BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini semakin pesat. Penemuanpenemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi muncul di berbagai
universitas, terutama di negara-negara maju. Setiap detik dihasilkan temuantemuan terbaru, membawa pengaruh melimpahnya informasi ilmiah di seluruh
dunia. Perpustakaan berperan sebagai pusat informasi pembelajaran bagi setiap
jenjang pendidikan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi menyimpan
informasi pembelajaran dalam berbagai bentuk dan jenisnya, dapat dimanfaatkan
oleh seluruh anggota masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan mereka akan
informasi seperti untuk penelitian, belajar, mengisi waktu luang untuk membaca,
dan sebagainya. Peranan perpustakaan pada abad sekarang ini tidak lagi terbatas
pada buku-buku saja melainkan juga mencakup buku cetak lain yang bukan buku,
misalnya: majalah, surat kabar, tape, film, microfilm, dan dalam bentuk digital
seperti elektronik jurnal (e-journal), buku elektronik (e-Book) dan sebagainya yang
dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi. Akibat dari kemajuan ilmu dan
teknologi yang telah membawa perubahan besar dalam kehidupan ummat
manusia, perpustakaan menempati tempat yang paling penting dalam pengelolaan
informasi pembelajaran tersebut, untuk selanjutnya memberikan pelayanan jasa
yang sebesar-besarnya kepada para pemakai sebagai sumber informasi dalam
proses belajar mengajar.
pemustaka
sebagai
pelanggan
perpustakaan,
hal
ini
tampaknya telah
hal-hal
yang
dapat
mendukung
peningkatan
kualitas
layanan
perpustakaan adalah: SDM yang dimiliki rata-rata adalah pustakawan tingkat ahli
berpendidikan S1, S2, dan S3, sehingga kompetensinya dalam memberikan
layanan tidak diragukan lagi; Teknologi Informasi yang diaplikasikan sangat
mendukung kecepatan dan ketepatan proses layanan seperti program layanan
peminjaman pengembalian buku, pengolahan bahan pustaka, dan akses internet.
Kedua, hal-hal yang dapat menurunkan derajat kualitas layanan adalah: koleksi
bahan pustaka yang kebanyakan terbitan lama dan berbahasa Inggris (out of
date), perangkat komputer yang sudah usang terutama yang digunakan untuk
penelusuran katalog terpasang (OPAC) sering tidak berfungsi karena macet/rusak.
Perpustakaan Unhas sebagai salah satu komponen akademik di Unhas
harus mampu berperan dalam proses akademik dengan menyediakan layanan
yang berkualitas. Perpustakaan Unhas menjadi tumpuan dalam pemenuhan
kebutuhan informasi civitas akademik di lingkungan Unhas. Saat ini Perpustakaan
dan suratkabar), pada dua sampai tiga tahun terakhir ini, kedua layanan tersebut
kelihatan selalu sepi pengunjung, berbeda keadaannya dibanding tahun-tahun
sebelumnya yang selalu ramai dikunjungi oleh pemustaka.
Lebih lanjut pustakawan menduga penyebab penurunan pengunjung
tersebut adalah: 1. koleksi referensi, majalah dan surat kabar sudah dapat diakses
dengan mudah melalui internet, baik di dalam perpustakaan maupun di luar
perpustakaan; 2. Ruang baca pada masing-masing fakultas dan jurusan dalam
lingkungan Unhas semakin dikelola dengan baik; 3. Mahasiswa fakultas teknik
yang dulunya berdekatan dengan perpustakaan, kini sudah menjauh; 4. Jumlah
buku baru tercetak yang diadakan setiap tahun kurang mencukupi atau tidak
sebanding dengan jumlah mahasiswa Unhas. Namun, terlepas dari dugaan ini,
penurunan jumlah pengunjung tentu sangat erat kaitannya dengan kualitas
layanan yang diberikan sehingga berpengaruh pada menurunnya tingkat
kepuasan pemustaka.
Untuk memperoleh jawaban yang tepat sebaiknya dilakukan pengkajian
terhadap pemustaka sehingga perpustakaan dapat mengetahui kualitas layanan
yang diberikan sejauh mana memberikan kepuasan kepada pemustakanya.
Banyak kajian yang perlu dilakukan perpustakaan untuk mengetahui apa yang
sebenarnya menjadi kebutuhan pemustaka (user need). Kajian ini disebut user
studies, yang intens dilakukan oleh perpustakaan-perpustakaan di negara maju.
Tidak hanya itu, kajian dapat diperluas kepada kajian perilaku pemustaka yang
disebut sebagai user behavior studies. Setidaknya terdapat empat fokus kajian
perilaku pemustaka, yaitu:
1. Perilaku informasi (information behavior) yang merupakan keseluruhan
perilaku yang berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk
informasi
(Information
searching
behavior)
B. Rumusan Masalah :
kepuasan
pemustaka
di
UPT
Perpustakaan
Universitas
Hasanuddin?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap tingkat kepuasan
pemustaka di UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin.
2. Menganalisis faktor kualitas layanan mana saja yang paling dominan
berpengaruh terhadap kepuasan pemustaka.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk kepentingan
sebagai:
1. Manfaat Teoretis
Adapun manfaat secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi penelitian selanjutnya dalam rangka untuk pengembangan model
yang lebih kompleks khususnya berkaitan dengan kepuasan pelanggan.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian dapat memberikan evaluasi bagi manajemen dalam mengelola
kualitas layanan dan kepuasan pemustaka di UPT Perpustakaan
Universitas Hasanuddin.
b.
Hasil
penelitian
dapat
digunakan
sebagai
bahan
kajian
dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Perpustakaan
Menurut Trimo (2009:4) Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu
lembaga di mana dikumpulkan, diolah/dikembangkan, diciptakan, dan
disebarkan gagasan-gagasan pengetahuan manusia dalam bentuk bukubuku atau bahan lainnya (seperti slides, filmstrip, film, pita suara, pamflet,
dan seterusnya) yang diperuntukkan tidak hanya bagi individu-individu
dalam lingkungan universitas yang bersangkutan saja, akan tetapi juga bagi
orang-orang di luar dinding lembaga penaung itu diberikan kesempatan
mempergunakannya. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan sarana
pendidikan yang bersama dengan unit lain, turut melaksanakan Tridarma
Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat,
serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada
khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.
Kelima tugas
gedung)
dihimpunnya.
agar
orang
dapat
memanfaatkan
pustaka
yang
10
yang
kegiatannya
meliputi
pengumpulan,
penyimpanan,
dan
Perpustakaan
harus
dikelolah
sebaik
mungkin
agar
11
dikumpulkan menurut suatu sistem tertentu dan dikelola secara tepat dan
profesional.
Dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada pemustaka
perpustakaan, ada banyak hal yang perlu ditelusuri dan dipahami baik oleh
pengelolah perpustakaan, diantaranya adalah : (1) Ruang perpustakaan
yang nyaman, (2) Pemustakaan teknologi modern dalam perpustakaan, (3)
Koleksi buku dan bukan buku pada perpustakaan / koleksi pustaka, (4)
Pendidikan khusus pada pustakawan, (5) Tenaga petugas perpustakaan
yang benar-benar adalah lulusan sekolah yang berkualifikasi pendidikan
perpustakaan, (6) Struktur organisasi, (7) Pembinaan/ penegasan aturan
kepada pemakai perpustakaan.
Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah pelayanan. Tercapai
tidaknya fungsi perpustakaan dapat diukur dari efektifitas pelayanan itu
sendiri. Di dalam upaya pelayanan, perpustakaan dituntut untuk mengenal
dengan baik siapa yang dilayani, apa kebutuhannya, pelayanan yang
bagaimana yang mereka butuhkan, dan sebagainya. Bentuk dan jenis
pelayanan yang diberikan juga akan menentukan keberhasilan dari
perpustakaan itu.
