Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Lokasi dan waktu
Praktikum dilaksanakan di lapangan Universitas Brawijaya (Sebelah Fakultas
FISIP), Malang. Dalam penelitian ini lokasi titik 1 terletak secara astronomis berada pada S
= 075657,3 dan E = 1123643,2 dalam koordinat UTM pada elevasi +516 m di atas
permukaan laut. Pemilihan lokasi praktikum ini ditetapkan oleh pihak laboratorium yang
didasarkan beberapa hal diantaranya: kemudahan mobilisasi peralatan, ketersediaan area
untuk praktikum, area yang datar, ketersediaan data penunjang dan tidak tergenang oleh air.
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015. Denah lokasi beserta dokumentasi
kegiatan praktikum ditunjukkan pada lampiran.
3.2 Peralatan yang digunakan
-Geolistrik

1 unit

-Kabel rol kecil

4 buah

-Elektroda Stainless

5 buah

-Accu

1 buah

-Meteran 50 m

2 buah

-Martil/Palu

4 buah

-GPS

1 unit

-Handy Talky

3 unit

-Ground water flow/well abstraction

1 unit

-Stopwatch

1 buah

-Gelas Ukur 1000ml

1 buah

-Kamera Digital

1 buah

( Gambar Terlampir )
Sedangkan perlengkapan tambahan yang bersifat menunjang kelancaran dalam
pelaksanaan pendugaan meliputi;
1. Alat tulis
2. Formulir Data
3. Payung

3.3 Metode Pengukuran


3.3.1 Pendugaan lapisan tanah dengan menggunakan metode
geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger:
Pada praktikum ini metode geolistrik yang digunakan adalah Vertical
Electrical

Soun

ding

(VES).

Tiap-tiap

kelompok

praktikum

akan

melaksanakan pengukuran dengan jumlah titik ukur sesuai yang ditetapkan


oleh PLP.
Pengukuran Titik Ukur/Titik Duga:
a. Tentukan koordinat titik pengukuran dengan menggunakan GPS dan
masukkan data koordinat dan elevasi dalam tabel pencatatan.
b. Letakkan geolistrik pada titik duga yang sudah diberi tanda.
c. Tancapkan elektroda arus (C1C2 atau AB) dan elektroda potensial
(P1P2 atau MN) pada jarak bentangan terpendek sesuai dengan jarak
yang telah ditentukan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3.1 Konfigurasi posisi elektroda pada konfigurasi Schlumberger

d. Sambungkan kabel ke masing-masing elektroda


e. Sambungkan kabel ke geolistrik dengan pemasangan:
Elektroda arus sebelah kiri (kiri luar) - port C1
Elektroda tegangan sebelah kiri (kiri dalam) port P1
Elektroda arus sebelah kanan (kanan luar) port C2
Elektroda tegangan sebelah kanan (kanan dalam) port P2
Lihat test loop sebagai petunjuk kabel terhubung dengan baik.

f. Sambungkan geolistrik dengan accu (sumber energy), lihat battery


indicator sebagai petunjuk accu dalam kondisi siap pakai.
g. Putar tombol convensator sehingga voltage meter menunjukkan angka
nol.
h. Tekan tombol current test sehingga voltage meter dan current meter
menunjukkan angka/nilai tertentu yang stabil, kemudian tekan tombol
Hold maka angka/nilai current meter akan terkunci.
i. Catat angka/nilai pada current meter sebagai nilai arus (I) current dan
voltage meter sebagai nilai tegangan (V) voltage dan masukkan dalam
tabel pencatatan.
j. Pindahkan elektroda arus dan elektroda tegangan ke bentangan yang
lebih panjang, sesuai jarak yang telah ditentukan dalam tabel.
k. Lakukan langkah-langkah seperti pada point d sampai j, sampai pada
bentangan yang diinginkan.
l. Catat semua data-data yang diperoleh dalam format tabel pengukuran
yang telah ditentukan. Adapun data-data hasil pengukuran antara lain
adalah:
1. Titik ordinat titik ukur duga (prosedur point a)
2. Jarak C1C2 atau AB - jarak antar elektroda arus (prosedur point c)
3. Jarak P1P2 atau MN jarak antar elektroda Tegangan (prosedur
point c)
4. Nilai tegangan (V) dalam satuan mili Volt (prosedur point i)
5. Nilai arus (I) dalam satuan mili Ampere (prosedur point i)
m. Tanda tangankan data-data tersebut diakhir pengukuran pada dosen
pembimbing/pembimbing lapangan.

