Anda di halaman 1dari 20

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID

(Pembuatan Eliksir Dextrometrophan)

Disusun oleh :

Maya Sari

(PO.71.39.0.13.026)

Melisa Widhia Astuti

(PO.71.39.0.13.027)

Merita Nuraini

(PO.71.39.0.13.028)

Namiratu Zahra

(PO.71.39.0.13.029)

Nita Zahrawati

(PO.71.39.0.13.030)

Novika Rizki Nurfitria

(PO.71.39.0.13.031)

Kelas : Reguler 1A

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PALEMBANG
1

I. Tujuan
Membuat sediaan Dextromethorphan eliksir sebagai zat berkhasiat.
II. Prinsip
Pembuatan elixir Dextromethorphan dengan mempertimbangkan kelarutan
bahan.
III. Teori
1. Pengertian Elixsir
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau
yang sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula, dan
atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi, dan zat pengawet;
digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol
yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan
gliserol, sorbitol, dan propilenglikol; sebagai pengganti gula dapat
digunakan sirup gula. (Farmakope Indonesia edisi III hal 8).
Eliksir berupa larutan obat dengan zat tambahan seperti gula, zat
pengawet,zat pewarna dan zat pewangi, sehingga mempunyai rasa dan bau
yang sedap.Eliksir ini digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama
adalah etanol 90% dan dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan
propilenglikol. Karena eliksir bersifat hidroalkohol maka dapat menjaga
obat baik yang larut dalam air etanoldalam larutan eliksir. Kadar etanol
berkisar antara 3% sampai 44%, dan biasanya eliksir mengandung etanol 510% (Anief, 2007)
Eliksir

adalah

larutan

hidroalkohol

yang

jernih

dan

manis

dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk


menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa
tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya.
Dibandingkan dengan sirup, eliksir
2

biasanya kurang manis dan kurang

kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya
kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat.
Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu
mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan
yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang
khusus dan kemudahan dalam pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir
lebih disukai dari sirup (Ansel, 1989).
Perbandingan alkohol yang ada pada eliksir sangat berbeda karena
masing-masing komponen eliksir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol
dan air yang berbeda. Tiap eliksir memerlukan campuran tertentu dari
alcohol dan air untuk mempertahankan semua komponen dalam larutan.
Tentu saja, untuk eliksir-eliksir ini mengandung zat yag kelarutannya dalam
air jelek, banyaknya alcohol yang dibutuhkan lebih besar daripada eliksir
yang dibuat dari komponen-komponen yang kelarutannya dalam air baik.
Eliksir paling baik disimpan dalam wadah-wadah yang tertutup rapat, tahan
cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan. Disebabkan
karena eliksir mengandung alkohol (Ansel, 1989)
Dibandingkan dengan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental.
Hal tersebut berkaitan dengan kandungan gulanya sehingga kemampuannya
menutupi rasa tidak enak semakin kecil. Kemampuan eliksir untuk menjaga
kelarutan lebih baik jika dibandingkan dengan sirup. Eliksir merupakan
sediaan yang stabil. Proporsi jumlah alkohol yang dikandungnya bervariasi,
tergantung pada keperluan. Zat aktif yang sukar larut dalam air dan larut
dalam alkohol diperlukan jumlah alkohol yang lebih besar. Selain alcohol,
digunakan juga gliserin dan propilenglikol sebagai pemanis, dapat pula
digunakan sorbitol di samping sukrosa, bahkan pemanis buatan. Alkohol
yang terdapat dalam eliksir berkisar antara 10-12%, tetapi ada yang
menggunakan hanya 3% saja dan yang tertinggi 44 %.
3

1.1 Keuntungan Eliksir


Mudah ditelan dibandingkan tablet atau kapsul
Rasanya enak
Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi
1.2 Kerugian Eliksir
Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak.
Mengandung bahan yang mudah menguap, maka harus disimpan dalam
botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api
2. Penggunaan Dextrometrophan
Dextrometrophan biasa digunakan sebagai:
2.1 Obat Batuk dan Pilek
Manfaat utama DMP adalah menekan

batuk

akibat

iritasi

tenggorokan dan saluran napas bronkhial, terutama pada kasus batuk


pilek .Obat ini bekerja sentral, yaitu pada pusat batuk di otak .
Caranya dengan menaikkan ambang batas rangsang batuk .

