Anda di halaman 1dari 3

Pengunaan Quadcopter sebagai alat bantu dalam penanggulangan

bencana dan pertolongan saat telah terjadinya bencana

Zulfikar Abdul Azis


Fakultas Teknik , Universitas Lampung
Bandar Lampung , Indonesia
087899581920|monkkarts@gmail.com
Abstrak
Kerusakan infrastruktur komunikasi pasca bencana sangat mempersulit upaya
penyelamatan. Infrastruktur seperti listrik dan telpon tidak tertangkap.
Quadcopter dapat memberikan pertolongan pada situasi darurat tersebut
karena quadcopter dapat menjangkau area yang sulit untuk dijangkau bagi
manusia . fleksibilitas quadcopter ini bisa membantu regu penyelamat untuk
memberikan data serta gambar ,dan juga bisa digunakan untuk melacak serta
membangun kembali akses komunikasi yang telah rusak. Dapat disimpulkan
bahwa quadcopter akan sangat membantu dalam pemulihan pasca bencana.
Kata kunci : Quadcopter , WLAN ,VoIP
Latar Belakang
Bencana

alam

kerapkali

merusak

infrastruktur

komunikasi

sehingga

mempersulit upaya penyelamatan. Seperti ketika Filipina luluh lantak dilanda


badai Haiyan November. Infrastruktur hancur, saluran listrik terputus, telfon
darurat tidak tertangkap. Quadcopter dapat memberikan pertolongan pertama
dalam situasi darurat semacam itu. Quadrocopter secara mandiri dapat
melacak lokasi kerusakan dan membangun pembantu akses teknik. Di
kawasan bencana bisa digunakan beragam terapan dari beberapa sistem.
Misalnya melacak transmisi jejaring, menutup celah dan membangun serta
mereparasi jejaring. Quadrocopter dilengkapi teknik pemancar radio untuk
jejaring WLAN, yang merupakan teknik pionir bagi jaringan ponsel. Dengan
diprogram khusus, copter bisa mengetahui, kapan harus terbang dan
mereparasi jejaring komunikasi yang rusak. Yang istimewa dari Quadrocopter
adalah, system sepenuhnya berbasis Linux, baik untuk stabilisasi, navigasi dan

koordinasi antar masing-masing copter. Komunikasinya dikendalikan secara


terpusat.
Bagaimana Copter memulihkan kembali transmisi radio ditunjukan dalam uji
coba. Empat Netbook membuat simulasi jejaring yang berfungsi. Setiap
Netbook berfungsi sebagai simpul pengatur lalu lintas transmisi. Jika salah satu
Netbook tidak berfungsi, stasiun basis melapor adanya kesalahan dalam
jejaring. Copter menerima informasi ini, dan secara otomatis mengaktifkan
program reparasi. Helikopter mini terbang zig-zag mencari sumber kesalahan
itu. Jika lokalisasi tuntas, Copter akan menganalisa, di mana posisi bolong
dalam jejaring. Copter akan mendarat di sana, dan menghidupkan kembali
modus ad-hoc.
Dengan itu Copter mengambil alih fungsi simpul jejaring. Dengan bantuan
Teknik-WLAN copter menjalin hubungan jejaring internet dengan simpul
terdekat, agar bolong dalam jejaring ditambal dan bisa kembali berfungsi.
Para peneliti juga sedang mengembangkan kemungkinan mereparasi jaringan
komunikasi telefon seluler. Kita sekarang sudah bisa membuat Voice-over-IP,
yang tidak berbeda dengan informasi pembicaraan lewat jejaring WLAN
darurat. Teknologinya tidak beda jauh. Bedanya adalah perangkat keras yang
harus dibawa, serta hitungan algoritma dari udara. Jauh lebih sulit
mengoperasikan stasiun basis GSM dari udara, dibanding operasi simpul akses
WLAN.
Kelemahan Copter saat ini adalah durasi terbang yang masih terlalu pendek.
Sebuah model paling ringan, hanya bisa terbang selama 20 menit. Artinya : misi
reparasi jejaring ponsel di kawasan bencana, sejauh ini belum bisa
dipraktikkan. Salah satu cara agar memperpanjang durasi operasi adalah kita
bisa mendaratkan quadcopter di atap atau posisi paling tinggi, mematikan
seluruh

baling-baling, dan

hanya

mengaktifkan sistem kalkulasi yang

mengoperasikan teknik komunikasi. Dengan cara itu durasi operasi bisa


diperpanjang hingga beberapa hari. Dalam waktu dekat, armada copter cerdas
akan bisa bekersajasama mandiri, dengan kontak lewat antena. Di masa
mendatang, diharapkan Copter sudah mampu mereparasi jejaring ponsel yang
terputus di kawasan bencana.

Anda mungkin juga menyukai