3.3.2. Simulasi aliran air tanah menggunakan alat Ground water


Flow/Well Abstraction:
A. Simulasi gradient hidraulik aliran air tanah:
1. Hidupkan pompa air dan buka control valve ntuk mengatur besaran
debit inflow.
2. Ukur debit inflow dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch.
Catat Q inflow.
3. Sambungkan selang air ke lubang inlet 1, buka control valve agar air
mengisi bak pasir sampai jenuh.
4. Buka control valve pada lubang inlet 2 sebagai outlet. Catat Qoutflow.
5. Amati tabung piezometer / pencatat tekanan air. Apabila tinggi muka air
pada piezometer no 13 sudah stabil maka catat tinggi muka air pada
semua piezometer.
6. Tinggi tekanan didapat dari harga-harga tinggi tekanan pada piezometer
1,2,3,19
7. Gambar garis rembesan air tanah (tinggi muka air pada piezometer vs
jarak antar piezometer, hitung dan bandingkan gradient hidraulis hasil
percobaan dan teoritis).
MANOMETER
SAND TANK

FLOW CONTROL VALVE


OPEN

CLOSED

DRAIN

WATER SUPPLY

Gambar 3.2 Simulasi percobaan a.

B. Simulasi garis aliran air tanah pada akuifer bebas dengan satu
sumur
1. Hidpkan pompa air dan buka control valve untuk mengatur besaran
debit inflow.
2. Ukur debit inflow dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch.
Catat Q inflow.
3. Sambungkan selang air ke lubang inlet 1 dan 2, buka control valve agar
air mengisi bak pasir sampai penuh.
4. Buka ring penuup pada smur pertama atai sumur 1. Catat nilai Q
outflow sumur 1. Debit outflow tidak lebih dari debit inflow.
5. Amati tabung piezometer / pencatat tekanan air. Apabila tinggi muka air
pada piezometer no 3 sudah satbil maka catat tinggi muka air pada
semua piezometer.
6. Ulangi langkah 4-5 engan kondisi sumur 1 tertutup dan sumur 2 di
buka. Catat nilai Q ouflow pada sumur 2. Debit tidak lebih besar dari
debit inflow.
7. Gambar kurva / garis yang dihasilkan dari pembacaan piezometer
(tinggi muka air piezometer dengan jarak antar pieezometer). Hitung
nilai koefisien permeabilitas (k) dan hitung penurnan muka air akibat
pemompaan 1 sumur (s)
MANOMETER
SAND TANK

FLOW CONTROL VALVE


CLOSED

OPEN

DRAIN

WATER SUPPLY

Gambar 3.3 Simulasi percobaan b.

C. Simulasi gradient hidraulik aliran air tanah:


1. Hidupkan pompa air dan buka control valve ntuk mengatur besaran
debit inflow.
2. Ukur debit inflow dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch.
Catat Q inflow.
3. Sambungkan selang air ke lubang inlet 1 dan 2, buka control valve agar
air mengisi bak pasir sampai penuh.
4. Buka ring penutup sumur pertama dan kedua atau sumur 1 dan sumur 2
secara bersamaan. Catat nilai Q outflow pada sumur 1 dan 2. Debit
outflow tiap sumur sama dan tidak lebih besar dari pada debit inflow.
5. Amati tabung piezometer / pencatat tekanan air. Apabila tinggi muka air
pada piezometer no 13 sudah stabil maka catat tinggi muka air pada
semua piezometer.
6. Gambar kurva / garis yang dihasilkan dari pembacaan piezometer
(tinggi muka air pada piezometer vs jarak antar piezometer). Dan hitung
penurunan muka air akibat pemompaan 2 sumur hasil percobaan dan
teoritis.
MANOMETER
SAND TANK

FLOW CONTROL VALVE


OPEN

OPEN

DRAIN

WATER SUPPLY

Gambar 3.4 Simulasi percobaan c.

3.4 Metode Analisa data Pengkuran


3.4.1 Pengolahan Data-data Lapangan (Geolistrik)
Data-data yang diperoleh, digunakan untuk mencari tahanan jenis (m) dengan
menggunakan beberapa rumus sebagai berikut:
1. Kedalaman pengukuran (a)
a(m)= C1C2/2 atau AB/2 ..... (3.1)
2. Setengah jarak potensial (b)
b(m)= P1P2/2 atau MN/2 ..... (3.2)
3. Hambatan jenis yang diukur (R)
R()= V/I ..... (3.3)
4. Faktor geometri Metode Schlumberger (K)
K= (a2b2)/2b ..... (3.4)
5. Hambatan Jenis Semu (a)
a(m) = K.V/I (3.5)
Nilai-nilai hambatan jenis semu (a) dan kedalaman pengukuran (a) yang diperoleh
dalam proses perhitungan akan diolah lebih lanjut dengan menggunakan metode Maching
Curve (kurva pencocokan), selain itu dapat dihitung dengan software yaitu IPI2WIN dan
metode Progress 3.0.
3.5 Metode Penggunaan Software
IPI2WIN
IPI2WIN merupakan sebuah software yang didesain untuk mengolah data
Vertical Electric Sounding. Metode resistivitas ini bertujuan untuk mempelajari
variasi resistivitas secara vertical. Pengukuran dilakukan dengan cara mengubah
ubah jarak elektroda arus maupun potensial yang dilakukan dari jarak terkecil
kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding dengan

kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Semakin besar jarak elektroda,


semakin dalam lapisan batuan yang diselidiki. Metode ini secara otomatis dan
semifigurasi rentangan yang umum dikenal dalam pendugaan geolistrik (Asisten
Geofisika, 2006). IPI2WIN digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
geologi sesuai dengan kurva pendugaan yang dihasilkan. Dengan target
mendapatkan hasil yang dapat di intrepetasikan secara geologi merupakan
keunggulan IPI2WIN daripada program inverse lainnya. Beberapa keuntungan
yang utama dari software IPI2WIN adalah penafsiran manual dan berubah
parameter model pada model yang berbeda. Aplikasi IPI2WIN ini juga
digunakan untuk mencari resivisitas lapisan bawah tanah yang nyata dengan
metode INVERSE.
Perbandingan antara Matching Curve dengan IPI2WIN jika dilihat dari
perhitungan yang dilakukan secara manual yaitu dengan metode Matching
Curve, parameter ketebalan dan true resistivity dihitung satu persatu dari ujung
awal kurva dengan memotong bagian kurva menjadi beberapa bagian.
Umumnya hasil perhitungan secara manual memberikan hasil yang kurang
optimal dan bila dilihat angka kesalahannya diatas 10% (Anonim, 2007).
Program IPI2WIN kemudian mengkoreksi kombinasi nilai ketebalan dan true
resistivity untuk mendapatkan angka kesalahan (RMS error) terkecil setelah
terjadi sekian (bisa sampai ribuan) kali iterasi. Angka kesalahan terkecil ini
tergantung pada kualitas data lapangan serta banyaknya parameter yang
dimasukkan. Bila hasil perhitungan masih menunjukkan nilai keslahan yang
relative besar, akan dicoba dengan menambah atau mengurangi jumlah
parameter yang dimasukkan dan proses perhitungan dimulai lagi.

Gambar 3.5 Tampilan data-data pada VES point

Gambar 3.6 Kurva data vs kurva perhitungan software

Gambar 3.7 Hasil akhir pengolahan data menggunakan program


IPI2WIN
Progress 3.0
Resistivity Interpretasion Program Progress Version 3.0 merupakan
perangkat lunak komputer yang secara otomatis menampilkan model resistivitas
2D bawah permukaan secara vertical dengan menampilkan 3 (tiga) hasil, yaitu
kontur pengukuran, kontur perhitungan dan kontur dengan inversileastsquares.
Perangkat lunak ini mengolah data yang didapatkan dari akusisi lapangan.
Pemodelan 2D dilakukan dengan menggunakan program inversi. Program
inversi ini menggambarkan dan membagi keadaan bawah permukaan dalam
bentuk penampang 1D (Loke, 1996).
Progress akan menghasilan nilai tahanan jenis pada tiap titik dikedalaman
tertentu. Adapun interpretasi adanya keberadaan air tanah berada pada lapisan
pasir, karena lapisan pasir merupakan lapisan yang berpori. Pada lapisan berpori
tersebut penyusunnya selain butiran pasir itu sendiri terdapat fluida yang
terperangkap. Penggunaan Software Progress ini juga didapatkan gambaran dua
dimensi secara vertikal dan horisontal. Hasil inversinya berupa gambaran
anomali tahanan jenis semu penampang bawah permukaan daerah penelitian

yang merupakan daerah persebaran air tanah dan kedalamannya. Dari


pengolahan data akan menghasilkan data kedalaman lapisan dan nilai resistivity
log. Tiap-tiap nilai resistivity akan mewakili dari kandungan kandungan
mineral yang terdapat dalam lapisan yang berada di bawah permukaan. Dengan
mengetahui jenis jenis mineral pada lapisan tanah tersebut maka dapat
ditentukan daerah yang mengandung air tanah.

LAMPIRAN

Daftar Bacaan
http://eprints.undip.ac.id/1609/1/SUDARYO_BROTO_dan_Rohima.pdf
http://eprints.uns.ac.id/3309/1/59071106200911461.pdf
buku panduan praktikum

Anda mungkin juga menyukai