2.2 Efek Samping


Efek samping DMP pada dosis yang dianjurkan antara lain mual,
muntah, konstipasi, mengantuk, pusing, dan pandangan kabur. Namun,
pada dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan penekanan susunan
saraf pusat, halusinasi, demam, peningkatan atau penurunan tekanan
darah, gangguan penglihatan, kram otot, diare, dan pingsan.

2.3 Kelebihan Dosis


Jika

DMP

dikonsumsi

melebihi

dosis

yg

dianjurkan,

dapat

mengakibatkan efek halusinogen dissociative, yaitu dibloknya fungsi


kesadaran di dalam otak dan saraf sehingga akan membuat si
pemakainya berhalusinasi dan merasakan seperti berada di dalam mimpi
dan sukar membedakan antara nyata atau tidaknya halusinasi tersebut.
Disamping itu efek lainnya bisa meliputi jika dipakai berlebihan bisa
membuat perasaan gembira (excited), mengeluarkan banyak keringat,
4

nafas jadi pendek, berada dalam kondisi antara tidur dan sadar, mual
dan muntah-muntah, tekanan darah menjadi tinggi, jantung berdebardebar, amnesia, tidak bisa mengenal kata-kata dan objek yang terlihat,
paranoid dan merasakan seperti akan mati, serta koma bahkan
kematian.

2.4 Mekanisme Aksi


Dextromethorphan

diabsorpsi

dengan

baik

melalui

saluran

cerna.Dimetabolisme dalam hati dan diekskresi melalui ginjal dalam


bentuk

tidak

berubah

ataupun

bentuk

dimetilated

morfinon.

Dextromethorphan merupakan antitusif non narkotik yang dapat


meningkatkan ambang rangsang refleks batuk secara sentral.
3. Farmakologi
Dextrometorphan merupakan bahan kimia sintetik dengan nama
kimianya adalah 3 methoxy-17-methyl morphinan monohydrat yang
merupakan d-isomer dari levophenol, analog dari kodein dan analgesik
opioid. Dextrometorphan berupa serbuk Kristal berwarna putih, tidak
berbau, larut dalam air maupun ethanol dan tidak larut dalam ether.
Adapun struktur kimia dari dekstrometorfan adalah: C18H25NO.HBr.H2O
dengan berat molekul: 370,3.

3.1. Farmakokinetik
Dextrometorphan diabsorpsi dengan baik setelah pemberian oral
dengan kadar serum maksimal dicapai dalam 2,5 jam. Onset efeknya
cepat, seringkali 15-30 menit setelah pemberian oral. Belum ada
penelitian tentang distribusi volume Dextrometorphan pada manusia,
akan tetapi penelitian oleh Silvasti et al. (1989) yang dilakukan pada
anjing, distribusi volume Dextrometorphan berkisar antara 5,0-6,4
5

L/kg. Waktu paruh obat ini adalah 2-4 jam dan lama kerjanya adalah 36 jam. Metabolisme Dextrometorphan telah diketahui dengan baik dan
telah diterima secara luas bahwa aktivitas terapeutik
Dextrometorphan ditentukan oleh metabolit aktifnya yaitu
dextrorphan. Dekstrometorfan mengalami metabolisme di hepar oleh
enzim sitokrom P-450 dan diubah menjadi dextrorphan yang
mempunyai derivat lebih aktif dan poten sebagai antagonis NMDA
(Schadel et al., 1995)
3.2. Farmakodinamik
a. Efek analgetik
Efek analgetik dekstrometorfan berdasarkan cara kerja
sebagai antagonis reseptor NMDA. Peranan NMDA dalam fenomena
persepsi nyeri ditegaskan lagi pada binatang percobaan yaitu
dengan cara memberikan reseptor antagonis NMDA secara
intraspinal. Pada suatu studi pada manusia pemberian ketamin
intravena akan mengurangi hiperalgesia primer dan sekunder dan
mengurangi nyeri yang ditimbulkan oleh stimulasi panas.
Dextrometorphan menunjukkan hal yang sama (Ilkjaer et al., 1996).
Ikatan obat-obat antagonis pada reseptor NMDA menimbulkan
terjadinya perubahan pada calsium channel. Perubahan pada cachannel akan menyebabkan aktivitas neuron yang dirangsang
NMDA, jika itu menetap, akan diikuti dengan peningkatan
intensitas stimulus nosiseptik primer, misalnya fenomena wind-up
dan pencetusan dari nyeri sekunder.
Dextrometorphan mempunyai kemampuan untuk mengurangi
influks ion Ca2+melalui channel reseptor NMDA dan mengatur
channel voltase Ca yang pada keadaan normal diatur oleh
konsentrasi K+ ekstrasel yang tinggi (Weinbroum et al., 2000).
Dengan berkurangnya influks ion Ca+, maka eksitabilitas neuron di
6

