Anda di halaman 1dari 8

Diagram Kotak Perangkat Keras

Sistem kendali lampu dengan media SMS ini, dirancang berdasarkan berbasis mikrokontroler
AT89S51. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram dari alat ini.

Pada Gambar 3.1 ditunjukkan diagram kotak sistem secara keseluruhan. HP Siemens M35
digunakan sebagai Gateway SMS. HP dengan mikrokontroler terhubung dengan
menggunakan kabel data yang memanfaatkan komunikasi serial RS232. Jenis komunikasi
yang digunakan adalah model UART.
Mikrokontroler mempunyai peran sebagai basis sistem. Mikrokontroler akan membaca dan
berkomunikasi dengan HP, kemudian mengendalikan lampu dengan bantuan driver relai,
serta membaca sensor yang telah dilewatkan sebuah komparator.
Driver dipasang bertujuan untuk mengendalikan lampu yang bekerja pada tegangan
AC/220V. Hal ini mutlak diperlukan karena mikrokontroler hanya bekerja pada level
tegangan TTL dan CMOS, sehingga tidak mampu secara langsung mengendalikan lampu.
Sensor yang berupa fototransistor digunakan untuk mengubah kondisi cahaya ke dalam
besaran listrik. Agar sensor yang bersifat analog mampu dibaca oleh mikrokontroler yang
bersifat digital sehingga perlu dipasang sebuah komparator. Komparator ini bertugas untuk
membandingkan kondisi sensor yang masuk ke pin (+) op-amp dengan tegangan referensi
pada pin (-) op-amp ketika gelap atau terang dan mengubahnya menjadi logika digital pada
pin output-nya. Sedangkan gerbang not 74LS14 yang mempunyai kemampuan trigger pulsa
masukan dan pada data sheet keluaran dari IC ini sudah standar TTL sehingga dapat langsung
dihubungkan dengan mikrokontroler. Gerbang not 74LS14 juga digunakan untuk membalik
keadaan tegangan input sehingga pada saat input high maka keluarannya akan bernilai low.
Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan komponen utama yang mengendalikan seluruh sistem.
Mikrokontroler yang digunakan pada penelitian ini adalah mikrokontroler keluaran Atmel
dengan seri AT89S51. Seri ini merupakan varian baru dari keluarga AT89C51 yang
mengelami perubahan prosedur pengisian program. Pada seri ini memiliki fasilitas ISP (In
Sistem Programming) yang tidak dimiliki pada seri sebelumnya. Fasilitas ini memungkinkan
pengubahan isi program walaupun sistem sedang berjalan.
Untuk bekerja dengan mikrokontroler ini diperlukan beberapa komponen tambahan yang

sering disebut dengan sistem minimum. Syarat-syarat tersebut antara lain, sistem clock atau
osilator, sistem reset dan sistem ISP. Pada penelitian ini sistem minimum disajikan pada
Gambar 3.2.

Pada Gambar 3.2 disajikan skema rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51/52. Sistem
pendukung yang pertama yaitu sistem osilator yang terdiri dari x-tal senilai 11,0592 MHz dan
dua buah kapasitor senilai 33pF. Nilai 11,0592MHz dipilih dengan pertimbangan untuk
menghasilkan nilai baud rate yang tidak terjadi error.
Komunikasi mikrokontroler dan HP
Untuk berkomunikasi antara mikrokontroler dan HP diperlukan fasilitas komunikasi serial
dengan model UART dengan kecepatan 19200bps untuk jenis HP Siemens M35. Kecepatan
ini akan bervariasi tergantung dari jenis HP yang digunakan. Level tegangan yang digunakan
adalah RS232. Sementara itu mikrokontroler hanya menyediakan fasilitas komunikasi serial
UART dengan pin TX, dan Rx dengan level tegangan RS232. Untuk itu diperlukan sebuah
sistem adapter yang mampu mengubah level tegangan TTL ke level RS232.
Pada HP Siemens M35 terdapat konektor untuk berkomunikasi dengan piranti luar. Biasanya
konektor ini mampu diakses dengan kabel data serial. Umumnya kabel data sudah dilengkapi
dengan konverter RS232 untuk itu mikrokontroler memerlukan piranti tambahan yaitu modul
konverter dari TTL ke RS232. Pada Gambar 3.3 disajikan skema rangkaian komunikasi serial
RS232.

Untuk memenuhi standar komunikasi RS232 diperlukan IC konverter MAX232. IC ini


diproduksi oleh Maxim dallas semiconductor. Pada IC ini sudah dilengkapi dengan sistem
adapter RS232 sehingga tinggal menghubungkan pin T1IN dengan pin TXD dari
mikrokontroler pada P3.1, dan menghubungkan pin R1IN dengan pin RXD dari
mikrokontroler pada P3.0.
Pada bagian HP sebelum masuk ke terminal harus dikonversi dulu ke level tegangan yang
mampu diakses oleh Hand Phone. Umumnya pengkonversian ini sudah otomatis dilakukan
oleh kabel data dari Hand Phone tersebut. Model koneksi kabel data untuk HP Siemens M35
di gambarkan pada Gambar 3.4.

