Anda di halaman 1dari 5

Dasar teori

Uji duo trio termasuk dalam kelompok pengujian pembedaan (difference test).
Pengujian pembedaan digunakan untuk menilai pengaruh macam macam perlakuan
modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui
adanya oerbedaan atau persamaan antara duo produk dari komoditi yang sama. Yang terakhir
ini terutama dari segi konsumen.
Uji duo trio bertujuan untuk mencari perbedaan yang kecil. Setiap panelis disajikan tiga
contoh (dua contoh dari produk yang sama dan satu contoh dari produk yang berbeda). Uji
duo trio hampir sama dengan uji segitiga, tetapi dalam uji ini dari awal sudah ditentukan
pembanding yang dibandingkan dengan kedua contoh lainnya. Dalam penyajiannya, contoh
ketiganya disajikan bersamaan. Panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 contoh lain
yang beda dengan pembanding (reference).
Uji duo trio adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil
antara dua contoh. Uji ini relatif lebih mudah karena adanya contoh baku dalam pengujian.
Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap mutu produk
ataupun menilai keseragaman mutu bahan.
( Anonim1,2013)
Pengujian pembedaan digunakanuntuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik
atau organoleptik antara dua contoh. Meskipun demikian dalam pengujian dapat saja
sejumlah contoh disajikan bersama tetapi merupakan untuk melaksanakan pembedaan selalu
dua contoh yang dapat dipertentangkan. (Soekarto, 1985).
Pengujian duo-trio ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dua buah
sampel atau mendeteksi. Perbedaan sifat yang tingkat perbedaannya hanya sedikit, misalnya
untuk mendeteksi perbedaan sifat-sifat hasil yang diperoleh dari dua kondisi yang sedikit
berbeda. Uji duo-trio merupakan salah satu uji pembeda.Uji pembeda ini biasanya
digunakanuntuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara sampel yangdisajikan. Pada duotrio ini digunakan sampel pembanding. (Kartika,dkk.,1987).
Contoh pembanding dalam pengujian duo-trio merupakan hal yang sangat penting
dalam pegujian,terutama dalam pengujian pemilihan dan scalar. Jika contoh pembanding
diberikan, yang perlu diperhatikan bahwa yang terutama dijadikan faktor pembanding adalah
satu ataulebih sifat sensorik dari bahan pembanding itu. Oleh karena itu, sifat lain yang tidak
dijadikan faktor pembanding harus diusahakan sama dengan contoh yang diujikan. Hal
tersebut dilakukan agar semua panelis tahu sensorik apa yang diujikan dan tidak terjadi
kekeliruan atau salah paham antara pengelola pengujian dengan panelis.

Pengujian pembedaan digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan


modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui
adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Yang terakhir
ini terutama dari segi konsumen
(Soekarto, 1985).
Uji duo-trio di dalam industri pangan dapat digunakan salah satunya adalah untuk
reformulasi suatu produk baru, sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan antara
produk lama dan baru. Kelemahan uji duo trio adalah sulit mendeskripsikan sampel yang
sama dengan pembanding karena panelis akan sulit untuk mengingat secara detail bahan yang
sedang dianalisis, biasanya uji ini dapat dilakukan dengan mudah oleh seseorang yang
memiliki daya ingat yang tinggi (Anonim2, 2011).

III.

Metode Kerja

a. Alat
Piring kecil
Nampan
Tissue
Borang penilaian

b. Bahan
Buah pisang masak
Buah pisang mentah

c. Cara Kerja
1. Mengisi lembar kuisioner dengan nama, tanggal dan bahan yang akan diuji.
2. Menilai tingkat kekerasan pada sampel yang kemudian di bandingkan dengan kontrol ( R ).

IV.

Hasil Pengamatan
Kelompok I
Kode
sampel
481

Nama Panelis
Nilai
Betul

Annisa.S

Fitriani

Husin.R

Slamet
Budi.P

M.Luthfu
l

523
R

Salah

Kelompok II
Kode
sampel
481
523
R

Nilai

Lisius.D

Betul
Salah

Supriadi
x

Nama Panelis
Ismail
Soripina
x

Aleng

Torus.G

Kelompok III
Kode
sampel
481
523
R

V.

