Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dapat berfungsi :
1. Mengulang pesan verbal;
2. Mengungkapkan perasaan dan perilaku;
3. Menyebabkan salah pengertian.
Komunikasi Non-verbal
Komunikasi non-verbal terdiri dari:
1. Non-verbal communication : gestures, eye contact, facial expressions, posture,
touch, Clothing, and the use of space.
2. Non-verbal Vocal Communication : tone of voice voice qualities.
Gerakan Tangan (gestures)
Dapat melengkapi atau menimbulkan pertentangan dengan bentuk komunikasi yang
lain. Walaupun gerakan tangan dan bahu dapat digunakan untuk mengkomunikasikan
subtext (unspoken language with the power to communicate meaning bahasa yang
tidak diucapkan yang mempunyai kekuatan untuk mengkomunikasikan arti) seperti
kejujuran, kepercayaan diri, keterbukaan, dan kontrol. Biasanya gerakan-gerakan
terjadi secara tidak sadar.
Contoh :
-
Menghitung jari mungkin merupakan tanda bahwa anda berpikir dengan jernih
dengan menggunakan logika.
Sebuah
kesombongan.
kesalahan
tersebut
Secara
dapat
sadar
menolak
mengakibatkan
memandang
teman
seseorang,
biacara
anda
mengekspresikan kebencian.
-
Percakapan dimulai dengan pesan verbal dan kontak mata. Biasanya orang
akan melihat anda pada saat berbicara dan tidak memandang pada saat anda
menatap balik.
Menjaga kontak mate dengan lawan jenis dapat berarti keinginan sexual, pesan
yang tidak cocok untuk lawan jenis.
Kontak mata yang berkepanjangan antara dua pria dapat berarti ancaman
terselubung. Tetapi dalam berbicara didepan umum melakukan kontak mata
dengan audience dapat diterima sebagai tanda keterlibatan (involvement and
engagement).
Ekspresi Wajah:
Erat kaitannya dengan kontak mata, ekspresi wajah gerakan wajah yang
merefleksikan perilaku dan emosi sangat sulit untuk dibaca.
Kecepatan perubahan ekspresi dan kemampuan seseorang untuk menutup-nutupi
pesan yang tidak ingin mereka sampaikan dapat menimbulkan salah interpretasi.
Ahli psikologi mengindentifikasikan 6 ekspresi wajah: kesenangan, kesedihan,
marah, memuakkan, kejutan, dan ketakutan.
Posture :
Posture
adalah
posisi
badan
ketika
anda
duduk
atau
berdiri
dapat
interaksi,
posisi
badan
(posture)
mempunyai
kemampuan
Berjalan dengan cepat dengan gerak tangan yang bebas disamping mungkin
mengkomunikasikan rasa percaya diri dan orientasi tujuan/goal.
Sentuhan (Touch)
Dalam bisnis ataupun pergaulan, bentuk sentuhan yang paling sering adalah berjabat
tangan. Jika dilakukan dengan lagak (pas) dapat menunjukkan keterlibatan atau
keinginan, tetapi jika dilakukan dengan buruk dapat mengindikasikan kelemahan
dan ketidakinginan.
Dalam wawancara untuk melamar suatu pekerjaan misalnya, jabat tangan yang kuat
mengkomunikasikan rasa percaya diri yang kuat, kesan pertama yang sangat
membekas.
Pakaian (Clothing)
Didalam dunia bisnis, pakaian berlaku seperti uniform yang dapat menceritakan
kepada setiap orang bahwa anda bersedia mengikuti standar organisasi yang telah
berlaku.
Pada intinya, segala bentuk dan jenis pakaian harus sesuai dengan tempat dimana kita
bekerja, pakaian yang kita kenakan merefleksikan stabilitas dan kemampuan.
Contoh : Jika anda bekerja di Bank. Pilihan pakaian anda sangat terbatas, mungkin jas,
baju lengan panjang, dasi, dan sepatu hitam. Tetapi jika anda bekerja di bidang
Fashion, pakaian yang tidak terlalu formal dapat diterima.
Di bidang kreatif baju, dasi, jaket, jeans/denim untuk laki-laki atau pansuit untuk
wanita merupakan cerminan control yang relax.
Personal Space
Jarak antara orang satu dengan lainnya yang terlihat dalam komunikasi dikenal dalam
istilah Personal Space. Jarak ini mengindikasikan hubungan social dalam suatu
budaya. Percakapan bisnis di Amerika Serikat, misalnya, terjadi pada a social zone
dimana percakapan berlangsung dengan jarak 4 sampai 12 kaki. Bila lebih dekat pada
umumnya menggambarkan intimacy (keintiman) yang tidak layak untuk bisnis.
Sangat penting untuk diingat adalah hubungan jarak dapat dimanipulasi untuk
kepentingan seseorang. Sebagai contoh, seorang superviser yang ingin mengintimidasi
seorang pegawai akan berdiri didalam wilayah personal pegawai selama transaksi
sedang ebrlangsung. Orang yang bergerak di bidang penjualan barang-barang (sales
people) mengetahui ini dan menempatkan mereka sangat dekat sekali kepada
pelanggan yang mudah dipengaruhi.
Paralanguage
Pesan-pesan non-verbal vocal disebut juga Paralanguage karena ada tekanan
kecepatan, tinggi rendah, volume, jeda, dan disfluency (ketidaklancaran) seperti
ums..ya.. dan lain-lain, pesan dapat dikirimkan engen pengaruh yang beragam.
Kenyatannya tekanan dan intonasi memegang peranan penting terhadap arti. Sebagai
contoh : saya sangat gugup sekali terhadap negosiasi ini. Anda akan mengirimkan
pesan yang berbeda bila anda mengatakan hal yang sama tetapi tekanannya berbeda
saya sangat gugup sekali terhadap negosiasi ini atau saya sangat gugup sekali
terhadap negosiasi ini.
Riset menunjukkan bahwa paralanguage dapat mengkomunikasikan bahasa dari pada
isi dari kata-kata dan bahwa jika kualitas vocal bertentangan dengan kata-kata,
paralanguage akan mempunyai pengaruh yang lebih besar sebagai contoh : berteriak
kepada bawahan anda, dilain pihak anda mengatakan tidak marah kepadanya karena
tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu akan mengurangi kredibilitas. Kontradiksi
isi pesan dengan mengkomunikasikan sentimen yang berlawanan menunjukkan
intesitas kemarahan.
Kesulitan dalam membaca komunikasi non-verbal
Walaupun pengaruh potensial komunikasi non-verbal sangat kuat, pengalaman
menunjukkan bahwa kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan tandatanda non-verbal lebih terbatas dari pada yang ktia pikirkan dan ketahui.
II.
Membaca
Membaca yang efektif memerlukan kemampuan memfokuskan perhatian pada topik,
maupun ditengah gangguan. Ini membuktikan kemampuan menganalisa dan
mengevaluasi
informasi
dan
menanggapinya
dengan
layak.
Membaca
juga
membutuhkan informasi.
Pembaca yang baik memahami bahwa respon terhadap bacaan terkait dengan apa
yang kita ketahui dan rasakan tentang materi penulisnya.
Mendengar
Mendengar
adalah
aktivitas
merasakan
(sensing),
menginterpretasikan
SENSATION
INTERPRETATION
Proses terjadi
Pendengar
ketika gelombang mengartikan pesan
suara terekam
oleh otak
EVALUATION
REACTION
Penilaian dibuat
Pendengar akan
pendengar bisa suka merespon terhadap
atau tidak suka,
pesan dan
setuju atau tidak
memberikan
setuju terhadap
feedback
pesan yang diterima
Tunjukkan keingintahuan;
III.
Komunikasi
adalah
Paket Isyarat
Perilaku komunikasi, apakah itu melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh, atau
kombinasi dari keduanya biasanya terjadi dalam paket (Pittenger, Hocket, dan
Danehy, 1960). Biasanya perilaku verbal dan non-verbal saling memperkuat dan
mendukung. Semua bagian dari system pesan biasanya bekerja bersama-sama
untuk mengkomunikasikan makna tertentu. Kita tidak mengutarakan rasa takut
dengan tersenyum. Seluruh tubuh baik secara verbal maupun non-verbal
bekerja bersama-sama untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan kita.
Dalam segala bentuk komunikasi, apakah antar pribadi, kelompok kecil, pidato
dimuka umum, ataupun media massa, kita kurang memperhatikan sifat paket
dari komunikasi. Ia berlalu begitu saja, tetapi bila ada ketidakwajaran bila
berjabat tangan yang lemah menyertai salam verbal, bila gerak-gerik gugup
menyertai pandangan yang tajam, bila kegelisahan menyertai ekspresi nyaman
dan santai kita memperhatikannya. Selalu kita mulai mempertanyakan
kredibilitas, ketulusan orang yang bersangkutan.