Dengan demikian mahasiswa dapat dengan mudah menulusuri dan
mendapatkan informasi atau bahan yang diperlukannya. Katalog adalah
suatu daftar atau indeks dari buku atau bahan bukan buku (data di dalamnya
harus lengkap dan tepat) agar mudah ditelusuri kembali. Yang berhubungan
dengan hal di atas adalah sistim pelayanan pada perpustakaan tersebut.
Sistim pelayanan informasi yang digunakan selama ini adalah dengan
menggunakan tenaga manusia penuh (manual) yang dibantu dengan
12
beberapa
definisi
di
atas,
dapat
ditegaskan
bahwa
perpustakaan
untuk
melayani
kebutuhan
pengunjung
13
target yang ingin dicapai. Aktivitas pustakawan tersebut terlihat dalam upaya
mengidentifikasi, mengadakan, mengolah dan menyiapkan bahan pustaka,
hingga kemampuan layanan cepat dan tepat guna bagi pemustaka
perpustakaan.
2. Pengertian Pelayanan Perpustakaan
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
edisi
daring
sehingga
perpustakaan
dapat
merupakan
disimpulkan
upaya
atau
bahwa
hakekat
proses
pelayanan
penyebaran
dan
para
pemakai
semaksimal
mungkin,
karena
layanan
14
pemakai
dalam
memanfaatkan
perpustakaan
melalui
pelayanannya. Ada dua hal penting yang terkandung dalam pengertian ini.
Pertama, buku merupakan unsur utama dari suatu layanan perpustakaan;
kedua, penyebaran informasi merupakan istilah umum semua produk
pelayanannya. Sukses tidaknya pelayanan suatu perpustakaan banyak
bergantung pada fasilitas dan kelengkapan gedung/ruang perpustakaan,
koleksi, serta staf perpustakaan.
Terdapat tiga jenis layanan perpustakaan yang paling menonjol
yaitu: layanan sirkulasi, layanan referensi/rujukan, dan layanan ruang
baca. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini hanya ketiga jenis layanan
tersebut yang akan dibahas. Walaupun sesungguhnya masih ada beberapa
jenis layanan yang diberikan oleh perpustakaan berdasarkan jenis
perpustakaannya dan juga tergantung pada kemampuan pustakawan dalam
memberikan pelayanan serta kekuatan-kekuatan koleksi bahan pustaka
yang dimilikinya.
Sementara itu, untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada
pemakai maka setidaknya ada 4 unsur pokok yang mendukungnya, seperti
berikut ini:
15
Koleksi
perpustakaan.
Pemakai
akan
tertarik
memanfaatkan
instansi
pada
unit-unit
pemerintah
perpustakaan,
dan
atau
unit
dokumentasi
tertentu
dan
lainnya.
dalam
usaha
memberikan
layanan/jasa
kepada
16
sebuah
perpustakaan.
Hampir
seluruh
kegiatan
koleksi
yang
sesuai
dengan
tingkat
pemahaman
pemakai
mengunjungi
dan
memanfaatkan
ketiga
jenis
ketiga jenis pelayanan perpustakaan ini, akan timbul proses penafsiran dan
17
18
program
Tridarma
Perguruan
Tinggi.
Besarnya
koleksi
memperjelas
apa
yang
dimaksud
dengan
koleksi
bahwa
koleksi
adalah
kumpulan,
sehingga
koleksi
perpustakaan berarti kumpulan buku dan atau non buku (tercetak atau tidak
tercetak). Koleksi perpustakaan biasanya diatur dan ditata secara
sistematis, sehingga setiap pustaka dapat dengan mudah dicari dan
ditemukan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Bagi perpustakaan perguruan tinggi seperti di Universitas Islam
Negeri Alauddin, koleksi bahan pustaka yang harus dimiliki tentu
disesuaikan dengan tingkatan intelektual mahasiswa dan staf pengajar yang
dilayaninya, apakah ia berasal dari fakultas dan jurusan apa saja, sehingga
19
pengertian
di
atas,
tergambar
bahwa
koleksi
20
biasanya
berbentuk
buletin,
proceeding,
transactions,
dan
(teratur) dan irregular (tidak teratur) dan biasanya terdiri dari satu set.
Serial juga biasanya dalam satu edisi dilengkapi dengan suplemen.
4. Pengertian Layanan Referensi
Dalam Kamus bahasa Inggris (Echols dan Shadily, 2003:473)
referensi berasal dari kata Inggris to refer yang artinya menunjuk atau
merujuk. Di dalam perpustakaan artinya menunjuk kepada sesuatu bahanbahan rujukan yang dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
pengunjung perpustakaan. Makin lengkap bahan rujukan yang dimiliki
perpustakaan makin mampulah pustakawan menjawab pertanyaan yang
diajukan pengunjung. Dengan demikian pengunjung akan puas dalam
usahanya mencari informasi di perpustakaan.
Donald Davinson, dalam bukunya: Reference Service (2000:11).
Layanan Referensi dan informasi adalah aktivitas yang dilakukan oleh para
pustakawan, dengan menggunakan buku-buku dan bahan-bahan pustaka
lainnya yang mereka miliki untuk tujuan berbeda dari bahan-bahan yang
disediakan untuk bacaan di rumah atau pemakaian di luar perpustakaan.
21
American
Library Association
dalam
Katz
(2004:2),
Yang kedua
22
dalam
memanfaatkan
perpustakaan.
Jadi
semacam
suatu
buku
atau
sejumlah
publikasi
kepada
siapa
orang
menurut
suatu
rancangan
tertentu
untuk
23
24
informasi
adalah
buku
rujukan-buku
rujukan
yang
25
yang
berasal
dari
bahasa
latin
Dictionarium
artinya
pengulangan kata. Buku yang berhubungan dengan arti kata tidak selalu
disebut kamus
(Tesaurus)
Tesaurus
berarti
gudang
atau
kumpulan
26
Pencatat
bahasa
(Languange
recorder)
Kamus
yang
menggambarkan secara luas dan jelas sutu bahasa atau subyek dapat
menjadi catatan dasar sepanjang waktu. Kamus yang diterbitkan pada
masa lampau dapat dijadikan catatan sejarah mengenai bahasa. (3).
Standardisasi bahasa (Languange Standardizer) Kamus bahasa yang
mempunyai otoritas dapat dipakai sebagai acuan untuk mengetahui
ejaan bahasa yang benar. (4). Sarana untuk belajar bahasa (Aid to
languange study).
Ada dua jenis kamus yang kita kenal yaitu, kamus bahasa Umum
dan Kamus bahasa Khusus. Kamus Bahasa berisi istilah umum, meliputi
semua bidang subyek, sehingga kamus bahasa sering disebut kamus
umum. Kamus bahasa dapat dibagi menjadi: (1). Kamus Monolingual
yaitu kamus satu bahasa, istilah dalam suatu bahasa dijelaskan dalam
bahasa yang sama. Contoh : Kamus Besar Bahasa Indonesia (2). Kamus
Bilingual yaitu kamus dua bahasa, istilah dalam suatu bahasa
diterjemahkan dalam bahasa lain.
untuk
bisa
menjawabnya.
Pertanyaan
mengenai
27
ensiklopedia
menjawab
pertanyaan
apa,
bilamana,
28
kunjungan
wakil
pemakai
perpustakaan
yaitu:
pemakai
Juran
(Nasution,
2004:15)
kualitas
produk
adalah
29
30
Bukti
fisik
langsung
yang
meliputi
fasilitas
fisik,
bagaimana
kepuasan
atau
ketidakpuasan
konsumen
31
terbentuk
adalah
the
expectancy
disconfirmation
model,
yang
negatif
(negative
disconfirmation).
Kondisi
ini
32
bahwa kualitas dari produk lebih rendah atau lebih kecil dari kebutuhan,
keinginan, dan harapan mereka, maka kepuasan pelanggan akan menjadi
rendah atau bernilai lebih kecil dari satu (Z<1).
