Anda di halaman 1dari 1

Asma

Asma adalah penyakit pernapasan yang ditandai dengan reversible, difusi


stenosis atau stricture disekitar bronchi, dan meningkatnya tingkat
kesensitivitasan pada berbagai rangsangan.
Asma adalah kondisi umum yang biasanya terjadi pada anak-anak dengan
rata-rata persentase 5-6%. Lebih dari setengah penderita asma berusia 5-15
tahun.
Asma dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Asma alergi atau asma ekstrinsik adalah asma yang ditandai dengan
riwayat penyakit keluarga yang menderita asma, bersamaan dengan
peningkatan serum IgE titers.
2. Asma nonalergi atau asma intrinsic (idiosyncratic) adalah gangguan
pernapasan yang terjadi pada grup heterogen dari pasien dengan
reversible dan bronchospasm yang berulang (kambuh) sebagai respon
pada berbagai rangsangan seperti latihan fisik, udara dingin, emosi,
asap pembakaran (rokok, polusi, dll), hypoxemia, stress,
gastroesophageal reflux, dll.
Obat yang dugunakan untuk mengobati asma dapat menyebabkan
gangguan oral seperti xerostomia (mulut kering), oropharyngeal candidiasis
dan meningkatkan caries (disebabkan oleh penggunaan inhalatory agonist). Membersihkan mulut setelah pemberian obat-obatan tersebut
adalah cara yang baik untuk mencegah kerusakan mulut. Pasien asma dapat
juga menderita gingivitis, jika mereka sering bernapas melalui mulut, dan
kondisi ini bersamaan denga faktor immunologi dapat berkontribusi untuk
meningkatkan peradangan gingival.
Obat yang tidak boleh diberikan pada pasien dengan penyakit asma:
1. Obat yang mengandung aspirin
2. Obat nonsteroidal anti-inflammatory
3. Antibiotic macrolide ditambah dengan theophylline. Serum
methylxanthies (theophylline) dapat meningkatkan asma
4. Opiates: dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan pelepasan
histamine
5. Local anesthetics: solusi yang dipakai tanpa penggunaan adrenalin dan
levonordefrin, karena mengandung pengawet sulfit
6. Jika pasien sedang menjalani atau menerima pengobatan
corticosteroid sistemik, suplemen mungkin dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai