Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HEPATITIS AKUT
kesimpulannya,
hepatitis
akut
merupakan
suatu
Sjaifoellah
(1996),
Ikterus
epidemik
telah
kedokteran
terutama
dibidang
molekuler,
dapat
mortilitas
morbiditas
dan
dari
kerugian
hepatitis
ekonomi
virus
yang
relative
besar
rendah,
dihubungkan
sampai
berlangsung
90%
dari
kasus
hepatitis
virus
tanpa
dilaporkan.
Keadaan
kasus
disebut
juga
dengan
hepatitis
infeksiosa.
dan
sering
kali
tidak
dapat
dikenali.
Penyebaran
makanan
hepatitis A,
air
atau
yang
minuman
tidak
bersih
yang
tercemar
mengandung
virus
sumber
dan
pelubang
daun
telinga
penggunaan
yang
penyakit
Hepatitis
sangat
beragam.
sedikit
lebih
tinggi
daripada
hepatitis
A.
(Price, 1995).
c. Hepatitis C
Hepatitis C juga sering disebut dengan hepatitis non A
non B. Penyebab hepatitis ini adalah Virus Hepatitis C
(HCV). Virus ini dapat menular melalui transfusi darah dan
produk
darah
yang
terkontaminasi
lewat
peralatan
atau
e. Hepatitis E
Brunner, dkk (2002), Hepatitis E disebabkan oleh virus
hepatitis E (HEV). Cara penularan HEV adalah melalui jalur
fekal-oral dan kontak antara manusia meskipun resikonya
rendah. Masa inkubasi dari HEV adalah selama 15 hari
sampai 65 hari dengan masa rata-rata 42 hari. Hasil akhir
yang dapat ditimbulkan oleh HEV serupa dengan HAV kecuali
sangat berat pada wanita hamil.
4. Patofisiologi
Liver
membuka
sejumlah
agen
seperti
virus
masuk
liver
menjadi
membesar
dan
mendesak
dengan
Kemajuan
dan
kelanjutan
dari
proses
penyakit
5. Klasifikasi
a. Hepatitis virus
1) Hepatitis A
Disebabkan oleh virus Hepatitis A. Penularannya akibat
kontak dengan orang yang terinfeksi melalui kontaminasi
feces, pada makanan, masa inkubasinya 15-45 hari.
2) Hepatitis B
Disebabkan oleh virus Hepatitis B.
Hepatitis B terjadi pada semua kelompok umur, kelompok
orang tertentu dan orang yang memiliki cara hidup
tertentu
yang
beresiko
tinggi
kelompok
tersebut
mencakup:
-
Narapidana pria
Pasien
hemodialisis
dan
penderita
hemofilia
yang
Pekerja
sosial
dibidang
kesehatan
terutama
yang
3) Hepatitis C
Disebabkan oleh virus Hepatitis C. Menyerang kelompok
orang yang berprilaku sex bebas (berganti pasangan),
transfusi darah atau penggunaan obat IV masa inkubasinya
15-150 hari.
4) Hepatitis D
Disebabkan oleh virus hepatitis D menyerang kelompok
pecandu obat. Masa inkubasinya 30-180 hari.
5) Hepatitis E
Disebabkan oleh virus hepatitis E daerah kumuh masa
inkubasi 15-60 hari.
6) Hepatitis F & G
Ini jarang terjadi.
b. Hepatitis toksikum/toksik
Terjadi setelah terpapar suatu substansi (obat-obatan) dapat
terjadi nekrosis 2-3 hari sejak pemaparan terhadap substansi
toksik. Gejalanya muncul 2-3 minggu.
c. Hepatitis aktif kronis
Menyebabkan inflamasi hepatik, nekrosis hepatik dan fibrosis
yang progresif. Banyak terjadi pada wanita dan anak-anak
muda.
d. Hepatitis alkoholik
Merupakan inflamasi liver akut dan kronik.
6. Tanda dan Gejala
Menurut Brunner, dkk (2002)
a.
Hepatitis A
Hepatitis A dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip
dengan flu.
1) Pada fase Preikhterik yaitu Sakit kepala, malaise, fatique,
anoreksia dan febris.
2) Pada fase ikhterik yaitu urine berwarna gelap seperti teh,
gejala ikhterus pada sklera dan kulit, nyeri tekan pada
hati.
b.
Hepatitis B
Dapat terjadi tanpa gejala. Namun dapat juga terjadi artalgia
dan ruam pada kulit.
c.