Dua pengertian kepuasan di atas membawa pada kesimpulan
bahwa
kepuasan
konsumen/pelanggan/pengguna/pemustaka
dapat
Begum
(2003:3)
dalam
organisasi
jasa
seperti
(fulfilling
expectations)
pemustakanya.
Pemustaka
perguruan
tinggi
yang
bersangkutan,
oleh
karenanya,
LibQual +TM
dikembangkan
dari
SERVQUAL
yang
dirancang untuk mengukur kualitas layanan pada industri jasa. LibQual +TM
dicetuskan pada tahun 1999 oleh para pakar di bidang ilmu perpustakaan
dan informasi yang tergabung dalam ARL (Association Research Library) di
Amerika Serikat bekerja sama dengan Texas A & M University, setelah
melalui kajian yang lama. Metode ini dianggap paling mutakhir dan kini
digunakan oleh hampir seluruh perpustakaan di Amerika Serikat, Eropa,
33
United Kingdom, dan Australia. Asumsi yang mendasari LibQual +TM (juga
servqual) adalah: ...only custumers judge quality, all other judgement all
essentially irrelevant (hanya pemustaka jasa yang (berhak) menilai kualitas
layanan, penilaian lain pada dasarnya tidak relevan). Definisi kualitas
menurut LibQual+TM adalah selisih (gaps) antara harapan (desired) dan
persepsi (perceived). Kualitas layanan dianggap baik bila skor persepsi
lebih tinggi dari harapan, dan sebaliknya, kualitas layanan dianggap belum
baik, bila skor persepsi lebih rendah dari harapan.
Terdapat empat dimensi dalam LibQual +TM, yang dapat dijadikan
indikator penilaian, yaitu:
a. Access to information, menyangkut:
1)
Kelengkapan koleksi (buku majalah, surat kabar)
2)
Kemutakhiran koleksi (currency)
3)
Relevansi koleksi dengan kebutuhan pemustaka
4)
Kemudahan akses internet/dokumen elektronik, dan lain-lain.
b. Affect of service, menyangkut sikap pustakawan dalam memberikan
layanan, meliputi:
1) Suka membantu pemustaka yang kesulitan
2) Selalu ramah dan sopan
3) Dapat diandalkan menangani kesulitan yang dihadapi pemustaka
4) Memberikan perhatian (care) kepada setiap pemustaka
5) Mempunyai wawasan yang cukup untuk menjawab pertanyaanpertanyaan pemustaka
6) Selalu siap siaga merespon permintaan pemustaka
7) Dapat meyakinkan pemustaka
8) Mengerti kebutuhan pemustaka; dan lain-lain.
c. Personal control, yaitu suatu kondisi yang diciptakan perpustakaan
agar pemustaka secara individu (personal) dapat melakukan sendiri
apa yang diinginkannya ketika mencari informasi di perpustakaan
(tanpa bantuan petugas perpustakaan) hal ini meliputi:
1) Adanya katalog (kartu/online) yang mudah digunakan
pemustaka
2) Adanya petunjuk-petunjuk yang jelas di perpustakaan
oleh
34
untuk
berkontemplasi/merenung
(contemplative environment).
Penelitian evaluasi dengan LibQual +TM ini dilakukan setiap tahun
sekali sebagai salah satu bentuk quality control untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas layanan kepada para pemustaka. Chapman dan
Ragsdale, (2002:12), mengemukakan tip-tip dalam rangka perbaikan dan
peningkatan kualitas layanan, yaitu selalu melibatkan pustakawan di setiap
level; selalu membuat perencanaan jangka panjang; selalu menggunakan
hasil survey dalam proses perencanaan; dan selalu mengkomunikasikan
dengan seluruh staf perpustakaan tentang apa yang dikerjakan serta
menjelaskan mengapa hal tersebut dikerjakan.
8. Pengertian Skala Likert
Skala Likert merupakan teknik pengukuran sikap yang paling banyak
digunakan dalam riset ilmu-ilmu sosial termasuk bidang perpustakaan,
terutama pada bidang kajian pemustaka (Users studies). Skala ini
memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan
mereka seperti sangat suka, suka, kurang suka, tidak suka, atau sangat
35
a. Senang sekali
b. Setuju
b. Senang
c. Kurang Setuju
c. Cukup Senang
d. Tidak Setuju
d. Kurang Senang
e. Tidak Senang
36
pemustaka
terhadap
layanan
yang
diberikan
37
Indikator-indikator
yang
masuk
kuadran
ini
harus
tetap
HIGH
IMPORTANCE
LOW
II
III
IV
PERFORMANCE
HIGH
38
survei
secara
menyeluruh
dengan
memperhatikan
tingkat
Indikator
Kepentingan
Kepuasan
skor
(I)
(P)
(S)
Skala : 1-5
Skala : 1-5
(S)= (I)X(P)
......
......
Skor Total
Total (S) =
(T)
IKP = T/5(Y)X100%
Perhitungan keseluruhan IKP menurut Bhote yang dikutip
Suparman (2007:28) diilustrasikan pada tabel 1. Nilai rata-rata pada
kolom kepentingan (I) dijumlahkan sehingga diperoleh Y, dan juga hasil
kali (I) dengan P pada kolom skor (S) dijumlahkan dan diperoleh T. IKP
diperoleh dari perhitungan (T/5Y) X 100%. Nilai 5 (pada 5Y) adalah nilai
maksimum yang digunakan pada skala pengukuran. Nilai maksimun IKP
adalah 100%. Nilai IKP 50% atau lebih rendah menandakan kinerja
pelayanan yang kurang baik di mata pemustaka. Nilai IKP 80% atau lebih
tinggi mengindikasikan pemustaka merasa puas terhadap kinerja
pelayanan.
B. Penelitian Terdahulu
39
bertujuan
mendeskripsikan
karakteristik
dari
kualitas
layanan
teknik
proportionate
stratified
random
sampling.
Teknik
40
41
Hubungan Antara
Tidak
Dipublikasikan.
Jakarta,
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas
layanan dengan kepuasan pemakai perpustakaan STT-PLN Jakarta. Penelitian
ini penting dilakukan karena kepuasan pemakai akan menjadi barometer,
bahan evaluasi dan masukan bagi pihak perpustakaan dalam rangka
meningkatkan kepuasan pemakai melalui peningkatan kualitas layanan.
Penelitian
dilakukan
pada
perpustakaan
STT-PLN
Jakarta
karena
42
dengan
nilai
korelasi
sebesar
0,608.
Arah
hubungan
menunjukkan arah positif, artinya semakin positif / baik kualitas layanan, maka
semakin tinggi tingkat kepuasan pemakai perpustakaan STT-PLN.
Persamaan dengan rancangan penelitian ini bahwa variabel yang sama
adalah kualitas pelayanan. Perbedaannya adalah penelitian ini meneliti
perpustakaan dengan menggunakan metode analisis LibQual +TM untuk kualitas
layanan perpustakaan sebagai variabel bebas, serta metode Indeks Kepuasan
Pemakai untuk variabel terikat. Beberapa penelitian terdahulu tersebut di atas,
dijadikan acuan dan perbandingan agar nantinya hasil penelitian yang
dilakukan dapat melihat adanya perbedaan dan persamaan dari penelitian
terdahulu. Tentunya, hasil penelitian ini dapat sama dan dapat berbeda, karena
adanya persamaan dan perbedaan dari variabel-variabel yang diteliti dan objek
penelitian.
43
perpustakan
membawa
pengaruh terhadap
kepuasan
pemustaka. Oleh karena itu penulis akan meneliti apakah kualitas layanan
perpustakaan Unhas dan koleksi bahan pustaka yang dimilikinya membawa
pengaruh terhadap kepuasan pemustaka UPT Perpustakaan Universitas
Hasanuddin.
