Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR

MIKROEKONOMI

Pasar Persaingan
Sempurna
(Perfect Competition)
MODUL 10

Oleh:
Sahibul Munir

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

2008

Pemaksumuman Keuntungan
Secara rasional suatu perusahaan akan memproduksi suatu output jika
kegiatan tersebut dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan bila
dibandingkan dengan tidak memproduksi sama sekali.
Apabila perusahaan tidak melakukan kegiatan produksi sama sekali, maka
ia akan menderita kerugian sebesar fixed cost yang harus ditanggungnya.
Namun kalau perusahaan tersebut memproduksi suatu output maka ia akan
mempunyai beban sebesar fixed cost ditambah variabel cost.
Jika penerimaan (total revenue) yang diperoleh perusahaan lebih
besar dari total variabel costnya,
costnya maka akan lebih menguntungkan
bagi perusahaan untuk terus berproduksi, dari pada ia tidak berpoduksi sama
sekali. Dengan adanya kegiatan produksi tersebut perusahaan akan dapat
menutup sebagian dari beban fixed costnya. Tetapi apabila total revenuerevenue
nya lebih kecil dari total variabel cost-nya
(TR<TVC), maka
costsebaiknya perusahaan tersebut harus menghentikan kegiatan produksinya. Sebab
kalau kegiatan ini diteruskan ia akan menderita kerugian yang lebih besar bila
dibandingkan dengan tidak berproduksi atau menyetop kegiatannya.

Setelah

diketahui,

bahwa

perusahaan

layak

untuk

berproduksi maka langkah berikutnya adalah menentukan


berapa

besarnya

output

yang

harus

diproduksi

agar

dicapai/diperoleh keuntungan yang maksimum.


Untuk maksud tersebut perusahaan harus membandingkan antara
revenue yang diterimanya dengan biaya yang harus dikeluarkannya. Secara
rasional perusahaan akan terus menaikan volume produksinya (outputnya)
selama ia masih memperoleh keuntungan dari unit tambahan yang
diproduksinya. Jadi ia harus terus berproduksi selama masih diperoleh
tambahan keuntunan dari setiap unit tambahan output yang diproduksinya,
dengan kata lain selama MR > MC.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

MR : Perubahaan (penambahan/pengurangan) penerimaan akibat adanya


perubahan (penambahan/pengurangan) penjualan output sebanyak satu
unit.

MC

: Perubahan (penambahan/pengurangan) biaya akibat adanya perubahan


(penambahan/pengurangan) output sebanyak satu unit.

1. Pada saat MR>MC (tambahan penghasilan lebih besar dari tamabahan


biaya) jika produksi terus dinaikan maka keuntungan akan terus
bertambah(naik) artinya belum mencapai kondisi maksimum.
2. Tetapi pada saat MR<MC(tambahan penghasilan lebih kecil dari biaya) jika
produksi terus dinaikan maka kerugian perusahaan terus bertambah atau
dengan kata lain keuntungan perusahaan terus menurun artinya telah
melewati kondisi maksimum.
3. Berdasarkan kondisi point (1) dan (2) tersebut maka kondisi profit
maksimum tercapai pada saat MR=MC.
Dengan demikian upaya untuk menaikan ouput (kegiatan berproduksi) tersebut
dapat terus dilakukan hingga/sampai dengan kondisi MR=MC.
Jadi pada saat MR = MC keuntungan yang dicapai peruahaan adalah
maksimum.
maksimum

Syarat Pemaksimuman Profit.


Profit
1. Harga jual (P) paling sedikit adalah sama dengan biaya variabel rata-rata atau
( P AVC )
2. MR = MC
3. Kurva MC memotong kurva MR dari bawah
4. Syarat tersebut harus dipenuhi oleh perusahaan yang ingin mencapai
keuntungan maksimum dalam struktur pasar manapun juga.

Syarat pemaksimuman keuntungan secara


matematis
1). Turunan pertama dari fungsi profit = 0, atau
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

0
Q

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

2
2). Turunan kedua dari fungsi profit < 0 atau
0
2
Q
TR TC

TR TC

0
Q
Q
Q
TR
TC
MR dan
MC
Q
Q

MR MC 0
Q

MR MC syarat profit

maksimum

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


Pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar atau industri dimana
terdapat banyak penjual dan pembeli dan setiap penjual ataupun pembeli tidak
dapat mempengaruhi keadaan dipasar, sehingga :

1. Jumlah produsen banyak sekali dan volume produksi setiap produsen


(perusahaan) merupakan bagian terkecil dari produks yang diperjualbelikan
dipasar.