kornudorsalis medula spinalis menurun, sehingga sensitisasi


menurun dan terjadi pengurangan nyeri. Pada penelitian
Dextrometorphan sebagai efek analgetik, obat tersebut
memberikan hasil yang cukup baik, yaitu dapat mengurangi
intensitas nyeri sebanyak 33,4% dibanding pada pemberian
memantin maupun lorazepam, dimana masing-masing hanya
mengurangi nyeri sebanyak 17,4% dan 16,1%. Hal ini menunjukkan
perbedaan yang bermakna antara pemberian ketiga obat tersebut
(Christine et al.,2002)
b. Sebagai antitusif
Empat puluh tahun yang lalu dekstrometorfan dibuat sebagai
obat alternatif dari morfin. Pada awalnya pemakaian klinis terbatas
pada obat antitusif, pada orang dewasa dosisnya adalah 10 30 mg,
3 6 kali sehari. Tempat spesifik sentral dimana Dextrometorphan
mempunyai efek antitusif belum jelas, tetapi Dextrometorphan
berbeda dengan golongan opioid, sehingga efek dekstrometorfan
tidak ditekan oleh nalokson. Dextrometorphan juga mempunyai
catatan keamanan yang baik, sebagai contoh dosis terapetik untuk
batuk 1 mg/kg /hr tidak mempunyai side efek yang berarti, dan
tidak menimbulkan komplikasi akibat pelepasan histamin
(Weinbroum et al., 2000)
c. Efek anti kejang dan parkinson
Pada manusia Dextrometorphan juga mampu mengurangi
keluhan yang berhubungan dengan gangguan neurologis oleh karena
eksitotoksisitas, seperti kejang dan penyakit parkinson jika
diberikan pada dosis 30 atau 60 mg (Albers et al., 1987) yang
diberikan 4 kali sehari, 45 180 mg single dose (Bonuccelli et al.,
1992) atau 120 mg single dose (Fisher et al., 1990) selama 3 minggu
7

sampai 3 bulan. Tidak didapati adanya efek samping neurologis yang


berat pada penelitian ini dan juga pada penelitian lain dengan
sampel 8 orang yang sehat dimana eksitabilitas korteks motorik
berkurang setelah pemberian secara oral dengan dosis tinggi (150
mg) (Ziemann et al., 1998). Pada suatu penelitian double blind
plasebo control pada pasien dengan penyakit parkinson,
eksitabilitas korteks motorik dan diskinesia oleh karena levodopa
berkurang dengan pemberian dekstrometorfan pada dosis 100 mg
dengan efek samping yang minimal (Verbagen Metman et al., 1998).

4. Monografi Bahan-Bahan dan Zat Aktif dalam Pembuatan Eliksir


a. Dextromethophan Base
Pemerian : Serbuk hablur putih rasa pahit tidak berbau.
pH
: 5,2 6,5
Sinonim : Dektrometorfarm hidrobromida
Khasiat : Antitusivum
Kelarutan : Larut dalam 60 bagian air dan dalam 10 bagian ethanol
(95%) P; mudah larut dalam chloroform P disertai pemisahan air ;
praktis tidak larut dalam eter.

b. Na Sakarin
Pemerian : putih, tidak berbau atau agak aromatik, efflorescent,
bubuk kristal.
pH
: 6,6 (10% b / v larutan berair)
Sinonim : Sacharin Sodium
Khasiat : Pemanis
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50 bagian etanol 95%
OTT
: Sakarin natrium tidak mengalami Maillard browning.
Kadar
: 0,075%-0,6%
c. Propylenglicol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
pH

manis, higroskopis.
: Stabil pada pH 3-6 (Allen,2002)
8

Sinonim : Metil Ethylene Glikol


Kelarutan : Dapat dicampur dengan air, etanol, dan kloroform, larut
dalam 6 bagain eter, tidak dapat bercampur dengan eter
Khasiat
Kadar

minyak tanah dan dengan minyak lemak.


: Kosolven
: 10%-25%

d. Glycerin
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,kental, cairan
higroskopis, rasa manis kira-kira 0.6x manisnya sukrosa
pH

:7

Sinonim

: Glycerol; Glycerine; Glycerine anhydrous

Khasiat : Humektan
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%)p, praktis
tidak larut dalam kloroform, dalam eter p, dan dalam minyak
OTT

lemak.
: Dapat meledak jika dicampur dengan oksidator kuat
seperti kromium trioksida, potasium klorat, atau kalium

Kadar
e. Etanol
Pemerian
Sinonim
Khasiat
OTT

permanganat
: 30 %

: Cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna


: Etil alkohol; hidroksietana; etil hidrat; alkohol absolut
: Solvent
: Dalam kondisi asam, solusi etanol dapat bereaksi keras
dengan bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat
menggelapkan warna karena reaksi dengan jumlah sisa
aldehida. Ethanol juga kompatibel dengan wadah aluminium

Kadar

dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat.


: 5%-10%

f. Nipasol
Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa
pH
:48
9

Sinonim : Propylparaben
Kelarutan : sukar larut dalam air, larut dalam etanol 3,5 bagian
OTT

: prophyl paraben menyerap magnesium aluminium


silicamagnesium trisilika, besi .

Kadar

: 0,01%-0,02%

g. Orange Essence
Pemerian : Cairan kental berwarna kuning sampai orange atau jingga
berbau nanas rasa seperti jeruk.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat

Mortir
Stamper
Gelas ukur
Erlenmeyer
Baker glass
Botol 60 ml warna coklat

(beserta tutup)
Neraca analitik gram
Neraca analitik miligram
Anak timangan
Sendok plastik
Perkamen
Pemanas air ( kompor gas

Bahan
Dekstomethorpan 10mg/cth
Puraflo
Aethanolum
Propylenglycol
Glycerin
Na Saccarin
Nipassol
Essence

dan tabung gas )

10

V. DATA PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN


5.1 Formulasi
berdasarkan Handbook of pharmaceutical manufacturing formulation
Vol.1 :
R/ Dekstromethorphan
Puraflo 1220
Aethanolum
Propylenglycol
Glycerin
Zat tambahan

5.2 Formulasi yang diterapkan

11

22mg/cth
40,90%
10,22%
46,83%
2,05%
q.s

5.2 Data Perhitungan Bahan


R/

Dekstromthorphan

10mg/cth

Aethanolum 90 %

10%

Data Perhitungan untuk 60 ml Eliksir


Propylenglycol
1. Dekstrometorphan
= 60/5 x 10 mg24,1% = 120 mg
2. Aethanol

Glycerin
25%
= 10/100 x 60 ml

= 6 ml

3. Propylenglycol Na Sacarin
= 24.1/100 x 600,06%
ml = 14.46 ml
4. Glycerin

Nipasol
0,01% = 15 ml
= 25/100 x 60 ml

5. Na Saccarin

= 0,6/100
ml
Orange
essence x 60q.s

6. Nipasol

= 0,01/100 x 60ad
ml400=ml
6 mg
Aquadest

7. Essence

= 3,6 mg

= q.s

8. Aquadest ad 60 ml
Data Perhitungan untuk 400 ml Eliksir
1. Dekstrometorphan = 400/60 x 120 mg = 800 mg
2. Aethanol 90%