Hepatitis C
Serupa dengan HBV, tidak begitu beat dan anikhterik.
d.
Hepatitis D
Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh HDV adalah serupa
dengan tanda dan gejala HBV.
e.
Hepatitis E
Serupa dengan tanda dan gejala HAV namun akan sangat
berat jika terjadi pada wanita yang sedang hamil.
Menurut Selekta Kapita (2005), manifestasi klinik yang
ditimbulkan oleh virus hepatitis adalah
1) Stadium preikhterik berlangsung selama 4 sampai 7 hari.
Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoeksia, mual,
muntah, sub febris, nyeri otot, dan nyeri diperut kanan
atas. Urine menjadi lebih coklat.
2) Stadium inkterik yang berlangsung selama 3 sampai 6
minggu.
Ikhterus
mula-mula
terlihat
pada
sklera,
namun
klien
masih
lema,
anoreksia,
dan
urine
dan
tinja
menjadi
normal
kembali.
dari
yang
tidak
merasakan
apa-apa
atau
hanya
umumnya
anoreksia
dan
gangguan
pada
kuning
(ikterus),
asites,
terdapat
beberapa
spider
Pemeriksaan laboratorium
-
SGOT/SGPT meningkat
b.
Radiologi
X-Ray dapat ditemukan pembesaran liver dapat diatas bagian
abdominal.
9. Diagnosis
Pada stadium pra ikterik, hepatitis dapat dikacaukan dengan
penyakit
infeksi
akut
lain
seperti
appendiksitis
akut/gastroenteritis akut.
10.
Penatalaksanaan
a.
baring
merupakan
penatalaksanaan
yang
sampai
gejala
hepatitis
sudah mereda.
Selanjutnya
Diet
Jika pasien mual, tidak napsu makan, atau muntah-muntah,
sebaiknya diberikan infus. Jika sudah tidak mual lagi,
diberikan makanan yang cukup kalori yaitu 30-35 kalori/kg
BB. Pasien hepatitis dapat diberikan diet hati II-III (Kapita
Selekta, 2005).
Menurut Ester (2002) secara umum, pasien dengan hepatitis
dianjurkan diet seimbang tinggi karbohidrat dan rendah
lemak. Makanan harus diberiakn dalam porsi kecil dan
diberikan 4 sampai 6 kali sehari.
c.
Medikamentosa
1) Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat
penurunan bilirubin darah. Kortikosteroid dapat digunakan
apabila
kolestasis
terjadi
berkepanjangan,
dimana
merupakan
pemikiran
dasar
dari
proses
kegiatan,
yaitu:
pengumulan
data,
analisa
data,
d. Eliminasi
Gejala :
-
Urine gelap
Adanya/berulangnya hemodialisa
e. Makanan/Cairan
Gejala :
-
Mual/muntah
Tanda : Asites
f. Neurosensori
Gejala :
-
Gatal (pruritus)
Demam
Eksaserbasi jerawat
Angioma
jaring-jaring,
(kadang-kadang
Alkoholik)
ada
eritema
pada
palmar,
penyakit
ginekomastia
hepar
akibat
i. Seksualitas
Gejala : Pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpajan
(contoh homoseksual aktif biseksual wanita).
Adanya infeksi seperti flu pada pernapasan atas
j. Pemeriksaan Diagnostik
Tes fungsi hati : Abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan :
Merupakan batasan nilai untuk membedakan hepatitis virusnon virus.
AST (SGOT)/ALT(SGPT) : Awal meningkat. Dapat meningkat
1-2 minggu sebelum ikterik.
Dalam darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan
penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibat
perdarahan.
Leukopenia : Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
Diferensial
darah
lengkap
Leukositosis,
monositosis,
prognosis
buruk
mungkin
berhubungan
dengan
hati
Membantu
perkiraan,
beratnya
kerusakan
parenkim
Urinalisa : Peninggian kadar bilirubin; protein/hematuria
dapat terjadi
Menurut
Brunner, dkk
(2002)
pengkajian
pada
klien
penurunan
napsu
makan,
dispepsia,
nyeri
2. Diagnosa Keperawatan
a.
kegagalan
masukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
d. Risiko
tinggi
terhadap
kekurangan
volume
cairan
e.
terkurung/isolasi,
sakit
yang
lam/periode
penyembuhan.
f.
terpaja/mengingat,
salah
interpretasi
interpretasi
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan,
klien
Klien
menunjukkan
aktivitas kembali
prilaku
yang
mampu
melakukan
Rencana :
Mandiri :
1) Tingkatkan tirah baris/duduk. Berikan lingkungan tenang;
batasi pengunjung sesuai keperluan.
Rasional
Meningkatkan
istirahat
dan
ketenangan.
Meningkatkan
meminimalkan
tekanan
fungsi
pada
area
pernapasan
tertentu
dan
untuk
Rasional
Tirah
baring
lama
dapat
menurunkan
penggunaan
progresif,
teknik
manajemen
visuaslisasi,
stres,
bimbingan
contoh
imajinasi.
Meningkatkan
memusatkan
relaksasi
kembali
dan
perhatian,
penghematan
dan
dapat
meningkatkan koping.
6) Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran
hati.
Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi
penyakit memerlukan istirahat lanjut, mengganti program
tercapai.
Kolaborasi
1) Berikan antidot atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi
(contoh lavase, katarsis, hiperventilasi) tergantung pada
pemajanan.
Rasional : Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik
dan membatasi derajat kerusakan jaringan.
peningkatan
prematur
pada
potensial
risiko
berulang.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan
kegagalan
masukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
Rencana :
Mandiri
1) Awasi
pemasukan
diet/jumlah
kalori.
Berikan
makan
Menghilangkan
rasa
tak
enak
dapat
pada
memberikan
ahli
diet
diet,
dukungan
sesuai
tim
kebutuhan
butrisi
pasien,
untuk
dengan
kebutuhan
individu.
Metabolisme
lemak
akan
protein
diindikasikan
hepatitis
membantu
kronis)
metabolisme
regenerasi
pada
karena
protein
hati.
penyakit
akumulasi
Pembatasan
berat
(contoh
produk
dapat
akhir
mencetuskan
hepatik/ensefalopati.
2) Awasi glukosa darah
Rasional
Hiperglikemia/hipoglikemia
dapat
terjadi,
Antiemetik,
contoh
metalopramide
(Reglan);
trimetobenzamid (Tigan)
Rasional : Diberikan jam sebelum makan, dapat
menrunkan mual dan meningkatkan toleransi pada
makanan. Catatan : Compazine dikontraindikasikan
pada penyakit hati.
b)
c)
diet
Steroid
meningkatkan
dikontraindikasikan
risiko
berulang/terjadinya
karena
hepatitis
berguna
pada
hepatitis
aktif
kronis
memampukan
makanan
dan
pasien
cairan.
untuk
Steroid
mengkonsumsi
dapat
menurunkan
terapi
mempunyai
efek
samping
lebih
sedikit.
4) Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila
dibutuhkan
Rasional : Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan
kalori bila tanda kekruangan terjadi/gejala memanjang.
c.
Rencana :
Mandiri
1) Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji
dari sabun alkali. Berikan minyak kelamin sesuai indikasi.
Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan
penghilangan gatal.
2) Anjurkan menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk
tidak terkontrol. Pertahankan kuku jari terporong pada
pasien koma atau selama jam tidur. Anjurkan lepas
pakaian ketat. Berikan sprei katun lembut.
Rasional : Menurunkan potensial cedera kulit
3) Berikan masase pada waktu tidur
Rasional : Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan
menurunkan iritasi kulit.
4) Hindari komentar tentang penampilan pasien
Rasional : Meminimalkan stres psikologis sehubungan
dengan perubahan kulit.
Kolaborasi
1) Berikan obat sesuai indikasi :
a)
Antihistamin,
contoh
metdilazin
(Tacaryl);
difenhidramin (Benadryl)
Rasional : Menghilangkan gatal. Catatan : Gunakan
terus menerus pada penyakit hepatik berat
b)
d. Risiko
tinggi
terhadap
kekurangan
volume
cairan
Rasional
Memberikan
penggantian/efek
berhubungan
informasi
terapi.
dengan
tentang
Catatan
respons
kebutuhan
Diare
terhadap
infeksi
dapat
dan
pasien
menggunakan
lap
katun/spon
dan
perdarahan
terus
menerus
dari
gusi/bekas
Rasional
Kadar
protrombin
menurun
dan
waktu
Mengidentifikasi
perasaan
dan
metode
untuk
koping
Rencana :
Mandiri :
1) Kontrak dengan pasien mengenai waktu untuk mendengar
Rasional : Penyediaan waktu meningkatkan hubungan
saling percaya.
