PENDAHULUAN
Sebuah tangki diisi dengan air sampai dengan ketinggian tertentu. Pada dasar tangki
tersebut dibuat lubang kecil. Menurut Hukum Torricelli kecepatan air yang keluar dari lubang
dipengaruhi oleh ketinggian air. Kecepatan air yang keluar semakin lama semakin kecil, sesuai
dengan penurunan ketinggian air. Meskipun tanki mempunyai volume, tinggi dan luas penampang
saluran keluar air yang sama, diperlukan waktu yang berbeda untuk mengosongkan tangki. Dalam
situasi tertentu diperlukan bentuk tangki yang memberikan waktu pengosongan minimal. Groetsch
(2008) dalam tulisannya membahas tentang depletion ratio. Uraian dalam tulisan ini dibatasi pada
model matematika waktu pengosongan tangki air dan depletion ratio. Selanjutnya jika depletion
ratio tangki diketahui maka dapat ditentukan bentuk geometri tangki tersebut.
PEMBAHASAN
Hukum Torricelli
P0
i
H
h
j
P0
Gambar 1
Sebuah tangki seperti pada gambar 1 diberi lubang kecil dibagian bawahnya. Tangki tersebut diisi
air sampai dengan ketinggian tertentu. Misalkan i adalah titik awal pada permukaan air, dan j
adalah titik pada lubang. h menyatakan ketinggian air dan h merupakan fungsi dari waktu. Karena
lubang sangat kecil maka kecepatan turunnya air di i juga cukup kecil. Karena permukaan air di i
dan di j langsung berhubungan dengan udara luar, maka tekanan di titik i (Pi) dan tekanan dititik j
(Pj) akan sama yaitu sama dengan tekanan udara luar (P0). Sehingga P
=
P=
P0 . Dengan
i
j
M-197
menggunakan persamaan Bernoulli (Massey,1989) diperoleh (gesekan antara air dengan tangki
diabaikan) :
1
1
Pi + m vi 2 + m g hi =+
Pj
m v j2 + m g hj
2
2
v
=
0
dan
,
maka
Karena P
=
P
=
P
i
i
j
0
1
P0 + 0 + m g hi = P0 + m v j 2 + m g h j
2
1 2
=
vj
g (hi h j )
2
Maka
Sehingga v j = 2 g h dengan h= hi h j
Karena kecepatan di j bergantung nilai h maka v j dapat diganti oleh vh atau secara umum ditulis
v.
Jadi, vh= v=
2gh
Persamaan ini ditemukan oleh Evangelista Torricelli (1608-1647) pada tahun 1640, yang kemudian
popular disebut sebagai Hukum Torricelli.
Model Matematika Waktu Pengosongan Tangki dan Depletion ratio
Perhatikan gambar 1, misalkan H adalah tinggi tangki, H positif, h adalah tinggi air pada saat t, dan
A adalah luas penampang tangki. Jika dalam selang waktu t, ketinggian air turun sebesar h,
maka penurunan volume air selama selang waktu t adalah:
dari volume air yang keluar dari lubang selama selang waktu t. Jika kecepatan air keluar dari
lubang pada saat ketinggian air h adalah v dan a adalah luas lubang yang ada pada dasar tangki
maka volume air yang keluar dari lubang selama selang waktu t menjadi:
V = a. v. t
h
H
f(h)
Gambar 2
{( f ( h ) , h ) : h [0, H ]} ,f
positif pada (0,H] diputar terhadap sumbu vertikal maka diperoleh suatu benda putar.
Dalam bentuk integral volume benda putar yang terbentuk dari kurva pada gambar 2 adalah
h
V = f ( s ) ds
2
Karena v = 2 g h
persamaan V = a. v. t menjadi:
M-198
2
f ( s ) ds =
a 2 g h t
0
2
d
a 2gh
( f ( s ) ) ds =
dt 0
Disederhanakan menjadi
( f ( h ) )
dh
a 2gh
=
dt
Maka
( f ( h ))
dt =
a 2g
(1)
dh
Jika tangki diisi air sampai ketinggian y, dengan waktu pengosongan T ( y ) , maka
T ( y) =
dt
T ( y)
Dengan mensubtitusi persamaan (1) ke T ( y ) dan mengingat bahwa pada saat t = 0 , ketinggian air
adalah y dan pada saat T ( y ) , ketinggian air adalah 0, maka diperoleh
T ( y) =
a 2g
( f ( h ))
dh
Jika tangki dikosongkan maka ketinggian air akan menurun secara kontinu, akibatnya kecepatan air
juga menurun. Atau dengan kata lain kecepatan air keluar semakin lama semakin kecil, sesuai
dengan penurunan ketinggian air. Sehingga jika kecepatan keluar air adalah tetap, dimana
kecepatan awal menjadi a 2 g y , maka waktu pengosongan T * ( y ) berbentuk
y
T* ( y) =
( f ( h ) ) dh
2
a 2g y
Sekarang anggap kecepatan air keluar tetap, maka depletion ratio adalah perbandingan waktu
pengosongan apabila kecepatan keluar air berubah terhadap ketinggian dengan waktu pengosongan
apabila kecepatan keluar air tetap. Sehingga depletio ratio,
y
T ( y)
T
( y)
T ( y)
T* ( y)
( f ( h ))
adalah
dh
( f ( h ))
dh
Misalkan
h= s , 0 s y
2
atau
h = s, 0 s
y,
maka
dh = 2 s ds
dan
(2)
tulis
T ( y)
g (s) = f s
( y)
y
=
g ( s ) s ds
0
(3)
s g ( s ) ds
M-199
Beberapa Sifat
Misalkan perbandingan waktu pengosongan
jika u =
T ( y)
T* ( y)
y maka
u
u g ( s ) ds
k (u ) =
untuk u > 0
s g ( s ) ds
(4)
Karena fungsi f kontinu pada [ 0, H ] dan positif pada ( 0, H ] , fungsi g kontinu pada 0, H
m
Ingat kembali bahwa fungsi f dikatakan homogen berderajat m jika f ( s ) = f ( s ) untuk
m
.