= 400/60 x 6 ml

3. Propylenglycol

= 400/60 x 14.46 ml = 96.4 ml

4. Glycerin

= 400/60 x 15 ml

5. Na Saccarin

= 400/60 x 3,6 mg = 2,4 mg

6. Nipasol

= 400/60 x 6 mg

7. Essence

= q.s

8. Aquadest ad 400 ml

12

= 40 ml

= 100 ml

= 0,04 mg

5.3 Data Penimbangan Bahan

Data Penimbangan untuk 400 ml Eliksir


1. Dekstrometorphan = 800 mg
2. Aethanol 90%

= 40 ml

3. Propylenglycol

= 96.4 ml

4. Glycerin

= 100 ml

5. Na Saccarin

= 2,4 mg

6. Nipasol

= 0,04 mg

7. Essence

= q.s

8. Aquadest ad 400 ml
VI. PEMBUATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Kalibrasi Botol 60 ml dan 400 ml


Timbang Dextromethorpan masukkan ke mortir
Tambahkan etanol gerus homogen, masukkan botol
Tambahkan propilen glikol kocok homogen
Tambahkan gliserin kocok homogen
Larutkan na sakarin dalam erlenmeyer, masukkan botol
Larutkan nipasol dalam erlenmeyer, masukkan botol
Tambahkan komponen flavor yang diinginkan kocok homogeny
Tambahkan aquadest ad 400 ml
Tuangkan sebanyak 60 ml ke 6 botol 60 ml berukuran sama.
Tutup botol dan lakukan pengemasan.

VII. PEMBAHASAN
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau pemanis lain, zat
13

warna, zat pewangi dan zat pengawet, dan digunakan sebagai obat dalam. (Moh.
Anief, 2008)
Zat aktif yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan adalah
Dekstrometorphan dan bahan tambahan yang sesuai dengan formulasi sediaan
eliksir Dekstromethorphan pada Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulation Vol. 1 Edisi 2. Bahan-bahan tersebut antara lain puraflo 1220
(40,90%) , ethanol (10,22%), propylenglicol (46,83%), glycerin (2,05%). Pada
formulasi ini juga ditambahkan na sakarin dengan konsenterasi 0,6%, nipasol
dengan konsenterasi 0,01%, dan penambahan esens jeruk secukupnya dan kadar
bahan disesuaikan dengan khasiatnya dalam formula serta pluraflo 1220 diganti
dengan aquadest karena tidak bahan tersebut tidak terdapat di laboratorium.
Pelarut campur (kosolven) yang digunakan yaitu propylenglycol dengan pH
3-6. Propylenglycol digunakan agar bahan aktif utama dapat larut sempurna dan
meningkatkan kelarutan bahan aktif. Glycerin dengan ph 7 digunakan sebagai
pembasah (humektan) agar larutan tidak menggumpal dan basah dengan merata.
Ethanol digunakan sebagai bahan pembawa sediaan eliksir dan bertindak sebagai
pelarut utama. Pada formulasi ini ethanol yang digunakan hanya 10% jadi sediaan
ini masih membutuhkan pengawet anti-mikroba agar dapat stabil tanpa
mikroorganisme dengan waktu yang panjang. Oleh karena itu ditambhkan nipasol
0,01% sebagai pengawet atau anti mikroba. Namun jika ethanol yang digunakan
>12% maka sediaan tersebut tidak perlu lagi ditambahkan pengawet. Selain itu
untuk menutupi rasa pahit dan tidak enak dari Dekstromethorphan maka
ditambahkan na sakarin dan esens jeruk. Penambahan esens jeruk dilakukan untuk
menarik perhatian anak-anak agar tidak takut untuk minum obat karena rasanya
yang pahit.

VIII. EVALUASI SEDIAAN ELIXIR


Untuk menguji kestabilan sediaan elixir dilakukan beberapa evaluasi yaitu :
1. Organoleptis
14

Diamati apakah elixir yang dibuat sudah sesuai dengan standar elixir
yaitu berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap.
2. Kejernihan
Dilakukan dengan cara mengamati dengan mata sediaan larutan
elixir, apakah ada partikelnya atau tidak bila tidak berarti larutan
tersebut sudah jernih.
3. Densitas (Bobot Jenis)
Dilakukan dengan menggunakan piknometer.
4. Viskositas
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat
viscometer,antara lain :
a.viskometer kapiler
b. Viskometer Hoppler
c. Viskometer Cup dan Bob
d. Viskometer Cone dan Plate
5. pH
Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, yaitu
disesuaikan dengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH
sediaan harus sama dengan pH usus.

