Anda di halaman 1dari 41

ADI YUSUF MUTTAQIN

JURUSAN TEKNIK SIPIL FTUNS


2012

MOTTO
Kualitas manajemen WILAYAH dapat dilihat dari
kualitas sistem drainase yang ada.
Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota
dari genangan air/banjir.
Genangan air/banjir menyebabkan lingkungan menjadi
kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan sumber
penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas
lingkungan, kesehatan, ekonomi masyarakat

Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Perkotaan


Terpadu (Integrated Urban Water Management System)
Air hujan sebagai sumber utama
beban drainase, sekaligus sebagai
sumber utama air tawar (air baku)

Raw water
Reservoir
Wells

T
Treated water

Distribution
Drainage

Use

Wastewat
er

Combined
sewer
outflow

Collection

Effluent

Sludge
treatment
Urban service
boundary

Drainage
Land

Perlu perencanaan
yang komprehensif
dan terpadu
sehingga fungsi
drainase &
pengtendalian banjir
berjalan efektif, dan
persediaan air baku
terjamin sepanjang
masa.

KETERKAITAN ANTAR
INFRASTRUKTUR SANITASI
Sistem Air Bersih
Sistem Air Limbah
Sistem Drainase
Persampahan

Keterkaitan antar komponen sistem


sanitasi
DRAINASE

AIR BERSIH

Perbaikan sistem drainase


akan memperlancar sistem
dan menghilangkan
genangan sehingga
mengurangi resapan dan
pengisian air tanah dengan
air tercemar.

DRAINASE

AIR
BERSIH

Apabila drainase merupakan


sistem gabungan, maka
peningkatan kebutuhan air
bersih akan menambhan
beban sistem drainase

AIR
LIMBAH

Pembuangan limbah pada


sistem drainse campuran
akan meningkatkan polusi
pada sistem drainase

Pengumpulan dan
pengolahan air limbah
melindungi air permukaan &
air tanah dari pencemaran.
Sebaliknya pembuangan air
limbah tanpa pengolahan
akan menimbulkan
pencemaran

PERSAMPA
H-AN

Pembuangan sampah ke
sistem drainase dapat
menyumbat saluran,
saringan pompa, dan
mempercepat penurunan
kapasitas saluran, sehingga
menyebabkan genangan
dan banjir; menyulitkan
operasi pintu, dan
meningkatkan polusi air.

"Sanitary landfill" harus


ditempatkan sedemikian rupa
agar tak terjadi peresapan
yang akan mengotori sumber
air

AIR LIMBAH

PERSAMPAHAN

Penggelontoran saluran
yang menerima
gabungan air limbah &
air hujan akan
mengurangi tingkat
cemaran pada saluran
gabungan, khususnya
pada musim kemarau

Apabila saluran drainase


tertutup, saluran tidak
akan menjadi lokasi
pembuangan sampah .
Saluran terbuka harus
diperhitungkan agar
mampu menghanyutkan
sampah

Makin banyak konsumsi


air bersih, makin
banyak air limbah.
Masalah akan timbul
apabila:
Kepadatan penduduk
tinggi
Resapan air kecil
Daerah datar

tidak ada

Air limbah
mempertinggi
kelembaban sampah

Menejemen sampah
yang kurang baik dapat
menyumbat saluran
limbah, dan
menyebabkan
gangguan kesehatan
lingkungan.

Sistem Drainase
Definisi :
To drain = mengeringkan atau mengalirkan air
Drainase wilayah adalah Suatu sistem yang
berfungsi untuk membuang kelebihan air dari
suatu wilayah/kawasan perkotaan dengan
batasan tertentu sehingga daya guna lahan
menjadi optimal

KOMPONEN SISTEM DRAINASE


1.
2.
3.
4.
5.

saluran penerima (interceptor drain),


saluran pengumpul (collector drain),
saluran pembawa (conveyor drain),
saluran induk (main drain), dan
badan air penerima (receiving waters).

Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti


gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah,
pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun
pompa. Pada sistem yang lengkap, sebelum masuk ke badan
air penerima, air diolah dahulu di instalasi pengolah air
limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur.
Hanya air yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang
dimasukkan ke badan air penerima, sehingga tidak merusak
lingkungan.

TUJUAN

Mencegah terjadinya genangan


pada lahan dan/atau harta
benda
Memperbaiki lingkungan hidup
Konservasi air

Pertumbuhan
penduduk

Produksi sampah

Manajemen sampah
tidak baik

Pembuangan
sampah ke saluran

Kebutuhan tempat
tinggal/Rumah

Lahan untuk usaha,


pertanian, perkebunan,
dll.
Perubahan
tataguna lahan

Erosi lahan
meningkat

Sedimentasi
saluran

Limpasan
permukaan
meningkat

Debit banjir
meningkat

Saluran meluap,
banjir

Penurunan
kapasitas saluran

Amblesan tanah

Genangan
lokal

Permasalahan drainase
Wilayah

Pasang surut
Kebutuhan air
bersih

Pengambilan air
tanah berlebihan

Penurunan air
tanah

Pengisian air tanah


menurun

POTRET PERMASALAHAN DRAINASE

SAMPAH
Masyarakat masih
menganggap bahwa
badan air merupakan
tempat pembuangan
sampah. Sampah
dibaung sembarangan,
berserakan di jalan,
dan akhirnya disapu air
hujan masuk ke
saluran.
Air menjadi kotor,
jorok, dan saluran
menjadi penuh
sampah, mampet dan

Seluruh anggota masyarakat, disadari atau tidak, sedikit


atau banyak, ikut berperan dalam penumpukan sampah di
saluran.
Maka pembersihannya juga perlu peran serta seluruh lapisan
masyarakat

Bangunan Liar
Penyerobotan lahan umum,
bantaran sungai, saluran drainase
jalan raya, dll, untuk bangunan:
rumah-gubug liar untuk tempat
tinggal maupun kiosk jualan,
mengakibatkan penampang
sungai/saluran berkurang,
pemeliharaan sulit. Ancaman
luapan air banjir selalu
mengintai.

Alih fungsi lahan: penebangan


hutan yang serampangan, dan
bekas penambangan yang
dibiarkan terbuka merupakan
sumber bencana banjir dan
kekeringan

Pembuangan limbah ke badan air tanpa melalui IPAL


menyebabkan pencemaran dan sedimentasi
sungai / saluran

Genangan
rob
Kawasan pantai sangat
rawan terhadap genangan
pasang surut (rob)
terutama daerah yang
elevasinya rendah.
Pada banyak kasus hal ini
terjadi akibat proses
penurunan tanah (land
subsidence).
Pengambilan air tanah
dalam yang berlebiah
sering sebagai penyebab

Posisi air di sungai/saluran berada di atas perkampungan,


sistem drainase yang memungkinkan hanya dengan sistem
pompa

KENAPA TERJADI GENANGAN


SAMPAI BANJIR

SIKLUS HIDROLOGI

Hujan
Lereng Tidak Stabil

Peresapan

Evapotranspirasi

Airtanah
(Bebas)

Evaporasi

Mata Air
Infiltrasi
Muka Airtanah
(Bebas)
Airtanah

(Bertekan)

Lapisan Kedap Air

Dataran Banjir

Eksploitasi sumberdaya lahan yang berlebihan:


Perubahan guna lahan : lahan terbuka / hutan, sawah
pemukiman, kawasan industri, dll. tanpa kompensasi
pengganti resapan akan mengakibatkan kenaikan debit
puncak sampai 25 kali.

Resapan

Misal:
Debit Puncak = 10 m3/dt
Resapan = 5 m3/dt

Akibat
perubahan
guna lahan
bisa menjadi
Debit Puncak = 75 m3/dt
Resapan = 0,5 m3/dt

Fungsi tanaman penutup lahan


Intersepsi (menangkap &
menyimpan sementara) f(A)
Evapotranspirasi f(t, A)
Memperlambat aliran f(n)
Meningkatkan infiltrasi f (t, I)
Meningkatkan limpasan
permukaan

PERUBAHAN GUNA LAHAN VS PERUBAHAN


DISTRIBUSI AIR HUJAN

RO

RO

Perubahan hidrograf banjir


Limpasan
55%

Limpasan
74%

20

20

debit (m3/dt)

debit (m3/dt)

debit (m3/dt)

20

Limpasan
89%

10

10

10

0
0

30

60
waktu (menit)

Daerah pedesaan masih


mempunyai cukup
simpanan dan retensi

0
0

30

60
waktu (menit)

Daerah pengembangan,
kapasitas simpanan
menurun, limpasan
meningkat.
Penduduk dan fasilitas
meningkat

30

60
waktu (menit)

Penduduk dan fasilitas


meningkat bahkan sampai
di daerah rawan banjir.
Kapasitas simpanan
menurun terus, limpasan
meningkat pesat.
Terjadi tanah longsor dan
banjir

