Anda di halaman 1dari 12

4.2.

Tingkat Pelayanan Pendidikan

4.2.1 Tingkat Pendidikan masyarakat dan tenaga kerja

4.2.2 Tingkat
Tingkat Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

4.2.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM


4.2.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan Pendidikan
4.2.5 Distribusi Spasial Gap Tk Pendidikan
4.2.6 Kebijakan dan program strategis nasional terkait
4.3.

Tingkat Pelayanan Kesehatan

4.3.1 Tingkat Kesehatan Masyarakat


4.3.2 Tingkat Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
4.3.3 Gap Tingkat Pelayanan Terhadap SPM
4.3.4 Kebutuhan dan potensi Pengembangan kesehatan
4.3.5 Distribusi Spasial Gap Tk Kesehatan
4.3.6 kebijakan dan program strategis nasional terkait

Jumlah / Total

300.364

312.797

613.161

96,03

2011

296.680

309.364

606.044

95,90

2010

293.528

306.458

599.986

95,78

2009

299.255

312.449

611.704

95,78

2008

283.562

319.661

603.223

88,71

Sumber BPS Lombok Barat 2015

4.1.1 Laju Pertumbuhan


Pertumbuhan

4.1.2 Tingkat Migrasi

4.1.3 Bonus Demografi

4.1.4 Ketenagakerjaan

4.14

Kebutuhan SDM terkait transformasi ekonomi

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten
Lombok Barat 2012
Rasio Jenis
Kecamatan

Laki Laki

Perempuan

Jumlah

Kelamin

Sub District

Male

Female

Total

Sex Ratio

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1. SEKOTONG

28.664

28.812

57.476

99,49

2. LEMBAR

22.280

23.181

45.461

96,11

3. GERUNG

36.108

39.994

76.102

90,28

4. LABUAPI

30.337

31.846

62.183

95,26

5. KEDIRI

27.099

28.315

55.414

95,71

6. KURIPAN

17.165

17.639

34.804

97,31

7. NARMADA

43.851

46.125

89.976

95,07

8. LINGSAR

31.766

33.143

64.909

95,85

9. GUNUNGSARI

39.863

40.546

80.409

98,32

10. BATU LAYAR

23.231

23.196

46.427

100,15

semakin besar modal pembangunan dari sisi sumber daya manusia. Namun di sisi
lain, jumlah penduduk yang besar dapat menjadi masalah bila kualitas penduduknya
rendah.

Dengan

demikian

penduduk

akan

menjadi

beban

pembangunan.

Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Pembangunan suatu bangsa


berkaitan erat dengan permasalahan kependudukannya. Suatu pembangunan dapat
berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki
kualitas dan kuantitas yang memadai. Sumber masalah kependudukan dapat dibagi
menjadi 2 segi, yaitu segi kuantitas dan kualitas. 2 hal ini seperti 2 mata uang dalam
satu koin yang saling berhubungan. Apabila jumlah penduduk suatu daerah besar
dan memiliki kualitas yang baik maka SDM daerah tersebut akan menjadi modal
yang besar dalam pembangunan. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar namun
memiliki kualitas yang rendah, maka penduduk akan menjadi salah satu beban
pembangunan. Kualitas SDM atau penduduk sangat ditentukan oleh 3 hal utama
yang juga menjadi komponen dalam pengukuran IPM. Dengan demikian untuk
melihat kualitas SDM suatu daerah kita dapat melihatnya dari angka atau tingkat
IPM-nya.

4.1.1 Jumlah dan Kepadatan penduduk


Jumlah dan kepadatan Penduduk Kabupaten Lombok Barat untuk tahun 2008-2011
dapat dilihat dari Tabel 4.1. di masing-masing kecamatan .

Indeks Pendidikan

61,76

63,67

63,98

64,04

65,27

65,95

Indeks Pendapatan

58,71

59,64

60,83

61,35

61,87

62,43

IPM

59,34

60,53

61,27

61,71

62,54

63,19

Sumber : BPS Lombok Barat 2015Download PDF

Download Excel

BAB 4 ANALISIS GAP TINGKAT PELAYANAN SOSIAL DASAR


4.1. Kependudukan
Dalam satu sisi penduduk merupakan salah satu modal pembangunan di sutau
negara atau daerah. Dengan demikian semakin besar jumlah penduduk akan

2009/2010

413

2008/2009

413

127
76

3.647

3.327

3.682

3.082

Sumber : BPS Lombok Barat 2015Download PDF

3.4.4. Indeks Kesehatan


Rendahnya angka IPM Lombok Barat dapat di prediksi bahwa komponen penunjang
IPM-nya juga rendah, yaitu indeks pendidikan dan indek kesehatan serta daya belinya.
Dari data Rifaskes Departemen Kesehatan 2013 (Kemenkes 2013) Kabupaten Lombok
Barat merupakan salah satu Kabupaten dari 7 Kabupaten/Kota di propinsi NTB (
Kabupaten Dompu, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten
Bima, Kota Bima, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Barat) yang
memiliki masalah kesehatan atau Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Itu artinya
level indeks kesehatan di Lombok Barat tergolong rendah dan kualitas kesehatannya
masih belum baik.
Kulitas Kesehatan merupakan salah satu indicator yang berhubungan dengan Indeks
Harapan Hidup manusia. Dengan demikian maka Indeks Kesehatan Kabupaten
Lombok Barat dapat dilihat dari table 3.4.
Tabel 3.4. Indeks Masing-masing Komponen Ipm Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2007 - 2012

