Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
kesenangan saya waktu itu rambut gondrong harus dipangkas, jeans lusuh dan kaos oblong
berganti dengan pakaian rapi dan kemeja.
SMA Negeri 4 Padang Sidempuan menjadi tempat saya pertama dipanggil Bapak oleh
siswa, karena kebetulan disekolah ini tidak ada guru seni rupa maka guru pamong saya
waktu itu adalah seorang guru agama. Saya masih terkenang bagaimana saya waktu itu
pertama kali masuk kelas saya tidak berbicara sedikitpun, tetapi yang saya lakukan adalah
menggambar sebuah pemandangan dipapan tulis, alangkah terkejutnya saya waktu itu karena
sebagian besar siswa mengambil buku gambar dan meniru apa yang saya gambar dipapan
tulis. Memang mereka tidak punya guru seni rupa tetapi setiap pelajaran seni mereka selalu
ditugaskan oleh guru pengganti yaitu guru agama yang sekaligus sebagai pamong yang saya
ceritakan diatas. Dan pamong saya ini adalah salah satu orang yang menguatkan saya untuk
menjadi seorang gur dengan alasan yang cukup sederhana yaitu: orang yang mengajarkan
ilmu keabaikan kepada orang lain akan mendapatkan derajat yang tinggi disisi Alloh.
Jika ilmu yang saya ajarkan diajarkan ke orang lain lagi dan memberi manfaat, maka akan
mendapatkan pahala dan derajat semakin tinggi. Dengan inilah saya berusaha untuk
mencintai profesi saya sebagai guru, kalupun tidak bisa menjadi desiner atau seniman paling
tidak saya akan mengajari orang untuk menjadi desainer atau seniman.
Oktober tahun 1994 saya lulus dengan IP tertinggi, artinya saya adalah seorang calon
guru terbaik jurusan senirupa waktu itu, dan Alhamdulillah sekali saya mengikuti test CPNS
saya langsung lulus. Saya diangkat pertama kali menjadi CPNS mulai tanggal 1 Desember
1995 dengan golongan pangkat II/c dan ijazah yang saya memiliki Diploma III/ Akta
Mengajar III. Saya berusaha untuk meningkatkatkan kualifikasi akademik, dengan
meneruskan kuliah lagi tahun 1998 dan tahun 2002 saya lulus S-1. Agaknya nasib saya
semakin membaik tahun 2010 saya sudah lulus sertifikasi, walaupun saya belum menerima
tunjangan sertifikasi waktu itu saya memberanikan diri untuk mendaftar S-2 di Pascasarjana
UNIMED dan sampai sekarang saya sudah semester III jurusan Teknologi Pendidikan.
Langkah ini semua saya tempuh dengan tujuan akan menghasilkan perestasi kedepan
terutama untuk peningkatan karir, karena bagaimanapun saya atau kita semua yang
mempunya profesi guru harus bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita terima
dari pemerintah khususnya tunjangan profesi. Menjadi Guru Profesional adalah tanggung
jawab besar yang harus kita emban, guru profesional bukan sekedar simbol yang
dicantumkan dalam sertifikat pendidik, tetapi mutlak harus dipikul dan dilaksanakan.
Banyak hal yang membuat penulis kadang merasa pemerintah salah besar tidak
melakukan evaluasi tentang pemberian tunjangan profesi tersebut, begitu banyak guru yang
tidak layak disebut profesional. Permasalahannya tetap sama dengan sebelum dilaksanakan
sertifikasi guru yaitu ketidakmampuan guru untuk melaksanakan tugas pokok dan funsinya.
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Secara umum permasalahan dalam proses pembelajaran merupakan hal yang komlpleks,
Setiap masalah itu tentu dapat diselesaikan apabila kita bisa mencari solusi yang tepat,
seberapa tepatkah pendekatan mengajar yang dipakai oleh seorang guru, baik mengenai
pengetahuan, strategi pembelajaran, keahlian professional, kemampuan motivasi, evaluasi
dan lain-lain sehingga guru dapat disebut sebagai guru yang profesional.
Upaya upaya apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dan sumber daya yang dibutuhkan dalam pencapaian prestasi
akademik dan non akademik siswa dalam proses pembelajaran.