2.
Komunikasi
adalah
Proses Penyesuaian
Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan sistem
isyarat yang sama (Pittenger dkk. 1980). Anda tidak akan bisa berkomunikasi
dengan orang lain jika sistem bahasa anda berbeda. Tetapi prinsip ini sangat
relevan bila kita menyadari bahwa tidak ada dua orang yang menggunakan sistem
isyarat yang persis sama. Orang tua dan anak misalnya, bukan hanya memiliki
perbendaharaan kata yang berbeda, melainkan juga mempunyai arti yang
berbeda untuk istilah yang mereka gunakan. Budaya atau sub budaya yang
berbeda, meskipun menggunakan bahasa yang sama, seringkali memiliki sistem
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
komunikasi non-verbal yang sangat berbeda. Bila sistem ini berbeda, komunikasi
yang bermakna dan efektif tidak akan terjadi.
Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasikan isyarat orang lain,
mengenali bagaimana isyarat-isyarat tersebut digunakan, dan memahami apa
artinya. Mereka yang hubungannya akrab akan menyadari bahwa mengenali
isyarat-isyarat orang lain memerlukan waktu yang sangat lama dan sering kali
membutuhkan kesabaran. Jika kita ingin benar-benar memahami apa yang
dimaksud
seseorang
(melalui
senyum,
melalui
pernyataan
Saya
cinta
Komunikasi
Mencakup Dimensi Isi dan Hubungan
Komunikasi, setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitan dengan dunia
nyata atau sesuatu yang berbeda diluar (bersifar ekstern) bagi pembicara dan
pendengar. Tetapi, sekaligus, komunikasi juga menyangkut hubungan antara
kedua pihak (Waltzwick, Beavin, dan Jackson, 1967). Sebagai contoh, seorang
atasan mungkin berkata kepada bawahannya, Datanglah keruang saya setelah
rapat ini. Pesan seperti ini mempunyai aspek isi (kandungan atau content) dan
aspek hubungan (relational).
Aspek ini mengacu pada tanggapan perilaku yang diharapkan yaitu, bawahan
menemui atasan setelah rapat. Aspek hubungan menunjukkan adanya perbedaan
status di antara kedua pihak : Atasan dapat memerintah bawahan.
Dalam setiap situasi komunikasi, dimensi isi mungkin tetap sama tetapi aspek
hubungannya dapat berbeda, atau aspek hubungan tetap sama sedangkan isinya
berbeda. Sebagai contoh, atasan dapt mengatakan kepada bawahanSebaiknya
anda menjumpai saya setelah rapat ini, atau Dapatkah kita bertemu setelah
rapat ini dalam kedua hal, isi pesan pada dasarnya sama artinya, pesan
dikomunikasikan untuk mendapatkan tanggapan perilaku yang sama tetapi
dimensi hubungannya sangat berbeda.
Demikian pula, adakalanya isi dapat berbeda tetapi hubungan tetap sama.
Sebagai contoh, seorang remaja mungkin berkata kepada ayahnya,Bolehkah
saya pergi ke bioskop malam minggu ini, atau Bolehkah saya menggunakan
mobil malam ini?. Isi kedua pesan ini jelas sangat berbeda. Tetapi dimensi
hubungannya pada dasarnya tetap sama : Jelas ada hubungan bawahan-atasan
dimana ijinuntuk melakukan sesuatu harus diperoleh.
4.
Komunikasi
Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer.
Hubungan dapat berbentuk simetris atau komplementer (Waltzwick dkk. 1967).
Dalam hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya.
Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang lainnya. Jika salah seorang
mengangguk, yang lain mengangguk, jika yang satu menampakkan rasa cemburu,
yang lain menampakkan rasa cemburu, jika yang satu pasif, yang lain pasif.
Hubungan ini bersifat sementara (sebanding), dengan menekankan pada
meminimalkan perbedaan diantara kedua orang yang bersangkutan.
Cara lain melihat hubungan simetris adalah dalam bentuk persaingan dan
hubungan pengaruh diantara dua orang. Masing-masing orang dalam hubungan
simetris perlu menegaskan kesebandingan atau keunggulannya disbanding yang
lain (Leeder dan Jackson, 1968) hubungan simetris bersifat kompetitif; masingmasing pihak mempertahankan kesetaraan atau keunggulannya dari yang lain.
Jika, misalnya, salah satu mengatakan bahwa sesuatu itu harus dilakukan dengan
cara tertentu, pihak yang lain akan menangkapnya sebagai pernyataan bahwa ia
tidak cukup kompeten untuk memutuskan bagaimana sesuatu itu harus dilakukan.
Seperti dapat dengan mudah dipahami, tuntutan pengakuan akan kesetaraan
(keunggulan) seringkali menimbulkan pertengkaran dan permusuhan.
Dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang berbeda.
Perilaku salah seorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari
yang lain. Dalam hubungan komplementer perbedaan diantara kedua pihak
dimaksimumkan. Orang menempati posisi yang ebrbeda; yang satu atasan, yang
lain bawahan; yang satu aktif, yang lain pasif; yang satu kuat, yang lain lemah.
Pada masanya, budaya membentuk hubungan seperti ini misalnya, hubungan
antara guru dengan murid, atau atasan dengan bawahan.
Walaupun hubungan komplementer pada umumnya produktif dimana perilaku
salah satu mitra melengkapi atau menguatkan perilaku yang lain (Lederer dan
Jackson, 1968), masih ada masalah. Salah satu masalah dalam hubungan
komplementer, yang dikenal baik oleh mahasiswa, adalah yang disebabkan oleh
kekakuan yang berlebihan. Sementara hubungan komplementer antara seorang
ibu yang melindungi dan membimbing dengan anaknya yang sangat bergantung
kepadanya pada suatu saat sangat penting dan diperlukan untuk kehidupan si
asank, hubungan yang sama ketika si anak itu menginjak dewasa menjadi
penghambat bagi pengembangan selanjutnya. Perubahan yang begitu penting
untuk pertumbuhan tidak dimungkinkan terjadi.
5.
Rangkaian
Komunikasi Dipunktuasi.
Peristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinyu. Tidak ada awal dan
akhir yang jelas. Sebagaimana pemeran serta atau sebagai pengamat tindak
komunikasi, kita membagi proses kontinyu dan berputar ini kedalam sebab dan
akibat, atau kedalam stimulus dan tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikan
arus kontinyu komunikasi ini kedalam potongan-potongan yang lebih kecil. Kita
menanamkan diantaranya sebagai sebab atau stimulus dan lainnya sabagai efek
atau tanggapan.
Paul Waltzwick, Janet Beavin, dan Don Jackson dalam buku mereka yang
berpengaruh Pragmatics of Human CommunicationI, memberi istilah bagi
kecenderungan untuk membagi berbagai transaksi komunikasi ini dalam
rangkaian stimulus dan tanggapan sebagai punktuasi (punctuation). Kita masingmasing mempunktuasi rangkaian kejadian yang kontinyu kedalam stimulus dan
tanggapan untuk kemudahan pemrosesan dan seperti digambarkan dalam contoh
mahasiswa dosen, kita paling sering mempunktuasi komunikasi dengan cara
yang membuat kita kelihatan di pihak yang benar, yang baik.
Jika kita menghendaki komunikasi efektif jika ingin memahami maksud orang
lain maka kita harus melihat rangkaian kejadian seperti yang dipunktuasi orang
lain.
Selanjutnya
kita
harus
menyadari
bahwa
punktuasi
kita
tidaklah
Komunikasi
adalah
Proses Transaksional
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
independent:
Masing-masing
komponen
dalam
kaitannya
dengan
komponen yang lain. Sebagai contoh, tidak mungkin ada sumber tanpa penerima,
tidak akan ada pesan tanpa sumber, dan tidak akan ada umpan balik tanpa
adanya penerima. Karena sifat saling bergantung ini, perubahan pada sembarang
elemen proses mengakibatkan perubahan pada elemen-elemen yang lain.
Misalnya, anda sedang berbincang-bincang dengan sekelompok teman, kemudian
ayah anda datang masuk ke kelompok. Perubahan Khalayak ini akan
menyebabkan perubahan-perubahan lain.
Komunikator Bertindak sebagai Satu Kesatuan.
Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu
kesatuan yan gutuh secara biologis kita dirancang untuk bertindak sebagai
mahluk
yang utuh. Kita tidak dapat bereaksi misalnya, hanya pada tingkat
emosional atau intelektial saja, karena kita tidak demikian berkotak-kotak. Kita
pasti akan bereaksi secara emosional dan intelektual, secara fisik dan kognitif.