Pada Gambar 3.4 disajikan model koneksi kabel data yang kompatibel dengan PC. Pada
Gambar 3.5 disajikan koneksi pada HP Siemens M35. Pada konektor ini terdapat 2 pin
sebagai jalur komunikasi. Pada koneksi Hand Phone Siemens M35, pin-pin yang ada harus
dihubungkan sesuai dengan fungsi terminal masing-masing. Adapun fungsi masing-masing
terminal disajikan pada tabel 3.1

Tabel 3.1. Fungsi terminal HP Siemens M35


No Nama Fungsi In/Out
1 GND Ground
2 SELF SERVICE Recognition / Battery Charger In/Out
3 LOAD Charging Voltage In
4 BATTERY Battery Out
5 DATA OUT Data Send Out

6 DATA IN Data Receive In


7 Z_CLK Recognition / Control Accesoris
8 Z_DATA Recognition / Control Accesoris
9 MICG Ground for Microphone In
10 MIC Microphone input
11 AUD Loudspeaker output Out
12 AUDG Ground for Loudspeaker
Sensor dan Komparator
Pada sistem aplikasi SMS untuk kendali lampu ini bersifat close loop. Untuk itu perlu
dipasang sensor cahaya untuk memantau cahaya yang dihasilkan oleh lampu. Selain itu juga
sensor cahaya juga akan memberikan interupsi atau sinyal pemberitahuan ke mikrokontroler.
Sensor ini menggunakan komponen utama fototransistor. Fototransistor adalah komponen
peka cahaya yang bekerja sebagaimana transistor bekerja. Keluaran fototransistor dikuatkan
oleh penguat pembanding atau yang biasa disebut sebagai komparator. Keluaran komparator
dimasukkan ke sebuah masukan schmitt trigger sebelum diakses ke mikrokontroler. Maksud
dari pemasangan schmitt trigger adalah, agar level tegangan keluarannya sesuai dengan level
tegangan TTL. Gambar 3.6 disajikan gambar sensor cahaya.

Cara kerja dari rangkaian ini adalah jika terkena cahaya maka fototransistor akan tertutup
atau bertahanan kecil. Sehingga pada kaki komparator input non inverting akan bernilai
rendah atau lebih rendah dari tegangan input inverting. Sehingga tegangan keluaran
komparator akan rendah. Kemudian tegangan ini akan dibalik menjadi logika tinggi oleh
inverting schmitt trigger 74LS14 sehingga akan menjadi logika 1. Jika tidak terkena cahaya
maka nilai tahanan fototransistor akan tinggi, atau transistor hubung buka. Sehingga nilai
input inverting akan lebih tinggi dari input non inverting. Hal ini akan menyebabkan keluaran
komparator tinggi dan kemudian dibalik oleh schmitt trigger 74LS14 menjadi rendah.
Jadi pada saat terkena cahaya, ouput sensor akan tinggi, dan jika tidak terkena cahaya output
sensor akan rendah. Potensiometer R2 berfungsi untuk mengatur besar tegangan pembanding
atau tegangan referensi.
Driver Relai
Mikrokontroler mampu mengeluarkan tegangan 0V dan 5V. Namun dalam kenyataannya
tegangan ini tidak bisa digunakan secara langsung untuk menggerakkan beban. Hal ini

disebabkan karena arus yang mampu dilewatkan oleh kaki-kaki mikrokontroler sangat kecil.
Untuk itu perlu dipasang piranti yang mampu menguatkan arus, sehingga dapat digunakan
untuk menggerakkan beban. Piranti ini biasa disebut dengan driver.
Rangkaian driver biasanya terdiri dari transistor-transistor daya. Mikrokontroler ini
digunakan untuk menyalakan suara yang dihasilkan dari relai yang memerlkan tegangan 12
Vdc, maka digunakan transistor D313 untuk pensaklarannya. Pada Gambar 3.7 disajikan
driver untuk relai 12 Vdc dengan kendali port mikrokontroler.

Pada rangkaian driver Gambar 3.7, digunakan transistor D313. Hal ini dilakukan karena arus
dari mikrokontroler terlalu kecil. Sementara itu transistor TIP 31 digunakan untuk
menggerakkan relai. Cara kerja dari rangkaian ini adalah, jika diberikan logika low atau 0V
dari port mikrokontroler, maka Transistor D313 akan bekerja atau terhubung maka pada basis
T2 NPN akan berlogika high, sehingga T2 NPN akan bekerja atau terhubung. Maka jika T2
terhubung relai akan mendapatkan suplai tegangan 12 Vdc. Setelah relai ON, maka pada titik
NO (Normaly open) akan menutup dan akan terhubung dengan phase 220 VAC dan akan ada
arus yang mengalir ke lampu 1 sehingga lampu 1 menyala.
Perancangan Flow chart
Perancangan perangkat lunak untuk menangani sistem kendali dengan SMS ini, disusun
berdasarkan flow chart yang disajikan pada Gambar 3.8 berikut.