No

Organoleptis

Kejernihan

Bobot Jenis

1
2
15

Viskositas

Ph

3
4
5
6
x

para
f

16

IX. DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Indonesia edisi III


Kniazi, Sarfaraz (2009). Volume One Second Edition Handbook of
Pharmaceutical manufacturing Formulation Compressed Solid Products. New
York: Penerbit Informa Healthcare USA.
iso

Tulis nama (tahun tulisan dibuat ). Judul Tulisan.

http://endahdwianggraningrum09.wordpress.com/2013/10/09/larutan-solutio/,
22 mei 2014
http://riantysefrani21.blogspot.com/2013/12/elixir.html, 22 mei 2014)
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/03/sirup-dan-eliksir.html, 22 mei
2014
http://satoecikbar.blogspot.com/2013/03/obat-destro.html (Diakses tanggal 22
mei 2014)
http://www.kerjanya.net/faq/4821-dextromethorphan.html (Diakses tanggal 22
mei 2014)
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/03/14/obat-batuk-bisamenyebabkan-kematian-536948.html (Diakses tanggal 22 mei 2014)

17

Lampiran :

18

Label pada Botol Kemasan

19

Brosur :
Kashel Elixir
Antitusiv

Kashel Elixir
Antitusiv

Indikasi:
Meringankan batuk tidak berdahak atau batuk
kering

Indications:
Relieve cough with phlegm or dry cough

Kontra Indikasi:
- Penderita yang hipersensitif ( terhadap
dextromethorpan ), wanita hamil

Contra Indications:
- Patients who are hypersensitive ( to
dextromethorphan ) , pregnant women

Komposisi:
Tiap 5 ml mengandung
Dextromethorpan Hbr 10 mg
Zat tambahan
q.s

Composition:
Each 5 ml contains
Dextromethorphan Hbr 10 mg
Additives
q.s

Farmakologi:
Kashel mengandung dextrometorphan Hbr
sebagai antitusif (penghilang batuk) bekerja
dengan memperkecil pusat batuk dan
mengangkat gerbang perangsang batuk dari
sistem syaraf pusat

Pharmacology:
Kashel contains dextrometorphan Hbr as
antitussives ( cough relievers ) work by reducing
the cough center and lift gate cough stimulant of
the central nervous system

Efek Samping:
- kepala pusing
- mual
- mengantuk
- konstipasi

Side Effects:
- Headache
- nausea
- sleepy
- constipation

Perhatian:
- Tidak disarankan untuk anak di bawah usia 2
tahun
- petunjuk khusus sebaiknya dipatuhi pasien
yang mengalami pusing, debil, atau sesak nafas
- gunakan dengan hati-hati bagi pasien yang
cacat fungsi liver

Attention:
- Not recommended for children under age 2
year
- Special instructions should be adhered to the
patient
who experience dizziness , debilitated , or
shortness of breath
- Use with caution in patients who
defective liver function

Dosis:
2 - 6 tahun : 2,5 ml, 2 - 4 kali sehari
6 12 tahun : 5 ml, 2 - 4 kali sehari.
> 12 tahun : 10 ml, 2 - 4 kali sehari.
Atau menurut petunjuk dokter.
Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung
dari cahaya.

No. Reg : DTL 1410100234 A1


No. Batch : 05143402

Doses:
2-6 years : 2.5 ml , 2-4 times a day
6-12 years : 5 ml , 2-4 times a day .
> 12 years : 10 ml , 2-4 times a day .
Or as directed by your doctor .

Storage:
Store in a cool and dry place , protected
from light .
No. . Reg : DTL 1410100234 A1
No. . Batch : 05143402

Di Produksi oleh :
PT. MonataFarma
Palembang-Indonesia

In Production by :
PT . MonataFarma
Palembang -Indonesia
20

Anda mungkin juga menyukai