PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas merupakan salah satu faktor
yang penting dalam sebuah perusahaan, karena dengan adanya kualitas yang baik.
Maka perusahaan itu akan dapat memenangkan persaingan dengan perusahaan
lain. Salah satu indikator yang dapat menunjukkan baiknya kualitas di suatu
perusahaan adalah biaya kualitas. Secara operasional, produk atau jasa yang
berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (kepuasan
pelanggan).
Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang
dilakukan karena kualitas yang buruk mungkin atau telah terjadi. Biaya kualitas
berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
kualitas. Yaitu kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan. Kegiatan
pengendalian adalah kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mendeteksi kualitas buruk. Jadi, kegiatan pengendalian terdiri
dari kegiatan pencegahan dan penilaian. Dan biaya pengendalian adalah biaya
yang ditimbulkan akibat dari dilakukannya kegiatan pengendalian. Kegiatan
karena kegagalan adalah kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau
pelanggannya dalam menanggapi kualitas buruk. Dalam menanggapi kualitas
yang muncul sebelum pengiriman suatu produk yang cacat ke pelanggan, kegiatan
ini diklasifikasikan sebagai kegiatan kegagalan internal. jika tidak demikian maka
kegiatan tersebut diklasifikasikan sebagai kegiatan kegagalan eksternal.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut ini :
1. Apa definisi dari biaya kualitas ?
2. Apa saja jenis biaya kualitas ?
3. Apa saja metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya kualitas?
4. Bagaimana cara menyusun laporan biaya kualitas ?
5. Apa saja manfaat informasi biaya kualitas ?
6. Apa yang dimaksud dengan produktivitas dan cara mengukurnya ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran Biaya Kualitas
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan profitabilitas melalui dua cara
yaitu dengan meningkatkan permintaan pelanggan dan dengan mengurangi biaya.
Dalam pasar persaingan ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya
dapat menjadi penentu apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar
bertahan hidup. Biaya kualitas adakalanya cukup besar dan dapat merupakan
sumber penghematan yang cukup signifikan.
Kinerja (performance)
Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah
produk. Sedangkan dimensi kinerja untuk jasa dapat didefinisikan lebih jauh
kinerja dimensi lainnya tetap setara. Empat dimensi terakhir, cenderung lebih
mendapatkan perhatian, sebab dapat diukur dibanding empat atribut pertama.
Tingkat kesesuaian merupakan dimensi yang mendapat perhatian paling
besar. Banyak pakar kualitas percaya bahwa kualitas adalah kesesuaian yang
merupakan definisi operasioanal yang terbaik. Kesesuaian adalah dasar untuk
mendefinisikan apa yang disebut produk yang tidak sesuai (nonconformance) atau
produk cacat (defective). Produk cacat adalah produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasinya. Cacat nol (zero defect) berarti semua produk yang diproduksi
sesuai dengan spesifikasinya.
2.1.2 Definisi Biaya Kualitas
Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang
dilakukan karena mungkin atau telah terdapat kualitas buruk. Biaya-biaya untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut disebut biaya kualitas. Jadi, biaya kualitas
adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang
buruk kualitasnya.
Biaya kualitas berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan
yang terkait dengan kualitas yaitu :
Biaya pencegahan
Biaya ini terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa
yang dihasilkan. Sejalan dengan peningkatan biaya pencegahan, kita
Biaya ini terjadi untuk menentukan apakah produk atau jasa telah sesuai
penilaian.
Biaya kegagalan eksternal
Biaya ini terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi
persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk
disampaikan kepada pelanggan. Dari semua biaya kualitas, biaya ini dapat
menjadi yang paling merugikan.
Metode ini digunakan untuk menilai pengaruh mutu yang jelek terhadap
penjualan dan pangsa psar. Survei pelanggan dan wawancara dengan armada
penjualan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap pola biaya
tersembunyi perusahaan. Hasil penelitian pasar dapat digunakan untuk
Keterangan :
k = konstanta proporsionalitas yang besarnya tergantung pada struktur biaya
produk gagal eksternal organisasi.
y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = nilai target dari karakteristik kualitas
L = Rugi kualitas
Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa biaya kualitas adalah nol pada nilai
target dan meningkat secara simetris. Dengan tingkat yang semakain bertambah,
ketika nilai actual menyimpang dari nilai target. Anggaplah misalnya k = $400 dan
diameter T = 10 inci. Tabel 2.1 mengilustrasikan penghitungan rugi kualitas untuk
empat unit. Perhatikan bahwa biaya meningkat empat kali lipat (dari 2 unit
mrnjadi 3 unit) ketika terjadi deviasi dua kali lipat. Deviasi rata-rata kuadrat dan
kerugian rata-rata juag dapat dihitung. Nilai rata-rata tersebut dapat digunakan
untuk menghitung total biaya kualitas tersembunyi yang diharapkan dari suatu
produk. Apabila misalnya total unit yang dihasilkan adalah 2.000 dan deviasi ratarata kuadrat (varians) adalah 0,025 maka biaya per unit yang diharapkan adalah
$10 berasal dari 0,025 x $400, dan total kerugian yang diperkirakan untuk 2.000
unit adalah $20.000 berasal dari $10 x 2.000.
$
Biaya
Batas
Spesifikasi
Nilai
Batas
Target
Spesifikasi
Bawah
Atas
k = c /d 2
Keterangan :
c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d = Jarak batas dari nilai target
Tabel 2.1 Ilustrasi Perhitungan Kerugian Kualitas
UNIT
1
2
3
4
y-T
-0,1
0,1
0,2
-0,2
(y T)2
0,01
0,01
0,04
0,04
0,10
0,025
k(y T)2
$ 4,00
$ 4,00
$ 16,00
$ 16,00
$ 40,00
$ 10,00
Ini berarti bahwa kita masih harus mengestimasi kerugian akibat deviasi
dari nilai target. Salah satu dari dua metode pertama, metode pengali atau metode
penelitian pasar, dapat digunakan untuk membantu estimasi ini. Jika k diketahui,
maka biaya kualitas tersembunyi bida diestimasi untuk setiap tingkat
penyimpangan dari nilai target.
2.2 Pelaporan Informasi Biaya Kualitas
PERSENTASE
BIAYA KUALITAS
DARI PENJUALAN
Biaya Pencegahan :
Pelatihan kualitas
Rekayasa keandalan
$ 35.000
$ 80.000
Biaya Penilaian :
$ 20.000
$ 115.000
4,11 %
$ 10.000
Penerimaan produk
Penerimaan proses
$ 38.000
$ 68.000
2,43 %
$ 85.000
3.04 %
$ 65.000
$ 333.000
2,32 %
11,90 %
$ 50.000
Sisa bahan
Pengerjaan ulang
$ 35.000
$ 25.000
Keluhan pelanggan
Garansi
Perbaikan
$ 25.000
$ 15.000
20%
35%
kegagalan
eksternal
kegagalan internal
26%
penilaian
pencegahan
20%
Total
Biaya
Kualitas
Biaya Kegagalan
Biaya Pengendalian
0
AQL
100%
produk yang diproduksi memenuhi nilai targetnya. Upaya dalam menemukan cara
untuk mencapai nilai target menciptakan sebuah dunia kualitas yang dinamis,
berlawanan dengan dunia kualitas statis dari AQL.
Biaya
Total
Persentase Produk
Cacat
Biaya
Biaya Kegagalan
hal yang menyebabkan biaya kegiatan. Informasi ini selanjutnya dapat digunakan
untuk memilih cara mengurangi biaya kualitas sampai ketingkat tertentu
sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2.4. hasilnya, manajemen berbasis
kegiatan (ABM) mendukung pandangan cacat nol robust mengenai biaya kualitas.
Tidak ada perbandingan terbalik optimal antara biaya pengendalian dan biaya
kegagalan, biaya kegagalan adalah biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah
dank arena ituharus dikurangi sampai nol. Beberapa kegiatan pengendalian tidak
menawarkan nilai tambah dank arena itu harus dihilangkan.kagiatan pengendalian
lainnya menghasilkan nilai tambah tetapi mungkin tidak dijalankan secara efisien
dan biaya yang disebabkan oleh kegaiatan yang tidak efisien tersebut adalah tidak
bernilai tambah. Jadi biaya untuk kategori-kategori tersebut juga dapat dikurangi
ke tingkat yang lebih rendah.
2.2.5 Analisis Tren
Laporan biaya kualitas menyajikan jumlah dan distribusi biaya kualitas
diantara keempat kategori, sehingga mencerminkan peluang untuk perbaikan
kualitas. Setelah ukuran perbaikan kualitas ditentukan, perlu ditetapkan apakah
biaya kualitas telah berkurang sebagaimana yang direncanakan. Laporan biaya
kualitas tidak akan memperlihatkan apakah perbaikan kualitas telah terjadi atau
tidak. Laporan tersebut berguna untuk mendapatkan gambaran mengenai apakah
program perbaikan kualitas telah berjalan dengan baik atau tidak, dan masih
banyak lagi pertanyaan mengenai hal-hal tersebut. Untuk menjawabnya dapat
diketahui dengan memanfaatkan bagan atau grafik tren yang menggambarkan
perubahan biaya kualitas dari waktu ke waktu, atau yang lebih dikenal dengan
laporan tren kualitas multiperiode. Dengan menyatakan biaya kualitas sebagai
persentase dari penjualan, maka keseluruhan tren program kualitas dapat dinilai.
Tahun pertama dinyatakan sebagai awal dijalankannya program perbaikan
kualitas. Asumsikan suatu perusahaan mengalami hal-hal berikut :
Tahun
Biaya Mutu
Penjualan Aktual
2007
2008
2009
$ 440.000
$ 423.000
$ 412.500
$ 2.200.000
$ 2.350.000
$ 2.750.000
2010
2011
$ 392.000
$ 280.000
$ 2.800.000
$ 2.800.000
14
10
Misalkan pada tahun 2007 adalah tahun dasar, tahun 2008 adalah tahun ke
1 dan seterusnya, dari grafik tren yang diperlihatkan dalam Gambar 2.5. Periode
waktu dinyatakan oleh sumbu horizontal dan persentase penjualan oleh sumbu
vertikal. Pencapaian biaya kualitas 3%, yaitu persentase target, yang dinyatakan
dengan garis horisontal pada grafik. Grafik menunjukkan bahwa terdapat tren
yang menurun pada biaya kualitas yang dinyatakan sebagai persentase penjualan.
Grafik itu juga menunjukkan bahwa perbaikan masih mungkin dilakukan dalam
jangka panjang.
25%
20%
20%
15%
Persentase Biaya dari Penjualan
18%
15%
14%
10%
10%
5%
0%
Tahun
Pencegaha
Penilaia
Kegagalan
Kegagalan
Internal
Eksternal
2007
2008
2009
2010
2011
2,0 %
3,0 %
3,0 %
4,0 %
4,1 %
2,0 %
2,4 %
3,0 %
3,0 %
2,4 %
6,0 %
4,0 %
3,0 %
2,5 %
2,0 %
10,0 %
8,6 %
6,0 %
4,5 %
1,5 %
). Sedangkan
3,5
PENCEGAHAN
PENILAIAN
4.0%
KEGAGALAN INTERNAL
KEGAGALAN EKSTERNAL
2.0%
0.0%
Tahun
output
input
Apabila output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh
ukuran produktivitas operasional, sedangkan apabila output dan input dinyatakan
dalam dolar, maka disebut ukuran produktivitas keuangan.
Sebagai contohnya, asumsikan bahwa pada tahun 2007, Kenko Company
memproduksi 120.000 mesin dan menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Maka
rasio produktivitas tenaga kerjanya adalah 3 mesin per jam, yang diperoleh dari :
Rasio Produktivitas =
Rasio Produktivitas =
120.000
40.000
Rasio Produktivitas =
150.000
37.500
2007
120.000
40.000
1.200.000
2008
150.000
37.500
1.428.571
Berikut disajikan data untuk menganalisa profil rasio produktivitas untuk masingmasing tahun :
Rasio Produktivitas Operasional Parsial
Uraian
Profil 2007
Profil 2008
3,000
4,000
0,100
0,105
120.000
40.000
= 3,000
bahan :
12.000
120.000
150.000
37.500
= 4,000
bahan :
150.000
1.428 .571
= 0,105
Dalam tabel diatas, terlihat masing-masing profil per tahun 2007 dan 2008.
