Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Adanya kondisi yang berubah cepat mengakibatkan hal-hal seperti globalisasi,
kemajuan ilmu dan teknologi, kemajuan teknologi informasi, dan masyarakat yang lebih
kritis dalam memiliki. Hal-hal tersebut memerlukan adanya peningkatan yang jelas
dengan kecepatan yang cukup. Peningkatan saja tidak, maju saja juga tidak cukup, tetapi
harua lebih cepat, bila tidak akan menjadi tetinggal pula. Telah banyak kajian dan upaya
yang memiliki dampak secara internasional dan telah banyak digunakan. Tentu dengan
pengalaman dan kelebihan, serta kekurangannya. Sering juga meningkatkan kinerja
keseluruhan dari rumah sakit terkait dengan peningkatan mutu pelayanan (Sabarguna,
2011).
Kadangkala, rintangan dalam mewujudkan pelayanan perawatan kesehatan
masyarakat yang baik sedemikian besarnya sehingga para pekerja kesehatan tampak
menghindar dengan hanya mengerrjakan hal-hal yang sederhana, atau hal-hal yang
diharapkan masyarakat, dan hanya berdiam di pusat kesehatan untuk mengobati orang
yang dating dengan gejala penyakit, tanpa mencari penyebabnya. Pasien-pasien kemudian
pulang ke lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit dan kembali jatuh sakit,
sehingga para pekerja kesehatan kehilangan kesempatan bekerja sama dengan masyarakat
mewujudkan lingkungan yang sehat (McMohan, 1999)
Manajemen meripakan suatu cara sistematik untuk membentuk kerjasama
tersebut. Prinsip-prinsip dan cara-cara yang digunakan tetap sama tanpa bergantung pada
banyak sedikitnya sumber daya, atau baik buruknya keadaan.
Manajemen yang baik bagi suatu organisasi adalah seperti kesehatan bagi tubuhberfungsinya semua bagian secarra mulus. Prioritas yang pokok-pokok, menyesuaikan
pelayanan dengan kebutuhan dan situasi yang berubah, mempergunakan sebaik-baiknya
sumber daya yang terbatas, meningkatkan standard an kualitas pelayanan, dan
mempertahankan semangat kerja staf. (Depkes RI, 2005)
Manajemen pusat kesehatan meliputi manajemen kesehatan dari seluruh penduduk
yang ada dalam wilayah kerjanya. Bila pusat kesehatan dikelola dengan baik, masyarakat
1

menjadi lebih sehat. Bila kesehatan masyarakat buruuk atau tidak membaik, tampaknya
puusat kesehatan atau pelayanan kesehatan masyarakat secara umum, tidak dikelola
dengan baik. Jika kesehtan masyarakat membaik, maka pengelolaan yang baik menjamin
bahwa perbaikan tersebut dinikmati oleh semua orang (McMahon, 1999).
Berdasarkan uraian-uraian di atas penyusun menganngap perlu untuk mendalami
bagaimana mewujudkan pelayanan kesehatan yang didukung dengan administrasi serta
manajemen yang bail. Oleh karena itu, penyususn menetapkan masalah mengenai konsep
administrrasi dan manajemen umum serta manajemen pelayanan kesehatan, dimana
maslah tersebut akan dibahas serta diuraikan secara lebih dalam pada bab selanjutnya.
B. Masalah
1. Bagaimana konsep administrasi dan manajemen umum?
2. Apa pengertian administrasi dan secara sempit dan luas?
3. Apa saja prinsip-prinsip organisasi dan jenis organisasi?
4. Apa saja funggsi-fungsi dari menejemen?
5. Bagaimana perubahan paradigma organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan,
ruang lingkup manajemen pelayanan kesehatan dan kebijakkannya?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep
administrasi dan manajemen umum serta manajemen pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep administrasi dan manajemen umum
b. Untuk mengetahui pengertian administrasi dan secara sempit dan luas
c. Untuk mengetahui prinsip-prinsip organisasi dan jenis organisasi
d. Untuk mengetahui funggsi-fungsi dari menejemen
e. Untuk mengetahui perubahan paradigma organisasi dan manajemen pelayanan
kesehatan, ruang lingkup manajemen pelayanan kesehatan dan kebijakkannya
D. Manfaat
1. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai administrasi dan
manajemen umum
2. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai pengertian administrasi
dan secara sempit dan luas
3. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai prinsip-prinsip organisasi
dan jenis organisasi
4. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai fungsi-fungsi dari
menejemen
2

5. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai perubahan paradigma


organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan, ruang lingkup manajemen
pelayanan kesehatan dan kebijakkannya

E. Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana data-data bersifat sekunder.
Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari buku-buku literattur
penunjang masalah yang dibahas serta dari media elektronik yaitu internet.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
A. Simpulan
B. Saran

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP ADMINISTRASI
Administrasi di Indonesia berasal dari Eropa Barat mengacu pada bangsa Romawi. Ada 3
kegiatan penting:
1. Administer
2. Administrare
3. Administro

: melayani, mentaati kebijakanyang telah ditentukan


: menyelenggarakan tata usaha untuk dipertanggung jawabkan
aktivitasnya.
: memimpin, mengatur personil dalam rangka melakukan
kegiatan organisasi yang dipimpin.

Administrasi Secara Etimologi


1) Bahasa Inggris

: Administration
To

administer/

to

manage

(mengelola);

(mengarahkan)
2) Bahasa Belanda

: Administratie
Mencakup :
a) Gegeven (tata usaha)
b) Bestuur ( manajemen dari kegiatan organisasi)
4

to

direct

c) Beheer (manajemen dari sumber daya : finansial, manusia,


bahan baku)
Jadi, secara etimologis :
Administrasi adalah kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi,
manusia, harta kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi.
Tugas administrator :
a. Administrare / tata usaha
b. Administro / memimpin dan mengarahkan personil, kegiatan ini merupakan
kegiatan
B. PENGERTIAN ADMINISTRASI DALAM ARTI SEMPIT DAN LUAS
1. Administrasi dalam Arti Sempit
Dalam arti sempit, administrasi tidak lebih dari kegiatan ketatausahaan (clerical
works), biasanya menyangkut tugas pekerjaan/urusan keuangan, kepegawaian, kearsipan,
dokumentasi, logistik, korespondensi, teknis, operasional program, layanan informasi
yang bersifat administrasi.
Perspektif Administrasi dalam Arti Sempit = Tata Usaha
a. Merupakan pekerjaan internal yang melibatkan manusia serta sarana prasarana
ketatausahaan.
b. Diarahkan untuk tercapainya tertib administratif dalam informasi, sehingga arus
informasi lancar, baik dalam proses komunikasi maupun pengambilan keputusan.
2. Administrasi dalam Arti Luas
Dalam arti luas, administrasi adalah proses kerjasama berdasarkan rasionalitas tertentu
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan sumberdaya untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
Beberapa pengertian menurut para ahli :
a. Stephen P. Robbins (1983)
5

Administrasi adalah keseluruhan proses dari aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan


secara efisien dengan dan melalui orang lain.
b. J.E. Walters (1959)
Administrasi adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, penilaian
dan pengendalian suatu usaha
Unsur-Unsur Administrasi:
a.
b.
c.
d.
e.

Skelompok orang
Kerjasama
Pembagian tugas
Kegiatan dalam suatu proses
Tujuan

Perspektif Administrasi dalam Arti Luas


a. Administrasi sebagai proses yaitu keseluruhan proses kegiatan mulai penetapan tujuan
sampai pencapaian
b. Administrasi Sebagai fungsi yaitu tindakan sadar untuk mencapai tujuan
c. Administrasi sebagai institusi yaitu keseluruhan orang dalam satu kesatuan
menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan
C. PRINSIP DAN JENIS ORGANISASI
1. Pengertian
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada
perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa
pendapat sebagai berikut :
a. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya The Executive Functions mengemukakan
bahwa : Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih (I define
organization as a system of cooperatives of two more persons)
b. James D. Mooney mengatakan bahwa : Organization is the form of every human
association for the attainment of common purpose (Organisasi adalah setiap bentuk
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
6

c. Menurut Dimock, organisasi adalah : Organization is the systematic bringing


together of interdependent part to form a unified whole through which authority,
coordination and control may be exercised to achive a given purpose (organisasi
adalah

perpaduan

secara

sistematis

daripada

bagian-bagian

yang

saling

ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui


kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan).
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap
organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
a. Orang-orang (sekumpulan orang),
b. Kerjasama,
c. Tujuan yang ingin dicapai,
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara
orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber
daya yang dimiliki.
2. Ciri-Ciri Organisasi
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan
secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan
(interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan.
c. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran,
tenaga, dan lain-lain.
d. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan.
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
3. Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M.
Williams

yang

mengemukakan

pendapatnya

cukup

lengkap

dalam

bukunya

Organization of Canadian Government Administration (1965), bahwa prinsip-prinsip


organisasi meliputi :
7

a. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.


Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian
tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai
tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan lain lain.
b. Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan,
pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam
pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas
jalannya organisasi secara keseluruhan.
c. Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
seorang atasan saja.
d. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan
pekerjaannya,

sehingga

perlu

dilakukan

pendelegasian

wewenang

kepada

bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil
yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi
kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain,
dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya
lagi.
e. Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab
sepenuhnya kepada atasan.
f. Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian
tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masingmasing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam
pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya
organisasi.
8

g. Prinsip Rentang Pengendalian.


Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang
atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan
tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup
banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
h. Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas
dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari
pekerjaannya.
i. Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung
jawabnya kepada orang lain.
j. Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi.
Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari
organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/
kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak
kompleks) contoh koperasi di suatu desa terpencil, struktur organisasinya akan
berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta,
Bandung, atau Surabaya.
k. Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh
di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi
dalam mencapai tujuannya.
l. Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau
dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
4. Jenis-Jenis Organisasi
Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut :
9

a. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan :


1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua
kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang.
2) bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari
beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai
suatu kesatuan.
b. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan :
1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan
organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam
organisasi,
2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf
pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan
roda organisasi,
3) bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsifungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih
bersifat horizontal.
c. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu :
1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti : organisasi
pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum
2) organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat
pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobby, dll.
d. Berdasarkan tujuan :
1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau profit oriented
2) organisasi sosial atau non profit oriented
e. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu :
1) organisasi pendidikan
2) organisasi kesehatan
3) organisasi pertanian, dan lain lain.
f. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan
2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik
3) Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja
4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
g. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat:

10

1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama


dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi,
2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh
pelanggan, misalnya bank,
3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti
perusahaan-perusahaan
4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama
dinikmati oleh masyarakat umum, seperti organisasi pelayanan kesehatan,
contohnya rumah sakit, Puskesmas, dll.
D. FUNGSI MANAJEMEN
1. Pengertian Manajemen
Ricky W. Griffin dalam Rosemarry (1999) mendefinisikan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam
berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya.
Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya
suatu proses mencapai tujuan tersebut.
Manajemen adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks namun teratur,
sehinggabila manajemen dilaksanakan dengan baik akan mencapai hasil kegiatan yang
maksimal.Menurut Hersey dalam Suyanto (2008), pengertian manajemen adalah suatu
proses melakukan kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui kerjasama dengan orang
lain. Dengan batasan pengertian diatas, kita dapat pahami bahwa manajemen adalah
sebuah pendekatan untuk menyelesaikan tugas secara optimal melalui kerjasama dengan
orang lain atau staf.