2) Dorong diskusi perasaan/masalah
Rasional : Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan
memungkinkan pasien untuk merasa lebih mengontrol
situasi. Pengungkapan menurunkan cemas dan depresi dan
memudahkan perilaku koping positif. Pasien mungkin
perlu mengekspresikan perasaan tentang menjadi sakit;
lamanya perawatan dan biaya; kemungkinan infeksi pada
orang lain dan beratnya penyakit, takut mati. Dapat
menjadi masalah tentang stigma penyakit.
3) Hindari membuat penilaian moral tentang pola hidup
(penggunaan alkohol/praktik seksual)
Rasional : Pasien merasa merah/kesal dan menyalahkan
diri; penilaian dari orang lain akan merusak harga diri
lebih lanjut.
4) Diskusikan harapan penyembuhan
Rasional : Periode penyembuhan mungkin lama (lebih dari
6 bulan) potensial stres keluarga/situasi dan memerlukan
perencanaan, dukungan dan evaluasi.
Masalah
kehilangan
peran
finansial
fungsi
dapat
pasien
terjadi
pada
karena
keluarga/
penyembuhan lama.
6) Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat energi
Rasional : Memampukan pasien untuk menggunakan waktu
dan energi pada cara konstruktif yang meningkatkan harga
diri dan meminimalkan cemas dan depresi.
7) Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau
biru/hitam daripada kuning atau hijau.
Rasional : Meningkatkan penampilan, karena kulit kuning
diperjelas
oleh
warna
kuning/hijau.
Ikterik
biasnaya
Buat
rujukan
kebutuhan,
yang
contoh
tepat
untuk
perencanaan
membantu,
pulang,
sesuai
pelayanan
f.
tidak
adekuat,
leukopenia,
penekanan
respon
Rencana :
1) Lakukan
teknik
isolasi
untuk
infeksi
enterik
dan
Melalui
cuci
tangan
efektif
dalam
mencegah
air
terkontaminasi,
susu
dan
makanan,
melalui
produk
darah/darah
(khususnya
Pasien
terpajan
respiratorius)
terhadap
potensial
proses
risiko
infeksi
komplikasi
sekunder.
3) Awasi/batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional
(khususnya
Pasien
terpajan
respatorius)
terhadap
potensial
proses
risiko
infeksi
komplikasi
sekunder.
4) Jelaskan prosedur isolasi pada pasien/orang terdekat
Rasional : Pemahaman alasan untuk perlindungan diri
mereka sendiri dan orang lain dapat mengurangi perasaan
isolasi dan stigma. Isolasi dapat berakhir 2-3 minggu dari
timbulnya penyakit, tergantung pada tipe/lamanya gejala.
5) Berikan informasi tentang adanya gama globulin, ISG,
HBIG, vaksin hepatitis B (recombivax HB, Engerix-B)
melalui departemen kesehatan atau dokter keluarga
Rasional : Efektif dalam mencegah hepatitis virus pada
orang yang terpajan, tergantung tipe hepatitis dan periode
inkubasi.
6) Berikan obat sesuai indikasi :
Eektif
pada
pengobatan
penyakit
hati
Rencana :
1) Kaji skala nyeri (0-10), selidiki keluhan nyeri
Rasional : Memudahkan kita dalam pemberian tindakan
: Meningkatkan
Rencana:
1) Pantau suhu pasien
Rasional: suhu meningkat menunjukkan proses infeksi.
Pola demam dapat membantu dalam diagnosis.
2) Pantau suhu lingkungan, batasi, tambahkan linen tempat
tidur sesuai indikasi.
Mengidentifikasi
hubungan
tanda/gejala
penyakit
dan
Rencana
Mandiri
1) Kaji
tingkat
pemahaman
proses
penyakit,
harapan/
informasi
dan
memberikan
kesempatan
untuk
istirahat
adekuat.
Diskusikan
pembatasan
kembali
norma
untuk
memulai
aktivitas
pentingnya
istilah
adekuat
lanjutan
dalam
mencegah
Meningkatkan
kesehatan
umum
dan
cara
contoh
untuk
mempertahankan
masukan
cairan
fungsi
adekuat/diet
usus
serat,
makanan/cairan
dan
motilitas
usus
dapat
mengakibatkan konstipasi.
7)
Mencegah
Kebanyakan
penyebaran
undang-undang
negara
penyakit
bagian
infeksi.
menerima
Proses
penyakit
dapat
memakan
waktu
Meningkatkan
mempercepat pemulihan.
iritasi
hepatik
dan