(Cucumis
sativus)
merupakan
tumbuhan
yang
2. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa memahami dan mampu mempraktekan pembuatan pikel
timun.
b. Mahasiswa mengetahui pengaruh jenis penggaraman dan kadar garam
terhadap pikel timun yang dihasilkan.
B. Tinjauan Pustaka
Proses fermentasi asam laktat berlangsung pada medium garam. Pada
konsentrasi tertentu, garam ikut berperan dalam menentukan organisme yang
tumbuh atau dengan kata lain pertummbuhan mikroorganisme dipengaruhi
oleh konsentrasi garam. Pada kadar larutan garam 5-15% (20-60 0 Salometer)
bakteri asam laktat dapat tumbuh dan menghalangi organisme yang lainnya
yang tidak diinginkan. Pada akhir fermentasi mentimun berubah warnanya
dari hijau terang menjadi hijau kotor atau hijau kekuning-kuningan. Larutan
garam menjadi seolah-olah berawan dan berwarna putih susu. Mentimun
yang menalami fermentasi ini dinamakan salt stock (Hidayat dkk, 1983).
Kualitas yang baik dari penggaraman pikel mentimun ditandai dengan
warna kulit timun yang khas dan juga bervariasi dari penembusan cahaya
hijau menjadi hijau tua, tekstur yang baik, dan bebas dari kerusakan mekanik,
pikel yang cacat, dan pusat berongga. Pikel timun adalah biasanya dikemas
sebagai nilai tambahan yang tinggi secara keseluruhan, setengah ataupun
seperempat ukuran, sedangkan pikel cacat diolah menjadi produk bernilai
rendah seperti makanan perangsang (pikel dipotong halus atau dicincang
halus). Kerusakan dengan ciri penggembungan disebabkan terutama oleh
produksi gas, terutama karbon dioksida, dalam fermentasi air garam, berasal
dari jaringan mentimun itu sendiri dan dari aktivitas mikroba dalam air garam
yang digunakan. Pikel yang rusak atau penggembungan ditandai dengan
jaringan mentimun lunak dan adanya pusat berongga (Ariana et al, 2010).
Mentimun (Cucumis sativus) merupakan sayuran yang penting.
Dengan kecenderungan umum dari Kimchi, Paocai dan Sauerkraut, pikel
mentimun telah menarik lebih banyak perhatian dan menjadi satu sayuran
pikel yang paling terkenal. Tekstur pikel sayuran adalah salah satu faktorfaktor yang paling penting yang menentukan kepuasan konsumen. Untuk
akan
berperan
pencemar
sebagai
tertentu.
penghambat
Mikroorganisme
selektif
pada
pembusuk
atau
proteolitik dan juga pembentuk spora, adalah yang paling mudah terpenaruh
walau dengan kadar garam yang rendah sekalipun (yaitu sampai 6 %).
Mikroorganisme patogenik, termasuk Clostridium botullinum dengan
pengecualian pada Salmonella aureus, dapat dihambat oleh konsentrasi garam
sampai 10-12 %. Walaupun begitu, beberapa mikroorganisme terutama jenisjenis Leunostoc dan Lactobacillus, dapat tumbuh cepat dengan adanya garam
dan
terbentuknya
asam untuk
menghambat
organisme
yang
tidak
penurunan nilai aktivitas air (aw) dan terionisasi, garam menjadi ion Cl - yang
bersifat toksik. Perlakuan dengan garam tinggi di satu sisi memberikan efek
pengawetan dan pembentukan aroma, di sisi lain berpengaruh kurang baik
bagi kesehatan konsumen. Pada akhirnya akan membatasi penerimaan
konsumen terhadap produk. Penambahan garam rendah merupakan suatu
metode untuk mengurangi resiko pada penggunaan garam berkadar tinggi.
Komposisi biokimiawi substrat mentimun dengan kadar garam rendah yang
difermentasi oleh sejenis bakteri atau campuran mikroba menentukan hasil
fermentasi antara lain jumlah dan tipe produk yang dihasilkan, sisa substrat,
dan pH akhir (Satria Nur, 2009).
C. Metodologi
1. Alat
Ketimun
3. Cara Kerja
Pikel timun
Warna
Aroma
Rasa
Overall
528
871
107
708
537
458
1.95a
2.70b
2.75b
2.80b
3.10bc
3.45bc
2.15a
2.20ab
2.25ab
2.30ab
2.75bc
3.00bc
1.90a
1.90a
2.15a
2.15a
2.25a
2.15a
2.10a
2.35ab
2.40ab
2.50ab
2.55ab
2.85b
pencemar
tertentu.
