Anda di halaman 1dari 4

3. Jelaskan klasifikasi fraktur ?

Jawab :
Klasifikasi Fraktur berdasarkan Garis Patahan 4
Berdasarkan garis patahan pada tulang, fraktur terbagi atas :

Fraktur Dahan Hijau (Greenstick); pada tipe ini, tulang bengkok atau
melengkung (seperti ranting hijau yang dipatahkan). Fraktur ini lebih sering
ditemukan pada anak-anak yang tulangnya lebih elastis dari tulang orang
dewasa.

Fraktur Fissura; pada tipe ini, tulang yang mengalami fraktur tidak disertai
perubahan letak tulang yang berarti. Biasanya tulang akan tetap di tempatnya
setelah tindakan reduksi.

Fraktur Impresi; pada tipe ini, fraktur akan menimbulkan lekukan pada tulang.

Fraktur Kompresi; yaitu fraktur yang terjadi akibat kekuatan besar pada tulang
pendek atau epifisis tulang pipa.

Fraktur Kominutif; pada tipe ini, fraktur yang terjadi lebih dari dua fragmen.
Biasanya disebabkan oleh cedera hebat.

Fraktur Impaksi; pada tipe ini, fragmen-fragmen tulang terdorong masuk ke arah
dalam tulang satu sama lain sehingga tidak dapat terjadi gerakan di antara
fragmen-fragmen tersebut.

Fraktur Patologis; yaitu fraktur yang disebabkan oleh adanya proses patologis,
misalnya tumor atau osteoporosis tulang. Dengan trauma yang ringan saja tulang
akan menglami fraktur.

Klasifikasi Fraktur berdasarkan Hubungan Antara Tulang dengan Udara Luar.


Fraktur dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya hubungan antara patahan tulang
dengan udara luar, yakni: 6

Fraktur Tertutup (Close Fracture/Simple Fracture); yaitu jika patahan tulang


tidak berhubungan dengan udara luar, kulit tidak rusak, dan tidak ada luka yang
terjadi di sekitar tempat fraktur.

Fraktur Terbuka (Open Fracture/Compound Fracture); yaitu jika patahan


tulang berhubungan dengan udara luar, kulit bagian luar rusak atau robek. Luka

bisa disebabkan karena tulang yang menembus (merobek) dari dalam atau
akibat trauma yang langsung mengenainya dari luar.
Derajat Faktur Terbuka
Deraja
t

Luka
Laserasi < 2 cm

dislokasi

Dislokasi fragmen jelas

disekitarnya
Luka lebar, rusak hebat atau

111

Sederhana,
fragmen minimal

Laserasi > 2 cm Kontusi otot


11

Fraktur

hilangnya jaringan di

Kominutif, fragmen tulang


ada yang hilang

sekitarnya

16. Apa klasifikasi ulkus dekubitus ?


Derajat ulkus dekubitus menurut NPUAP, luka dekubitus derajat I sampai derajat IV
yaitu: 5
a. Derajat I
Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi luka kulit yang diperbesar. Kulit tidak
berwarna, hangat, atau keras juga dapat menjadi indicator.
b. Derajat II
Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan dermis. Luka superficial
dan secara klinis terlihat seperti abrasi, lecet, atau lubang yang dangkal.
c. Derajat III
Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang
mungkin akan melebar kebawah tapi tidak melampaui fascia yang berada di
bawahnya. Luka secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam dengan atau tanpa
merusak jaringan sekitarnya.
d. Derajat IV
Hilangnya seluruh ketebalan kulit disertai destruksi ekstensif, nekrosis jaringan; atau
kerusakan otot, tulang, atau struktur penyangga misalnya kerusakan jaringan
epidermis, dermis, subkutaneus, otot dan kapsul sendi.
Jenis ulkus dekubitus5.6
1. Tipe normal

Mempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC dibandingkan kulit
sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi
karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluhpembuluh darah sebenarnya baik.
2. Tipe arterioskelerosis
Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan kulit
sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada
pembuluh darah (arterisklerotik) ikut perperan untuk terjadinya dekubitus disamping
faktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.
3. Tipe terminal
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.

20. Apa pencegahan ulkus dekubitus ? 3.4.5


Pencegahan terjadinya ulkus dekubitus:
a. Mengkaji faktor-faktor resiko klien
b. Mengurangi faktor-faktor lingkungan yang mempercepat terjadinya dekubitus,
seperti suhu ruangan panas (penyebab diaporesis), kelembaban, atau linen tempat
tidur yang berkerut (Potter & Perry, 2005).
c. Menjaga higienis dan perawatan kulit topical
d. Pencegahan mekanik dan pendukung untuk permukaan, yang meliputi pemberian
posisi, penggunaan tempat tidur dan kasur terapeutik.
e. Pendidikan (Potter & Perry, 2005)
f. Menggunakan bantal berongga
g. Mengoleskan minyak di kulit seusai mandi

21. Bagaimana patofisiologi atrofi otot ? 7.8


Imobilitas yang lama dapat menyebabkan atrofi otot dengan penurunan ukuran dan
kekuatan oto. Penurunan diperkirakan 1 2 persen sehari. Beberapa factor yang
menyebabkan atrofi otot yaitu ; perubahan biologis proses penuan itu sendiri,
akumulasi penyakit akut dan kronik, serta malnutrisi. Perubahan otot selama
imobilitas lama menyebabkan degenerasi serat otot, peningkatan jaringan lemak, serta
fibrosis. Massa otot berkurang setengah dari pada ukuran semula setelah mengalami 2
bulan imobilitas.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland,W.A.Newman; Alih Bahasa, Huriawati, Hartono, Dkk; Editor Edisi
Bahasa Indonesia, Huriawati, Hartono, Dkk; Kamus Kedokteran Dorland.
Edisi 29. Jakarta: EGC.
2. Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
3.
4.
5.

6.
7.
8.

EGC
Sudoyo,dkk.2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid 1. Jakarta:
Internal Publishing.
Sjam Suhidrsajat R. & Loim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Teori penuaan, perubahan pada sistem tubuh dan implikasinya pada lansia
(online).
Diunduh
dari
URL
http://prastiwisp.files.wordpress.com/2010/11/teori-penuaan-dan-perubahanfisiologis-lansia.pdf
Fraktur
(online)
diunduh
dari
URL
http://rspository.usu.ac.id/bitsteam/123456789/22361/4/Chapter%20II.pdf
Martono H, 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut) Edisi IV. Jakarta: Universitas Indonesia.
Lansia (online) diunduh dari URL http://www.journals.elsevier.com/europangeriatric-medicine/

Anda mungkin juga menyukai