Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Hilde Rosa Tampubolon


NIM
: 120405109
Mata Kuliah : Utilitas
SOAL
1.
2.
3.
4.

Apakah fungsi Buffer Solution?


Apa sajakah yang termasuk Buffer Solution?
Jelaskan cara kerja Buffer Solution!
Berikan contoh penggunaan Buffer Solution pada proses pengolahan air. Jelaskan

fungsi masing-masing bahan yang digunakan!


5. Jelaskan prinsip-prinsip dan cara kerja sistem Buffer Solution :
a. Dalam darah saat pernafasan
b. Ekskresi pada ginjal
c. Pengawetan buah-buahan
d. Pembentukan rumah hewan sebagai kerang laut serta batu karang di laut
JAWABAN
1. Fungsi Buffer Solution :
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan
untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi
kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya
hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
2. Yang termasuk Buffer Solution :
a. Larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasinya (garam yang
mengandung ion sejenis dari asam lemah)
Contoh :
- Asam asetat (CH3COOH) dan natrium asetat (CH3COONa)
- Asam karbonat (H2CO3) dan natrium karbonat (Na2CO3)
- Asam cianida (HCN) dan kalsium cianida (Ca(CN)2)
b. Larutan penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya (garam yang
mengandung ion sejenis dengan basa lemah)
Contoh :
- Ammonia (NH3) dan amonium klorida (NH4Cl)
- Ammonia (NH3) dan amonium sulfat ((NH4)2SO4)
3. Cara kerja Buffer Solution :
Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan
basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-.
Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya
secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga :

a. Larutan penyangga asam


Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang
mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan.
Dengan proses sebagai berikut :
Pada penambahan asam
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana
ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO-

membentuk molekul CH3COOH.


CH3COO-(aq) + H+(aq) CH3COOH(aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu
akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat
dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya
komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan
tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO-

dan air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)
b. Larutan penyangga basa
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang
mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan
proses sebagai berikut :

Pada penambahan asam


Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion
OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu
penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3),
bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3

membentuk ion NH4+.


NH3 (aq) + H+(aq) NH4+ (aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser
ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang
ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk
komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) NH3 (aq) + H2O(l)

4. Contoh penggunaan Buffer Solution pada proses pengolahan air :


Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadangkadang air dari mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat dipakai
sebagai air bersih jika tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan sebelum
dipakai. Upaya penjernihan air dapat dilakukan baik skala kecil (rumah tangga)
maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Pada dasarnya penjernihan air itu dilakukan secara bertahap.
Mula-mula mengendapkan atau menyaring bahan-bahan yang tidak larut
dengan saringan pasir. Kemudian air yang telah disaring ditambah zat kimia,
misalnya tawas atau aluminium sulfat dan kapur agar kotoran menggumpal dan
selanjutnya mengendap, dan kaporit atau kapur klor untuk membasmi bibit-bibit
penyakit. Air yang dihasilkan dari penjernihan itu, apabila akan dipakai sebagai
air minum, harus dimasak terlebih dahulu sampai mendidih beberapa saat
lamanya.
Proses pengolahan air tergantung pada mutu baku air (air belum diolah),
namun pada dasarnya melalui 4 tahap pengolahan. Tahap pertama adalah
pengendapan, yaitu air baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda yang
tak larut mengendap. Pengendapan ini memerlukan tempat yang luas dan waktu
yang lama. Benda-benda yang berupa koloid tidak dapat diendapkan dengan cara
itu.
Pada tahap kedua, setelah suspensi kasar terendapkan, air yang mengandung
koloid diberi zat yang dinamakan koagulan. Koagulan yang banyak digunakan
adalah aluminium sulfat, besi(II)sulfat, besi(III) klorida, dan klorinasi koperos
(FeCl2Fe2(SO4)3). Pemberian koagulan selain untuk mengendapkan partikelpartikel koloid, juga untuk menjadikan pH air sekitar 7 (netral). Jika pH air
berkisar antara 5,56,8, maka yang digunakan adalah aluminium sulfat,
sedangkan untuk senyawa besi sulfat dapat digunakan pada pH air 3,55,5.
Pada tahap ketiga, air yang telah diberi koagulan mengalami proses
pengendapan, benda-benda koloid yang telah menggumpal dibiarkan mengendap.
Setelah mengalami pengendapan, air tersebut disaring melalui penyaring pasir
sehingga sisa endapan yang masih terbawa di dalam air akan tertahan pada
saringan pasir tersebut.

Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air kapur untuk
menaikkan pHnya, dan untuk membunuh bakteri diberikan kalsium hipoklorit
(kaporit) atau klorin (Cl2).
5. Prinsip-prinsip dan cara kerja sistem Buffer Solution :
a. Dalam darah saat pernafasan
Sistem Hemoglobin dalam sel darah merah berfungsi sebagai penyangga
pembentukan H+ saat terjadi transpor CO2 di antara jaringan paru. Sistem
pernapasan melibatkan perubahan ventilasi pulmonar untuk mengeluarkan
CO2 dan untuk membatasi jumlah asam karbonat yang terbentuk. Pengaturan
respiratorik memerlukan waktu satu sampai tiga menit untuk mulai bekerja
dan fungsinya setelah penyangga asam basa ,pernafasan sistem pengaturan
asam basa kedua.
Karbon dioksida secara terus menerus ditambahkan kedalam darah vena
akibat metabolisme sel dan transpor ke paru-paru. Saat CO2 terurai dalam
paru maka akan terbentuk asam karbonat yang kemudian akan terurai
membentuk ion hidrogen dan ion bikarbonat CO2 + H2O ? H2CO3 ? H+
+ HCO3- Karbon dioksida dikeluarkan dari pada paru-paru sehingga

reaksi bergerak kekiri dan plasma menjadi tidak terlalu asam.