2. Sejarah Perkembangan Manajemen

11

Manajemen sebagai suatu ilmu, berkembang dari berbagai ilmu yang melatar
belakanginya seperti ilmu psikologi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya. Berbagai ilmu
tersebut saling berinteraksi dan menghasilkan dasar-dasar manajemen yang berkembang
hingga saat ini termasuk cabang-cabang keilmuannya seperti : Manajemen keperawatan,
keuangan, pemasaran, resiko, industri dan sebagainya.
Perkembangan

manajemen

sebagai

ilmu

yang

dipelajari

secara

ilmiah

diungkapkan oleh Taylor (1911) yang menyebutkan bahwa kegiatan pekerjaan harus
dipelajari sehingga menghasilkan produk yang maksimal dengan pengeluaran energi yang
minimal.
Selain itu, manajemen juga mempelajari bagaimana meningkatkan hasil kerja
dengan memperhatikan faktor motivasi dan kepuasan. Hal ini dipelajari oleh Mc Gregor
(1960) dan didukung oleh Argyris (1964) yang menyatakan bahwa kepuasan dan motivasi
kerja seseorang sangat berpengaruh teradap hasil kerja yang dicapai. Jika harga diri,
otonomi dan kebutuhan staf terpenuhi maka akan tercapai kepuasan dan motivasi kerja
yang tinggi sehingga produktifitas akan meningkat.
3. Fungsi Manajemen
Masing-masing pakar mengidentifikasikan fungsi-fungsi manajemen yang
berbeda-beda. Keperawatan lebih sering mengadopsi fungsi manajemen menurut George
Terry yaitu :
a. Planning
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan
menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan unutk mencapainya. Melalui
perencanaan akan dapat ditetapkan tugas-tugas staf. Dengan tugas tugas ini seorang
pemimpin akan mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi dan evaluasi serta
menetapkan sumber daya yang dibutuhkan

oleh staf dalam menjalankan tugas-

tugasnya.
b. Organizing
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi.
12

c. Actuating (directing, commanding, coordinating)


Actuating atau pergerakan adalah proses memberikan bimbingan kepada staf agar
mereka mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan
keterampilan yang mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia.
d. Controling (pengawasan, monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhaap penyimpangan yang terjadi.
E. PERUBAHAN PARADIGMA ORGANISASI DAN MANAJEMEN YANKES
1. Perubahan Paradigma Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas pokoknya
melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin
dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu atau berkualitas.
Salah satu prinsip organisasi adalah fleksibilitas, artinya organisasi senantiasa dinamis
sesuai dengan dinamika yang ada dalam organisasi dan juga harus memperhatikan perubahan
dari luar organisasi. Salah satu pendorong terjadinya perubahan yang mendasar dalam semua
organisasi di Indonesia adalah terjadinya reformasi nasional pada tahun 1998 yang lalu.
Mengapa reformasi tersebut mempengaruhi semua dimensi kehidupan ?
Sebagaimana yang disampaikan oleh Poeng P. Poerwanto dalam bukunya Reformation : The
Renewal of Thinking Pattern bahwa :
Reformasi adalah suatu perubahan atau restrukturisasi terhadap konsep, strategi atau
kebijakan yang berkaitan dengan berbagai dimensi dari kehidupan bangsa dan negara, yang
mengacu

kepada

tata

nilai,

norma,

budaya,

falsafah

dan

paradigma

yang

mempertimbangkan ancaman dan peluang maupun perkembangan zaman yang harus


dihadapi oleh bangsa
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri reformasi adalah :
a. Terjadinya perubahan konsep, strategi dan kebijakan,
b. Perubahan yang terjadi didasarkan pada tata nilai, norma, budaya dan falsafah kehidupan
masyarakat,
13

c. Munculnya paradigma baru sebagai upaya mengantisipasi berbagai ancaman, dengan


memanfaatkan peluang yang ada.
Perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan menjadi Paradigma Sehat. Dengan paradigma baru ini,
mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan
kesehatan, antara lain :
a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan
kuratif-rehabilitatif
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmente )
berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)
c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah
menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat
d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service
menjadi pembayaran secara pra-upaya
e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan kosumtif menjadi investasi
f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan bergeser
lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership)
g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi otonomi
daerah (decentralization )
h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era
desentralisasi.
Untuk itu, agar organisasi pelayanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit dan
puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal, perlu melakukan
perubahan atau reformasi. Soedarmono Soejitno (2001) mengemukakan bahwa
terdapat lima hal penting yang perlu diantisipasi dalam melakukan perubahan,
yaitu:

a. Masa depan yang sangat berbeda dengan masa kini


Organisasi yang memiliki kreatifitas yang tinggi dan muncul dari dalam organisasi
itu sendiri (orisinil), peka terhadap kecenderungan perubahan yang mungkin terjadi di
masa depan dengan visi yang jelas, akan menjadi pemenang dalam kompetisi. Dalam hal
14

ini organisasi menempatkan manusia sebagai asset dan investasi paling penting dan
berharga.
b. Perlu adanya visi yang dapat memberikan pedoman bagi segala upaya di masa depan.
Satu-satunya cara bagi organisasi untuk memperoleh keunggulan di masa depan
adalah melalui dorongan untuk melakukan inovasi dan peningkatan. Dorongan tersebut
merupakan visi yang akan memberi arah bagi organisasi.
c. Perubahan tata nilai yang akan dianut oleh organisasi di masa depan
Untuk meningkatkan mutu organisasi bukan hanya bertumpu pada; peningkatan
teknologi, struktur, sistem dan proses, melainkan lebih memfokuskan kepada
pengembangan nilai, yaitu; keadilan, kejujuran, integritas dan saling percaya. Organisasi
yang berorientasi nilai-nilai tersebut pada saat sulit akan termotivasi untuk berkonsolidasi
secara saling mendukung (synergists) bukan menjadi terpecah belah.
d. Strategi yang konkrit untuk mewujudkan perubahan
Strategi merupakan upaya untuk mewujudkan visi menjadi kenyataan. Dalam
menentukan strategi secara konkrit, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1) Apa yang harus kita kerjakan sekarang ?
2) Kemampuan baru apa yang harus kita kembangkan ?
3) Kelompok pelanggan baru mana yang harus mulai dipahami kebutuhannya ?
4) Alur distribusi atau jaringan kerja baru mana yang harus mulai digarap ?
e. Bentuk dan struktur baru organisasi di masa depan. Dalam lingkungan yang terus menerus
berubah, struktur organisasi tidak bisa bersifat kaku, tetapi harus mampu melakukan
adaptasi terhadap tuntutan perubahan, baik karena dinamika dalam organisasi sendiri
maupun karena dorongan di luar organisasi. Ada dua hal penting dalam menentukan
bentuk dan struktur baru organisasi, yaitu :
1) Peranan pimpinan, manajer dan pegawai.
Salah satu hal penting kaitannya dengan peranan ini adalah, kriteria dalam
menentukan prestasi seseorang pegawai didasarkan pada:
a) orientasi kepada inovasi
b) orientasi kepada kelompok kerja
c) fokus kepada pelanggan
d) orientasi kepada kemampuan nyata yang dimiliki dan peningkatan ketrampilan
yang menunjang tugas/pekerjaan
2) Pola hirarkhi dalam organisasi:

15

a) Luasnya wawasan, dengan luasnya wawasan seseorang akan memberikan


kemampuan untuk melihat kemungkinan dampak yang lebih jauh dari suatu
keputusan yang diambil.
b) Cakrawala waktu, artinya kemampuan seseorang yang menduduki jabatan atau
tugas/pekerjaan mampu melihat seberapa jauh ke masa depan.
Dalam hal ini, seorang pegawai, misalnya perawat dan bidan yang ada di
rumah sakit/puskesmas yang sehari hari berhadapan dengan pasen (pelanggan)
harus mampu melihat dalam jangka waktu beberapa jam s/d beberapa hari untuk
dapat memuaskan pasen (pelanggan). Seorang Kepala Ruangan/Kasi Perawatan
maupun seorang Kepala Puskesmas bertanggung jawab terhadap proses yang
membantu perawat dan bidan dalam memuaskan pasen tersebut, sedangkan
Direktur RS atau Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota harus mampu melihat
kedepan dalam jangka waktu 3 10 tahun untuk membenahi fungsi-fungsi
organisasi, efektivitas organisasi, melihat dampak organisasi terhadap masyarakat
luas, dan merumuskan pokok-pokok kebijakan yang mendukungnya.
Semakin jelas bahwa rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi
pelayanan kesehatan, apabila ingin tetap mampu menjalankan fungsinya secara
optimal perlu melakukan perubahan dalam organisasi tersebut, terutama
perubahan tata nilai yang dapat menciptakan suasana organisasi yang kondusif,
memiliki visi dan misi yang jelas sebagai pedoman dalam kegiatan ke masa depan,
menetapkan strategi yang konkrit, dan juga perubahan strukur yang mendukung
tujuan dan visi organisasi.
2. Ruang Lingkup Manajemen Pelayanan Kesehatan dan Kebijakkannya
a. Ruang Lingkup
1) Manajemen Personalia (Mengurusi SDM)
Suatu ilmu seni untuk melaksanakan antara planning, controlling sehingga
efektivitas dan efisiensi personalia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dalam
pencapaian tujuan.
2) Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan proses untuk memahami tentang apa yang terjadi
di sekeliling kita untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis dan juga
menjelaskan berbagai fakta dan informasi.
3) Manajemen Logistik (mengurusi logistik obat dan peralatan)
16

Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi
untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kefisienan dan kefektifan
penyimpanan

dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik

permulaan (poin of origin) hingga titik konsumsi (point of Consumtion) dalam


tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan
4) Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (mengurusi
pelayanan kesehatan)
b. Kebijakkan
Sebagai salah satu kebijakan kabinet, reformasi pembangunan kesehatan di atas
merupakan kebijakan yang perlu dimonitor terus menerus. Pusat Manajemen
Pelayanan Kesehatan akan melakukan monitoring ini dengan melakukan pendekatan
pada peran pelaku dalam sistem tata kelola (good governance) di sektor pelayanan
kesehatan. Para pelaku tersebut adalah: (1) Penyusun kebijakan dan pemegang fungsi
regulasi dalam sistem kesehatan; (2) Pemberi pelayanan kesehatan yang berupa RS
pemerintah dan swasta, serta lembaga-lembaga pelayanan kesehatan lainnya; (3)
Pemberi pendanaan untuk sektor kesehatan; dan (4) LSM dan ikatan profesi di sektor
kesehatan.
Pendekatan untuk memberikan masukan dalam Tujuh reformasi pembangunan
kesehatan tersebut di atas dirinci dengan berbagai kegiatan sebagai berikut:
1) Penguatan Kementrian Kesehatan dan Dinas Kesehatan sebagai penyusun
kebijakan dan pemegang fungsi regulasi sistem kesehatan, termasuk cara
melakukan surveilans. Penguatan organisasi pelayanan kesehatan yang
mencakup: (1) Penguatan RS pemerintah melalui penggunaan Badan Layanan
Umum; dan (2) penguatan lembaga pelayanan kesehatan swasta.
2) Penguatan ikatan profesi, termasuk hubungan profesi dengan lembaga
pelayanan kesehatan dan pemerintah. Penguatan ikatan profesi ini berhubungan
dengan program ketersediaan SDM dan untuk mencapai world class health care
untuk pelayanan bagi seluruh lapisan masyarakat.
17

3) Penguatan sistem dan cara pembayaran pada tenaga kesehatan. Penguatan ini
terkait erat dengan keberpihakan kepada daerah tertinggal perbatasan dan
kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK).
Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan
1. Dasar Hukum
a. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982
Tentang berlakunya Sistem Kesehatan Nasional
b. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia
c. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
e. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangperimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah
f. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. /SK/IV/2000 tentang
Pembangunan

Kesehatan

7.Keputusan

Menuju

Menteri

Kes/SK/X/2001

tentang

Indonesia

Kesehatan
Susunan

Sehat

RI.

tahun

No

organisasi

2010

1277/Men.

dan

Tata

Kerja

Departemen Kesehatan.

2. Memutuskan
a. Keputusan
Sistem
dimaksud

Menteri

Kesehatan

Kesehatan

Nasional

agar

digunakan

tentang

Sistem

Dimaksud
sebagai

Kesehatan

dalam

pedoman

bagi

diktum
semua

dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia


b. KePutusan
ini
berlaku
mulai
pada
tanggal
ditetapkan
ketentuan
apabila

akan

diadakan

dikemudian

perubahan
hari

ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).

18

sebagaimana
terdapat

Nasional
kedua
pihak
dengan
mestinya
kekeliruan

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Administrasi adalah kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, manusia, harta
kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi, sedangakan manajemen merupakan
kegiatan yang sangat kompleks namun teratur, sehingga bila manajemen dilaksanakan dengan
baik akan menncapai hasil kegiatan yang maksimal.
2. Pengertian administrasi dalam arti sempit, administrasi tidak lebih dari kegiatan
ketatausahaan (clerical works), biasanya menyangkut tugas pekerjaan/urusan keuangan,
kepegawaian, kearsipan, dokumentasi, logistik, korespondensi, teknis, operasional
program, layanan informasi yang bersifat administrasi. Sedangakan penengertian
dministrasi dalam arti luas adalah proses kerjasama berdasarkan rasionalitas tertentu yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan sumberdaya untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
3.Adapun prinsip dari organisasi adalah:
c. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
d. Prinsip Skala Hirarkhi.
e. Prinsip Kesatuan Perintah.
f. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
g. Prinsip Pertanggungjawaban.
h. Prinsip Pembagian Pekerjaan.
i. Prinsip Rentang Pengendalian.
j. Prinsip Fungsional.
k. Prinsip Pemisahan.
19

l. Prinsip Keseimbangan.
m. Prinsip Fleksibilitas
n. Prinsip Kepemimpinan.
Sedangakan jenis-jenis dari organisasi antara lain:
a. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan
b. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan
c. Berdasarkan sifat hubungan personal
d. Berdasarkan tujuan
e. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu
4. Fungsi manajemen yaitu Planning (merumuskan tujuan organisasi), Organizing (Rangkaian
kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya), Actuating (proses memberikan
bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugastugasnya) dan Controling (Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhaap penyimpangan yang
terjadi).
5. Perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong
terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan.
Paradima ini sejalan dengan lingkup manajemen yaitu: Manajemen Personalia (Mengurusi
SDM), Manajemen Keuangan, Manajemen Logistik (mengurusi logistik obat dan peralatan,
dan manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (mengurusi pelayanan
kesehatan)
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan yang nantinya akan terjun langsung dalam pemberian
asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan hendaknya senantiasa
memahami konsep administrasi dan manajemen dalam pemberian pelayanan kesehatan. Hal
ini akan sangat bermanfaat untuk pencapaian lingkungan dan masyarakat yang sehat serta
tercapainya nilai terapeutik yang maksimal dalam kesembuhan klien.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa terhadap
administrasi dan manajemen sehingga mahasiswa dapat menerapkan konses-konsep dasar dan
umum dalam pengembangan mutu pelayanan kesehatan

20

Anda mungkin juga menyukai