2. Setiap perusahaan menghasilkan produk yang sama (identical products),


sehingga hasil produksi satu perusahaan merupakan substitusi sempurna
bagi hasil produksi perusahaan yang lain.
3. Para pembeli (konsumen) mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang
keadaan pasar.

Berdasarkan asumsi (sifat) tersebut diatas, akan terdapat implikasi :


PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

1.

Seorang produsen (secara individual), tidak bisa mempengaruhi harga


yang berlaku dipasar setiap perusahaan adalah price taker.

2.

Kurva permintaan setiap perusahaan adalah horizontal yang berarti bahwa


perusahaan tersebut dapat menjual outputnya berapapun banyaknya,
pada tingkat harga yang berlaku di pasar tersebut, tanpa mengakibatkan
penurunan harga.

3.

Keputusan yang harus diambil oleh seorang produsen untuk mencapai


keuntungan yang maksimum adalah berapa volume (jumlah) output yang
harus diproduksinya, pada harga yang sudah tertentu tersebut.

Keseimbangan seorang produsen dan


keseimbangan pasar.
Dalam membahas pasar persaingan sempurna harus dibedakan antara :
(i) Keseimbangan (ekuilibrium) perusahaan secara individual.
(ii) Keseimbangan

(ekuilibrium)

pasar, yaitu posisi keseimbangan

antara

penawaran dan permintaan dipasar tersebut.


Perusahaan secara individual dikatakan mencapai posisi keseimbangan apabila
perusahaan tersebut mencapai keuntungan yang maksimum.
Suatu pasar persaingan sempurna mencapai posisi keseimbangan apabila :
1. Semua perusahaan berada dalam posisi keseimbangan.
2. Jumlah total output (produksi) masing-masing perusahaan tersebut sama
dengan jumlah total permintaan konsumen (S=D)
Gambar.1. Kurva permintaan (demand curve) sebuah perusahaan persaingan
sempurna dan ekuilibrium permintaan dan penawaran dipasar.

P
S
P

Kurva Permintaan Seorang


Produsen

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Keseimbangan PermintaanIr. Sahibul Munir, SE.Penawaran


M.Si.
PENGANTAR MIKROEKONOMI

Pada harga P yaitu harga terbentuk dipasar melalui keseimbangan permintaan


(D)

dan penawaran (S), perusahaan/produsen individual hanya penerima

harga(price taker).
Jadi kurva permintaan perusahaan merupakan garis horizontal pada tingkat harga
P tersebut. Karena bentuk kurva permintaannya yang demikian (horizontal),
maka elastisitas permintaannya disebut elastis sempurna.
Kurva permintaan (demand curve) industri tidak berbentuk datar, tetapi
menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini karena suatu industri dalam
struktur pasar persaingan sempurna mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi
keadaan dipasar. Jadi apabila harga turun, maka akan dapat menaikan
permintaan yang ada dipasar. Sehingga dalam industri terdapat hubungan antara
harga dengan jumlah yang diminta, keadaan ini berlaku untuk satu perusahaan.

Hubungan P dengan TR, AR dan MR Dalam


Pasar Persaingan Sempurna.
1. TR(Total Revenue)/Hasil Penjualan.

TR =PxQ
2. AR(Average Revenue)/Hasil Penjualan Rata-rata.

AR =
TR/Q=(P.Q)/Q=P
3.MR(Marginal Revenue)/Hasil Penjualan Marjinal.

MR =TR/Q= dTR/dQ

TR ( PxQ)
Q
P

P.
Q.
Q
Q
Q
Q

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

Karena didalam pasar persaingan sempurna itu P(harga) sudah ditentukan oleh
pasar (P konstan), maka