44
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konseptual
Pokok pikiran dari penelitian ini adalah melihat keberhasilan sebuah
perpustakaan apabila kualitas pelayanan perpustakaan tersebut mampu
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pemustakanya, sehingga
pemustaka merasa puas.
Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting dalam menunjang
keberhasilan belajar mahasiswa. Perpustakaan Unhas memberikan layanan
informasi yang terdiri atas beberapa jenis layanan dan yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah: 1. Layanan peminjaman buku; 2. Layanan
Referensi; 3. Layanan Koleksi Khusus Karya Ilmiah; 4. Layanan Surat kabar
dan majalah tercetak dan elektronik; 5. Layanan Koleksi Kajian; 6. Layanan
Internet; 7. Layanan Jurnal Elektronik dan Buku Elektronik; 8. Layanan
Pascasarjana Corner & American Corner. Jenis layanan tersebut dimanfaatkan
oleh mahasiswa Unhas dalam proses belajar.
Berdasarkan pengamatan di lapangan untuk mengetahui kualitas layanan
perpustakaan Unhas perlu dikaji lebih mendalam. Kepuasan pelanggan berarti
memenuhi harapannya, kepuasan pemustaka berarti memenuhi kebutuhan,
harapan dan keinginan pengunjung perpustakaan dengan berbagai jenis
layanan yang diberikan oleh perpustakaan. Kualitas layanan perpustakaan
dapat memengaruhi kepuasan pemustaka.
45
KUALITAS
LAYANAN
Access to Information
(x1)
Affect of Service (x2)
KEPUASAN
PEMUSTAKA
(Y)
46
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UPT Perpustakaan Unhas. Salah satu
pertimbangan pemilihan lokasi adalah bahwa Perpustakaan Unhas merupakan
perpustakaan terbesar dan paling banyak dikunjungi oleh mahasiswa dari
seluruh fakultas dalam lingkungan Unhas dan bahkan pengunjung dari luar
Unhas. Pilihan melaksanakan penelitian, yaitu untuk melihat bagaimana
manajemen
kualitas
layanan
perpustakaan
dilakukan
dalam
upaya
47
untuk melihat apakah antara dua variabel kualitas layanan dan kepuasan
pemustaka ada hubungan atau tidak. Apabila ada, berapa kekuatan hubungan
itu. Maksudnya, selain untuk melihat hubungan beserta kekuatannya, juga
dimungkinkan untuk membuat ramalan (dugaan, perkiraan) yang didasarkan
kepada kuatnya atau lemahnya hubungan itu, makin kuat hubungan makin
tinggi daya ramalnya.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Husein Umar, (2004:64) menulis data primer merupakan data yang
didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan,
seperti: hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti bukti
pembelian barang. Dalam penelitian ini, adalah data yang diperoleh melalui
penelitian langsung pada objek yang akan diteliti di lapangan dengan
menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan yang berhubungan dengan
masalah kualitas layanan perpustakaan hubungannya dengan kepuasan
pemustaka. Sementara data Sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat
penelitian yaitu berupa bahan-bahan tertulis seperti buku dan dokumen, serta
literatur yang ada kaitannya dengan penelitian.
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Karena
peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya, maka sumber
data primer penelitian ini adalah responden, yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis peneliti dalam hal ini adalah
pemustaka atau mahasiswa Unhas. Selain itu, data sekunder diperoleh dari
catatan serta dokumen yang ada di lokasi penelitian, yaitu di UPT
Perpustakaan Unhas.
48
49
S = R.N
(1)
jadi
Dimana :
S = 20% x 570
S = 114 orang
S = Sampel
R = Rasio
N = Jumlah Anggota Populasi
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik, metode LibQual+TM, Importance Performance Analysis (IPA), Indeks
Kepuasan Pemustaka (IKP), dan analisis jaring laba-laba. Untuk keperluan
analisis data tersebut dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.00
dan MS Office Excel.
Analisis statistik
berikut:
50
= Kepuasan pemustaka
= Pelayanan digital
X2
= Pelayanan digital
b0
= Konstanta
51
Uji ini digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan pengaruh antara
variabel bebas (X1, X2, X3, X4) secara parsial (sendiri-sendiri) dengan
variabel terikat (Y). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung
dengan t-tabel pada taraf signifikan 5 %.
Adapun persyaratan ujit adalah sebagai berikut:
1)
variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat dan tidak ada
pengaruh diantara kedua variabel yang akan diuji.
d. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Uji validitas data digunakan sebagai alat untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan
valid atau sah, jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner dengan
menggunakan korelasi bivariate. Menurut Sugiyono (2007:352), apabila
validitas setiap pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan
dianggap valid.
Pengujian validitas dilakukan dengan beberapa langkah-langkah,
yaitu: a) Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur; b)
Melakukan
uji
coba
skala
pengukuran
dengan
menggunakan
52
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks tentang sejauhmana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Jika suatu alat ukur dapat
digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukurannya diproses relatif secara konsisten, maka alat ukur
tersebut dianggap reliable. Artinya suatu alat ukur yang digunakan
konsisten dalam mengukur gejala yang sama. Menurut Sugiyono
(2007:255)
bahwa
uji
reliabilitas
ditentukan
dengan
koefisien
53
Inflation
Factors)
atau
nilai
toleransinya.
Keberadaan
54
wawasan
pertanyaan
pemustaka;
pemustaka;
Dapat
yang
cukup
Selalu
meyakinkan
siap
untuk
siaga
menjawab
pertanyaan-
merespon
permintaan
Mengerti
kebutuhan
pemustaka;
perpustakaan;
Adanya
peralatan
modern
yang
memudahkan
55
saja
untuk
masuk,
dan;
Tempat
yang
kondusif
untuk
jasa
atau
layanan
informasi
yang
diterima/dirasakan
dari
perpustakaan.
Jika pemustaka merasakan bahwa kualitas dari produk layanan melebihi
kebutuhan/keinginan/harapan mereka, maka kepuasan pemustaka akan
menjadi tinggi atau paling sedikit bernilai lebih dari 1 (Z>1).
Sebaliknya apabila pemustaka merasakan bahwa kualitas dari produk
layanan lebih rendah atau lebih kecil dari kebutuhan/keinginan/harapan
mereka, maka kepuasan pemustaka akan menjadi rendah atau bernilai lebih
kecil dari 1 (Z<1).
Kepuasan pemustaka dapat dinyatakan dalam suatu rasio sebagai berikut:
Z=X/Y,
(2)
dimana:
Z adalah kepuasan pemustaka;
X adalah kualitas yang dirasakan oleh pemustaka; dan
Y adalah kebutuhan, keinginan, dan harapan pemustaka.
3. Indeks Kepuasan Pemustaka (IKP) merupakan analisis kuantitatif berupa
persentase pemustaka yang senang dalam suatu
survei kepuasan
56
57
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Beberapa identitas responden yang dapat dikemukakan dari hasil penyebaran
kuesioner ini meliputi: Jenis Kelamin, Umur, Jenjang Pendidikan dan
keanggotaan Perpustakaan.
a. Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin responden dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
No
Jenis Kelamin
Frekuens
1.
Laki-Laki
i
37
2.
Perempuan
77
114
Jumlah
Sumber: Data Hasil Olahan kuesioner, 2013
Persentase
32,5%
67,5%
100
58
NO
1
UMUR
18-24
25-31
32-38
39-46
JUMLAH
RESPONDEN
Jumlah
Persentase (%)
95
83.30
13
11.40
0.90
4.40
114
100
perpustakaan,
karena
usia
ini
adalah
kebanyakan
mahasiswa aktif kuliah yang mana paling banyak pula yang mengerjakan
tugas atau mencari literatur di perpustakaan. Sementara usia 32-38
kurang mengunjungi perpustakaan, karena pada usia ini kebanyakan
mahasiswa program S.2 dan S3 yang jumlah mahasiswanya lebih kecil
dibanding jumlah mahasiswa S1.
c. Jenjang Pendidikan
Tabel berikut memperlihatkan jenjang pendidikan responden dengan
status mahasiswa. Sebagian besar responden, yaitu sebanyak 99
59
JENJANG
PENDIDIKAN
S1
S2
S3
Jumlah
JUMLAH
RESPONDEN
PERSENTASE
(%)
99
86,84
11
9,65
3,51
114
100
60
ASAL FAKULTAS
Ilmu Budaya
Farmasi
MIPA
Sospol
Teknik
Ekonomi
Hukum
Pascasarjana
Pertanian
10
Peternakan
11
12
Kesehatan
Masyarakat
Kedokteran
13
Ilmu Kelautan
Jumlah
Data Hasil Olahan, 2013
JUMLAH
RESPONDEN
PERSENTASE
(%)
27
23.68
26
22.81
17
14.91
16
14.04
7.89
4.39
2.63
2.63
1.75
1.75
1.75
0.88
0.88
114
100
61
Status Keanggotaan
Terdaftar
Tidak Terdaftar
Frekuensi
Persentase
108
94,74%
5,26%
114
100
Jumlah
perpustakaan
memiliki
kartu
anggota
menunjukkan
62
Jumlah Kunjungan
1-5
kali
5-10
kali
11-15
kali
16-20
kali
Jumlah
Frekuensi
Persentase
37
32.46
62
54.39
11
9.65
3.51
114
100
B. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan atas masalah yang diutarakan pada bab pendahuluan dan
dengan jawaban sementara (hipotesis) maka perlu diuji kebenarannya. Adapun
alat uji yang digunakan adalah dengan analisis IPA (Importance, Performance
Analysis) dan Indeks Kepuasan Pengguna (IKP).
63
perangkat lunak program/software SPSS for windows dan MS Office Excel yang
telah diinterpretasikan dalam bentuk kalimat.
B.1. Importance, Performance Analysis (IPA)
Analisis IPA digunakan untuk mengetahui pengaruh dimensi kualitas
layanan terhadap kepuasan pemustaka di UPT Perpustakaan Unhas. Dalam
penelitian ini terdapat empat dimensi layanan perpustakaan yang terdiri atas 21
indikator yang digunakan untuk mengukut tingkat kepuasan pemustaka terhadap
kualitas layanan perpustakaan Unhas. Seluruh indikator ini diturunkan dari empat
dimensi kualitas layanan perpustakaan yang telah disebutkan sebelumnya. Nilai
rata-rata total serta nilai rata-rata setiap dimensi dan indikator tingkat kepuasan
pemustaka terhadap kualitas layanan perpustakaan Unhas diperlihatkan pada
tabel 8 berikut.
Tabel 8. Nilai rata-rata tingkat kepentingan (Importance) dan yang dirasakan
(Performance) serta persentase kepuasan
PersenTingkat
tase
NO
Pernyataan
Kepen- Yang Di- Kepuasan
tingan
rasakan (P/I)X100
(I)
(P)
%
1
AI
3.67
3.46
94.28
Kemutakhiran koleksi
3.53
3.37
95.47
Relevansi koleksi
3.65
3.45
94.52
3.47
92.78
3.69
3.42
92.68
3.65
3.32
90.96
AS
3.44
94.24
64
Tingkat
Kepentingan
(I)
Yang Dirasakan
(P)
Persentase
Kepuasan
(P/I)X100
%
3.58
3.32
92.74
3.46
3.25
93.93
3.75
3.47
92.53
3.61
3.32
91.97
3.69
3.39
91.87
3.56
3.32
93.26
3.62
3.35
92.49
3.62
3.21
88.67
3.61
3.23
89.47
3.73
3.43
91.96
3.82
3.45
90.31
3.70
3.33
90.10
4.28
4.08
95.33
NO
Pernyataan
3
1
4
5
Rata-rata AS
PC
1
2
1
PC
3
4
LP
1
65
NO
1
Pernyataan
Tingkat
Kepentingan
(I)
Yang Dirasakan
(P)
Persentase
Kepuasan
(P/I)X100
%
2
Tempat yang tenang untuk
berkonsentrasi
4.18
3.87
92.58
3.89
3.63
93.32
4.03
3.84
95.29
4.10
3.83
93.41
Rata-rata LP
Rata-rata Total
4.10
3.77
3.85
3.49
93.99
92.70
66
ini
rendah,
dan
kenyataannya
kinerja
(performance)
layanan
67
68
dari seluruh nilai rata-rata indikator. Dengan demikian posisi indikator maupun
posisi sumbu saling mempengaruhi satu sama lain.
Berdasarkan gambar, terdapat tiga indikator yang masuk kuadran I, yaitu:
Suka membantu pemustaka yang kesulitan (AS-1); dapat meyakinkan
pengguna (AS-7); dan, adanya peralatan modern yang memudahkan pengguna
dalam mengakses informasi (PC-3). Indikator yang masuk kuadran ini oleh
pemustaka dianggap mempunyai tingkat kepentingan yang sangat tinggi, tetapi
kinerja perpustakaan dirasakan masih sangat rendah. Banyaknya indikator
yang masuk kuadran ini harus menjadi prioritas pengembangan dalam
meningkatkan kinerja perpustakaan guna meningkatkan kepuasan pemustaka.
Dengan kenyataan ini, guna meningkatkan kepuasan pemustaka, maka
perpustakaan harus segera dapat memperbaiki kinerjanya dalam hal/dimensi
sikap petugas dalam melayani (Affect of service) dan dalam dimensi
kemudahan pemustaka dalam pencarian informasi tanpa bantuan petugas
(personal control) pada indikator adanya peralatan modern yang memudahkan
pemustaka dalam mengakses informasi. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki kinerjanya adalah: sikap pustakawan yang lebih peduli terhadap
kebutuhan setiap pemustaka atau pengunjung perpustakaan, terlebih pada
pemustaka yang mengalami kesulitan
penggunaan
katalog
on
line
(OPAC)
yang
disediakan
69
70
sumber
daya
manusia
yang
menjadi
pustakawan
adalah
rata-rata
berpendidikan S1, S2, bahkan ada seorang pustakawan berpendidikan S3. Dari
segi tingkat pendidikan ini, pustakawan Unhas dapat dikatakan memiliki
kompetensi untuk mengelola dan menjalankan berbagai jenis layanan
perpustakaan. Tingginya tingkat kepentingan pemustaka terhadap indikator ini
harus diimbangi dengan kompetensi pustakawan dalam memberikan layanan
terutama
dalam
memerlukan
menjawab
jawaban
dari
pertanyaan-pertanyaan
pustakawan
yang
pemustaka
mempunyai
yang
wawasan,
71
72
Berdasarkan hasil penelitian pada gambar, yang masuk kuadran III ini
meliputi:
Dimensi Akses terhadap informasi (Access to Information) pada indikator
kemutakhiran koleksi (AI-2), keadaan ini menunjukkan bahwa indikator
kemutakhiran koleksi terutama buku tercetak tidak lagi terlalu dipentingkan oleh
pemustaka tetapi yang dipentingkan adalah kemutakhiran akses internet dan
akses koleksi digital yang dimiliki perpustakaan Unhas. Penyebabnya adalah
koleksi buku tercetak mudah diperoleh namun kurang praktis, pemustaka lebih
senang menggunakan bentuk digital dalam mengerjakan karena dinilai lebih
praktis dan efisien. Misalnya contoh gambar, rumus, grafik dan lain sebagainya
lebih mudah dikopi atau disalin ke dalam tugas mahasiswa dibanding dengan
dari bentuk tercetak. Oleh karena itu, pihak UPT Perpustakaan Unhas telah
berupaya dengan mengalihkan anggaran pengadaan buku dan majalah
tercetak ke dalam bentuk digital atau elektronik (e-journal dan e-book).
Terdapat empat indikator pada dimensi Sikap Petugas dalam melayani
(Affect of service) yaitu: indikator selalu ramah dan sopan (AS-2); Dapat
diandalkan menangani kesulitan yang dihadapi pengguna (AS-3); Memberikan
perhatian kepada setiap pengguna (AS-4); Selalu siap siaga merespon
permintaan pengguna (AS-6). Keadaan ini menunjukkan bahwa keempat
indikator ini tidak lagi terlalu dipentingkan oleh responden, namun yang lebih
dipentingkan adalah indikator ke-5 yaitu petugas harus selalu mempunyai
wawasan yang cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pemustaka.
Dengan kata lain bahwa pemustaka selalu berharap semua kebutuhan akan
informasi dapat terpenuhi melalui jawaban-jawaban dari para pustakawan yang
ada di Perpustakaan Unhas.
73
tingkat
kepentingan
yang
relatif
rendah
akan
tetapi
kinerja
74
B.3.
Indeks
Pengguna
Kepuasan
75
Kepuasan (P)
Skor (S)
Kepentingan
(I)
Skala: 1-5
2
Skala: 1-5
3
(S)=(I) x (P)
4
AI -1
AI -2
AI -3
3.67
3.53
3.65
3.46
3.37
3.45
12.70
11.90
12.59
AI -4
3.74
3.47
12.98
AS-1
3.69
3.42
12.62
AS-2
3.65
3.32
12.12
AS-3
3.58
3.32
11.89
AS-4
3.46
3.25
11.25
AS-5
3.75
3.47
13.01
AS-6
3.61
3.32
11.99
AS-7
3.69
3.39
12.51
AS-8
3.56
3.32
11.82
PC-1
3.62
3.21
11.62
PC-2
3.61
3.23
11.66
PC-3
3.73
3.43
12.79
PC-4
3.82
3.45
13.18
76
Indikator
Kepuasan (P)
Skor (S)
LP-1
Kepentingan
(I)
Skala: 1-5
4.28
Skala: 1-5
4.08
(S)=(I) x (P)
17.46
LP-2
4.18
3.87
16.18
LP-3
3.89
3.63
14.12
LP-4
4.03
3.84
15.48
LP-5
4.1
3.83
15.70
78.84
IKP=275.55/(5x78.84)x100%=69,90%
275.55
besar
responden
merasa
puas
terhadap
kinerja
pelayanan
perpustakaan Unhas.
Gambar 6. Grafik tingkat kepuasan pemustaka secara keseluruhan
77
80
76
70
60
50
40
30
20
10
0
20
17
1
Sangat Tidak Puas
Tidak Puas
Puas
sangat Puas
78
AI -1
LP-4
AI -2
AI -3
LP-3
AI -4
LP-2
AS-1
LP-1
AS-2
Performance
Importance
PC-4
AS-3
PC-3
AS-4
PC-2
AS-5
PC-1
AS-6
AS-8
AS-7
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kinerja layanan
perpustakaan untuk seluruh indikator berada di bagian dalam lingkaran jaring
laba-laba (warna maron), sedangkan nilai rata-rata tingkat kepentingan
terhadap layanan perpustakaan untuk seluruh indikator berada di bagian
sebelah luar dari lingkaran jaring laba-laba (warna biru). Hal ini berarti bahwa
kinerja layanan perpustakaan dari seluruh indikator berada di bawah tingkat
79
manfaatkan
berbagai
jenis
layanan
yang
disediakan
oleh
Jumlah
Sampel
Persentas
e (%)
Peminjaman dan
1 pengembalian buku
86
114
75.44
2 Membaca/belajar
103
114
90.35
3 Mengerjakan tugas
76
114
66.67
80
114
70.18
46
114
40.35
4 Akses Internet
Lainnya (Sholat, diskusi,
5 mengisi waktu luang, dll)
80
81
Correlations
KUALITAS
PELAYANAN
KUALITAS PELAYANAN
Pearson Correlation
KEPUASAN
PEMUSTAKA
.628**
Sig. (2-tailed)
.000
N
KEPUASAN PEMUSTAKA
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
114
114
.628**
.000
114
114
angka 0,628
positif (karena tidak ada tanda negatif itu berarti positif). Hal ini berarti arah
korelasi positif, yang artinya semakin tinggi tingkat kualitas pelayanan
perpustakaan, maka kepuasan pemustaka cenderung meningkat, atau pula
sebaliknya.
Sesuai pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien
korelasi (Sugiyono, 2007:231), maka besaran korelasi (0,628) > 0,5 berarti
tingkat korelasi kualitas pelayanan pemustaka dengan kepuasan pemustaka
pada taraf yang kuat. Taraf signifikansi pada level 0,01 uji dua sisi (significant
at the 0.01 level 2-tailed) diperoleh angka probabilitas pada kedua variabel <
0,01, berarti kedua variabel tersebut memang secara nyata berkorelasi. Hal ini
bisa dilihat juga dari adanya tanda ** pada angka korelasi. Dengan demikian H 0
diterima yang berarti terdapat hubungan yang positif antara kualitas layanan
pemustaka
dengan
kepuasan
pemustaka.
Koefisien
korelasi
kualitas
82
Korelasi Parsial
Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap
berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai
korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1
berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati
0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah.
Tabel 12. Tabel Korelasi Parsial
Tabel Ringkasan Hasil Korelasi Parsial
Control Variables
Kualitas AI KEPUASAN
& Kualitas PEMUSTAKA
AS &
Kualitas PC
Kualitas AI
Kualitas AS
Kualitas PC Kualitas LP
Correlation
.257
.057
.048
.260
Significance
(2-tailed)
.007
.000
.001
.006
df
109
109
109
109
83
berarti arah korelasi positif, artinya semakin tinggi tingkat layanan digital, maka
kualitas pelayanan pemustaka cenderung meningkat pula atau sebaliknya.
Dengan demikian baik analisis korelasi sederhana maupun analisis
korelasi parsial ditemukan adanya korelasi yang arahnya positif dan signifikan
antara variabel bebas kualitas pelayanan (X1, X2, X3, dan X4) dengan variabel
kepuasan pemustaka.
5. Analisis Regresi
Untuk mengetahui kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap
variabel kepuasan pemustaka dilakukan analisis regresi. Sementara itu
koefisien korelasi simultan dapat diperoleh dengan mencari persamaan
regresi-nya, hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel 12 Model Summary.
Tabel 13. Tabel hasil analisis SPSS Model Summary
Model Summaryb
Std. Error of the
Model
1
R Square
.609a
Adjusted R Square
.371
.348
Estimate
.3968
Durbin-Watson
1.814
a. Koefisien korelasi
Angka R sebesar 0,609 > rtabel 0,182 menunjukkan bahwa terdapat
korelasi/hubungan arah positif antara kualitas pelayanan pemustaka
dengan kepuasan pemustaka dengan tingkat korelasi yang kuat.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Angka R Square atau Koefisien Determinasi adalah 0,371. Artinya bahwa
0,371 atau 37,10% variasi dari kepuasan pemustaka dapat dijelaskan
oleh variasi dari variabel bebas, yaitu Kualitas LP, Kualitas AI, Kualitas
84
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
242.264
60.566
Residual
410.096
109
3.762
Total
652.360
113
F
16.098
Sig.
