TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,
keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kecemasan berbeda
dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap suatu
yang berbahaya (Stuart & Sundeen, 1998).
Perbedaan rasa takut dan kecemasan, ketakutan adalah merasa
gentar atau rasa tidak berani terhadap suatu obyek yang konkrit, misalnya :
takut akan harimau, polisi (Kartini Kartono, 1989).
Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai
dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, kepribadian dan rasa takut yang
kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda (Alkinson,
1999).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
a. Faktor predisposisi
1. Teori psikoanalitik
Menurut Freud struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu Id,
Ego, dan Super ego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls
primitif, super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan ego
digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari Id dan super ego.
tidak
sama
pada
beberapa
situasi
dan
hubungan
1.
Faktor eksternal :
a. Ancaman integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis
atau gangguan terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma
fisik, pembedahan yang akan dilakukan).
b. Ancaman sistem diri antara lain : ancaman terhadap identitas
diri, harga diri, dan hubungan interpersonal, kehilangan serta
perubahan status/peran ( Stuart & Sundeen, 1998 ).
2. Faktor Internal :
Menurut Stuart & Sundeen (1998) kemampuan individu
dalam merespon terhadap penyebab kecemasan ditentukan oleh :
a. Potensi Stressor.
Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa
yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang
sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi (Smeltzer &
Bare, 2001 ).
b. Maturitas
Individu yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar
mengalami gangguan akibat kecemasan, karena individu yang
matur mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap
kecemasan ( Hambly, 1995 ).
c. Pendidikan dan status ekonomi.
Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada
seseorang akan menycbabkan orang tersebut mudah mengalami
10
11
12
Respon Fisiologi.
Respon fisiologis terhadap stressor merupakan mekanisme
protektif dan adaptif untuk memelihara keseimbangan homeostatis
dalam tubuh. Karena mengakibatkan peningkatan fungsi sistem organ
vital secara umum. Seperti pada sistem di bawah ini ( Stuart &
Sundeen, 1998 ):
1. Sistem kardiovaskuler
Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah dan denyut nadi
menurun, pingsan
2. Sistem pernapasan.
Napas cepat, pemapasan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa
tercekik dan terengah-engah.
3. Sistem neuromuskuler.
Peningkatan reflek, reaksi kejutan, insomnia, ketakutan, gelisah,
tegang, kelemahan secara umum, gerakan lambat.
4. Sistem gastrointestinal.
Kehilangan nafsu makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual,
diare.
13
5. Sistem perkemihan.
Tidak dapat menahan buang air kecil, sering buang air kecil.
6. Sistem integumen.
Rasa terbakar pada muka, berkeringat pada telapak tangan, gatalgatal, perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat,
berkeringat seluruh tubuh.
b. Respon kognitif, perilaku dan afektif.
Respon kecemasan pada pasien juga dapat mempengaruhi pada
ssistem kognitif, seperti: gangguan perhatian, konsentrasi hilang,
pelupa, salah tafsir, bloking pada pikiran, lahan persepsi menurun,
kreatifitas menurun, bingung, kesadaran diri yang berlebihan, khawatir
yang berlebihan, objektivitas hilang, takut. Pada sistem perilaku,
seperti: gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, tidak ada
koordinasi, menarik diri, menghindar, hiperventilasi. Dan sistem afektif,
seperti: tidak sadar, tegang, takut yang berlebihan, gugup yang luar
biasa, sangat gelisah (Smeltzer & Bare, 2001 ).
B. Pre operasi apendiktomi
1. Pengertian
a. Fase pre operasi dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi
dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan kemeja operasi (Smeltzer
& Bare, 2001 ).
b. Apendiktomi adalah pengangkatan apendiks. Tindakan ini termasuk tipe
bedah kuratif dimana mengangkat bagian yang sakit ( Long, 1996 ).
Gambaran klinis apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang
14
luas
jangkauannya,
tindakan
pembedahan
dapat
prosedur
pembedahan,
kebanyakan
prosedur
bedah
3. Persiapan yang baik selama periode pre operasi menurunkan risiko operasi
dan meningkatkan pemulihan pasca bedah. Tujuan tindakan keperawatan
pre operasi menurut Luckman and Sorensen (1993) dimaksudkan untuk
15
16
C. Kerangka Teori
Dari uraian di atas dapat dibuat kerangka teori sebagai berikut :
Faktor Eksternal :
- Ancaman terhadap integritas diri,
meliputi : ketidakmampuan
fisiologi atau gangguan terhadap
kebutuhan dasar (penyakit, trauma
fisik, pembedahan yang akan
dilakukan)
- Ancaman terhadap konsep diri
antara lain : ancaman terhadap
identitas diri, harga diri, hubungan
interpersonal, kehilangan serta
perubahan peran
Faktor Internal:
-
Tingkat Kecemasan
1. Tidak cemas
2. Ringan
3. Sedang
4. Berat
Usia
Jenis kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Sosial ekonomi
Potensi stressor
Maturitas
Keadaan fisik
Tipe Kepribadian
17
Variabel Independen
-
Usia
Jenis kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Sosial ekonomi
Variabel Dependen
Tingkat Kecemasan
1. Tidak cemas
2. Ringan
3. Sedang
4. Berat