P
0 sehingga :
Q

TR
Q
P.
Q (0)
Q
Q
TR
P (1) Q (0) P
Q

MR = P

Jadi didalam pasar persaingan


sempurna

P=MR=A
R
Keseimbangan Jangka
Pendek
Dalam analisa jangka pendek (short run) dianggap bahwa setiap
produsen tidak bisa menambah kapasitas pabriknya dan tidak mungkin bagi
produsen-produsen baru untuk membangun pabrik-pabrik baru (masuk kedalam
pasar).
Keseimbangan (ekuilibrium) dalam jangka pendek terjadi apabila keuntungan
jangka pendek perusahaan adalah maksimum.
Posisi keseimbangan jangka pendek tercapai apabila MR = MC.
Kurva permintaan (demand curve) industri tidak berbentuk daftar, tetapi
menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini karena suatu industri dalam
struktur pasar persaingan sempurna mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi
dan dipengaruhi keadaan dipasar. Jadi apabila harga turun, maka akan dapat
menaikan permintaan yang ada dipasar. Sehingga dalam industri terdapat
hubungan yang negatif antara harga dengan jumlah yang diminta. Keadaan ini
tidak berlaku untuk satu perusahaan.
Gb. 1. Keuntungan Maksimum Produsen Dalam Pasar
Persaingan Sempurna.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

Rp

Area profit

BPEA

AC

MC

E
P

P =AR=MR=D

MC=MR

Profit() = TRTC
TR= P x Q
P : harga per unit, dan Q : jumlah output yang terjual.
TC = AC X Q
AC = biaya produksi per unit(Average Variable Cost)
TR = OP x OQ =
Profit()=

OPEQ dan TC = OB x OQ =

OPEQ -

OBAQ =

OBAQ

BPEA

Dalam gambar tersebut, MC=MR berada pada titik E, yaitu pada waktu volume
output yang dihasilkan produsen individual sebesar Q unit. Pada keadaan
keseimbangan dititik E terlihat bahwa MC memotong MR dari bawah.
Selama MR>MC, atau kurva MR berada diatas kurva MC, sebaiknya
perusahaan harus terus menaikan outputnya. Karena penambahan dalam
TR >penambahan dalam TC, sehinga dengan adanya peningkatan output
tersebut keuntungan total-nya akan tetap naik.
Tetapi setelah titik ekuilibrium tercapai, maka MR akan menjadi lebih kecil dari
MC, dan jika perusahaan terus menaikan outputnya melebihi Q unit, maka
keuntungan

totalnya

akan

menurun.

Jelaslah

bahwa

keuntungan

perusahaan yang maksimum terjadi pada waktu MC=MR, dan volume


produksinya ialah sebesar Q unit.
Besarnya keuntungan per-unit yang diterima perusahaan ialah jarak EA atau
PB, dan keuntungan total-nya ialah luas bidang segi empat BPEA
Dalam keadaan MC=MR dan AR=P lebih besar dari AC, maka
keuntungan maksimum tersebut merupakan keadaan yang ideal bagi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna didalam jangka


pendek.

Berbagai Kondisi Usaha


Perusahaan
1. Perusahaan memperoleh Super Profit(TR>TC).
Suatu perusahaan secara ekonomi dikatakan memperoleh super profit
apabila TR lebih besar dari TC atau P lebih besar dari AC. Gambar perusahaan
yang memperoleh super profit ditunjukan oleh gambar 1 diatas.

2.

Perusahaan

memperoleh

Keuntungan Normal.
P

AC
MC
E

P=MR=AR=D

MC=MR

Gb.2 Perush.memeperoleh Normal


Profit.
Suatu perusahaan secara ekonomi dikatakan memperoleh normal profit apabila
TR = TC atau P=AC, karena didalam struktur biaya tersebut sudah termasuk
biaya implisit yang harus dianggarkan meskipun pihak perusahaan tidak
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

melakukan pengeluran pembayaran atas biaya tersebut. Didalam ilmu keuangan


atau akuntansi normal profit atau zero economic profit

ini disebut juga

breakeven point.
TR= P x Q = OP x OQ =

OPEQ

TC= AC x Q = OP x OQ =

OPEQ

Karena TR=TC maka perusahaan hanya memperoleh normal profit.

3. Rugi Tetapi Lebih Baik Untuk Terus Beroperasi


(AVC<P< AC) dan (AC = AFC + AVC)
Jika harga jual (P) output masih lebih besar dari biaya rata-rata variabel
(AVC), maka masih lebh menguntungkan bagi perusahaan untuk terus beroperasi
(berproduksi) dari pada menutup usahanya. Karena dengan terus berproduksi,
perusahaan akan dapat menutup sebagian dari fixed cost yang harus
ditanggungnya, yaitu diperoleh dari selisih antara revenue yang diperolehnya
dengan variabel cost yang telah dikeluarkannya.
Sedangkan tidak berproduksi, perusahaan akan menderita kerugian
sebesar beban total fixed costnya. Jadi dalam jangka pendek selama P masih
lebih besar dari AVC, meskipun lebih kecil dari AC, perusahaan sebaiknya harus
terus beroperasi.