Alur program yang diberikan ke HP yang pertama adalah pengaturan mode stanby. Dengan
mode ini, HP akan secara otomatis memberikan pemberiahuan ke mikrokontroler jika ada
SMS masuk. Dengan adanya mode ini, mikrokontroler memantau adanya pemberitahuan dari
HP jika ada SMS masuk. Mode stand-by diberikan dengan perintah AT+CNMI=1,1. Dengan
perintah ini secara otomatis HP akan diset pada posisi stand-by. Setelah perintah ini HP diberi
perintah AT+CMGD=1. Perintah ini digunakan untuk menghapus inbox pada index memory
pertama. Jika index pertama kosong, maka secara otomatis jika ada SMS masuk akan masuk
ke lokasi index pertama.
Jika ada SMS masuk, mikrokontroler akan memberikan perintah untuk membaca isi inbox.
Perintah yang diberikan adalah AT+CMGR=1. Angka 1 menunjukkan lokasi inbox yang akan
dibaca. Setelah perintah ini diberikan HP akan memberikan data-data PDU yang merupakan
isi dari SMS.
Isi SMS akan dikomparasi dengan kata kunci yang ada. Jika sesuai maka mikrokontroler akan
mengeksekusi perintah tersebut. Namun jika isi SMS tidak dikenali, maka mikrokontroler
akan memberikan pesan error. Dan tidak akan mengeksekusi perintah tersebut. Jika perintah
sesuai kata kunci mikrokontroler akan mengeksekusi perintah tersebut. Kemudian memantau
kondisi sensor dan memberikan SMS balasan.
Perancangan Kode SMS
Untuk memberikan perintah ke sistem, tidak semua SMS mampu dikenali oleh sistem. Hanya
SMS tertentu yang sudah disesuaikan yang mampu dikenali oleh sistem. Berbagai rancangan
kode-kode SMS disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Rancangan Kode SMS
No Isi SMS Status Kegunaan
1 DTE 1 ON Valid Menyalakan lampu 1
2 DTE 2 ON Valid Menyalakan lampu 2
3 DTE 1 OFF Valid Memadamkan lampu 1
4 DTE 2 OFF Valid Memadamkan lampu 2

5 CEK STATUS Valid Melihat status lampu 1 & 2


6 Lampu 1 on Invalid Pesan error (UNKNOW COMMAND)
7 Lampu 2 on Invalid Pesan error (UNKNOW COMMAND)
Hasil perancangan sistem Pengendalian Peralatan Lampu Listrik Jarak Jauh Menggunakan
Telepon Seluler ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Koneksi HP
Pengujian terhadap konektivitas HP dilakukan dengan menggunakan soft ware hyper terminal
dari windows. Yang perlu diperhatikan adalah setting baud rate yang digunakan. HP Siemens
C35 / M35 memiliki baud rate 19200 bps. Berikut ini adalah gambar software hyper terminal
ketika mikrokontroler direset :

Perintah pertama yang diberikan adalah AT+CMGD =1 yang artinya menghapus lokasi inbox
sms no 1 pada handphone. Setelah itu mikrokontroler mengirimkan kode AT+CNMI=1,1
yang artinya mengirimkan mode stand-by ke HP agar dapat menerima SMS.
Setelah ada SMS yang masuk, maka perintah yang kedua adalah AT+CMGR=1 perintah ini

digunakan untuk membaca inbox HP pada lokasi memory no 1. Kemudian perintah yang
ketiga adalah AT+CMGS=30 yang artinya mengirim SMS balasan ke nomor pengirim yang
pada Gambar 4.5 terlihat nomor pengirim adalah 0D91261808624919F8.

Data ini merupakan data PDU yang terdiri dari beberapa header. Header-header tersebut
adalah:
0D = No pengirim/penerima berjumlah 13 angka.
91261808624919F8 = No HP penerima, dan bila diartikan nomornya adalah
6281802694918.
00 = Bentuk SMS yang terima dalam format SMS biasa.
00 = Skema encoding yang dipakai 7 bit
09CC18E8E904096153 = Isi balasan SMS, bila diartikan menjadi L1 ON BOS
Perintah yang ke-empat setelah tanda panah adalah AT+CMGD=1 perintah ini digunakan
untuk menghapus inbox pada lokasi pertama. Jika perintah ini berhasil, maka respon HP
adalah OK.
Gambar Rangkaian Keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai