TERHADAP KETERLAMBATAN
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN:
STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PADA TAHUN 2011
Puri Ratna Sari
(Binus University, Jl. Kh. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah, Jakarta Barat, 021-5345830,
puriratnasari@gmail.com)
Gatot Soepriyanto
(Binus University, Jl. Kh. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah, Jakarta Barat, 021-5345830,
Gsoepriyanto@binus.edu)
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of application of IFRS, auditor's opinion, the quality of auditors,
operational complexity, firm size, solvency, and performance of the company to delay the submission of
financial reports on companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). In this study the measured
delay in submitting financial statements based on corporate financial reporting to Bapepam. This study
uses a sample of 365 companies listed on the Stock Exchange in 2011 are taken using a purposive sampling
method. Data is collected secondary data that is in the form of financial statements audited obtained
through IDX database Financial Report and website www.idx.co.id. Data analysis method used is analysis
of descriptive statistics testing and analysis of hypothesis testing with logistic regression. The results
showed that application of IFRS, company size, company performance and significant effect on the delay
time of submission of financial reports, while the auditor's opinion, the quality of auditors, the operational
complexity, and solvability no significant effect on the delay time of submission of financial statements.
Key words: late submission of financial statements, the application of IFRS, the reporting date.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan IFRS, opini auditor, kualitas auditor,
kompleksitas operasi, ukuran perusahaan, solvabilitas, dan kinerja perusahaan terhadap keterlambatan
waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam penelitian ini keterlambatan penyampaian laporan keuangan diukur berdasarkan tanggal pelaporan
keuangan perusahaan ke Bapepam. Sampel dari penelitian ini menggunakan 365 perusahaan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2011 yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Data
yang dikumpulkan merupakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan perusahaan yang sudah
diaudit yang diperoleh melalui JSX database Financial Report dan situs www.idx.co.id. Metode analisa
data yang digunakan yaitu analisa pengujian statistik deskriptif dan analisa pengujian hipotesis dengan
regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan IFRS, ukuran perusahaan, dan kinerja
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan,
sedangkan opini auditor, kualitas auditor, kompleksitas operasi, dan solvabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Kata kunci: keterlambatan penyampaian laporan keuangan, penerapan IFRS, tanggal pelaporan.
Pendahuluan
Penyajian informasi yang akurat dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh para pengguna laporan
keuangan (users). Terutama bagi perusahaanperusahaan go public yang menyajikan laporan keuangannya
di Bursa Efek Indonesia (BEI), laporan keuangan tersebut memiliki informasi keuangan yang sangat
berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi para pengguna laporan keuangan. Setiap perusahaan yang
go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.
Hal ini terdapat dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor:
KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Dalam Peraturan Bapepam
Nomor X.K.2 tersebut menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan
dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan
ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Kemudian karena adanya program konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
ke International Financial Reporting Standards (IFRS) sebagai bentuk penyempurnaan peraturan Nomor
X.K.2 sebelumnya, maka dikeluarkanlah draft awal Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala Emiten dan Perusahaan Publik. Namun batas waktu penyampaian laporan keuangan
tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan tidak berubah. Ketentuan yang diatur dalam peraturan
Nomor X.K.2 yang baru ini terkait dengan laporan keuangan lengkap yang wajib disampaikan ke Bapepam
dan LK, dimana sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (revisi 2009) dan
ketentuan yang mengatur mengenai penyampaian laporan keuangan berkala bagi emiten atau perusahaan
publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek di negara lain (dual listing).
Ketepatan waktu (timeliness) merupakan atribut kualitatif penting atas suatu laporan keuangan,
yang menghendaki suatu informasi harus tersedia bagi para pengguna laporan keuangan secepat mungkin
(Ahmad dan Kamarudin, 2003) sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan
(Shukeri dan Nelson, 2011). Ketepatan waktu juga dapat dilihat sebagai suatu cara untuk mengurangi
informasi asimetri dan mengurangi kesempatan beredarnya desasdesus mengenai kesehatan keuangan dan
kinerja suatu perusahaan (Al Ajmi, 2008). Sehingga suatu laporan keuangan yang tepat waktu sangat
penting, karena akan menentukan tindak lanjut yang akan diambil oleh para pengguna laporan keuangan.
Banyaknya penelitian yang dilakukan terkait dengan isu ketepatan waktu di berbagai negara.
Margaretta (2011) melakukan penelitian mengenai keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan
dengan menggunakan variabel seperti penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP, dan
kompleksitas operasi perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010.
Dengan menggunakan pengujian regresi logistik, maka diperoleh hasil penelitiannya yaitu ukuran
perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan
keuangan, sedangkan variabel penerapan IFRS, profitabilitas, dan kompleksitas operasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan. Yaacob dan Che-Ahmad (2011)
juga menganalisis mengenai masalah ketepatan waktu yang menggunakan panel regresi data dengan sampel
sebanyak 3050 perusahaan, yang menghasilkan bahwa adopsi IFRS berpengaruh terhadap ketepatan waktu
audit. Dalam penelitian ini penulis mengkaji kembali pengaruh penerapan IFRS terhadap keterlambatan
waktu penyampaian laporan keuangan, dengan menggunakan seluruh sektor perusahaan yang terdaftar di
BEI tahun 2011, dimana tahun 2011 merupakan tahap persiapan akhir bagi perusahaan di Indonesia untuk
menerapkan beberapa PSAK berbasis IFRS.
Penerapan IFRS di Indonesia menjadi topik hangat bagi akuntansi, manajemen level atas
perusahaan-perusahaan yang sudah go public dan para akademisi serta para auditor yang melakukan audit
terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang sudah menerapkan IFRS tersebut dalam pelaporan
keuangannya. Namun, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan waktu yang cukup banyak. Sehingga
dibutuhkan pemahaman dan penguasaan dalam menerapkan IFRS, dimana dalam IFRS ini berdasarkan
pada principle based yang didalamnya terdapat konsep fair value dan diperlukannya professional
judgement. Sehingga dengan adanya kompleksitas atas penerapan IFRS tersebut kemungkinan juga dapat
membuat suatu perusahaan kesulitan untuk melaporkan keuangannya dengan tepat waktu, sehingga dapat
mengakibatkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan kepada publik.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penerapan
standar IFRS tahun 2011 terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan, dan
menganalisis pengaruh opini auditor, kualitas auditor, kompleksitas operasi, ukuran perusahaan,
solvabilitas, dan kinerja perusahaan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan
perusahaan.
Metode Penelitian
Penelitian ini membutuhkan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di
BEI yang diperoleh melalui JSX database Financial Report dan situs www.idx.co.id. Laporan keuangan
tersebut merupakan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit tahun 2011. Penelitian juga dilakukan
dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan dan membaca literatur, buku,
jurnal penelitian dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian. Berdasarkan IDX Statistics Book 2011
yang diunduh dari situs www.idx.co.id, diketahui perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011 berjumlah 442 perusahaan, namun dengan menggunakan metode purposive sampling dalam proses
pengumpulan sampel, diperoleh sampel penelitian ini sebanyak 365 perusahaan.
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa pengujian statistik deskriptif
dan analisa pengujian hipotesis. Analisa pengujian statistik deskriptif dengan menggunakan nilai rata-rata,
nilai minimum dan maksimum, dan standar deviasi untuk variabel yang berupa skala rasio, sedangkan
untuk variabel yang berupa skala nominal dijelaskan dengan frequency table. Analisa pengujian hipotesis
dengan menggunakan regresi logistik biner. Berikut ini merupakan model regresi logistik yang digunakan
dalam penelitian ini:
= Konstanta
IFRS
OA
AUD
KOMP
TA
DAR
KINERJA
= Error
Dummy
Tepat
Waktu/Tidak
IFRS
Opini
Auditor
Kualitas
Auditor
Kompleksitas
Operasi
Kinerja
Perusahaan
230
93
357
134
198
315
135
272
231
167
50
Pada Tabel 2 menunjukkan hasil statistik deskriptif untuk variabel yang menggunakan
skala rasio. Rata-rata ukuran perusahaan yang diproksikan dengan natural log total asset sebesar
28,0852 dengan nilai minimum 23,19 dan nilai maksimum 32,75. Untuk rata-rata solvabilitas yang
diproksikan dengan Debt to Asset Ratio sebesar 0,5050 dengan nilai minimum 0,004 dan nilai
maksimum 1,662.
Solvabilitas
(Debt to Asset Ratio)
365
28,0852
23,19
32,75
1,80846
26,7744
29,2983
365
0,5050
0,004
1,662
0,25225
0,3022
0,6686
Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std. Deviation
Quartiles Q1
Q3
Standard
Error
Sig.
Pengaruh
IFRS
0,579
0,280
0,039
Signifikan
OA
0,924
0,893
0,301
Tidak Signifikan
AUD
0,460
0,274
0,093
Tidak Signifikan
KOMP
-0,110
0,235
0,639
Tidak Signifikan
TA
-0,183
0,079
0,020
Signifikan
DAR
0,232
0,473
0,624
Tidak Signifikan
KINERJA
0,776
0,336
0,021
Signifikan
Constant
3,648
2,210
0,099
Variabel
No.
Hipotesis
Hasil
Diterima
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
keterlambatan
penyampaian laporan keuangan perusahaan ke Bapepam
Diterima
penyampaian
Ditolak
Kinerja
perusahaan
berpengaruh
terhadap
keterlambatan
penyampaian laporan keuangan perusahaan ke Bapepam
Diterima
Dengan nilai signifikansi 0,039 dibawah signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan signifikan antara IFRS dengan keterlambatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Sehingga penerapan IFRS mempengaruhi keterlambatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yaacob dan CheAhmad (2011) yang menyatakan bahwa adopsi IFRS berpengaruh terhadap audit delay, dimana
kompleksitas IFRS menyebabkan auditor membutuhkan lebih banyak waktu dalam melaksanakan
penugasan audit mereka. Sehingga dapat memperpanjang lamanya audit, yang berakibat pada
keterlambatan penerbitan laporan keuangan auditan. Namun, hasil pengujian ini tidak konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Margaretta (2011) yang tidak menemukan hubungan
signifikan antara IFRS dengan keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Penelitian yang berkembang terkait IFRS menyatakan bahwa IFRS menghendaki adanya
pengungkapan yang luas, yang menuntut upaya dan waktu yang lebih besar dalam melaksanakan
audit (Hoogendoorn,2006). Senada dengan Carlin, Finch dan Laili (2009) yang menyatakan bahwa
kompleksitas IFRS tidak hanya pada perlakuan akuntansi, tetapi juga pada kesulitan untuk
mematuhi pelaporan rinci dan ketentuan pengungkapan (Griffin, Lont dan Sun, 2009).
Dengan nilai signifikansi 0,301 diatas signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak adanya hubungan signifikan antara opini auditor dengan keterlambatan waktu penyampaian
laporan keuangan. Sehingga opini auditor tidak mempengaruhi keterlambatan waktu penyampaian
laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Shukeri dan Nelson (2011)
yang juga tidak menemukan adanya pengaruh antara jenis opini auditor dengan audit delay.
Dengan nilai signifikansi 0,093 diatas signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak adanya hubungan signifikan antara kualitas auditor dengan keterlambatan waktu
penyampaian laporan keuangan. Sehingga kualitas auditor tidak mempengaruhi keterlambatan
waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Aryati dan
Theresia (2005) yang menemukan bahwa kualitas auditor tidak memberikan pengaruh signifikan
terhadap timeliness, serta Prabandari dan Rustiana (2007), dan Al Ajmi (2008) yang juga tidak
menemukan adanya pengaruh antara kualitas auditor dengan audit delay.
Dengan nilai signifikansi 0,639 diatas signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak adanya hubungan signifikan antara kompleksitas operasi dengan keterlambatan waktu
penyampaian laporan keuangan. Sehingga kompleksitas operasi tidak mempengaruhi
keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Margaretta (2011) yang juga menemukan bahwa kompleksitas operasi tidak
memberikan pengaruh signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Dengan nilai signifikansi 0,020 dibawah signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aryati dan
Theresia (2005), Al Ajmi (2008), Rachmawati (2008), dan Margaretta (2011) yang menemukan
bahwa ukuran perusahaan memberikan pengaruh signifikan terhadap keterlambatan waktu
penyampaian laporan keuangan. Penelitian yang berkembang terkait hubungan ukuran perusahaan
dengan keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah perusahaan besar dapat
melaksanakan suatu pengendalian internal yang lebih kuat yang memungkinkan auditor untuk
menempatkan kepercayaan yang lebih atas pengujian kepatuhan daripada pengujian substantif atas
saldo akhir tahun, sehingga dapat memfasilitasi terjadinya penyelesaian audit yang tepat waktu
(Ashton et al., 1989). Senada dengan Dyer dan McHugh (1975) yang menyatakan bahwa
manajemen perusahaan besar memiliki insentif untuk mengurangi audit delay dan menghadapi
tekanan eksternal yang lebih besar untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu.
Dengan nilai signifikansi 0,624 diatas signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak adanya hubungan signifikan antara solvabilitas dengan keterlambatan waktu penyampaian
laporan keuangan. Sehingga tinggi rendahnya tingkat solvabilitas tidak mempengaruhi
keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan. Namun, hasil pengujian ini tidak konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al Ajmi (2008) dan Rachmawati (2008) yang
menyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan pelaporan tahunan, serta
Carslaw dan Kaplan (1991) yang juga menemukan pengaruh solvabilitas terhadap audit delay.
Dengan nilai signifikansi 0,021 dibawah signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Shukeri dan Nelson (2011) yang
menemukan hubungan signifikan kinerja perusahaan terhadap audit report lag. Penelitian yang
berkembang terkait hubungan kinerja perusahaan dengan keterlambatan waktu penyampaian
laporan keuangan adalah perusahaan yang mengalami loss cenderung untuk menunda menerbitkan
laporan keuangannya, karena tidak ingin melaporkan bad news tersebut kepada publik yang dapat
membahayakan reputasi dan kinerja perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Dan
sebaliknya, untuk perusahaan yang mengalami profit cenderung segera melaporkan good news
tersebut kepada publik, yang menyebabkan semakin kecil terjadinya keterlambatan penyampaian
laporan keuangan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Givoly dan Palmon (1982) yang
menemukan bahwa pasar bereaksi positif terhadap pengumuman laba yang lebih awal atas adanya
suatu good news.
Referensi
Ahmad, Raja Adzrin Raja dan Khairul Anuar Kamarudin. (2003). Audit Delay and The Timeliness of
Corporate Reporting: Malaysia Evidence. Published Dissertation. MARA University of Technology.
Al-Ajmi, J. (2008). Audit and reporting delays: Evidence from an emerging market. Advances in
Accounting, 24(1), 217226.
Aryati, Titik dan Maria Theresia. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness.
Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, 5(3): 271-287.
Ashton, R. H., Ashton, P. R. G., & Newton, J. D. (1989). Audit delay and the timeliness of corporate
reporting. Contemporary Accounting Research, 5, 657673.
BAPEPAM LK. (2011). Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:
KEP-/BL/2011.
Carlin, T. M., Finch, C., & Laili, N. H. (2009). Investigating audit quality among Big 4 Malaysian firms.
Asian Review of Accounting, 17(2), 96-114.
Carslaw, C. A. P. N. & Kaplan, S. E. (1991). An examination of audit delay: Further evidence from New
Zealand. Accounting and Business Research, 22(85), Winter: 21-32.
Dyer, J. C., & McHugh, A. J. (1975). The timeliness of the Australian annual reports. Journal of
Accounting Research, 13, 204219.
Givoly, D. & Palmon, D. (1982). Timeliness of annual earnings announcements: Some empirical
evidence. Accounting Review, 57(3), July: 486- 508.
Griffin, P. A., Lont, D. H., & Sun, Y. (2009). Governance regulatory changes, IFRS adoption, and New
Zealand audit and non-audit fees: Empirical evidence. Accounting & Finance 49(4), 697-724.
Hoogendoorn, M. (2006). International accounting regulation and IFRS implementation in Europe and
beyond-experiences with first-time adoption in Europe. Accounting in Europe, 3, 23-26.
Kieso, D.E., Weygandt, J.J., & Warfield, T.D. (2011). Intermediate Accounting (IFRS edition). United
States: John Wiley & Sons.
Margaretta, Stepvanny. (2011). Pengaruh Penerapan IFRS Terhadap Keterlambatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada
Tahun 2008-2010. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Prabandari, J.D.M & Rustiana, (2007). Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay
(Studi empiris pada perusahaan-perusahaan keuangan yang terdaftar di BEJ). Jurnal Kinerja, Volume
11, No.1, Hal. 27-39.
Rachmawati, Sistya. (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan
Timeliness. Jurnal Akuntansi Keuangan, Mei 2008.
Shukeri, Siti Norwahida & Sherliza Puat Nelson. (2011). Timeliness of Annual Audit Report: some
empirical evidence from Malaysia. SSRN Working Paper Series. (Dec 2011).
Yaacob, Najihah Marha & Ayoib Che-Ahmad. IFRS Adoption and Audit Timeliness: Evidence From
Malaysia. Journal of American Academy of Business, Cambridge 17. 1 (Sep 2011): 112-118.
http://www.idx.co.id
http://www.iaiglobal.or.id/
Neviana. (2010). Adopsi IFRS untuk Daya Saing di Masa Depan. http://swa.co.id/my-article/adopsi-ifrsuntuk-daya-saing-di-masa-depan. Diakses tanggal 23 Februari 2012.
Makdoerah,
Irwan.
(2011).
Revolusi
di
Dunia
Akuntansi.
indonesia.com/edisicetak/content/view/396676/. Diakses tanggal 23 Maret 2012.
http://www.seputar-
http://www.antaranews.com/berita/1310056384/bapepam-lk-terbitkan-peraturan-terkait-konvergensi-ifrs.
Diakses tanggal 22 Maret 2012.
Riwayat Penulis
Puri Ratna Sari lahir di Bogor pada 23 Juni 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina
Nusantara dalam bidang Ekonomi pada 2012.