Mikroorganisme
pembusuk
atau
proteolitik dan juga pembentuk spora, adalah yang paling mudah terpenaruh
walau dengan kadar garam yang rendah sekalipun (yaitu sampai 6 %) serta
garam juga memengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan, jadi mengendalikan
pertumbuhan mikroorganisme dengan suatu metoda yang bebas dari pengaruh
racunnya dan menurut Astuti, 2006 garam juga berfungsi sebagai bahan untuk
menarik air dan zat gizi dari jaringan bahan yang difermentasi untuk
pertumbuhan bakteri pembentuk asam laktat. Selain fungsi garam diatas
garam dalam solusi air, garam membantu untuk menjaga ketegasan tekstur
dari buah-buahan, mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk dan menjadikan
fermentasi tunggal dengan bakteri asam laktat (Doan et al, 2012). Setelah
proses penggaraman selesai, proses selanjutnya adalah mendiamkan jar yang
sudah diisi mentimun dengan larutan garam selama kurang lebih 3 hari.
Proses mendiamkan tersebut dimaksudkan agar fermentasi tunggal bakteri
asam laktat dapat optimal. Langkah selanjutnya adalah pengamatan yang
perlu dilakukan setiap hari untuk melihat apakah ada lendirnya atau tidak
pada larutan garam yang digunakan untuk pikel timun, jika terdapat larutan
garam maka larutan garam perlu diganti. Hal tersebut dilakukan untuk
menjadikan fermentasi asam laktat tetap dapat berlangsung optimal dan juga
untuk menghilangkan mikroba yang ada pada larutan garam. Setelah proses
pendiaman pikel timun selama 3 hari tersebut selesai maka pikel timun dapat
diambil dengan perlakuan sebelum diambilnya pikel dilakukan blanching dan
sterilisasi pada pikel timun tersebut dengan tujuan membantu pengusiran
gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam bahan, membantu
memperbaiki pengisiannya. Jika terlalu banyak udara yang tertinggal, suhu
yang diinginkan mungkin tidak tercapai selama proses sterilisasi dan
kemungkinan mikroorganisme masih hidup didalam (Gaman et al, 1992).
Setelah pikel timun dapat diambil dari jar, pikel timun dipotong kecil-kecil
untuk tujuan pengujian organoleptik pada pikel timun tersebut yang nantinya
hasil uji organoleptik tersebut dianalisis dengan SPSS menggunakan ANOVA
sehingga dapat diketahui beda nyata atau tidaknya sampel yang satu dengan
yang lainnya.
Pada akhir fermentasi mentimun salt stock berubah warnanya dari
hijau terang menjadi hijau kotor atau hijau kekuning-kuningan. Larutan
garam
menjadi
seolah-olah
berawan
dan
berwarna
putih
susu
(Hidayat dkk, 1983). Pada proses penggaraman pikel timun kualitas yang baik
dari penggaraman pikel mentimun ditandai dengan warna kulit timun yang
khas dan juga bervariasi dari penembusan cahaya hijau menjadi hijau tua,
tekstur yang baik, dan bebas dari kerusakan mekanik, pikel yang cacat, dan
pusat berongga. Sedangkan pikel timun yang rusak, kerusakannya ditandai
dengan ciri penggembungan disebabkan terutama oleh produksi gas, terutama
karbon dioksida, dalam fermentasi air garam, berasal dari jaringan mentimun
itu sendiri dan dari aktivitas mikroba dalam air garam yang digunakan. Pikel
20% dan 23% tidak memiliki perbedaan yang nyata antara sampel satu
dengan sampel yang lainnya, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata kesan
panelis yang diberikan terhadap sampel pikel timun tersebut dimana nilai
rata-rata kesan dari panelis tidak memiliki selisih yang jauh. Pada sampel
pikel timun dengan konsentrasi larutan garam 23% dan 25% tidak memiliki
perbedaan yang nyata, karena pada nilai rata-rata kesan dari panelis yang
dihasilkan tidak mempunyai selisih yang cukup jauh untuk dapat dikatakan
berbeda nyata. Pada parameter warna pikel timun, sampel yang cenderung
tidak disukai adalah sampel dengan pikel timun konsentrasi larutan garam 5%
karena pada sampel tersebut warna yang dihasilkan cenderung berwarna hijau
tua sehingga panelis memberikan nilai rata-rata sebesar 1,95. Berbeda dari
sampel yang paling disukai yaitu sampel pikel timun dengan konsentrasi
larutan garam 25% dimana para panelis memberikan rata-rata nilai pada
sampel tersebut sebesar 3,45 dan warna yang dihasilkan pada sampel tersebut
juga berwarna lebih hijau yang cukup segar dibanding sampel pikel timun
konsentrasi larutan garam 5%.
