LEBONG SELATAN - Untuk meningkatkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat dimasing-masing wilayah desa, diharapkan pihak pemerintah desa bersama-sama dengan masyarakat bisa mengaktifkan kegiatan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling). Hal ini disampaikan Kapolsek Lebong Selatan AKP Ikhsan Al Illah, SH kepada RB. Kegiatan siskamling, kata Ikhsan, sangat berpengaruh untuk mencegah maupun meminimalisir aksi kejahatan didesa-desa. Apalagi sejauh ini hamper seluruh desa memiliki petugas hansip (pertahan sipil) serta pos keamanan keliling (Poskamling). Kegiatan Siskamling ini sangat membantu dan memberikan dampak positif dalam menjaga dan meningkatkan kamtibmas dimasing-masing desa, kata Ikhsan. Dikatakan Ikhsan, dengan diaktifkannya siskamling, selain akan memberikan rasa aman yang lebih kepada masyarakat. Juga semakin memperkuat persatuan masyarakat disuatu desa dan pihaknya juga selalu melakukan patroli untuk menekan tindak kejahatan ini. Siskamling sangat efektif dalam menjaga kantibmas, terutama dalam mencegah aksi kriminalitasi disaat musim paceklik, demikian Ikhsan.(dtk) 2 Ada Bantuan Dari Provinsi Tanpa Judul TUBEI Kondisi tahun politik di setiap wilayah, memang selalu saja memunculkan berbagai fenomena. Terutama terkait dengan berbagai bantuan di segala sector yang terkadang mengundang tandatanya dan diduga berbau politis. Salah satunya yang saat ini terjadi di Kabupaten Lebong. Data terhimpun, beberapa waktu lalu muncul bantuan yang diduga dari Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Bengkulu. Bantuan tersebut berupa seragam pramuka lengkap, mulai dari seragam, sepatu kaos kaki, lengkap dengan berbagai atribut pramuka lainnya. Namun belum diketahui bantuan tersebut merupakan bansos untuk sekolah bantuan untuk pelajar, atau bantuan untuk ekskul pramu ka. Juga belum diketahu secara pasti, bantuan tersebut hanya diberikan kepada sekolah SMA sederajat atau juga SMP dan SD sederajat. Karena yang baru diketahui dari informasi di lapangan, yang sudah mau memberikan keterangan adalah pihak SMA sederajat. Jumlah bantuan juga diduga tidak sama antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Menurut salah satu sumber RB, awalnya pihak mereka tahu adanya bantuan tersebut dari informasi via SMS. Intinya diberitahukan kepada pihak sekolah mereka untuk mengambil bantuan seragam pramuka tersebut di salah satu hotel di wilayah Kecamatan Lebong Utara. Anehnya lagi saat seragam yang dibungkus dalam karung diambil, tidak ada pihak yang menyerahkan secara resmi. Sehingga tidak diketahui Judul dari bantuan tersebut. Makanya oleh kepala sekolah, setahu saya sampai hari ini belum dibagikan. Karena tidak tahu bantuan tersebut untuk pelajar atau untuk ekskul pramuka. Karena kalau untuk seluruh pelajar, jelas tidak mungkin lantaran jumlah pelajar kita lebih dari 300 orang. Sedangkan seragam tersebut kita perkirakan tidak sampai 50 setel, ungkap sumber yang takut disebutkan namanya ini.
Ditambahkan sumber tersebut, sebelumnya memang ada permintaan
pendataan dari Dinas Diknas Provinsi Bengkulu mengenai jumlah pelajar, termasuk didalamnya ukuran baju dan sepatu lengkap. Datanya sudah kita sampaikan dan tahu-tahu ada bantuan seperti ini. Kita juga bingung, mungkin karena inilah kepala sekolah belum mau membagikannya, imbuh sumber tersebut. Sementara Kepala Dinas Diknaspora Lebong HM. Taufik Andary, M.Pd melalui Kabid Dikmen Zoni Harpen, SE, M.Pd yang dikonfirmasi RB mengatakan, sepengetahuan mereka, memang pernah mendapatkan informasi soal adanya bantuan seragam pramuka dari provinsi. Namun soal berapa jumlahnya dan yang mendapatkan siapa saja, mereka tidak tahu. Kalau biasanya ada program maupun kegiatan bantuan, kita mendapatkan tembusan. Kita belum tahu apakah seluruh sekolah dapat bantuan tersebut atau tidak. Dan berapa jumlahnya kita tidak tahu, karena belum dapat tembusan soal realisasi kegiatan tersebut. Kita coba koordinasikan nanti dengan pihak provinsi. Kalau sudah ada informasi terbaru nantu kita sampaikan lagi, singkat Zoni.(dtk) 3 Banyak Warga Sungai Lisai Pindah Lagi ke Jambi //Karena Infonya Sudah Ada Jalan Hotmix BINGIN KUNING - Kondisi Desa Sungai Lisai yang terbilang masih sangat terisolir dan memang masih dalam atau masuk di wilayah Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), semakin membuat warga bosan menunggu pembangunan yang terus di janjikan. Bahkan diduga lantaran hal itulah sudah banyak warga Sungai Lisai yang mulai pindah ke wilayah Desa Madras Kabupaten Merangin Provinsi Jambi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lebong. Dijelaskan Pjs. Kades Sungai Lisai, Hajron Hadi, sejak tahun 2010 lalu, setidaknya tercatat sudah 20 Kepala Keluarga (KK) yang memilih pindah. Salah satu yang menarik perhatian warga yang pindah, karena informasinya di Madras jalan yang berada dipemukiman sudah di hotmix oleh pemerintah Jambi. Apalagi memang beberapa warga ini punya kebun juga di Jambi, kalau mereka pindah tetap bias berkebun di sana, kata Hajron. Dikatakan Hajron, padahal dulu (akhir tahun 2009), saat Sungai Lisai diserahkan masuk ke Kabupaten Lebong, Pemda Lebong yang masih dibawah ke pemimpinan Bupati H. Dalhadi Umar, menjanjikan akan membangun jalan dari Desa Seblat hingga ke Desa Sungai Lisai yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pinang Belapis. Tapi tidak tahu kenapa sampai sekarang, belum sama sekali ada realisasinya pembangunan jalan tersebut. Saat penyerahan desa dari Merangin kepada Lebong, warga dijanjikan setidaknya 4 hingga 6 bulan setelah penyerahan, Pemda Lebong akan membangun jalan agar masyarakat Sungai Lisai bisa lancar berkomunikasi maupun beraktivitas ke luar Sungai Lisai, imbuh Hajron.(dtk) 4 Soal Dana Pilkada, KPU Surati Bupati
TUBEI Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lebong, kemarin (2/3)
menyurati Bupati Lebong H. Rosjonsyah Syahili, S.IP, M.Si. Surat ini terkait jumlah anggaran yang didapatkan KPU Lebong dalam APBD TA 2015 yang dirasa masih belum mencukupi. Surat tersebut ditembuskan kepada Ketua KPU Provinsi, Ketua DPRD Kabupaten Lebong, Kapolres Lebong, Kajari Tubei dan Dandim 04/09 Rejang Lebong. Dijelaskan Ketua KPU Lebong Sugianto Bahanan kemarin (2/3), dana usulan terakhir mencapai Rp 14 miliar. Namun setelah dibahas dan ketok palu atau pengesahan, ternyata dalam APBD TA 2015 anggaran untuk KPU Lebong termasuk dana pelaksanaan Pilkada hanya dianggarkan Rp 6 miliar dan artinya ada kekurangan sekitar Rp 8 miliar. Menurut Sugianto, setelah dilakukan rasioalisasi dari dana Rp 6 miliar yang ada dalam APBD 2015, diperkirakan dana tersebut akan habis terealisasi hanya batas Agustus 2015. Artinya setelah Agustus 2015, KPU Lebong tidak lagi memiliki anggaran. Hal inilah yang dikhawatirkan akan mengganggu proses pelaksanaan Pilkada nantinya. Ditambahkan Sugianto, dengan masuknya surat tersebut di seluruh instansi terkait, diharapkan aka nada tindak lanjut dan jalan keluar terbaik. Kita hanya sebagai lembaga penyelenggara, kalau soal dana kita juga hanya bisa mengusulkan. Soal pertimbangan dan persetujuan tetap di tangan Pemda dan DPRD Lebong. Kalau secara teknis penyelenggaran, kita sepenuhnya sudah siap, imbuh Sugianto.(dtk) 5 Polres Bidik Kasus Korupsi Baru TUBEI Perlahan tapi pasti, Polres Lebong terus menunjukan komitmennya untuk melakukan pemberantasan korupsi yang ada di Kabupaten Lebong. Bahkan informasi terbaru, Polres Lebong saat ini mulai melakukan penyelidikan kasus dugaan korupsi yang baru dan sudah berjalan sejak akhir tahun 2014 lalu. Kapolres Lebong AKBP Zainul Arifin, SE, MH yang dikonfirmasi kemarin (2/3) diruang kerjanya tidak membantah hal tersebut. Namun dirinya belum mau secara detail menjelaskan kasus apa saja dan diinstansi mana kasus yang mereka selidiki ini. Ini masih proses penyelidikan, jangan sampai nanti malah terganggu. Jadi ada saatnya kasus-kasus yang sedang kita selidiki ini disampaikan ke media massa, ungkap Kapolres sembari tersenyum. Dijelaskan Zainul sedikit, saat ini kasus-kasus tersebut masih dalam proses pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket). Kasus yang diselidiki ini, ada yang kegiatan fisik juga ada yang merupakan kegiatan pengadaan. Namun untuk nilainya, juga masih belum mau disebutkan oleh Kapolres yang akrab dengan media ini. Pokok sabar ya, pasti kalau sudah naik ke tingkat penyidikan pasti kita sampaikan. Mulai dari instansinya, nilainya, bahkan kalau unsure pidananya sudah dianggap memenuhi, kita akan sampaikan juga para calon tersangkanya. Mudah-mudahan semuanya bisa segera naik ke tingkat penyidikan, tutup Zainul.(dtk) 6 Evaluasi Sistem 5 Hari Kerja
TUBEI Pemda Kabupaten Lebong sudah 2 bulan belakangan menjalankan
sistem 5 hari kerja di jajaran mereka. Namun begitu, untuk mengetahui apakah system 5 hari kerja ini efektif atau belum, jelas harus ada evaluasi secara berkala dan jangka panjang. Seperti yang disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPRD Lebong Ahmd Lutfi kepada RB. Dijelaskan Lutfi, Pemda Lebong harus benar-benar mengawasi realisasi sistem 5 hari kerja tersebut. Hal ini untuk memastikan apakah dengan system ini bisa meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat atau malah sebaliknya. Selain itu, pengawasan secara ketat juga harus terus dilakukan. Kalau memang nanti tidak ada dampak positif yang signifikan, ya harus ada evaluasi dan pertimbangan bagaimana kedepannya. Apalagi penertapan system 5 hari kerja ini juga sudah dibahas dan melalui pertimbangan yang cukup panjang. Jangan sampai menjadi sia-sia saja, kata Lutfi. Ditambahkan Lutfi, Pemda Lebong secara rutin juga harus melakukan pengawasan langsung ke seluruh SKPD. Harus dipastikan PNS maupun TKK benar-benar melaksanakan tugas mereka hingga habis jam kerja. Karena nantinya mereka ini mendapatkan uang makan sesuai dengan diberlakukannya system 5 hari kerja ini. Kalau memang dirasa tidak efektif, lebih baik dikembalikan saja ke system lama, imbuh Lutfi. (dtk)