Nilai
Betul
Salah

Nama Panelis
Eko.S

Ririn.A

Andi.A

Werianto

Ahmad.S

Kristanto

Pembahasan
Dalam uji pembedaan duo trio ini menggunakan sampel pisang mentah dan pisang
masak dengan kode sampel 481 dan 523, dari salah satu sampel memiliki tekstur yang
keras,yaitu pada kode 481 yang sama dengan kontrol.
Pada setiap panelis dihadapkan 3 contoh. Dua dari contoh tersebut berasal dari jenis
contoh yang sama sedangkan 1 contoh yang lain berbeda. Dalam penyajiannya, ketiga contoh
tersebut dapat diberikan secara bersamaan atau contoh bakunya diberikan terlebih dahulu
untuk dinilai.
Pada Uji Duo-Trio panelis diminta untuk mengenali contoh yang berbeda atau contoh
yang sama dengan contoh baku. Panelis harus mengenal contoh baku terlebih dahulu dan
kemudian memilih salah satu dari dua contoh yang lain yang sama dengan contoh baku. Pada
pengujian duo trio ini terdapat contoh baku atau standar (R) untuk sampel yang disajikan.
Uji ini relatif lebih mudah karena adanya contoh baku atau pembanding dalam
pengujian. Biasanya uji duo trio digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap mutu
produk ataupun menilai keseragaman mutu bahan
( Muda. 2011).
Dari hasil pengujian pembedaan duo trio ini, diperoleh data keseluruhan panelis
terpilih, karena hasil jawaban pada kode 481 sama dengan kontrol ( R ) yaitu memiliki tekstur
keras. Pengujian duo trio ini, menilai sampel pisang yaitu 17 panelis , dan yang menjawab
benar ( dihitung ) yaitu 17 panelis. Berdasarkan dari tabel perhitungan, pada konsentrasi 5 %

dengan jumlah panelis 17 yaitu 13. Maka dianggap Beda Nyata ( BN ), hal ini karena nilai
yang dihitung lebih besar dari tabel. Berdasarkan dari tabel perhitungan, pada konsentrasi 1
% dengan jumlah panelis 17 yaitu 15. Maka dianggap Beda Nyata ( BN ), hal ini karena nilai
yang dihitung lebih besar dari tabel. Berdasarkan dari tabel perhitungan, pada konsentrasi 0,1
% dengan jumlah panelis 17 yaitu 16. Maka dianggap Beda Nyata ( BN ), hal ini karena nilai
yang dihitung lebih besar dari tabel.
Kondisi ini juga mungkin disebabkan karena panelis berkonsentrasi penuh pada saat
melakukan pengujian tersebut. Keadaan fisik dan psikologis panelis yang baik mempengaruhi
keberhasilan panelis dalam memberikan respon benar terhadap benda rangsang.
( Kartika,dkk.,1987 ).

VI.

Kesimpulan

Dari hasil praktek yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengujian pembedaan duo trio ini menggunakan sampel pisang mentah dan pisang masak
dengan kode sampel 481 dan 523.
2. Pengujian pembedaan duo trio, diperoleh data keseluruhan panelis terpilih.
3. Calon panelis yang dapat mendeteksi perbedaan dengan benar lebih dari 60%, maka seluruh
penyajian dapat diambil sebagai panelis.
4. Pisang mentah dan pisang masak dapat dibedakan dengan kategori tekstur.
5. Dalam pengujian, semua panelis dinyatakan Beda Nyata, karena nilai yang dihitung lebih
6.

besar dari tabel.


Pengujian pembedaan digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan
modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui

7.

adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama.
Contoh pembanding dalam pengujian duo-trio merupakan hal yang sangat penting dalam
pegujian,terutama dalam pengujian pemilihan dan scalar.

Daftar Pustaka
Anonim1.2013.http://organiksmakma3b03.blogspot.com/2013/04/uji-duo-trio-prakorganoleptik.html
diakses pada tanggal 20 April 2013
Anonim2.2011. http://www.scribd.com/doc/131564594/Duo-Trio-Laporan diakses pada tanggal 20
April 2013
Kartika, B ; Hastuti, P dan Supartono,W, (1987), Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan, PusatAntar
Universitas Pangan danGizi, Yogyakarta.

Muda M. 2011. Uji duo trio .http://achmadgusfahmi.blogspot.com diakses pada tanggal 20 April
2013
Soekarto, S.T., (1985), PenilaianOrganoleptik, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai