PENDAHULUAN
Tujuan
Untuk memberikan informasi mengenai banyaknya komponen
dalam analisa kualitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori
Kromatografi lapis tipis adalah suatu metode pemisahan yang
menggunakan plat atau lempeng kaca yang sudah dilapiskan adsorben
yang bertindak sebagaifasa diam. Fase bergerak ke atas sepanjang fase
diam danterbentuklah kromatogram. Metode ini sederhana, cepat dalam
pemisahandan sensitif (Khopkar, 1990). Kromatografi lapis tipis adalah
metode pemisahan fitokimia. Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan
berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat
gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah,
berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita (awal), kemudian pelat
dimasukkan
pengembang
di
dalam
yang
bejana
cocok
(fase
tertutup
gerak).
rapat
yang
Pemisahan
berisi
larutan
terjadi
selama
hingga
jarak
eluen
dari
batasplat
mencapai
10-15
cm.
dikembangkan
dan
divisualisasikan,identitas
noda
dinyatakan
Fase
diam
untuk
kromatografi
lapis
tipis
seringkali
juga
diam
yang
digunakan
dalam
KLT
merupakan
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1.
Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
- Plat KLT
- UV source
- Pipa Kapiler
- Chamber
3.1.2. Bahan
- Simplisia hasil kromatografi kolom
- Eluen :
3.2. Cara Kerja
- Cuplikan Ditotolkan menggunakan pipet kapiler dengan jarak
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Gambar Hasil KLT
Eluen :
Fase Diam : Silika Gel
Rf : 0
4.2. Pembahasan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan
campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui
kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga merupakan
analisis
cepat
yang
memerlukan
bahan
sangat
sedikit,
baik
sebagai
metode
untuk
mencapai
hasil
kualitatif,
dan
sistem
penyangga
yang
akan
dipakai
dalam
atau
eluennya
yang
digunakan
adalah
dengan
batuk,
bronkitis,
perut
kembung,
diare,
perut
mulas,
bor-neol,
kamfora,
floroasetofenon
dimetil
eter,
pipet
kapiler dengan jarak 15 mm dari tepi bawah plat KLT, kemudian spot
dikeringkan dengan pengering udara, lalu dikembangkan secara
tegak lurus pada garis cuplikan dalam bejana pemisah yang telah
dijenuhkan dengan fase gerak, kemudian ditentukan harga Rf, dan
untuk menampakkan noda menggunakan lampu UV dengan panjang
gelombang 254nm. Dari hasil praktikum, pada plat KLT tidak
terdapat bercak/noda yang terdeteksi, hal ini mungkin dikarenakan
karena kesalahan awal pengerjaan maserasi terjadi kejenuhan
sehingga zat aktif yang ditarik hanya sedikit, atau kesalahan pada
pengerjaan pada kromatografi kolom. Konsentrasi larutan simplisia
sangat berpengaruh pada hasil kromatografi kolom, sehingga dalam
pengerjaannya
konsentasi
atau
perbandingan
eluen
harus
sembung
mengandung
flavonoid
atau
tidak,
senyawa
dalam
plat
KLT,
sehingga
dalam
engujiannya
harus
BAB V
PENUTUP
Simpulan
Daun sembung merupakan minyak atsiri yang mengandung borneol, kamfora, floroasetofenon dimetil eter, seskuiterpenlakton, diterpen,
triterpen, sterol, paraffin, saponin, golongan fenolik turunan asam
sinamat, sehingga mudah menguap jika terlalu lama kontak dengan udara
luar,
untuk
pengujian
KLT
tidak
diperolah
bercak
sama
sekali,
DAFTAR PUSTAKA
2012.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: ITB Bandung .
Ismiarni. 2010. Kromatografi
(Dasar). alamlearning.blogspot.com/search/label/ chromatography.
Universitas Indonesia.
Soebagio, dkk. 2000. Kimia Analitik II. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Stahl, E., "Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopik",
terjemahan K. Radmawinata dan I. Soediso, penerbit ITB, Bandung,
1985, 3-18. 15.