Dari latar belakang masalah yang disampaikan diatas masalah yang akan dibahas pada
makalah ini adalah bagaimana mengukur profesinal seorang guru, bagaimana menjadi
seorang guru yang berprestasi, teori apa yang harus digunakan untuk mencapai hal tersebut,
apa saja yang menjadi syarat menjadi guru yang profesional, apakah sebuah teori
pembelajaran dapat menyelesaikan semua masalah.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan identifikasi masalah yang disampaikan diatas masalah yang akan
dibahas pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana mengukur profesional seorang guru.
2. Upaya apa yang harus dilakukan seorang guru untuk menjadi seorang guru yang berprestasi.
3. Kenapa saya layak menjadi seorang guru yang berprestasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya tujuan pelaksanaan sertfikasi belum sepenuhnya dapat meningkatkan kualitas guru
dan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Atau paling tidak mari kita berobah dari
kesalahan-kesalahan kecil yang selama ini kita lakukan, misalnya datang terlambat, tidak
masuk kelas, hanya memberikan tugas lalu ngobrol dikantor, atau meniggalkan kelas karena
urusan pribadi yang dapat dikerjakan setelah pulang sekolah, tidak perduli dengan lingkungan
sekolah atau hal-hal lain kecil yang sangat berpengaruh besar kepada kualitas kita sebagai
guru.
Pada dasarnya peningkatan kualitas diri seorang guru harus menjadi tanggung jawab
diri pribadi, artinya usaha untuk memperbaiki kualitas diri sendiri terletak pada diri guru
sendiri, untuk itu diperlukan kesadaran untuk terus menerus menggali potensi dan menambah
pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan. Tidak dapat dipungkiri Era Globalisasi saat
ini memungkinkan kita sebagai guru akan mengalami suatu proses bahwa informasi yang
ingin kita sampaikan sudah terlebih dahulu diketahui oleh siswa, atau mungkin yang lebih
memalukan guru mengetahui informasi dari siswa. Berbeda dengan era-era sebelumnya
dimana guru adalah sumber informasi, sehingga kedudukan guru dimata siswa sangat tinggi
dan mulia, guru adalah seorang yang sangat pintar dan mengetahui segala hal.
Proses
Globalisasi merupakan suatu keharusan yang tidak mungkin kita hindari karena Pendidikan
berkaitan erat dengan proses globalisasi itu sendiri. Untuk itu kita sebagai guru harus mampu
mengembangkan potensi sehingga kita dapat mengikuti terciptanya pendidikan yang
berwawasan global.
Prestasi Guru harus berorientasi kepada diri pribadi, mari terus berbenah diri,
laksanakan tugas dengan baik, layani anak didik seperti melayani anak sendiri, Jangan
menyerah untuk terus menerus meningkatkan pengetahuan dan kemammpuan, kesadaran dan
kemauan adalah kuncinya, materi ( uang ) tidak bisa merobah apapun, tapi jadikanlah materi
( uang ) tersebut sebagai alat untuk menambah ilmu pengetahuan sehingga dapat bermanfaat
dan mendapat berkah dari Yang Maha Mengetahui, artinya seperti dijelaskan diatas bahwa
tujuan utama pemberian sertifikat guru adalah pengakuan bahwa pekerjaan guru merupakan
sebuah profesi, dimana segala kegiatan dalam menjalankan tugas profesi tersebut
membutuhkan tanggung jawab besar karena apabila salah maka akan menyebabkan resiko
yang fatal. Sebagai contoh seseorang yang berprofesi dokter, bayangkan bagaimana jika
salah mengambil tindakan, Hakim apabila salah mengambil keputusan akan sangat beresiko
tinggi. Mungkin kalau dokter akan langsung dapat melihat langsung akibat dari kesalahannya
mengambil tindakan kemungkinan paling besar pasien yang ditanganinya akan meninggal
dunia. Resiko profesi guru sebenarnya jauh lebih berbahaya dari seorang dokter, guru apabila
melakukan tindakan yang salah memang tidak melihat langsung dampaknya, karena tindakan
seorang guru merupakan sebuah tindakan proses yang akan berdampak pada masa depan
siswanya, dan itu tidak satu orang melainkan ratusan generasi yang duduk didalam kelas.
Proses tindakan salah yang dilakukan oleh seorang guru akan terus menerus berlangsung dan
akan tertanam didalam diri siswa selama guru tersebut masih masuk keruang kelas.
B.
hasil dan proses belajar mengajar; (7)kemampuan menyelenggarakan program bimbingan; (8)
kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah; (9) kemampuan bekerja sama dengan
teman sejawat dan masyarakat; dan (10) kemampuan menyelenggarakan penelitian sederhana
untuk keperluan pengajaran.
Pada dasarnya peningkatan kompetensi diri seorang guru harus menjadi tanggung
jawab diri pribadi, artinya usaha untuk memperbaiki kompetensi diri sendiri terletak pada diri
guru sendiri, untuk itu diperlukan kesadaran untuk terus menerus menggali potensi dan
menambah pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan. Tidak dapat dipungkiri Era
Globalisasi saat ini memungkinkan kita sebagai guru akan mengalami suatu proses bahwa
informasi yang ingin kita sampaikan sudah terlebih dahulu diketahui oleh siswa, atau
mungkin yang lebih memalukan guru mengetahui informasi dari siswa. Berbeda dengan eraera sebelumnya dimana guru adalah sumber informasi, sehingga kedudukan guru dimata
siswa sangat tinggi dan mulia, guru adalah seorang yang sangat pintar dan mengetahui segala
hal. Proses Globalisasi merupakan suatu keharusan yang tidak mungkin kita hindari karena
Pendidikan berkaitan erat dengan proses globalisasi itu sendiri. Untuk itu kita sebagai guru
harus mampu mengembangkan potensi sehingga kita dapat mengikuti terciptanya pendidikan
yang berwawasan global.
Sebelum menentukan kelayakan seorang guru disebut berprestasi mungkin kita perlu
memahami bagaimana seseorang dapat mencapai prestasi. Menurut sebagian besar orang
mungkin prestasi itu adalah sebuah tujuan yang harus dicapai, tapi bagi saya pribadi prestasi
itu adalah sebuah proses yang dilalui berhasil atau tidak, sukses ataupun tidak.
Jika dikaitkan dengan profesi guru, prestasi berarti proses seorang guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, hasilnya mungkin tidak secara langsung, sebagai
contoh ketika seorang guru membimbing siswa untuk mengikuti sebuah lomba dan berhasil
maka dengan sendirinya guru tersebut sudah berprestasi, atau mungkin disuatu waktu ketika
seseorang yang sudah berhasil mendatangi gurunya lalu mengaku bahwa sesorang tersebut
adalah muridnya, maka itulah prestasi yang seutuhnya. Dengan kata lain bahwa guru
berprestasi adalah guru yang berhasil mebawa muridnya berprestasi.
Untuk mencapai hal itu bukan pekerjaan yang mudah, penulis memiliki konsep dimana
guru harus mampu menjadi sosok seorang KPK (kepribadian, prilaku dan karakter)
1.
Kepribadian ( berkepribadian )
Prilaku
Prilaku merupakan hasil dari produk intelegensi seseorang . Mengandung arti
kemampuan dari seseorang untuk bertindak dengan penuh tujuan, berfikir rasional dan
menghadapi lingkungan dengan efektif.
Bertindak dengan penuh tujuan mengandung arti prilaku harus mempunyai arah dan tujuan
tertentu, yakni ia harus mempunyai motif. Banyak dari kita bertindak tidak dengan tujuan
yang jelas. Mengikuti irama atau keinginan orang lain sehingga tidak menimbulkan pikiran
positif terhadap kehidupan.
Berfikir rasional mengandung pengertian rasio dan pemahaman penting agar tercipta cara
berfikir yang positif, jika kita memiliki fikiran positif tentang diri kita sendiri hal itu akan
membantu kita mengembangkan kita berfikir rasional sehingga membantu kita dalam
memahami orang lain.
Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk selalu berpikiran positif, berbuatlah sedaya mampu
kita, jangan hanya jadi penonton atau sekali-kali hanya menyalahkan apa yang dilakukan
orang lain. Dalam hal ini penerapan prilaku harus dimulai dari diri pribadi guru itu sendiri.
Sebagai contoh guru ingin menerapkan disiplin kepada siswa, maka kita sebagai guru yang
harus lebih dulu disiplin, artinya berilah contoh sebelum menyuruh siswa.
3.
Karakter
Kata "karakter" berasal dari kata Yunani: charaktr. Semula digunakan tanda terkesan
atas koin. Ada pula yang memaknai karakter berarti to mark atau menandai dan
memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya
dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah
moral disebut dengan berkarakter mulia.
Dalam hal ini penerapan budaya malu sangat tepat, artinya menerapkan budaya malu jika
tidak melakukan sesuatu yang baik misalnya malu karena orang lain cepat datang, malu
karena orang lain berhasil, atau mungkin malu karena siswa lebih pintar internet, dll. Dengan
menerapkan budaya malu pada diri sendiri akan membuat kita berfikir rasional sehingga
membantu kita dalam memahami orang lain.
Dalam banyak kesempatan, penulis sering mengamati bahwa ternyata guru yang
disenangi oleh murid-murid adalah seorang guru yang menyenangkan. Seorang guru yang
menyenangkan adalah seseorang yang mempunyai Kepribadian, Prilaku dan Karakter
sebagai berikut:
a. Memahami Kebutuhan Anak Didik
Dalam hal ini, penulis berusaha untuk bisa mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan anak
didik berikut alasan atau sebab-sebabnya. Dengan demikian, kita bisa memahami apa yang
menjadi kebutuhan anak didiknya.
Sebaliknya, guru yang tidak bisa memahami kebutuhan anak didiknya biasanya bersikap
kaku dan tak mengenal kompromi. Ia merasa sebagai orang paling dewasa dari seluruh anak
didiknya dan oleh karenanya harus selalu diikuti keinginan, pendapat, dan perintahnya. Guru
yang semacam ini akan cenderung menjadi otoriter dan sudah barang tentu tidak disenangi
oleh anak didiknya.
b. Memberikan Penghargaan
Penghargaan yang dimaksudkan di sini tidak harus bermakna penghargaan yang berupa
materi atau pemberian hadiah berupa barang. Penghargaan juga bisa diberikan hanya dengan
kata-kata yang bermakna positif dan menyenangkan. Misalnya, pada saat seorang anak didik
berhasil menyelesaikan pekerjaannya, seorang guru berkomentar, Bagus sekali, ternyata
kamu bisa menyelesaikannya dengan baik. Sudah tentu, sang anak akan merasa senang
karena apa yang telah dilakukannya mendapatkan penghargaan dari gurunya.
Sebaliknya, apabila seorang anak didik telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya, seorang
guru berkomentar sebaliknya, Mengerjakan begitu saja lama sekali, padahal ini sebenarnya
sangat mudah. Mendengar komentar dari sang guru, sudah tentu murid yang dimaksud tidak
merasakan senang di hati meskipun ia telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya.
c.
Mengedepankan sikap yang lembut jauh lebih bermanfaat daripada memberikan reaksi
spontan dan kemarahan kepada anak didik yang melakukan kesalahan. Anak-anak yang
didekati dengan kemarahan biasanya akan sulit benar-benar berhenti dari perbuatan tidak
baiknya. Jika memang berhenti, biasanya tidak berangkat dari kesadarannya, melainkan
karena dimarahi oleh gurunya. Berbeda sekali dengan anak yang diajak berbicara baik-baik,
ia merasakan ada perhatian dari gurunya. Padahal, sudah menjadi sifat dasar setiap manusia
jika diperhatikan akan merasa senang hatinya. Di sinilah sesungguhnya menjadi penting bagi
seorang guru untuk dapat mengontrol emosi dengan baik agar para muridnya merasa senang,
sehingga proses belajar mengajar pun dapat berjalan dengan baik.
d. Tidak Menjaga Jarak dengan Anak Didik
Tidak menjaga jarak yang dimaksudkan di sini adalah sengaja mendekatkan diri dengan anak
didiknya untuk membangun keakraban. Sebab, tidak sedikit guru yang dengan alasan
menjaga wibawa maka tidak mau dekat-dekat dengan anak didiknya. Atau, kalau dalam
istilah sekarang, guru yang jaim (jaga image).
Tidak menjaga jarak dengan anak didik bukan berarti seorang guru tidak profesional lagi
dalam proses belajar mengajar. Dalam urusan yang satu ini, guru memang harus tetap tampil
sebagai seorang yang mengelola proses belajar mengajar bersama murid-muridnya. Meskipun
pengelola dalam proses belajar di kelas atau bahkan di luar kelas, seorang guru yang dicintai
anak didiknya biasanya tetap bersahaja, tidak angkuh, atau merasa paling pintar sendiri. Ia
mempunyai kepribadian yang terbuka, bisa menerima saran, atau bahkan kritik. Seorang guru
yang demikian biasanya pula tidak pelit untuk mengucapkan mohon maaf dan terima kasih
kepada anak didiknya.
Bagi saya mengajar adalah suatu seni. Seni adalah ungkapan perasaan yang diekpresikan
melalui karya. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa mengajar di mana saja
adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan kelelahan. selain itu
guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui kepribadiannya. Prestasi Guru harus
berorientasi kepada diri pribadi, mari terus berbenah diri, laksanakan tugas dengan baik,
layani anak didik seperti melayani anak sendiri, Jangan menyerah untuk terus menerus
meningkatkan pengetahuan dan kemammpuan, kesadaran dan kemauan adalah kuncinya,
materi ( uang ) tidak bisa merobah apapun, tapi jadikanlah materi ( uang ) tersebut sebagai
alat untuk menambah ilmu pengetahuan sehingga dapat bermanfaat dan mendapat berkah dari
Yang Maha Mengetahui, artinya seperti dijelaskan diatas bahwa tujuan utama pemberian
sertifikat guru adalah pengakuan bahwa pekerjaan guru merupakan sebuah profesi, dimana
segala kegiatan dalam menjalankan tugas profesi tersebut membutuhkan tanggung jawab
besar karena apabila salah maka akan menyebabkan resiko yang fatal. Sebagai contoh
seseorang yang berprofesi dokter, bayangkan bagaimana jika salah mengambil tindakan,
Hakim apabila salah mengambil keputusan akan sangat beresiko tinggi. Mungkin kalau
dokter akan langsung dapat melihat langsung akibat dari kesalahannya mengambil tindakan
kemungkinan paling besar pasien yang ditanganinya akan meninggal dunia. Resiko profesi
guru sebenarnya jauh lebih berbahaya dari seorang dokter, guru apabila melakukan tindakan
yang salah memang tidak melihat langsung dampaknya, karena tindakan seorang guru
merupakan sebuah tindakan proses yang akan berdampak pada masa depan siswanya, dan itu
tidak satu orang melainkan ratusan generasi yang duduk didalam kelas. Proses tindakan salah
yang dilakukan oleh seorang guru akan terus menerus berlangsung dan akan tertanam
didalam diri siswa selama guru tersebut masih masuk keruang kelas.
Prinsip inilah yang menjadi pemicu saya untuk terus menerus meningkatkan prestasi
saya sebagai guru, prestasi sekolah, dan prestasi siswa secara khusus.
1.
Riwayat Pendidikan
Tahun 1995 saya masuk program D3 jurusan Seni Rupa IKIP Medan
Tahun 1995 awal karir saya sebagai guru di SMP Negeri 14 Padang Sidempuan Timur.
Tahun 1998 karena loyalitas saya terhadap pekerjaan dan kepada kepala sekolah saya diajak
2.
semester ke III.
Prestasi Sebagai Guru
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa prestasi guru tidak terlepas dari apa yang sudah
dilakukan untuk kemajuan siswa secara khusus dan kemajuan sekolah secara umum.
Upaya-upaya yang sudah saya lakukan mencapai prestasi tersebut antara lain :
a. Pendidikan dan Pelatihan
Saya sudah banyak mengikuti Pendidikan dan Pelatihan ( DIKLAT ), antara lain:
NO
a.
b.
TEMPAT
JAKARTA
WAKTU
45 Jam
PENYELENGGARA
LPSN-BPG
JAKARTA
BOGOR
45 Jam
CIPAYUNG
JAWABARAT
40 Jam
c.
d.
PPPPTK
MEDAN
45 Jam
e.
LPMPMEDAN
42 Jam
f.
MEDAN
32 Jam
g.
Bintek Ktsp
MEDAN
21 Jam
DINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
h.
Workshop/ Lokakarya
Pemantapan KBK Sistem Blok
MEDAN
20 Jam
UNIMED- FBS
Diklat-M G M P
MEDAN
40 Jam
j.
Diklat-M G M P
MEDAN
40 Jam
k.
MEDAN
60 Jam
l.
MEDAN
16 Jam
SMP AN-NIZAM
m.
Diklat-Mgmp
MEDAN
40 Jam
DINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
Workshop
Medan Art Festival
MEDAN
8 Jam
DEWAN KESENIAN
MEDAN
MEDAN
40 Jam
DINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
10 Jam
DEP. PENCEGAHAN
KPK
MEDAN
40 Jam
DINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
MEDAN
2 Hari
UNIMED
MEDAN
1 Hari
GP.TENDIK INDONESIA/
UNIMED
n.
o.
DIKLAT MGMP
Budaya
p.
Diklat
TOT Modul Anti Korupsi
q.
Diklat
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
r.
s.
DINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
DINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
DEWAN KERAJINAN
NASIONAL SUMATERA
UTARA
i.
Seni
MEDAN
t.
MEDAN
32 Jam
DINAS PENDIDIKAN
PROPINSI SUMUT
u.
MEDAN
40 Jam
UNIMED
Dari berbagai kegiatan diklat tersebut yang paling saya anggap prestasi tertinggi saya
adalah pendidikan pelatihan Pendidikan Seni Nusantara yang dilaksanakan oleh lembaga
Pendidikan Seni Nusantara bekerja sama dengan Ford Fondation, dimana dalam pelatihan ini
guru dijadikan piloting untuk ujicoba kurikulum KBK, dan guru yang dianggap berhasil akan
dilatih dalam TOT untuk menjadi pelatih / instruktur, dan saya mendapatkan sertifikat sebagai
Instruktur tingkat Nasional.
b. Prestasi Akademik
Lomba Dan Karya Akademik
c.
Juara I
Lomba
Desain Sticker Aids
01 Desember 1999
Juara II
Lomba
Guru Berprestasi 2011
Propinsi
SumateraUt
ara
Kota Medan
Penyelenggara
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Unimed
Dinas Pendidikan
Karya Monomental
Karya Monumental yang pernah saya buat
Wilayah Pengguna/
Kebermanfaatan/
Sosialisasi
Nama /Jenis
Karya
Bulan/Tahun
Dihasilkan
1)
Plank Merk
Stop Narkoba
2007
Kota Medan
2)
Taman Sekolah
2009
Lingkungan Sekolah
3)
2007
2010
Jargon Sekolah
2010
No.
Tempat
1)
Pendidikan Kesenian
Lpp - Medan
2)
Pendidikan Kesenian
Lpmp Medan
3)
Pendidikan Kesenian
Instruktur
4)
Anti Korupsi
Trainer
5)
Mgmp
Pendidikan Kesenian
Instruktur
Mgmp
Pendidikan Kesenian
Instruktur
6)
e.
Medan
Pembimbingan Siswa
Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
siswa, saya berusaha membimbing siswa untuk mengikuti lomba yang sesuai dengan bidang
yang saya ampu yaitu seni budaya dan melalui ekstrakurikuler. Dari usaha tersebut saya
mampu mengantarkan beberapa siswa sampai memperoleh hasil sebagai berikut:
No.
Nama Kejuaraan
Lomba Tari Kreasi Daerah
Melayu
Festival Band
Lomba Hut Gudep
Pekan Seni Siswa Lomba
Lukis
Pekan Seni Siswa Lomba
Vocal Solo
Pekan Seni Siswa Lomba
Tari Kreasi
Olimpiade Olahraga Dan Seni
Siswa (O2SN) Lomba Lukis
Lomba Lukis Darmawanita
Prop.Sum. Utara
Lomba Tari Daerah Bambu III
Man 1Medan
Lomba Paskibra
Esa
( Education, Sport, And Art )
Tingkat
Propinsi
Sumatera Utara
Kota Medan
Kota Medan
Kota Medan
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
13
14
Kota Medan
Kota Medan
Kota Medan
Propinsi
Sumatera Utara
Propinsi
Sumatera Utara
Kota Medan
Graffity Competition
Kota Medan
Nasional
Propinsi
Sumatera Utara
Propinsi
Sumatera Utar
15
Kota Medan
Unimed 2010
16
Kota Medan
Unimed 2010
17
Lomba Paskibra
Esa ( Education, Sport, And
Art )
Lomba Paskibra SMK N 7
Medan
Gelar Paskibra Ke 2 SMP
Ar-Rahman
Lomba Derap Paskibra
( Pameran Pendidikan )
Lomba Tari Kreasi Daerah
( Pameran Pendidikan )
Lomba Paskibra Man 2 Model
Medan
Lomba Lukis
Jambore
Sanitasi
Lomba LukisDwi Dasawarsa
Departement Of Architecture
Kota Medan
Smk Telkom
15 18 Peb 2011
Kota Medan
Propinsi
Sumatera Utara
Kota Medan
Kota Medan
Kota Medan
Nasional
Propinsi
Sumatera Utara
Kota Medan
Propinsi
Sumatera Utara
18
19
20
21
22
23
24
25
26
f.
-
Lomba Paskibra
Esa
( Education, Sport, And Art )
Kapas Open Cup
Buku
Buku
Buku
Lks
Mitra Medan
Mitra Medan
Mitra Medan
Mgmp
Tahun
Terbit
2003
2003
2003
2006
5)
Buku
Mgmp
2007
6)
Lks
Buku
Buku
Mgmp
Cv. Binawah Medan
Kal.Sendiri
2009
2010
2011
No.
7)
8)
a.
Judul
Jenis *)
Penerbit
Penelitian
Pernah Melakukan Penelitian Tindakan Kelas Atau Penelitian Yang Mendukung Peningkatan
Pembelajaran Dan Atau Profesional Guru
Sumber
Status (Ketua/Anggota)
No.
Judul
Tahun
Dana
1)
2009
APBD
Ketua
JENIS MEDIA/ALAT
5)
6)
7)
8)
BUNGA BONSAI
BUNGA DARI SABUN
KOLEKSI TUGAS
1)
2)
3)
4)
TAHUN
SUMBER
DANA
STATUS
(KETUA/ANGGOTA)
2004
PRIBADI
KETUA
2006
BOS
KETUA
2007
BOS
KETUA
2007
BOS
KETUA
2008
PRIBADI
KETUA
2010
2010
2011
BOS
BOS
PRIBADI
KETUA
KETUA
KETUA
NO.
JABATAN
TAHUN
1)
2)
3)
i.
4)
PEMBINA
EKSTRAKURIKULER
5)
6)
WALI KELAS
PANITIA PENERIMAAN
SISWA BARU
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
PANITIA MAULID
j.
Pengalaman Organisasi
Nama Organisasi
Tahun
1
2
3
MGMP
MGMP
IKM
Sekretaris
Ketua
Ketua
2008-2011
2012-2015
2010-2013
KOPERASI
Ketua BPK
2009-2011
BAB III
KESIMPULAN
Dalam manajemen sumber daya manusia, menjadi profesional adalah tuntutan
jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Ada satu hal penting yang menjadi aspek bagi sebuah
profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerja. Menjadi profesional, berarti menjadi ahli
dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya.
Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan
hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti. Dalam
perspektif pengembangan sumber daya manusia, menjadi profesional adalah satu kesatuan
antara konsep personaliti dan integritas yang dipadupadankan dengan skil atau keahliannya.
Menjadi profesional adalah Minimal menjadi guru harus memiliki keahlian tertentu dan
distandarkan secara kode keprofesian. Apabila keahlian tersebut tidak dimiliki, maka tidak
dapat disebut guru. Artinya tidak sembarangan orang bisa menjadi guru. Kalau mengacu pada
konsep pembahasan di atas, menjadi profesional adalah meramu kualitas dengan intergiritas,
menjadi guru pforesional adalah keniscayaan. Namun demikian seorang guru seperti ilmuwan
yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak manusia dan juga suatu bangsa. Menjadi
guru mungkin semua orang bisa. Tetapi menjadi guru yang memiliki keahlian dalam
mendidikan atau mengajar perlu pendidikan, pelatihan dan jam terbang yang memadai.
Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti membimbing, membina,
mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah contoh lukisan yang akan ditiru oleh anak
didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut tergantung dari contonya. Guru (digugu dan
ditiru) otomatis menjadi BERPRESTASI dan TELADAN.