.000a
Tingkat signifikansi dari uji ANOVA atau F-Test, diperoleh F- hitung 16.098 >
Ftabel 2,46 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 a, karena probabilitas
(tingkat signifikansi) ini lebih kecil daripada 0,05 maka model regresi ini bisa
dipakai
untuk
memprediksi
tingkat
kepuasan
pemustaka
di
UPT
85
Berikut ini akan dijelaskan makna dari persamaan regresi seperti pada
tabel 17 koefisien pada kolom Beta adalah:
a) Persamaan garis regresi pengaruh kepuasan pemustaka dan layanan digital
terhadap kualitas pelayanan pemustaka dinyatakan dengan persamaan
(kualitas pelayanan) Y=6,697+0,772.X1+0,154.X2+0,136.X3+ 0,875.X4.
b) Konstanta ( o) = 6,697 nilai ini merupakan nilai tetap, diasumsikan variabel
bebas (kepuasan pemustaka dan layanan digital) bernilai 0, maka kualitas
pelayanan pemustaka sebesar 6,697 atau dengan kata lain, semakin tinggi
penilaian kualitas pelayanan pemustaka maka kepuasan pemustaka akan
semakin bagus.
c) Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi X 1 sebesar (0,772),
karena nilai yang diperoleh positif maka akan menyebabkan peningkatan pada
variabel lain, yang berarti apabila kualitas AI (X 1) meningkat 1 poin maka
kepuasan pemustaka (Y) akan bertambah/naik 0,772 poin dengan asumsi X2,
X3, X4 tetap.
d) Koefisien X2 sebesar 0,154 yang berarti apabila kualitas AS (X 2) bertambah 1
poin maka kepuasan pemustaka (Y) akan meningkat 0,154
poin dengan
poin dengan
poin dengan
asumsi X1, X2, X3 tetap tetap. Tampaknya variabel X 4 ini yang paling dominan
pengaruhnya dibanding tiga variabel bebas lainnya yang ikut berpengaruh,
karena variabel inilah yang paling besar kontribusinya terhadap perubahan
yang terjadi pada variabel terikat (kepuasan pemustaka).
a. Pengujian Signifikansi
86
Uji Normalitas
Dalam melakukan uji regresi disyaratkan agar data yang digunakan
normal. Untuk mengetahui normalitas distribusi data dilakukan dengan melihat
nilai residual pada model regresi yang akan diuji. Jika residual berdistribusi
normal maka nilai-nilai sebaran data akan terletak di sekitar garis lurus.
Normal-tidaknya distribusi data suatu peubah ditunjukkan oleh besarnya nilai
Asymptotic significant dari aplikasi alat uji One-sample Kolmogorov-Smirnov.
Apabila Asymptotic significant data lebih besar daripada 5%, maka data
tersebut tergolong memiliki pola distribusi normal.
Sebaliknya, apabila
Asymptotic significant kecil daripada atau sama dengan 5%, maka data
dimaksud memiliki pola distribusi yang tidak normal.
Uji normalitas data yang telah dilakukan dengan uji One-sample
Kolmogorov-Smirnov seperti pada tabel berikut:
Tabel 15. Uji Normalitas data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kualitas
Kualitas
AI
Kualitas AS
PC
N
Normal Parametersa Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
114
3.2895
.90938
.230
.230
-.182
2.457
.122
114
3.2807
.90728
.262
.262
-.212
2.796
.283
114
3.4035
.94746
.218
.182
-.218
2.327
.322
Kualitas
LP
114
3.8070
.84011
.275
.216
-.275
2.937
.097
KEPUASAN
PEMUSTAKA
114
13.5351
.40273
.160
.160
-.104
1.710
.096
Tampak pada tabel 15, nilai Asymptotic significant untuk variabel terikat
(Y) kualitas pelayanan pemustaka 0,096; variabel bebas (X1) kualitas AI
0,122; variabel bebas (X2) kualitas AS 0,283, variabel bebas (X3) kualitas PC
0,322, dan variabel bebas (X4) kualitas LP 0,097, secara keseluruhan
mempunyai nilai yang lebih besar dari 0,05 (5%), maka dapat disimpulkan
87
bahwa data tersebut tergolong memiliki pola distribusi yang normal sehingga
memenuhi syarat uji hipotesis selanjutnya.
Uji signifikansi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi parsial atau biasanya lebih dikenal dengan uji t
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) terhadap
variabel
dependen
(Y)
secara
terpisah/masing-masing/satu
per
satu.
df
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
Kualitas AI
38.622
109
.000
3.28947
3.1207
3.4582
Kualitas AS
38.608
109
.000
3.28070
3.1124
3.4491
Kualitas PC
38.355
109
.000
3.40351
3.2277
3.5793
Kualitas LP
48.384
109
.000
3.80702
3.6511
3.9629
60.146
109
.000 13.53509
13.0893
13.9809
KEPUASAN
PEMUSTAKA
88
89
Coefficientsa
Standar
dized
Unstandardized Coeffici
Coefficients
ents
Model
1
(Constant)
Std.
Error
Beta
Collinearity
Statistics
Correlations
t
Sig.
Zeroorder Partial
Part
Toleran
ce
VIF
6.697
.896
7.475
.000
Kualitas
AI
.772
.279
.292 2.772
.007
.536
.257
.210
.518
1.929
Kualitas
AS
.154
.260
.058 2.591
.006
.418
.057
.045
.597
1.674
Kualitas
PC
.136
.273
.054 2.497
.021
.456
.048
.038
.496
2.015
Kualitas
LP
.875
.311
.306 2.816
.006
.543
.260
.214
.489
2.046
Hasil uji yang telah dilakukan, seperti tampak pada tabel 14, pada kolom
kolinieritas diperoleh nilai VIF dari masing-masing variabel lebih kecil dari 10 ( VIF
< 10), dan nilai toleransinya di atas atau > 0,1, sehingga dapat dikatakan tidak
terdapat gejala multikollinieritas atau hubungan yang terjadi antar variabel bebas
dapat ditoleransi sehingga tidak akan mengganggu hasil regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah
bahwa varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tidak memiliki
pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama
antar satu varians dari residual yang disebut heteroskedastisitas, sedangkan
adanya gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan
lain disebut homokedastisitas.
Uji yang dipergunakan adalah uji Spearman dimana dilakukan perhitungan
dari korelasi rank spearman antara variabel absolut ut dengan variabel-variabel
90
bebas. Kemudian nilai dari semua rank spearman tersebut dibandingkan dengan
nilai signifikasi () yang ditentukan adalah 5%. Masalah heteroskedastisitas tidak
terjadi bila nilai rank spearman antara variabel absolut residual regresi dengan
variabel-variabel
bebas
lebih
besar
dari
nilai
signifikasi
().
Hasil
uji
ABS_RES
1.000
.549**
.568**
.581**
.416**
.000
.000
.000
.142
114
114
114
114
114
.549**
1.000
.502**
.515**
.442**
.000
.000
.000
.215
114
114
114
114
114
.568**
.502**
1.000
.651**
.481**
.000
.000
.000
.119
114
114
114
114
114
.581**
.515**
.651**
1.000
.430**
.000
.000
.000
.218
114
114
114
114
114
.416**
.442**
.481**
.430**
1.000
.142
.215
.119
.218
114
114
114
114
114
91
92
pustakawan selalu siap dan cepat membantu. Perlu diketahui oleh pustakawan
bahwa tidak semua pemustaka mengetahui cara mencari koleksi di perpustakaan,
mengembalikan buku ke rak, menggunakan katalog dan lain-lain, sehingga selalu
diperlukan bantuan pustakawan. Semua ini bila ditingkatkan akan berpengaruh
pada peningkatan kepuasan pemustaka.
Secara parsial, empat dimensi kualitas layanan perpustakaan ikut
mempengaruhi tingkat kepuasan pemustaka. Tampak yang paling dominan
pengaruhnya adalah dimensi kualitas LP (Library as Place) dengan nilai korelasi
0,260, disusul kualitas AI (Access to information) 0,257, sementara dua dimensi
terakhir korelasinya sangat lemah yaitu, kualitas AS (Affect of Service) 0,057 dan
kualitas PC (Personal Control) 0,048. Hasil ini hampir sama denga hasil analisis
sebelumnya yang menggunakan analisis diagram IPA dimana dimensi Library as
Place berada pada kuadran II merupakan wilayah yang memuat indikator-indikator
dengan tingkat kepentingan yang relatif inggi dengan tingkat kepuasan yang relatif
tinggi pula. Perpustakaan Unhas harus dapat mempertahankan kualitas layanan
dari indikator-indikator kualitas LP (Library as Place) ini, karena dalam pandangan
pemustaka, indikator-indikator yang masuk kuadran ini merupakan salah satu
keunggulan perpustakaan Unhas.
Hasil ini mempertegas bahwa kualias Perpustakaan Unhas sebagai sebuah
tempat yang dapat dimanfaatkan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan
bagi pemustaka mempunyai tingkat kepentingan yang sangat tinggi dan telah
memberikan kepuasan kepada pemustaka. Keadaan ini dimungkinkan karena
melihat letak Perpustakaan Unhas yang cukup strategis berada di tengah-tengah
antara fakultas ilmu-ilmu sosial (ekonomi, hukum, sospol, sastra) dan fakultas
ilmu-ilmu eksakta (teknik, MIPA, farmasi, pertanian dll) sehingga terasa dekat dan
93
memudahkan
mahasiswa
untuk
mengunjungi
perpustakaan.
Gedung
94
yang
terus
menerus
menarik
dan
membina
pelanggan
baru
untuk
mendorong
pemustaka
kembali
mengunjungi
perpustakaan,
95
Saran
Jumlah
Responde
n
Jumlah Persentase
Sampel
(%)
18
114
17
114
14.91
3 Peningkatan layanan
13
114
11.40
4 Penataan koleksi
12
114
10.53
11
114
114
114
114
22
114
114
114
15.79
9.65
7.89
6.14
4.39
19.30
100.00
96
agar
perpustakaan
Unhas
memprioritaskan
kelengkapan
koleksinya, baik koleksi tercetak maupun buku dan jurnal elektronik (e-book &
e-journal). Menurut responden yang menyarankan hal ini, mereka sering
kecewa karena tidak mendapatkan buku-buku dan bacaan lain di perpustakaan
padahal bahan tersebut sangat mereka butuhkan. Sebanyak 17 responden
(14,91%) memberi saran pada peningkatan fasilitas perpustakaan, karena
menurut responden fasilitas yang ada belum memenuhi kebutuhan pemustaka
seperti jumlah komputer yang tidak sebanding dengan jumlah pengunjung
perpustakaan, penambahan fasilitas fotokopi, penitipan barang agar barang
pengunjung yang tidak boleh dibawa masuk ruang perpustakaan lebih aman
dll. Sebanyak 13 (11,40%) responden memberi saran agar layan perpustakaan
ditingkatkan terutama penambahan jumlah jam buka pelayanan kalau perlu
dibuka pelayanan pada hari sabtu dan minggu. Penataan koleksi buku yang
lebih baik disarankan oleh sebanyak 12 responden (10,53), menurut responden
yang memberi saran ini, mereka sering kesulitan menemukan buku yang
mereka butuhkan, padahal buku tersebut tidak sedang dipinjam namun ketika
dicari di rak tidak dapat ditemukan. Sebanyak 11 (9,65%) responden memberi
saran agar sikap petugas lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada
pemustaka. Menurut responden, petugas sering kurang ramah dan sering tidak
berada di tempatnya. Sebanyak 9 (7,89%) responden memberi saran agar
kecepatan akses internet ditingkatkan. Kemudahan dalam penelusuran katalog
(OPAC) disarankan oleh 7 responden (4,39%). Saran lainnya adalah masalah
toilet yang sering ditutup karena kehabisan air, kebersihan ruang, lantai dan
97
meja baca, serta perlu adanya rambu-rambu penunjuk ke lokasi koleksi yang
memudahkan pemustaka menemukan informasi yang mereka butuhkan.
98
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi dan regresi, analisis IPA
(Importance Performance Analysis), dan IKP (Indeks Kepuasan Pemustaka)
terhadap data-data penelitian pada bab V maka ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Terdapat hubungan pengaruh positif yang signifikan antara kualitas layanan
pemustaka dengan kepuasan pemustaka. Koefisien korelasi (r=0,609)
artinya kualitas pelayanan pemustaka dengan kepuasan pemustaka pada
taraf yang kuat. Diperoleh Koefisien Determinasi sebesar 0,371. Artinya
bahwa 37,10% variasi
variasi dari variabel bebas, yaitu Kualitas LP, Kualitas AI, Kualitas AS &
Kualitas PC. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model.
Analisis Indeks Kepuasan, diperoleh kepuasan pemustaka sebesar 69,90 %
yang berarti pemustaka perpustakaan Unhas merasa puas atas kinerja
pelayanan perpustakaan. Akan tetapi, pengaruh tingkat kepuasan yang
dirasakan pemustaka belum maksimal, karena nilai IKP yang diperoleh
masih kurang dari 80%. Pengaruh tingkat kepuasan pemustaka yang tidak
maksimal ini dipertegas lagi dari hasil analisis jaring laba-laba (radar chart),
terdapat kesenjangan antara seluruh indikator kinerja layanan perpustakaan
dengan tingkat kepentingan pemustaka. Semakin besar nilai kesenjangan
yang terjadi berarti pemustaka semakin tidak puas terhadap kinerja layanan
99
100
101
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, 2003. Manajemen Penelitian, Cet. VI, Rineka Cipta,
Jakarta.
_________________ 2007, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta.
BBC London edisi Indonesia, 2013. Angka pengunjung perpustakaan di Inggris
menurun (online). http: //www.bbc.co.uk/indonesia/ majalah/2011/11/
111105_librarydrops.shtml (diakses 22 Mei 2013)
Begum, S. Siraj Nissa, 2003, Total Quality Management in the Academic
Library, (Online), Library Philosophy and Practice Vol. 5, No. 2
(Spring 2003) (http://www.webpages.uidaho.edu/~mbolin/begumtqm.html, diakses 8 Mei 2013).
Chapman, K. And K.W. Ragsdale. 2002. Improving Service Quality with a
Library Service Assessment Program at the University of Alabama.
Library Administration & Management. 16 (1): 8-15.
Cook, C., F.M. Heath, 2001. LibQual+: Service Quality Assessment in
Research Libraries. IFLA JOURNAL. 27(4): 264-268.
Daryanto, 2005, Pengetahuan Praktis Bagi Pustakawan. Malang, Bina Cipta.
Direktorat Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Kementerian
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional. Jumlah Pengunjung Perpustakaan (2009).
http://kppo.bappenas.go.id/preview/255 (diakses 22 Juli 2013)
Donald Davinson, 2000, Reference Service. New York: McGraw-Hill Book
Company.
Echols dan Shadily, 2003 Kamus bahasa Inggris-Indonesia. Jakarta
Gasversz, Vincent. 2003. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Hasan, Iqbal, 2010. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Hasan, Iqbal, 2010. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Heath, F.M., 2001. LibQual+: A Methodological Suite. Portal: Libraries and the
Academy Volume 2, Number 1, January 2002. Pp. 1-2.
(http://muse.jhu.edu/login?
auth=0&type=summary&url=/journals/portal_libraries_and_the_acad
emy/v002/2.1heath.html diakses 8 Mei 2013).
Indonesia Press Photo Agency. Penurunan Pengunjung Perpustakaan
http://www.antarafoto.com /peristiwa/v1368782114/ (diakses 22 Mei
2013)
Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk
Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Katz, 2004. Introduction to Reference Work, Vol.II. New York: McGraw-Hill
Book Company.
Lovelock, Christopher. H dan Wright, Lauren. K. 2005. Manajemen Pemasaran
Jasa. Jakarta: Indeks.
Nasution, M.N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
Ed. Red. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurhadi,Muljani A., 2003, Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di
Indonesia. Andi Offset, Yogyakarta.
102
103
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Uji Statistik dengan SPSS
Lampiran 3 Riwayat Hidup Penulis