Pada parameter aroma dari hasil analisis SPSS dapat dilihat bahwa
pada sampel pikel timun dengan konsentrasi larutan garam 5%, 8%, 10%, dan
20% tidak memiliki perbedaan yang nyata antara sampel satu dengan yang
lainnya, karena pada sampel-sampel pikel timun tersebut memiliki nilai ratarata kesan dari panelis yang selisihnya tidak cukup jauh. Pada sampel pikel
timun dengan konsentrasi larutan garam 8%, 10%, 20% dan 23% memiliki
perbedaan yang cukup nyata antara sampel pikel timun dengan konsentrasi
larutan garam 23% dengan sampel yang lainnya karena rata-rata nilai sampel
tersebut mempunyai selisih yang cukup besar dengan sampel yang lainnya.
Pada sampel pikel timun dengan konsentrasi larutan garam 23% dan 25%
tidak memiliki perbedaan yang nyata karena rata-rata nilai keduanya tidak
berbeda besar. Pada parameter aroma, sampel yang paling berbeda nyata
adalah sampel pikel timun dengan konsentrasi larutan garam 25% yang
merupakan sampel yang paling disukai. Dikatakan begitu karena memiliki
rata-rata nilai yang paling besar diantara sampel yang lainnya yaitu sebesar
3,00, kecuali dengan sampel pikel timun dengan konsentrasi 23% tidak terlalu
berbeda nyata. Sampel pikel timun yang paling tidak disukai adalah sampel
pikel timun dengan konsentrasi larutan garam 5% karena dilihat dari nilai
rataan sampel tersebut memiliki rata-rata yang paling rendah diantara yang
lainnya.
Pada parameter rasa dari hasil analisis SPSS dapat dilihat bahwa
semua sampel pikel timun dengan berbagai formulasi dimana hasilnya adalah
semua sampel tidak terdapat adanya beda nyata pada parameter rasa. Dapat
dikatakan begitu karena nilai rata-rata dari semua sampel hampir mendekati
satu sama lain dan jika berbeda rata-rata nilainya, nilai tersebut tidak
mempunyai selisih yang cukup jauh. Pengamatan pada parameter rasa pikel
timun, sampel pikel timun yang paling disukai adalah sampel pikel timun
dengan konsentrasi larutan garam 23% dengan nilai rata-rata 2,25 sedangkan
sampel pikel timun yang paling tidak disukai adalah sampel pikel timun
dengan konsentrasi larutan garam 5% dan 8% dengan nilai rata-rata 1,90.
Pada parameter overall dari hasil analisis SPSS dapat dilihat bahwa
sampel pikel timun dengan konsentrasi larutan garam 5%, 8%, 10%, 20%,
dan 23%. perbedaan nyata terlihat pada sampel pikel timun dengan
konsentrasi larutan garam 5% karena perbedaan nilai rata-ratanya cukup jauh
antara sampel-sampel yang lainnya. Pada kelompok sampel pikel timun
dengan konsentrasi larutan garam 8%, 10%, 20%, 23%, dan 25%. Perbedaan
nyata terlihat pada sampel dengan konsentrasi larutan garam 25% karena ratarata nilainya berbeda dengan selisih yang cukup besar dengan sampel yang
lainnya. Pada pengamatan parameter overall yang paling menujukkan adanya
perbedaan yang nyata adalah sampel pikel timun dengan konsentrasi 25%
karena nilai rata-rata kesan dari panelis memiliki nilai yang paling besar
dengan rata-rata nilai yang selisihnya cukup jauh dengan sampel yang
lainnya.
Hasil analisis SPSS dengan teori yang ada sudah cukup sesuai karena
garam dalam solusi air, garam membantu untuk menjaga ketegasan tekstur
dari buah-buahan, mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk dan menjadikan
fermentasi tunggal dengan bakteri asam laktat (Doan et al, 2012). Selain itu
penambahan garam pada substrat organik menimbulkan rangkaian fermentasi
secara spontan dan terjadinya seleksi mikroba yang mengarah pada suksesi
mikroba. Garam dalam konsentrasi tinggi dapat menghambat pertumbuhan
mikroba pembusuk dan patogen. Hal ini disebabkan oleh penurunan nilai
aktivitas air (aw) dan terionisasi, garam menjadi ion Cl- yang bersifat toksik.
