Anda di halaman 1dari 4

3.

3 Tahapan Penilitian
3.3.1 Lapangan
Tahapan penilitian di lapangan, pertama menentukan titik koordinat dari lokasi
penilitian , kemudian menentukan titik lokasi sampel yang akan di ambil . setelah
menentukan titik sampel selanjutnya kita melakukan tahapan-tahapan dari pengambilan
sampel, yang diawali dengan proses pengalian pasir yang berada di pinggir pantai ,
pengalian untuk sampel kali ini kita di tentukan hanya 30 cm saja dengan bantuan skop
dan pengaris ukur , tidak lupa pula kita harus menjaga lobang atau titik pengambilan
sampel agar tidak longsor karena , mengapa ?, nantinya akan merusak struktur dari
sedimen pasir tersebut sebap struktur dari sedimen pasir tersebutlah yang akan kita
analisis .
Proses pengambilan sampel untuk analisis kali ini dilakukan di tujuh titik yang
berbeda dengan jarak 30 m dengan bantuan Rool meter , proses yang sama di lakukan
untuk ke tujuh titik tersebut . analisis dilakukan dengan melihat struktur dari sedimen
pasir tersebut , yang kemudian di catat dengan ATM( alat tulis-menulis ). dan sampel
pasir hasil galian kita ambil untuk di lakukan analisis butir nantinya di Laboratorium ,
pengambilan sampel di bagi dua : 1. Sampel butir batuan ,2.Pasir , yang kemudian di
masukan ke kantong sampel.
3.3.2 Laboratorium
Untuk penilitian laboratorium ,dilakukan 2 analisis yakni ukuran butir batuan dan
sampel pasir .
Tahap pertama, kami lakukan analisis pengukuran butir batuan , dimana batuan
di ukur dengan bantuan alat jangka sorong , yang kemudian di catat nilai dari besar
butir batuan tersebut dengan bantuan metode ZINGG ,Skewnes,Midlel .hal yang sama
juga di lakukan untuk semua sampel butir batuan. nilai dari ukuran butir batuan telah
didapat kemudian di lakukan analisis perhitungan dari metode Zingg.
Tahap dua, kami terlebih dahulu mengeringkan sampel pasir dengan bantuan
sinar matahari dan karton untuk mengalas sampel pasir , pengeringan di lakukan

selama dua hari, guna dari pengeringan ini untuk menghilangkan kadar air yang masih
ada pada sampel . Setelah melakukan proses pengeringan kemudian kita akan lanjut
ke tahap analisis ukuran butir pasir dengan bantuan media alat pengayakan,
pengayakan di lakukan secara manual yakni satu sampel yang sudah kering kemudian
di masukan ke alat pengayakan, kemudian di lakukan pengayakan dengan cara di di
goyangkan ke kiri-kanan , jangan sampai melakukan pengayakan seperti memixer atau
dari atas ke bawah karena nantinya akan membuat sampel tidak terayak dengan baik.
Pengayakan di lakukan dalam kurung waktu lima menit saja, kemudian kita
dapat menganalisis sampel sedimen dengan mengukur berat dari setiap sampel yang
sudah di ayak tadi dengan jangka sorong . setalah mendapatkan nilai dari setiap berat
jenis sampel selanjutnya dilakukan perhitungan kowtosir,skewness,standar
deviasi,mean.dan dilanjutkan lagi dengan pembuatan grafik dari cumulative percent dan
grafik berat. Hal yang sama juga dilakukan untuk ke enam sampel sedimen.

4.1.1 Pengamatan Struktur Sedimen

Stasiun 1
Pada stasiun ini hanya terdapat 2 lapisan yakni ; lapisan pasir kasar dan lapisan

pasir halus.Pada perlapisan pertama yaitu pasir kasar yang berukuran 11cm ini
merupakan lapisan graded bedding karena lapisan ini bersusun dengan lapisan yang
kedua yang dicirikan dengan adanya gradiasi ukuran butir dari yang kasar berubah
menjadi halus.Pada perlapisan kedua yaitu pasir halus tebalnya 10cm ini merupakan
lapisan graded bedding kafrena lapisan ini bersusun dengan lapisan yang pertama
yang dicirikan dengan adanya gradiasi ukuran butir yang dari kasar berubah menjadi
halus.Pada perlapisan ketiga ini tebalnya 9cm merupakan lapisan sendiri karena belum
dicirikan dengan adanya gradiasi ukuran butir.

Stasiun 2
Pada stasiun ini lapisannya tidak teratur dari laposan pasir sangat kasar,lapisan

halus dan lapisan pasir kasar.Lapisan pertama merupakan lapisan sendiri karena belum
dicirikan dengan adanya gradiasi ukuran butir serta memiliki ketebalan 11cm.Pada
lapisan kedua dan ketiga juga belum dicirikan adanya gradiasi ukuran butir.

Stasiun 3
Pada stasiun ini hanya terdapat dua lapisan saja yakni ; pasir kasar dan pasir

halus.Perlapisan dalam stasiun ini merupakan graded bedding atau lapisan bersusun
yang merupakan suatu unit sedimentasi yang dicirikan oleh adanya gradiasi ukuran
butir yang dari pasir kasar berubah enjadi pasir halus.Pada perlapisan halus (atas)
tebalnya 12cm sehingga disebut medium bed,sedangkan pada perlapisan pasir kasar
(bawah) tebalnya 18cm disebut juga medium bed.

Stasiun 4
Pada tasiun ini terdapat 3 perlapisan yakni ; pasir sangat kasar,pasir halus dan

pasir kasar.Pada perlapisan yang paling bawah (sangat kasar) dan paling atas (halus)
merupakan lapisan yang berdiri sendiri karena belum dicirikan adanya gradiasi ukuran
butir,sehingga lapisan ini sering disebut medium bed.Lapisan yang memiliki tebal 2cm
disebut very thin bed sedangkan yang 4cm tebalnya disebut thin bed.

Stasiun 5
Pada stasiun ini terdapat 2 perlapisan yakni ; lapisan pasir halus dan lapisan

pasir kasar.Pasa perlapisan pertama dicirikan dengan adanya struktur lapisan halus
dengan ketebalan 7cm,perlapisan ini termasuk perlapisan thin bed dengan diagram
menggambarkan terminologi bed sets simple plane laminaled sand.Pada perlapisan
kedua dicirikan dengan adanya struktur lapisan kasar dengan ketebalan
23cm.Berdasarkan klasifikasi perlapisan menurut Me kee and Weiss termasuk
perlapisan medium bed,menggambarkan terminology bed sels yaitu simple layered

gravel.Pada perlapisan terakhir merupakan lapisan reserve graded bedding dimana


ditunjukkan dengan adanya struktur lapisan 15cm halus ke lapisan kasar.

Stasiun 6
Klasifikasi struktur sedimen secara deskriptif,klasifikasi yang didasarkan pada

kenampakan morfologi atau kararteristik fisik dan klasifikasi lainnya berdasarkan factor
pembentukan (genetik) morfologi dan genetiknya.Di stasiun ini terdapat struktur
sedimen normal graded bedding,dimana dalam stasiun ini terdapat 3 beds yang
dipisahkan oleh permukaan di setiap perlapisan,yang dicirikan oleh perubahan kondisi
pengendapan atau bidang erosi.Permukaan lapisan pertama menunjukkan struktur
lapisan kasar dengan diameter ketebalannya 8cm,biasanya pada lapisan ini terdapat
batuan sedimen kasar serta keterdapatan fosil-fosil seperti kerang,dll.Pada lapisan
kedua menunjukkan adanya struktur sedimen halus dengan ketebalan 5cm.Pada
perlapisan yang terakhir menunjukkan adanya struktur kasar,pada lapisan ini memiliki
ketebalan 17cm,perkembangan struktur lapisan meningkat seiring dengan kecepatan
material sedimen dengan bermacam ukuran butir.
Stasiun 7
Pada stasiun terakhir ini terdapat 2 perlapisan yakni perlapisan reverse graded
bedding karena perlapisan ini berbalik dengan stasiun 1.Pada stasiun ini perlapisan
pertama yaitu 25cm menunjukkan perlapisan medium bed,dengan diagram yang
menggambarkan terminology bed sets yakni tye of groups of beds,simple dan bedding
type plane laminated sand.Pada struktur lapisan kedua mencirikan adanya perlapisan
dengan ketebalan 5cm yang menunjukkan perlapisan thin bed,dalam diagram
menggambarkan terminology bed sets,grain size gravel sand,type of groups of beds
simple,dan bedding type simple layered gravel.Lapisan pada stasiun 7 ini menunjukkan
gradiasi ukuran butir dari halus ke kasar disebut dengan reserve greded bedding.

Anda mungkin juga menyukai