Dalam keadaan normal produksi karbon dioksida diimbangi dengan
pengeluarannya seperti fungsi sistem pernapasan dalam pengaturan asam

basa
Jika aktivitas metabolik meningkat karena olah raga, akan terjadi
peningkatan tekanan parsial karbon dioksida arteri ( pCO2 ), peningkatan
kadar asam karbonat plasma dan penurunan pH plasma ( asidosis ).
Pernafasan disesuaikan untuk mengeluarkan lebih banyak karbon

dioksida.
CO2 berlebihan dalam darah berdifusi kedalam sistem saraf pusat untuk
mencapai kemoreseptor sentral. Disistem saraf pusat CO2 membetuk
asam karbonat yang terurai menjadi ion hidrogen. Ion hidrogen ini

merangsang kemoreseptor
Ion hidrogen menstimulasi

kemoreseptor

sentral

mengakibatkan

peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman ventilasi. Peningkatan


frekuensi perngeluaran CO2 respiratorik mengurangi asam karbonat dan
peningkatan pH

Sebaliknya jika pH plasma meningkat ( alkalosis ), frekuensi respiratorik


berkurang untuk mengurangi pengeluaran CO2. Kadar CO2 yang sedikit
dalam plasma menyebabakan reaksi diatas bergerak kekanan dan

penurunan pH
b. Ekskresi pada ginjal/Pengaturan ginjal
Pengaturan ini berlangsung melalui ekresi urin asam basa. Ginjal mengatur
pH darah mengeluarkan lebih banyak ion hidrogen dan mereabsorpsi lebih
banyak ion bikarbonat saat plasma darah lebih asam dan dengan mengeluarka
sedit ion hidrogen dan mereabsorpi sdikit ion bikarbonat saat plasma darah
lebih basa. Fungsi ginjal berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa
hari untuk mengatasi perubahan pH dan bekerja melalui mekanisme :
Sekresi tubular ion hydrogen
CO2 dalam cairan intersisial berdifusi kadalam sel epitel dan berikatan
dengan air untuk membentuk asam karbonat yang berionisasi menjadi ion
hidrogen dan ion karbonat
Ion hidrogen ditranspor secara aktif keluar sel menuju lumen tubulus
dan dikeluarkan dari tubuh dalam urin.
Reabsorpsi dan ekskresi bikarbonat
1. Untuk setiap ion hidrogen yang disekresi dari sel epitel kedalam lumen
tubulus,satu ion natrium secara aktif ditranspor ke dalam sel epitel dari
lumen tubulus untuk mempertahankan keseimbangan elektrokima. Ion
natrium dan ion bikarbonat ditranspor secara bersamaan dari sel epitel
menuju cairan intersisial dan masuk kedalam darah.
2. Dalam kondisi fisiologis normal,laju sekresi ion hidrogen sama dengan
laju filtrasi glomerular terhadap bikarbonat. Ginjal mereabsopsi semua
bikarbonat yang terfiltrasi
3. Jika pH plasma basa akan menurunkan sekresi ion hidrogen oleh sel
tubular sehingga yang diekskresi dalam urin juga sedikit. Bikarbonat
yang terfiltrasi tidak akan terabsopsi sepenuhnya dan yang diekskresi
dalam urin semakin banyak.
Sistem penyangga memungkinkan ion hidrogen diekskresi dalam urin
1. Pasangan penyangga fosfat :
- Penyangga fosfat terkonsentrasi dalam cairan tubular karena tidak
terabsorpsi. Penyangga fosfat berfungsi untuk mengeluarkan ion
hidrogen dari cairan tubuler dan membawanya kedalam urine

Mekanisme ini memungkinkan pengeluaran sejumlah besar ion


hidrogen yang disekresi tanpa melalui asidifikas urine yang dapat

merusak traktus urinarius


2. Pasangan penyangga amonia dan ammonium
- Sel-sel tubuler mensintesis amonia ( NH3 ) dari asam glutamat.
Amonia berdifusi kedalam lumen tubulus dan bereaksi dengan ion
hidrogen untuk membentuk ion amonium ( NH4-). Ion amonuim
-

diekskresi kedalam urine bersama dengan klorida


Selain itu ion amonium mengganti ion natrium atau beberapa ion
dasar lainnya unuk membentuk garam amonium dan melepas ion
natrium untuk berdifusi balik kedalam sel tubulus dan berikatan
dengan bikarbonat. Pembentukan ion amonium menyebabkan
terjadinya penambahan lebih banyak ion bikarbonat ke dalam darah

dan peningkatan pH darah.


c. Pengawetan buah-buahan
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan
bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah
rasa masam pada makanan dan minuman ringan.
Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang
dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan
adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalamlarutan penyangga untuk
mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam
membentuk garam sitrat.
Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan,
sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air.
d. Pembentukan rumah hewan sebagai kerang laut serta batu karang di laut

Anda mungkin juga menyukai