Sistem Drainase
Sistem Drainase
MOTTO
Kualitas manajemen WILAYAH dapat dilihat dari
kualitas sistem drainase yang ada.
Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota
dari genangan air/banjir.
Genangan air/banjir menyebabkan lingkungan menjadi
kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan sumber
penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas
lingkungan, kesehatan, ekonomi masyarakat
Raw water
Reservoir
Wells
T
Treated water
Distribution
Drainage
Use
Wastewat
er
Combined
sewer
outflow
Collection
Effluent
Sludge
treatment
Urban service
boundary
Drainage
Land
Perlu perencanaan
yang komprehensif
dan terpadu
sehingga fungsi
drainase &
pengtendalian banjir
berjalan efektif, dan
persediaan air baku
terjamin sepanjang
masa.
KETERKAITAN ANTAR
INFRASTRUKTUR SANITASI
Sistem Air Bersih
Sistem Air Limbah
Sistem Drainase
Persampahan
AIR BERSIH
DRAINASE
AIR
BERSIH
AIR
LIMBAH
Pengumpulan dan
pengolahan air limbah
melindungi air permukaan &
air tanah dari pencemaran.
Sebaliknya pembuangan air
limbah tanpa pengolahan
akan menimbulkan
pencemaran
PERSAMPA
H-AN
Pembuangan sampah ke
sistem drainase dapat
menyumbat saluran,
saringan pompa, dan
mempercepat penurunan
kapasitas saluran, sehingga
menyebabkan genangan
dan banjir; menyulitkan
operasi pintu, dan
meningkatkan polusi air.
AIR LIMBAH
PERSAMPAHAN
Penggelontoran saluran
yang menerima
gabungan air limbah &
air hujan akan
mengurangi tingkat
cemaran pada saluran
gabungan, khususnya
pada musim kemarau
tidak ada
Air limbah
mempertinggi
kelembaban sampah
Menejemen sampah
yang kurang baik dapat
menyumbat saluran
limbah, dan
menyebabkan
gangguan kesehatan
lingkungan.
Sistem Drainase
Definisi :
To drain = mengeringkan atau mengalirkan air
Drainase wilayah adalah Suatu sistem yang
berfungsi untuk membuang kelebihan air dari
suatu wilayah/kawasan perkotaan dengan
batasan tertentu sehingga daya guna lahan
menjadi optimal
TUJUAN
Pertumbuhan
penduduk
Produksi sampah
Manajemen sampah
tidak baik
Pembuangan
sampah ke saluran
Kebutuhan tempat
tinggal/Rumah
Erosi lahan
meningkat
Sedimentasi
saluran
Limpasan
permukaan
meningkat
Debit banjir
meningkat
Saluran meluap,
banjir
Penurunan
kapasitas saluran
Amblesan tanah
Genangan
lokal
Permasalahan drainase
Wilayah
Pasang surut
Kebutuhan air
bersih
Pengambilan air
tanah berlebihan
Penurunan air
tanah
SAMPAH
Masyarakat masih
menganggap bahwa
badan air merupakan
tempat pembuangan
sampah. Sampah
dibaung sembarangan,
berserakan di jalan,
dan akhirnya disapu air
hujan masuk ke
saluran.
Air menjadi kotor,
jorok, dan saluran
menjadi penuh
sampah, mampet dan
Bangunan Liar
Penyerobotan lahan umum,
bantaran sungai, saluran drainase
jalan raya, dll, untuk bangunan:
rumah-gubug liar untuk tempat
tinggal maupun kiosk jualan,
mengakibatkan penampang
sungai/saluran berkurang,
pemeliharaan sulit. Ancaman
luapan air banjir selalu
mengintai.
Genangan
rob
Kawasan pantai sangat
rawan terhadap genangan
pasang surut (rob)
terutama daerah yang
elevasinya rendah.
Pada banyak kasus hal ini
terjadi akibat proses
penurunan tanah (land
subsidence).
Pengambilan air tanah
dalam yang berlebiah
sering sebagai penyebab
SIKLUS HIDROLOGI
Hujan
Lereng Tidak Stabil
Peresapan
Evapotranspirasi
Airtanah
(Bebas)
Evaporasi
Mata Air
Infiltrasi
Muka Airtanah
(Bebas)
Airtanah
(Bertekan)
Dataran Banjir
Resapan
Misal:
Debit Puncak = 10 m3/dt
Resapan = 5 m3/dt
Akibat
perubahan
guna lahan
bisa menjadi
Debit Puncak = 75 m3/dt
Resapan = 0,5 m3/dt
RO
RO
Limpasan
74%
20
20
debit (m3/dt)
debit (m3/dt)
debit (m3/dt)
20
Limpasan
89%
10
10
10
0
0
30
60
waktu (menit)
0
0
30
60
waktu (menit)
Daerah pengembangan,
kapasitas simpanan
menurun, limpasan
meningkat.