Komponen IPM

2007

2008

2009

2010

2011

2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Indeks Harapan Hidup

57,57

58,28

59,00

59,73

60,47

61,18

Taman Kanak
Kanak
9

79

142

332

11

1.096

1.098

38

17

436

385

21

173

83

13

13

260

198

Vocational School

13

18

262

152

Jumlah / Total

437

139

2.241

2.066

2011/2012

434

141

2131

1945

2010/2011

427

134

Kindergarten
Sekolah Dasar

Primary School
SLB

Special School
SMP

Junior

High

School
SD-SMP Satu Atap

Primary-Junior High in
One Roof
SMP Terbuka

Additional Junior High 9


SMA

Senior High School


SMK

3.738

3.577

2009

208,5

24,02

2010

129,7

21,59

2011

119,6

19,70

2012

110,5

17,91

Sumber : BPS Lombok Barat 2015Download PDF

Kemiskinan adalah wajah lain dari rendahnya kualitas SDM yang ditunjukkan oleh
angka IPM. Besarnya angka kemiskikan di Lombok Barat menunjukan rendahnya
tingkat atau indeks pendidikan dan indeks kesehatan serta rendahnya daya beli
masyarakat.
3.4.3. Indeks Pendidikan
Indek pendidikan di Lombok Barat masih sangat rendah dan ini menjadi salah satu
indicator komponen pengukuran IPM. Dari ratio ketersediaan sekolah dan penduduk
sebenarnya tidak terlalu jauh dari angka kecukupan namun hingga tahun 2012 belum
ada perguruan tinggi di Lombok Barat dan APM serta APS Lombok Barat masih belum
tinggi.
Tabel 3.3. Banyaknya Sekolah, Guru Dan Murid Menurut Jenis Sekolah Dan
Jenis Kelamin 2012
Guru PNS+Guru Tetap
Sekolah/
Sekolah School

Yayasan/
Yayasan Teachers

Tingkat Pendidikan

Negeri

Swasta

LakiLaki-

Level of School

Public

Private

LakiMale

PerempuanFemale

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Kota Mataram

72,83

73,70

Kota Bima

69,10

69,83

NTB

66,23

66,89

32

32

Sumber : BPS Lombok Barat 2015Download PDF

Download Excel

3.4.2. FaktorFaktor-faktor pendukung


Beberapa factor pendukung dalam perkembangan IPM disuatu daerah diantaranya
adalah ketersediaan sarana pendidikan dan sarana kesehatan yang memadai, adanya
perputaran dan kegiatan ekonomi yang menguntungkan masyarakat. Kemiskinan juga
factor pendukung yang memberi kontribusi terhadap perkembangan dan rendahnya
tingkat IPM di Lombok Barat. Menurut data statistic hingga akhir tahun 2012 kemiskinan
di Lombok barat masih sekitar 17,97% dari total jumlah penduduk atau sekitar 110,5000
jiwa. Perkembangan angka kemiskinan di Lombok Barat dapat dilihat dalam Tabel 3.2.
Table 3.2. Perkembangan Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Di Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2007 2012

Tahun

Jumlah Penduduk Miskin (000)

Persentase

(1)

(2)

(3)

2007

240,6

28,97

2008

222,2

25,97

Tengah Rendahnya nilai IPM ini disebabkan oleh berbagai factor yang menjadi ukuran
dan penilaian IPM yaitu tingkat pendidikan, kesehatan dan kemampuan daya beli.

Tabel 3.1. Perkembangan Angka


Angka Ipm Prop. NTB Menurut Kabupaten/kota Dan Peringkat Ipm
Tahun 20112011-2012

IPM

Peringkat IPM

Kabupaten/Kota

2011

2012

2011

2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Lombok Barat

62,50

63,19

Lombok Tengah

61,66

62,57

Lombok Timur

63,93

64,91

Sumbawa

66,67

67,23

Dompu

66,70

67,58

Bima

65,74

66,52

Sumbawa Barat

67,08

67,85

Lombok Utara

60,93

61,37

10

10

Bab 3 Analisis Gap Tingkat Kesejahteraan


Kabupaten Lombok Barat
3.4. Indek Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah
pengukuran perbandingan dari harapa hidup, melek huruf, pendidikan dan standar
hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan
apakah

sebuah

negara

adalah negara

maju, negara

berkembang atau negara

terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap
kualitas hidup (UNDP 2005).

Pengukuran IPM tidak hanya digunakan dalam skala

antar negara, namun juga berkembangn dalam skala propinsi dan kabupaten /kota,
sebagaimana yang digunakan dalam mengukur kemajuan pembangunan di level
kabupaten/kota

di

Indonesia.

Melalui

perkembangan

IPM

dalam

wilayah

kabupaten/kota maka akan dapat dilihat hasil sebuah kebijakan pembangunan di


wilayah tersebut dan dapat digunakan sebagai basis data tentang ketersediaan kualitas
sumber daya manusia di wilayah kabupaten/kota. Dimana pada akhirnya ketersediaan
SDM ini juga berimplikasi pada pelaksanaan kebijakan pembangunan yang akan
dilaksanakan di sebuah kabupaten/kota.

3.4.1. Perkembangan IPM


Kabupaten Lombok Barat terletak di Propinsi Nusa Tenggara Barat dimana propinsi
NTBmemiliki nilai IPM agak rendah di banding rata-rata propinsi lainya. Untuk
Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2011 dan tahun 2012 nilai IPM nya masih berada
pada posisi ke 8 di tingkat propinsi dari 10 kabupaten/kota yang ada di NTB. Posisi
IPM ini hanya berada di atas Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok

Anda mungkin juga menyukai