AC

Harga
MC
A

P1
E

P2

P3

AVC

MR=P=AR=D

MC=MR

MR=P=AR=D

Gb. 3 Perusahaan merugi tetapi lebih menguntungkan


jika terus beroperasi dari pada menutupnya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

10

TR = PXQ = OP2XOQ =

OP2EQ

TC = ACXQ = OP1XOQ =

OP1AQ

Karena TC > TR maka perusahaan menderita kerugian sebesar selisih antara


TC dengan TR sebesar =
TC = TVC + TFC

P3P2EB

TFC = TC TVC

TVC = AVC X Q = OP3 X OQ =


TFC =

OP1AQ -

OP3BQ

OP3BQ =

P3P1AB

P3P2EB : kelebihan/sisa pembayaran untuk variabel cost (TR-TVC) yang


dapat dipergunakan untuk menutup sebagian fixed cost yang harus
ditanggungnya.
Tetapi kalau dipasar menjadi P3 atau lebih kecil sehingga lebih kecil dari
AVC, berarti harga sudah begitu rendahnya sehingga penerimaan dari hasil
penjualan output, tidak bisa digunakan untuk menutup variabel cost-nya. Kalau
demikian keadaannya, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk
menghentikan produksinya, karena dengan demikian ia hanya akan menderita
kerugian sebesar fixed cost-nya saja. Jika ia terus beroperasi ia juga harus
membayar sebagian variabel cost yang dikeluarkannya. Jadi kerugiannya akan
lebih besar bila terus beroperasi.
Dalam jangka panjang tidak satu perusahaan pun yang bersedia
(mampu) menanggung kerugian selama-lamanya. Apabila harga jangka panjang
lebih kecil dari AVC maka dalam jangka panjang perusahaan akan berhenti
berproduksi shut down point atau posisi dimana produsen mulai menghentikan
produksnya adalah titik S untuk jangka pendek yaitu pada saat AR = AVC = P.
Sedangkan harga P3 disebut sebagai shutdown price dalam jangka pendek
dari perusahaan dalam persaingan sempurna.

4. Perusahaan Mulai Tutup Usaha (Shut


Down Point)
Suatu perusahaan harus mulai menutup usahanya jika harga jual produknya
hanya sebesar biaya variabel rata-ratanya(P=AVC) atau lebih kecil. Sebab bila
kondisi yang demikian ini diteruskan maka perusahaan akan menderita kerugian
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

11

sebesar total fixed cost(TFC)nya atau lebih, sehingga lebih baik untuk menutup
usaha, seperti ditunjukan oleh gambar 4. dibawah ini.
TR= P x Q = OP x OQ = segi empat OPEQ
TC = AC x Q = OA x OQ = segi empat OABQ
Kerugian yang diderita oleh perusahaan : segi empat PABE
TVC = AVC x Q = OP x OQ = segi empat OPEQ
TFC = TC TVC = segi empat PABE

AC

MC

AVC

A
E

D=P=MR

Shut down point


Q
O

Gb.4. Perusahaan Tutup Usaha

Kurva Penawaran Perusahaan


Dalam jangka pendek kurva penawaran (kurva supply) perusahaan
adalah kurva MC dibagikan atas dari AVC. Perusahaan yng berada dalam
keseimbangan/ ekuilibrium akan berproduksi hingga MC=MR=P=D.
Perusahaan akan mau berproduksi jika harga masih lebih tinggi dari AVC. Jadi
titik-titik potong antara MC=P=MR pada bagian atas perpotongan MC dan AVC,
menunjukan berbagai tingkat output yang ditawarkan perusahaan pada berbagai
tingkat harga tersebut, seperti terlihat dalam gambar berikut :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

12

Gb. 4 Kurva Penawaran Suatu Perusahaan Dalam Pasar


Persaingan Sempurna
MC=Kurva S

Harga

AVC

P3
P2

MR3=D3 = P3

P1

MR1=D1=P1

MR2=D2 =P2

Q1

Q2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Q3

Ir. Sahibul Munir, SE. M.Si.

PENGANTAR MIKROEKONOMI

13

Anda mungkin juga menyukai