4
Bukti:
()
Perhatikan bahwa g ( s ) = f ( s )
m
.
4
Maka
1
1 2
f ( s ) = g ( s ) 2
1 m 1 2
f ( s ) = 2 g s 2
1 2
= g s2
m
4
2 1. 2 2
= f s2
m
4
m
4
f (s)
m
Atau f homogen berderajat 4 .
( ) Akan ditunjukkan
jika f berderajat
Karena g ( s ) = f ( s )
M-200
2 2
m
, maka g homogen berderajat m.
4
Dan f berderajat
m
, maka
4
g ( s ) = 2
( )
( )
m
2
f (s)
m
4
( )
( f ( s ))
=m
f 2 s2
2
= m g (s)
Atau g homogen berderajat m.
Selanjutnya misalkan dipilih variabel s = u w dengan u =
k (u ) =
g ( u w) dw
0
w g ( u w) dw
(5)
Sifat 2:
(2 k ) .
m
, m suatu nilai tertentu, dengan m =
4
( k 1)
Bukti:
Dari persamaan (4) diperoleh
u
k s g ( s ) ds = u g ( s ) ds
Jika diturunkan
u
d u
d
k
s
g
s
ds
( ) =
u g ( s ) ds
du 0
du 0
,
diperoleh
u
( k 1) u g ( u ) =
g ( s ) ds
0
Sehingga
u
Jadi
u
g (u ) =
g ( s ) ds
0
( k 1) u
Karena g adalah hasil bagi dua fungsi yang dapat diturunkan, maka g juga memiliki turunan,
yaitu :
M-201
g ' (u ) =
Maka diperoleh
g ' (u ) =
g ( u )( k 1) u ( k 1) g ( s ) ds
( ( k 1) u )
g ( u )( k 1) u ( k 1)( k 1) u g ( u )
( ( k 1) u )
Sehingga
(2 k )
( k 1)
(2 k ) .
m
g ' (u ) g (u ) =
0 dengan m =
u
( k 1)
g ' (u )
Maka
1
g (u ) =
0
u
m
g (u ) =
0
u
Jika diintegralkan maka diperoleh ln =
g ( u ) m ln u + ln C
Selanjutnya akan dicari solusi dari g ' ( u )
Sehingga
g ( u ) = Cu m
(2 k )
( k 1)
Jadi, jika k(u) konstan maka g homogen berderajat m dan menurut sifat (1) fungsi f homogen
berderajat
m
.
4
10
2
10
9
Jika =
k
1,1 , maka
8 , dan g ( u ) = C u 8
m =
=
9
10
1
9
2
Sehingga f ( h ) = C h untuk suatu konstanta C , pilih C = 2 . Dengan demikian tangki dengan
k=
10
apabila digambar dalam bentuk benda putar akan berbentuk seperti tampak pada
9
h
gambar 4 berikut:
f
f(h))
Jika k = 1.2 =
maka m
2 (1.2 ) )
(=
( (1.2 ) 1)
4 , dan g=
um C u4
( u ) C=
k = 1.2 akan berbentuk kerucut terbalik. Seperti tampak pada gambar 3 berikut:
h
M-202
H
Jika k = 1.4 =
maka m
2 (1.4 ) )
(=
(1.4 1)
3
3
, dan g ( u ) = C u 2
2
f
f (h)
Jika k = 2 maka
=
m
2 2)
(=
( 2 1)
Gambar 5
0 , dan g =
u m C=
u0 C
( u ) C=
f(h
( 2 3.2 ) =
( 3.2 1)
6
44
Gambar 6
6
, dan g ( u ) = C u 11
11
f(h))
Dengan memanfaatkan depletion ratio diperoleh bentuk tangki yang berbeda-beda. Kecepatan
waktu pengosongan tangki juga dapat dilihat dari depletion ratio. Semakin besar depletion ratio
maka semakin lambat waktu pengosongan tangki. Sebagai contoh tangki yang berbentuk kerucut
terbalik depletion rationya lebih kecil daripada tangki yang berbentuk silinder, berarti tangki yang
berbentuk kerucut terbalik mempunyai waktu pengosongan lebih cepat daripada tangki yang
berbentuk silinder.
KESIMPULAN
Berdasarkan Hukum Torricelli, kecepatan air keluar dari tangki dipengaruhi oleh ketinggian air
dalam tangki. Lebih tepatnya kecepatan air keluar dari tangki berbanding lurus dengan akar dari
ketinggian air dalam tangki. Waktu pengosongan tangki dipengaruhi oleh ketinggian air dan
bentuk tangki. Tangki berbentuk silinder jika depletion ratio = 2, berbentuk kerucut terbalik jika
depletion ratio = 1.2. Tangki yang berbentuk kerucut terbalik mempunyai waktu pengosongan
lebih cepat daripada tangki yang berbentuk silinder.
DAFTAR PUSTAKA
Groetsch, C.W. (2008) : The Depletion Ratio, The College Mathematics Journal, 39, 43 48.
Massey, B.S. (1989) : Mechanics of Fluids, Champman and Hall, London.
M-204