Dengan membandingkan kedua tahun tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat
produktivitas meningkat baik untuk tenaga kerja maupun bahan. Perbandingan ini
menyediakan cukup informasi sehingga manajer dapat menyimpulkan bahwa
proses perakitan baru secara nyata telah meningkatkan produktivitas secara
keseluruhan. Ini menandakan jika analisis profil mampu menyediakan
pengetahuan tentang perubahan prodiktivitas yang bermanfaat bagi manajer.
Namun, pembandingan pada profil produktivitas tidak selalu mengungkapkan
sifat seluruh perubahan efisiensi produktif. Dalam beberapa kasus, analisis profil
tidak mampu memberikan indikasi yang jelas mengenai apakah perubahan
produktivitas membawa hasil yang baik atau buruk.
2.4.2.2 Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan dengan Laba
Dengan menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba periode
berjalan, manajer akan meudah mengetahui manfaat ekonomis dari perubahan
produktivitas. Keterkaitan perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh
peraturan berikut :
Peraturan Terkait Laba
Untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang akan digunakan dalam
keadaan tanpa perubahan produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan
biaya input aktual yang digunakan. Selisihnya adalah jumlah perubahan laba yang
disebabkan oleh perubahan produktivitas. Untuk mengaplikasikan aturan laba ini,
input yang akan digunakan selama periode berjalan dalam keadaan tanpa
perubahan produktivitas harus dikalkulasi.
Misalkan PQ adalah jumlah input tanpa perubahan produktivitas. Maka untuk
mengetahui PQ tersebut, digunakan rumus :
output berjalan
PQ = rasio produktivitas periode dasar
2007
120.000
40.000
1.200.000
$ 50
$ 11
$2
2008
150.000
37.500
1.700.000
$ 48
$ 12
$3
Output berjalan tahun 2008 adalah 150.000 mesin. Dari tabel anlisa profil rasio
produktivitas, kita mengetahui bahwa rasio produktivitas periode dasar untuk
tenaga kerja dan bahan masing-masing adalah 3 dan 0,10. Dengan menggunakan
informasi tersebut, jumlah masing-masing input keadaan tanpa perubahan
produktivitas dapat dihitung sebagai berikut :
PQ (tenaga kerja)
150.000
3
= 50.000 jam
PQ (bahan)
150.000
0,10
= 1.500.000 kg
Untuk contoh kita, PQ memperlihatkan jumlah input tenaga kerja dan bahan yang
akan digunakan pada tahun 2008, dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan
produktivitas. Berapa biaya yang akan dikeluarkan dihitung dengan mengalikan
jumlah masing-masing input (PQ) dengan harga berjalan (P) dan
menjumlahkannya :
=$
450.000
= $ 5.100.000
= $ 5.550.000
(2)
PQ x P
$ 600.000
$ 4.500.000
$ 5.100.000
(3)
AQ
37.500
1.700.000
(4)
AQ x P
$ 450.000
$ 5.100.000
$ 5.550.000
(2) - (4)
PQ x P AQ x P
$ 150.000
($ 600.000)
($ 450.000)
2007
2008
SELISIH
Pendapatan
$ 7.200.000
$ 6.000.000
$ 1.200.000
Biaya Input
$ 5.550.000
$ 2.840.000
$ 2.710.000
Laba
$ 1.650.000
$ 3.160.000
($ 1.510.000)
Pemulihan harga = Perubahan Laba Perubahan Produktivitas terkait dengan laba
= $ 1.510.000 - $ 450.000
= $ 1.060.000
Kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya
input. Penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulian
harga. Meskipun demikian, perhatikan bahwa kenaikan produktivitas dapat
digunakan untuk mengimbangi kerugian pemulihan harga.
2.4.4 Kualitas dan Produktivitas
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga
sebaliknya. Penurunan jumlah unti cacat memperbaiki kualitas, sementara
pengurangan jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas. Oleh
karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang
digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, maka kebanyakan
peningkatan kualitas akan meningktkan produktivitas. Jadi, peningkatan kualitas
secara umum akan tercermin pada ukuran-ukuran produktivitas.
2.4.5 Insentif Pembagian Keuntungan
Merupakan pemberian insentif uang tunai bagi seluruh tenaga kerja
perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas. Pembagian
keuntungan memberikan insentif dengan menawarkan bonus kepada pegawai
sesuai dengan persentase penghematan biaya.