Penduduk dan fasilitas
meningkat
30
60
waktu (menit)
Hujan 100 mm
DPS 100 ha
Vol. air hujan 100.000 m3
C = 0,75
C = 0,25
Tc = 1 jam
Tc = 2 jam
Tb = 4 jam
Tb = 8 jam
Vol = 25.000 m
Vol = 75.000 m3
Qp = 10,42 m3/dt
Qp = 1,74 m3/dt
Qp
Qp
Tb
Tb
hujan
Limpasan kecil dg kecepatan lambat
Transpirasi
Delay
transpirasi besar
penyimpanan
Evaporasi
Evaporasi
Infiltrasi besar
Humus
penyimpan
air
Penyimpanan ada/besar
Evaporasi
Intersepsi
hujan
Limpasan besar dg kecepatan tinggi
Penyimpanan kecil/tidak ada
Infiltrasi kecil dan singkat
Infiltrasi kecil
Evaporasi
transpirasi kecil
LAND SUBSIDENCE
PERTUMBUH
AN
PENDUDUK
SUPLAI
PDAM
TIDAK
MENCUKU
PI
KEBUTUHAN AIR/ AIR
BERSIH MENINGKAT
PENURUNAN MUKA
TANAH
DEBIT LIMPASAN
MENINGKAT
EKSPLOITASI
AIRTANAH
BERLEBIHAN
DEFISIT AIR TANAH
KEBUTUHAN
LAHAN:
PERUBAHAN GUNA
LAHAN
RESAPAN AIR
MENURUN
Partisipasi masyarakat
Setiap orang, baik disadari atau tidak, mempunyai andil dalam
penciptaan kondisi sistem drainase yang ada saat ini, antara lain
dalam bentuk:
Membuang sampah yang tidak pada tempatnya.
Membangun/mengembangkan rumah tanpa memberiakn kompensasi
fungsi lahan.
Meninggikan lantai rumah tanpa memperhatikan kondisi sekitarnya.
Mengambil air tanah berlebihan.
Mengabaikan perawatan drainase lingkungan (receptor drain)
PENGELOLAAN DAS
(TIDAK TERKENDALI)
Erosi tinggi
Longsor
Banjir bandang
Masalah banjir meluas
DIPERLUKAN SISTEM
DRAINASE
Menurunkan
beban drainase
BEBAN =
DEBIT
BANJIR
sedimentasi, sampah
bangunan liar
Q=AV
SISTEM DRAINASE
Meningkatkan
kapasitas saluran
sangat berat
SUBSURFACE DRAINAGE
Kapasitas terbatas
Berpotensi ditumbuhi
rumput/tumbuhan liar
Terjadinya erosi
Memelukan jembatan
TERCAMPUR
Berpotensi terjadi
pencemaran
Operasional mahal
Saluran terbuka
Cocok untuk drainase air hujan dengan daerah tangkapan
yang luas, atau drainase non-hujan yang tidak
membayakan kesehatan masyarakat.
Saluran tertutup
Sering dipakai untuk saluran air limbah sebelum masuk ke
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) dimana air dapat
mengganggu kesehatan masyarakat, atau
Untuk saluran yang berada di tengah kota yang padat,
karena keterbatasan lahan.
FILOSOFI / PARADIGMA
Lama:
Pematusan ; membuang air secepat-cepatnya ke badan
air yang lebih besar
Mengabaikan konsep konservasi
baru:
konservasi ; menahan air sebanyak-banyakanya di
hulu dan melepaskannya pelan-pelan
PERENCANAAN SISTEM
(MASTERPAN) DRAINASE
ASPEK TEKNIS (TOPOGRAFI,
HIDROLOGI DAN HIDROLIKA)
ASPEK LINGKUNGAN (SISTEM
DRAINASE YANG BERKELANJUTAN)
ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL
PARTISIPASI MASYARAKAT
CONTOH KASUS (GENANGAN DAN
BANJIR KOTA SOLO)