Proposal PKL
Proposal PKL
Oleh:
AZHARI MUHAMMAD
26020112140013
Oleh :
AZHARI MUHAMMAD
26020112140013
Mengetahui,
Menyetujui,
Ketua Jurusan
Dosen Pembimbing
(................................................)
(,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,)
NIP.
NIP.
Tanggal :
Tanggal :
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
1.
PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1
Latar Belakang..........................................................................................4
1.2
Tujuan........................................................................................................5
1.3
Kegunaan...................................................................................................5
1.4
2. METODOLOGI...................................................................................................7
2.1
2.2
2.3
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memilik wilayah perairan yang
sangat luas. Indonesia terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000
km dan luas laut sekitar 3.1 juta km2 (0.3 juta km2 perairan teritorial dan 2.8 juta km2
perairan nusantara) atau 62% dari luas teritorialnya (nontji,2005). Berdasarkan
UNCLOS 1982 (United Nations Convention on Law ofthe Sea 1982), Indonesia diberi
hak berdaulat (soverign right) memanfaatkan Zona Ekonomi Eklusif seluas 2,7 km 2
yang menyangkut eksplorasi, eksploitasi dan pengelolahan sumberdaya hayati dan non
hayati, penelitian dan juridiksi mendirikan instalasi atau pulau buatan. Indonesia
dikenal sebagai negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati laut (biodiversity)
terbesar di dunia (Dahuri et al, 2003).
Perairan Indonesia memiliki bentuk relief dasar laut berbeda, dari mulai
kedalaman hingga pengaruh hidrooseanografi pada setiap kedalaman. Bentuk relief
(topografi) dasar laut merupakan salah satu kondisi laut yang begitu unik yang terdiri
dari banyak bentukan yang tidak dapat dilihat langsung secara kasat mata. Topografi
laut dapat dikenali dari suatu peta batimetri. Peta batimetri tidak sedetil peta rupa bumi
yang menyajikan data ketinggian dan kenampakan permukaan bumi. Topografi laut
yang bersumberkan dari peta batimetri dapat digunakan untuk berbagai kepentingan
misalnya dalam sektor perhubungan laut, pertambangan, eksplorasi, penelitian, dan
sebagainya (Utami, 2009).
Selat adalah sebuah perairan yang relatif sempit yang menghubungkan dua
perairan yang lebih besar dan karenanya pula biasanya terletak diantara dua
permukaan daratan. Salah satu selat yang ada di Indonesia yang memiliki fungsi dan
sangat penting adalah Selat Bali (Priyono et al, 2011).
Selat Bali adalah selat yang terkenal sebagai penghubung antara Pulau Jawa dan
Pulau Bali yang memiliki dimensi ruang yang membedakannya dengan wilayah
daratan. Pemanfaatan wilayah laut dapat dilakukan pada dataran dasar laut atau
kontinental, di bawah dasar laut juga dilakukan di kolom airnya. Perairan Selat Bali
merupakan perairan pantai landai yang terdapat di Gili Manuk, tepatnya di mulut Selat
Bali serta beberapa ratus meter dari daratan. Secara geografis, perairan Selat Bali
termasuk dalam perairan semi tertutup. Perubahan lingkungan wilayah pesisir lebih
disebabkan karena adanya proses-proses alami yang secara kontinu dan periodik
mempengaruhi wilayah pesisir seperti fluktuasi, parameter oseanografi dan dinamika
iklim di perairan tersebut (Priyono et al, 2011).
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini, antara lain:
1.3
dimanfaatkan oleh:
1. Masyarakat Akademis
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai kondisi
Perairan Selat Bali dan sebagai tambahan informasi, dan dapat dijadikan
acuan refrensi dalam peneletian selanjutnya.
2. Pemerintah dan Instansi Terkait
Untuk menambah informasi terkait tentang profil kedalaman pada
Perairan Selat Bali, yang selanjutnya dapat digunakan untuk keperluan
penelitian mendatang.
3. Masyarakat Umum
Untuk menambah wawasan masyarakat tentang pemetaan batimetri
dan profil kedalaman Selat Bali dalam pengaruhnya terhadap mata
pencaharian nelayan.
1.4
2. METODOLOGI
2.1
berikut :
2.3
Operating System.
Software ArcGis versi 9.3
Google Earth Pro Versi 7.1
Microsoft Office 2010
MapInfo Proffesional 10.0
ER Mapper 7.1
Surfer 11
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini,
terdiri atas:
2.3.1 Data Primer
Menurut Marzuki (1993), yang dimaksud dengan data primer adalah data yang
langsung diperoleh dari sumbernya, diamati, dan dicatat pertama kalinya. Data ini
diperoleh secara langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dari hasil
observasi, wawancara, dan partisipasi aktif. Data primer dalam Praktek Kerja Lapang
ini meliputi data-data yang diperoleh dari:
2.3.1.1 Observasi
Menurut Marzuki (1993), observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki, tanpa mengajukan
2.4
Pengajua
n Judul
Pembuatan
Proposal
Pengamb
Wawancar
ilan Data
a
Data
Langsung
Data
Sekund
Kepada
Primer
Mengambil
Pemetaan er
Survei
Instansi
Gambar
Lokasi
Batimetri
Yang
Pengambila
Lokasi
Penelitian
Bersangku
nMengolah
Data Dari
Dengan
Mengolah
Data
tan
Instansi
Menggunak
Data
Dengan
Mengenai
an
Gambar
Menggunak
Survei
GoogleEart
Dengan
an Surfer 10
Batimetri
h 7.1
Menggunak
Hasil
an Software
Praktek
Arcgis 9.3
Kerja
Lapang
Gambar 2. Prosedur Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Menton Putra.
Buckley, R. 2004. Environmental Impacts of Ecotourism. Queensland: CAB
Marzuki. 1993. METODOLOGI RISET. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia.
Priyono, B; Yunanto, A; Arif, T. 2011. Karakteristik Oseanografi Dalam Kaitannya
Dengan Kesuburan Perairan Di Selat Bali.
Soemarto,C.D. 1995. Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga : Jakarta
Sugiyono, D. 2000. Metode Penelitian. Bandung : CV Alvabeta