Kita bereaksi dengan tubuh dan pikiran, barangkali akibat terpenting dari
karakteristik ini adalah bahwa aksi dan reaksi kita dalam komunikasi ditentukan
bukan hanya oleh apa yang dikatakan, melainkan juga oleh cara kita menafsirkan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
apa yang dikatakan. Reaksi kita terhadap sebuah film, misalnya, tidak hanya
tergantung pada kata-kata dan gambar dalam film tersebut melainkan pada
semua yang ada pada kita pengalaman masa lalu kita, emosi kita saat itu,
penegtahuan kita, keadaan kesehatan kita, dan banyak lagi faktor yang lain.
7.
Komunikasi
Tak
Terhindarkan.
Anda mungkin menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja,
bertujuan, dan termotivasi secara sadar. Dalam banyak hal, ini memang
demikian. Tetapi, seringkali pula komunikasi terjadi meskipun seseorang tidak
merasa berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi. Ambil contoh, seorang
pelajar yang duduk dibarisan belakang dengan wajah tanpa ekspresi, kadangkadang menatap kosong kearah jendela. Dalam situasi interaksi, anda tidak bisa
tidak berkomunikasi (Waltzwick dkk., 1967). Tidaklah berarti bahwa semua
perilaku merupakan komunikasi; misalnya, jika sang murid melihat keluar jendela
dan guru tidak melihatnya, komunikasi tidak terjadi.
Selanjutnya, bila kita dalam situasi interaksi, kita tidak bisa tidak menanggapi
pesan dari orang lain. Misalnya, jika kita melihat seseorang melirik kearah kita,
kita pasti bereaksi dengan cara tertentu. Seandainyapun kita tidak bereaksi
secara aktif atau secara terbuka, ketiadaan reaksi ini sendiri pun merupakan
reaksi, dan itu berkomunikasi. Kita tidak bisa tidak bereaksi. Sekali lagi, jika kita
tidak menyadari lirikan itu, jelas bahwa komunikasi tidak terjadi.
8.
Komunikasi Bersifat
Tak Reversibel.
Anda dapat membalikkan arah proses beberapa sistem tertentu. Sebagai contoh,
anda dapat mengubah air menjadi es dan kemudian mengembalikan es menjadi
air, dan anda dapat mengulang-ulang proses dua arah ini berkali-kali sesuka anda.
Proses seperti ini dinamakan proses reversibel. Tetapi ada sistem lain yang
bersifat tidak reversibel (irreversibel). Prosenya hanya bisa berjalan dalam satu
arah, tidak bisa dibalik. Anda, misalnya dapat mengubah buah anggur menjadi
minuman anggur (sari anggur), tetapi anda tidak bisa mengembalikan sari anggur
menjadi buah anggur. Komunikasi termasuk proses seperti ini, proses tak
reversibel. Sekali anda mengkomunikasikan sesuatu, anda tidak bisa tidak
mengkomunikasikan. Tentu saja, anda dapat berusaha mengurangi dampak dari
pesan yang sudah terlanjur anda sampaikan; anda dapat bermaksud mengatakan
Saya sangat marah waktu itu; saya tidak benar-benar bermaksud mengatakan
seperti itu. Tetapi apapun yang anda lakukan untuk mengurangi atau
meniadakan dampak dari pesan anda, pesan itu sendiri, sekali telah terkirimkan
dan diterima, tidak bisa dibalikkan.
Prinsip ini mempunyai beberapa implikasi penting komunikasi dalam segala
macam bentuknya. Sebagai contoh,dalam interaksi antar pribadi, khususnya
dalam situasi konflik, kita perlu hati-hati untuk tidak mengucapkan sesuatu yang
mungkin nantinya ingin kita tarik kembali. Pesan yang mengandung komitmen
pesan aku cinta padamu dengan segala macam variasinya juga perlu
diperhatikan. Jika tidak, kita mungkin terpaksa mengikatkan diri kita pada suatu
posisi yang mungkin nantinya kita sesali. Dalam situasi komunikasi public atau
komunikasi massa, dimana pesan-pesan didengar oleh ratusan, ribuan, bahkan
jutaan orang, sangatlah penting kita menyadari bahwa komunikasi kita bersifat
tak reversibel.
Daftar Pustaka:
De Vito, Joseph A (1996). Essential of human communication. New York : Harper
Collins Publishers.
Boone,
LE;
Kurtz,
DL
&
Block,
JR
(1984).
Contemporary
business