Anda di halaman 1dari 11

Dalam pembahasan sebelumnya diketahui bahwa tugas ahli Geologi Teknik adalah :

a. sebagai pemberi keterangan (data) yang jelas mengenai situasi teknik-geologis.


b. menentukan perilaku akhir dari massa tanah sebagai akibat dari suatu penanganan
geoteknis.
Berbagai aksi yang dikenakan terhadap suatu massa tanah akan menimbulkan dampak :
- pembebanan bawah-tanah akibat didirikannya sebuah konstruksi teknik (bendungan,
rumah, jalan dll);
- pembebasan massa tanah akibat penggalian untuk keperluan pondasi, lorong
tambang, jalan, kanal (saluran air), terowongan, rongga bawah tanah (bunker)
- perubahan permukaan zat cair akibat pengambilan zat cair misalnya pemompaan airtanah, minyak, gas.
Setiap proses ini dapat menimbulkan reaksi dari massa tanah, hal ini perlu diperhatikan
dalam merencanakan sebuah bangunan teknik sipil (konstruksi teknik). Berbagai
proses alami seperti pelapukan, proses pelerengan dll dapat menimbulkan perubahan
dalam massa tanah (longsoran tanah, pelesakan permukaan, dll). Karena berbagai
proses tersebut diatas berpengaruh terhadap sebuah bangunan maka perlu diadakan
penelitian lapangan sebelum dibangun suatu konstruksi teknik.

PEMBEBANAN TERHADAP BAWAH TANAH


Pembebanan dapat terjadi jika ada massa diatas tanah. Massa tersebut dapat berupa
konstruksi teknik ringan (gedung tingkat satu-tiga, toko ecil, bangunan kantor) dan
konstruksi berat (bangunan flat, kompleks industri, pelabuhan, bendungan).
Oleh pondasi, suatu volume tanah tertentu akan mengalami tegangan, volume tanah
yanga mengalami tegangan tergantung dari beban pikul dan luas pondasi. Pada
tekanan yang sama, berlaku dimana semakin besar bidang pondasi semakin dalam
pula zona tanah yang menerima tegangan.
Sebagai akibat dari terjadinya tegangan dalam tanah maka akan timbullah suatu
deformasi (perubahan bentuk). Akibat deformasi ini akan terjadi suatu penurunan
(settlement) terhadap bangunan yang bersangkutan. Besarnya penurunan maksimum
yang dapat dialami oleh sebuah bangunan tergantung dari beban pikul (berat
bangunan : luas pondasi).
Beban pikul maksimum (allowable bearing pressure) adalah tekanan yang dilakukan
oleh pondasi bangunan tersebut terhadap massa tanah yang mengakibatkan penurunan
dalam batas-batas yang masih dapat diterima.
Daya dukung maksimum (ultimate bearing capacity) adalah tekanan maksimum
yang dapat ditahan oleh massa tanah tanpa kehilangan ketahanannya.
Daya dukung aman (safe bearing capacity) adalah gaya pikul maksimum dibagi faktor
aman.
Selain beban-beban statis seperti bangunan kosntruksi teknik, ada pula beban dinamis
yang harus diperhatikan yaitu beban dinamis yang ditimbulkan akibat getaran-getaran
dari mesin-mesin, arus lalu lintas dari kendaraan bermotor, gelombang laut, dan gempa
bumi.

PELEPASAN MASSA TANAH


Penggalian dan kestabilan lereng
a. Penggalian
Penggalian alur-alur untuk kepentingan proyek memerlukan jaminan kesetablian
dinding alur (parit) dari struktur-struktur dan bangunan di sekitarnya. Untuk ini sering
digunakan dinding-dinding penahan.
b. Analisis kestabilan lereng
Kestabilan sebuah lereng mempunyai kaitan dengan :
- sudut lereng
- kekuatan material
- diskontinuitas dalam lereng
- kedudukan air-tanah

Dimana :
Fs :
c :
:
A :
W :
:
V :
:

Faktor keamanan lereng (factor of safety)


kohesi
sudut lereng
luas alas bongkah
berat bongkah
gaya keatas
gaya kemuka
sudut gesek

Expression of slope stability analysis


(Fullenius method)

V
Ws
in

U
Wc
os

F.S
c
W

A
U
V

:
:
:
:
:
:
:
:

factor of safety
cohesion
weight of slice
slope
angle of internal friction
bed slice
upward force
frontward force

cA Wcos tan
Fs (dry)
Wsin

not Contains groundwater

cA (Wcos - U) tan
Fs (wet)
Wsin V

Contains groundwater

FACTORS CONTROL LANDSLIDE IN


INDONESIA
NO

CONTROLLING
FACTORS

REMAKS

1.

Geological history

Active geological subduction

2.

Terrain conditions

Mountains & hilly morphology

3.

Climate

4.

5.
6.

- High precipitation/ rainfall


- Intensive weathering process
Slope material
Covering material
- Residual soil
- Colluvium
Failure plane
- Contact between covering material &
underlying intact fresh rocks
- Bedding plane/ joints
Slope hidrology conditions - Shallow groundwater, perched aquifer
- Natural pipes/ fissures
Others
Landsuse, poor domestic water
management, etc

Anda mungkin juga menyukai