Hujan 100 mm
DPS 100 ha
Vol. air hujan 100.000 m3
C = 0,75

C = 0,25

Tc = 1 jam

Tc = 2 jam

Tb = 4 jam

Tb = 8 jam

Vol = 25.000 m

Vol = 75.000 m3

Qp = 10,42 m3/dt

Qp = 1,74 m3/dt

Qp

Qp

Tb

Tb

hujan
Limpasan kecil dg kecepatan lambat
Transpirasi

Delay

transpirasi besar

penyimpanan

Evaporasi

Evaporasi

Infiltrasi besar & lama

Infiltrasi besar

Humus
penyimpan
air

Penyimpanan ada/besar

Evaporasi

Intersepsi

hujan
Limpasan besar dg kecepatan tinggi
Penyimpanan kecil/tidak ada
Infiltrasi kecil dan singkat

Infiltrasi kecil

Evaporasi

transpirasi kecil

EROSI DAN SEDIMENTASI


Salah satu penyebab terjadinya genangan adalah
ketidak mampuan saluran drainase menampung debit,
karena kapasitas saluran menurun.
Penurunan kapasitas saluran disebabkan oleh
sedimentasi, dan bangunan liar.
Sumber sedimentasi adalah hasil erosi lahan dan
sampah.
Erosi lahan meningkat akibat adanya pembukaan
lahan, pengeprasan bukit.

LAND SUBSIDENCE
PERTUMBUH
AN
PENDUDUK

SUPLAI
PDAM
TIDAK
MENCUKU
PI
KEBUTUHAN AIR/ AIR
BERSIH MENINGKAT

PENURUNAN MUKA
TANAH

BANJIR & ROB

DEBIT LIMPASAN
MENINGKAT

EKSPLOITASI
AIRTANAH
BERLEBIHAN
DEFISIT AIR TANAH

KEBUTUHAN
LAHAN:
PERUBAHAN GUNA
LAHAN
RESAPAN AIR
MENURUN

Partisipasi masyarakat
Setiap orang, baik disadari atau tidak, mempunyai andil dalam
penciptaan kondisi sistem drainase yang ada saat ini, antara lain
dalam bentuk:
Membuang sampah yang tidak pada tempatnya.
Membangun/mengembangkan rumah tanpa memberiakn kompensasi
fungsi lahan.
Meninggikan lantai rumah tanpa memperhatikan kondisi sekitarnya.
Mengambil air tanah berlebihan.
Mengabaikan perawatan drainase lingkungan (receptor drain)

Membuat bangunan di atas saluran drainase, sungai, dll.


Kepedulian terhadap kondisi lingkungan lemah.

PENGELOLAAN DAS
(TIDAK TERKENDALI)

Erosi tinggi
Longsor

Pada musim kemarau


air sungai nyaris kering

Banjir bandang
Masalah banjir meluas

Peresapan air berkurang


Muka air tanah turun,
Mata Air kering
Terjadi intrusi air laut

PENYEBAB BANJIR ADALAH


Controllable Causals:
Perubahan tata guna lahan : kualitas penutupan lahan
Partisipasi masyarakat: pembuangan sampah, bangunan liar,
kerusakan bangunan drainase
Erosi dan sedimentasi
Penurunan tanah, rob
Ilmu Pengetahuan & teknologi
SDM Pemerintah kota rendah
Uncontrollable Causals:
Fisiografi
Geologi & Jenis tanah
Curah hujan
Klimatologi (angin, kelembaban, dll)

DIPERLUKAN SISTEM
DRAINASE

Konsep sistem drainase


Debit banjir cenderung meningkat:
Q = 0,002778 C I A
Q = debit banjir, m3/detik
C = koefisien limpasan
I = Intensitas hujan, mm/jam
A = luas daerah tangkapan air, ha

Menurunkan
beban drainase

BEBAN =
DEBIT
BANJIR

meningkatnya lahan terbangun

sedimentasi, sampah
bangunan liar
Q=AV
SISTEM DRAINASE

Q = kapasitas saluran, m3/detik


A = luas penampang saluran, m2
V = kecepatan aliran, m/detik

Meningkatkan
kapasitas saluran
sangat berat

Kapasitas cenderung menurun:

KLASIFIKASI SISTEM DRAINASE


Berdasar sejarah terbentuknya
Drainase alamiah (natural drainage)
Drainase buatan (artificial drainage)
Berdasar letak bangunan
Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Drainase bawah permukaan (subsurface drainage)
Berdasar fungsi
Sistem terpisah(separate system)
Sisterm campuran (combined system)
Berdasar Konstruksi
Saluran terbuka
Saluran terttutup

DRAINASE BERDASAR SEJARAHNYA

Drainase alamiah (natural drainage)


Terbentuk secara alamiah, tidak terdapat bangunanbangunan penunjang, sperti pelimpah, gorong-gorong, dll.
Saluran terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena
gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.

Drainase buatan (artificial drainage)


Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu
sehingga memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti
selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pompa, dll.

KLASIFIKASI BERDASAR LETAK


BANGUNAN
SURFACE DRAINAGE

SUBSURFACE DRAINAGE

Biaya awal kecil

Biaya awal besar

Memerlukan lahan khusus

Tidak memerlukan lahan khusus

Kapasitas drainase besar

Kapasitas terbatas

Berpotensi ditumbuhi
rumput/tumbuhan liar
Terjadinya erosi

Tahan terhadap pertumbuhan


rumput/tumbuhan liar
Tahan terhadap erosi

Inspeksi mudah dilakukan

Inspeksi sulit dilakukan

Perbaikan mudah dan murah

Perbaikan sulit & mahal mahal

Memelukan jembatan

Tidak memelukan jembatan

Biaya pemeliharaan tinggi dan Biaya pemeliharaan murah dan


kontinue
jarang

Sistem terpisah (separated system)


Sistem yang melayani air hujan dan air limbah terpisah,
dipakai jika:
Periode musim hujan dan kemarau yang terlalu lama
Kontinuitas yang jauh berbeda antara air hujan dan air limbah
Air limbah memerlukan IPAL sedang air hujan tidak.
Keuntungan:
Sistem mempunyai dimensi yang kecil sehingga pelaksanaan
mudah
Diperlukan IPAL yang kecil, karena tidak ada tambahan air hujan
Dapat direncanakan pembilasan tersendiri untuk air limbah.
Mengurangi bahaya bagi kesehatan masyarakat.
Kerugian:
Perlu dua sistem sehingga perlu lahan yang luas.

Sistem tercampur (combined


system)
Sistem yang melayani air hujan dan air limbah sekaligus,
dipakai jika:
Kejadian & tinggi hujan yang hampir merata sepanjang tahun.
Kuasntitas air hujan dan air limbah kecil sehingga dapat disatukan
Kunatitas air hujan dan limbah tidak jauh berbeda.
Keuntungan:
Hanya diperlukan satu sistem sehingga pembangunan awalnya
lebih murah.
Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan sehingga
konsentrasi air limbahn menurun.
Kerugian:
Diperlukan IPAL yang lebih besar, sehingga perlu lahan yang luan
untuk instalasi.

PERBANDINGAN ANTARA SISTEM DRAINASE


TERPISAH & TERCAMPUR
TERPISAH

TERCAMPUR

Perlu dua sistem

Hanya diperlukan satu sistem

Biaya awal kecil (sistem


tertutup)
Pelaksanaan mudah (konstruksi
kecil)
Cocok untuk wlayah dengan
hujan tidak merata sepanjang
tahun
Perlu IPAL kecil

Biaya awal besar

Jika terjadi overflow limbah,


pencemaran lebih berat
Operasional lebih murah

Berpotensi terjadi
pencemaran
Operasional mahal

Pelaksanaan sulit, khususnya


untuk kawasan padat
Cocok untuk daerah dengan
hujan merata sepanjang
tahun
Perlu IPAL besar

DRAINASE BERDASAR KONSTRUKSI

Saluran terbuka
Cocok untuk drainase air hujan dengan daerah tangkapan
yang luas, atau drainase non-hujan yang tidak
membayakan kesehatan masyarakat.

Saluran tertutup
Sering dipakai untuk saluran air limbah sebelum masuk ke
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) dimana air dapat
mengganggu kesehatan masyarakat, atau
Untuk saluran yang berada di tengah kota yang padat,
karena keterbatasan lahan.

FILOSOFI / PARADIGMA
Lama:
Pematusan ; membuang air secepat-cepatnya ke badan
air yang lebih besar
Mengabaikan konsep konservasi

harus segera ditinggalkan

baru:
konservasi ; menahan air sebanyak-banyakanya di
hulu dan melepaskannya pelan-pelan

PERENCANAAN SISTEM
(MASTERPAN) DRAINASE
ASPEK TEKNIS (TOPOGRAFI,
HIDROLOGI DAN HIDROLIKA)
ASPEK LINGKUNGAN (SISTEM
DRAINASE YANG BERKELANJUTAN)
ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL
PARTISIPASI MASYARAKAT
CONTOH KASUS (GENANGAN DAN
BANJIR KOTA SOLO)

Anda mungkin juga menyukai