan,
d. Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program
kontrol nyeri.
Intervensi
a. Kaji nyeri, catat lokasi dana.
intensitas (skala 0-10). Catat
faktor-faktor
yangmempercepat dan tandatanda rasa sakit non verbal
b. Berikan matras/ kasur keras,b.
bantal kecil,. Tinggikan linen
tempat tidur sesuai kebutuhan
c.
d.
Tempatkan/
pantau
penggunaan bantal, karungc.
pasir, gulungan trokhanter,
bebat, brace.
Dorong
untuk
seringd.
mengubah posisi,. Bantu untuk
bergerak di tempat tidur,
sokong sendi yang sakit di atas
dan bawah, hindari gerakan
yang menyentak
e.
e. Anjurkan pasien untuk mandi
air hangat atau mandi pancuran
pada waktu bangun dan/atau
pada waktu tidur. Sediakan
waslap
hangat
untuk
mengompres sendi-sendi yang
sakit beberapa kali sehari.
Pantau suhu air kompres, air
mandi, dan sebagainya.
Rasional
Membantu dalam menentukan
kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program
Matras yang lembut/ empuk,
bantal
yang
besar
akan
mencegah
pemeliharaan
kesejajaran tubuh yang tepat,
menempatkan stress pada sendi
yang sakit. Peninggian linen
tempat
tidur
menurunkan
tekanan pada sendi yang
terinflamasi/nyeri
Mengistirahatkan sendi-sendi
yang sakit dan mempertahankan
posisi netral. Penggunaan brace
dapat menurunkan nyeri dan
dapat mengurangi kerusakan
pada sendi
Mencegah terjadinya kelelahan
umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi
gerakan/ rasa sakit pada sendi
Panas meningkatkan relaksasi
otot, dan mobilitas, menurunkan
rasa sakit dan melepaskan
kekakuan
di
pagi
hari.
Sensitivitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal
dapat disembuhkan
b.
c.
d.
d. Ubah posisi dengan sering
dengan jumlah personel cukup.
Demonstrasikan/ bantu tehnik
pemindahan dan penggunaan
bantuan mobilitas,
e.
3.
e.
Posisikan dengan bantal,
kantung
pasir,
gulungan
trokanter, bebat, brace
Rasional
Tingkat aktivitas/ latihan
tergantung dari perkembangan/
resolusi dari peoses inflamasi
Istirahat sistemik dianjurkan
selama eksaserbasi akut dan
seluruh fase penyakit yang
penting
untuk
mencegah
kelelahan
mempertahankan
kekuatan
Mempertahankan/
meningkatkan fungsi sendi,
kekuatan otot dan stamina
umum. Catatan : latihan tidak
adekuat menimbulkan kekakuan
sendi, karenanya aktivitas yang
berlebihan dapat merusak sendi
Menghilangkan tekanan pada
jaringan dan meningkatkan
sirkulasi.
Memepermudah
perawatan diri dan kemandirian
pasien. Tehnik pemindahan
yang tepat dapat mencegah
robekan abrasi kulit
Meningkatkan
stabilitas
(mengurangi resiko cidera) dan
memerptahankan posisi sendi
yang diperlukan dan kesejajaran
tubuh, mengurangi kontraktor
penyakit,
perubahan
pada
gaya
hidup,
dan
kemungkinan
keterbatasan.
b. Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
a.
Intervensi
Dorong
pengungkapana.
Rasional
Berikan kesempatan untuk
b.
c.
d.
e.
f.
4.
mengenai
masalah
tentang mengidentifikasi rasa takut/
proses penyakit, harapan masa kesalahan
konsep
dan
depan
menghadapinya
secara
langsung
Diskusikan arti dari kehilangan/b. Mengidentifikasi bagaimana
perubahan pada pasien/orang penyakit
mempengaruhi
terdekat. Memastikan bagaimana persepsi diri dan interaksi
pandangaqn
pribadi
pasien dengan orang lain akan
dalam memfungsikan gaya menentukan
kebutuhan
hidup sehari-hari, termasuk terhadap intervensi/ konseling
aspek-aspek seksual.
lebih lanjut
Diskusikan
persepsic.
Isyarat verbal/non verbal
pasienmengenai
bagaimana orang
terdekat
dapat
orang
terdekat
menerima mempunyai pengaruh mayor
keterbatasan.
pada
bagaimana
pasien
memandang dirinya sendiri
d.
Nyeri
konstan
akan
Akui dan terima perasaan melelahkan, dan perasaan
berduka,
bermusuhan, marah dan bermusuhan umum
ketergantungan
terjadi
e.
Dapat
menunjukkan
Perhatikan perilaku menarik emosional ataupun metode
diri, penggunaan menyangkal koping
maladaptive,
atau terlalu memperhatikan membutuhkan intervensi lebih
perubahan
lanjut
f.
Membantu pasien untuk
Susun batasan pada perilaku mal mempertahankan kontrol diri,
adaptif. Bantu pasien untuk yang dapat meningkatkan
mengidentifikasi perilaku positif perasaan harga diri
yang dapat membantu koping.
kemampuan individual.
Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
c. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
Intervensi
a. Diskusikan tingkat fungsi umuma.
(0-4) sebelum timbul awitan/
eksaserbasi
penyakit
dan
potensial
perubahan
yang
Rasional
Mungkin dapat melanjutkan
aktivitas
umum
dengan
melakukan adaptasi yang
diperlukan pada keterbatasan
sekarang diantisipasi
b. Pertahankan mobilitas, kontrolb.
terhadap nyeri dan program
latihan
c.
Kaji hambatan terhadapc.
partisipasi dalam perawatan diri.
Identifikasi
/rencana
untuk
modifikasi lingkungan
d. Kolaborasi: Konsul dengan ahlid.
terapi okupasi.
saat ini
Mendukung
fisik/emosional
kemandirian
Menyiapkan
untuk
meningkatkan
kemandirian,
yang akan meningkatkan harga
diri
Berguna untuk menentukan
alat bantu untuk memenuhi
kebutuhan individual. Mis;
memasang
kancing,
menggunakan
alat
bantu
memakai
sepatu,
menggantungkan
pegangan
untuk mandi pancuran
e.
Kolaborasi: Atur evaluasie. Mengidentifikasi masalahkesehatan di rumah sebelum masalah
yang
mungkin
pemulangan dengan evaluasi dihadapi
karena
tingkat
setelahnya.
kemampuan aktual
2.3.4
Implementasi
Implementasi adalah fase ketikan perawata menerapkan/ melaksanakan
rencana tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi
secara optimal (Nursalam, 2008).
2.3.5
Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan,
kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta
kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil.
Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan
dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari
respon klien disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan
target tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil (Hidayat, A.A.A,
2008).
DAFTAR PUSTAKA