Perlakuan dengan garam tinggi di satu sisi memberikan efek pengawetan dan
pembentukan aroma (Satria Nur, 2009). Pada proses pembuatan pikel,
fermentasi bakteri asam laktat sangatlah penting untuk dihasilkan pikel
dengan kualitas yang baik pula karena menurut Astuti, 2006 proses fermentasi
sayuran dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi anaerobik,
konsentrasi garam, suhu, dan adanya bakteri asam laktat. Dengan teori-teori
yang ada tersebut, hasil praktikum sudah sesuai karena semakin besar
konsentrasi garam yang digunakan semakin besar pula adanya bakteri asam
laktat dan juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk dan
patogen semakin baik, maka dari itu semakin besar nilai rataan yang
dihasilkan yang menunjukkan bahwa pikel timun dengan konsentrasi larutan
garam 25% tersebut lebih baik.
Pada penggaraman pikel timun, tiap-tiap larutan ditambahkan dengan
konsentrasi larutan garam yang berbeda-beda yang juga akan berpengaruh
terhadap pH larutan dimana pengukuran pH pada pikel timun menggunakan
alat pH meter. Pada penggaraman pikel timun dengan konsentrasi 5% pH dari
pikel timun adalah sebesar 3,34. Kemudian pada penggaraman pikel timun
dengan konsentrasi 8% pH dari pikel timun adalah sebesar 3,38. Selanjutnya
pada penggaraman pikel timun dengan konsentrasi 10% pH dari pikel timun
adalah sebesar 3,75. Pada penggaraman pikel timun dengan konsentrasi 20%
pH dari pikel timun adalah sebesar 4,47. Pada penggaraman pikel timun
dengan konsentrasi 23% pH dari pikel timun adalah sebesar 4,31 dan pada
penggaraman pikel timun dengan konsentrasi 25% pH dari pikel timun adalah
sebesar 5,10. Dari analisis pada pH pikel timun, hasil yang diperoleh dari
pikel timun cenderung meningkat nilai pH yang dihasilkan seiring dengan
garam yang digunakan adalah sebesar 5%. Dari hasil ranking pikel timun
yang dianalisis dengan SPSS dapat daiketahui bahwa semakin besar kadar
larutan garam sampel pikel timun, panelis cenderung semakin suka. Hal
tersebut terjadi karena semakin besar kadar larutan garam yang digunakan
semakin baik pula kenampakan, tekstur, aroma, dan rasa dari pikel timun.
Kualitas yang baik dari penggaraman pikel mentimun ditandai dengan warna
kulit timun yang khas dan juga bervariasi dari penembusan cahaya hijau
menjadi hijau tua, tekstur yang baik, dan bebas dari kerusakan mekanik, pikel
yang cacat, dan pusat berongga (Ariana et al, 2010) dimana hasil dari pikel
timun pada konsentrasi 25% cukup sesuai dengan teori tersebut sehingga
panelis cenderung menilai pikel timun dengan konsentrasi garam 25% dengan
nilai yang cukup besar. Selain itu, garam berfungsi sebagai bahan untuk
menarik air dan zat gizi dari jaringan bahan yang difermentasi untuk
pertumbuhan bakteri pembentuk asam laktat (Astuti, 2006) sehingga air yang
terkandung dalam pikel timun dapat ditarik sehingga pengawetan dengan
kadar garam yang tinggi lebih maksimal.
Dikatakan lebih baik karena salah satu cara pengawetan produk
hortikultura atau dikatakan dengan fermentasi garam adalah dengan
menambahkan larutan garam pada sampel yang digunakan. Prinsip yang
digunakan dalam fermentasi pikel ini adalah memanfaatkan peran dari bakteri
asam laktat yang berguna untuk merubah monosakarida menjadi asam laktat,
jadi semakin besar kadar larutan garam yang digunakan, semakin berhasil
pula mengawetkan pikel timun. Sebaliknya jika kadar larutan garam rendah,
maka semakin kecil pula keberhasilan pengawetan dari pikel timun karena
sebagian besar mikroba menggunakan media air untuk pertumbuhan.
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Teknologi Pengolahan Hortikultura Acara
V Pembuatan Pikel Timun adalah :