Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GAGAL

JANTUNG AKUT DAN KRONIK


MATA KULIAH SISTEM KARDIOVASKULER

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Astuti Wiharniaty
Eka Mulyati
Hermansyah
Utin Desi Hardiyani
Ricardus Regenal Dua Deu

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak


Prodi S1 Non Reguler
Tahun Ajaran 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal Jantung Akut dan Konik. Tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
telah memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis.

Pontianak,

Maret 2015

penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan penulisan
BAB II Pembahasan
A. Gagal Jantung
1. Pengertian
2. Istilah gagal jantung
3. Patofisiologi
B. Gagal Jantung Akut
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manifestasi klinis
4. Pemeriksaan penunjang
5. Terapi
C. Gagal Jantung Kronis
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Tanda dan gejala
4. Penatalaksanaan
D. Askep Gagal Jantung
1. Pengkajian
2. Diagnose keperawatan
3. Rencana keperawatan
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan
merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung
(Maggioni). Diperkirakan hampir lima persen dari pasien yang dirawat di rumah
sakit, 4,7% wanita dan 5,1% laki-laki. Insiden gagal jantung dalam setahun
diperkirakan 2,3 3,7 perseribu penderita pertahun (Santoso, 2007). Kejadian
gagal jantung akan semakin meningkat di masa depan karena semakin

bertambahnya usia harapan hidup dan berkembangnya terapi penanganan infark


miokard mengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan penurunan
fungsi jantung (Davis, 2000).
Gagal jantung susah dikenali secara klinis, karena beragamnya keadaan
klinis serta tidak spesifik dan sedikit tanda tanda klinis pada tahap awal
penyakit. Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung
secara dini serta perkembangan pengobatan yang memeperbaiki gejala klinis,
kualitas hidup, penurunan angka perawatan, memperlambat progresifitas
penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup (Davis, 2000).
Penatalaksanaan penderita dengan gagal jantung meliputi penalaksanaan
secara non farmakologis dan secara farmakologis, keduanya dibutuhkan karena
akan saling melengkapi untuk penatalaksanaan penderita gagal jantung.
Penatalaksanaan gagal jantung baik itu akut dan kronik ditujukan untuk
memperbaiki gejala dan progosis, meskipun penatalaksanaan secara individual
tergantung dari etiologi serta beratnya kondisi. Sehingga semakin cepat kita
mengetahui penyebab gagal jantung akan semakin baik prognosisnya (Gibbs,
2000).
Obat obat yang biasa digunakan untuk gagal jantung kronis antara lain
adalah golongan diuretik (loop dan thiazide), angiotensin converting enzyme
inhibitors,

beta

blocker

(carvedilol,

bisoprolol,

metoprolol),

digoxin,

spironolakton, vasodilator (hydralazine / nitrat), antikoagulan, antiaritmia, serta


obat positif inotropik (Lee TH, 2005).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui teori dan asuhan keperawatan pada klien dengan


gagal jantung akut dan kronik
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui gagal jantung (pengertian, istilah gagal jantung,
dan patofisiologi)
b. Mahasiswa mampu mengetahui gagal jantung akut (pengertian, etiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan terapi pengobatan)
c. Mahasiswa mengetahui gagal jantung kronik (pengertian, etiologi, tanda
dan gejala, dan penatalaksanaan)
d. Mahasiswa memahami askep pada klien dengan gagal jantung.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Gagal Jantung
1. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu
memoertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun
tekanan pengisian vena normal. (Mutaqin Arif, 2012)
Gagal jantung adalah suatu keadaaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya
ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Arif
Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I).

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai


pompa tidak memenuhi kebutuhan dasar untuk merabolisme tubuh.
(Price,1995)
Gagal jantung kongestif adalah sindrom klinis yang berasal dari
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup teroksigenasi
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. (Nettina,2005)

2. Beberapa Istilah Gagal Jantung


Gagal jantung sistolik adalah ketidakmampuan kontraksi jantung
memompa sehingga curah jantung menurun dan menyebabkan kelemahan,
fatik, kemampuan aktivitas fisik menurun dan gejala hipertensi lainnya.
Gagal jantung diastolik adalah gangguan relaksasi dan gangguan
pengisian ventrikel. Gagal jantung diastolik didefinisikan sebagai gagal
jantung dengan fraksi ejeksi lebih dari 50%.
3. Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme yang menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi
untuk mempertahankan kardiak output. Ini mungkin meliputi : respon
system syaraf simpatetik terhadap baro reseptor atau kemoreseptor,
pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap
peningkatan volume, vasokonstyriksi arteri renal dan aktivasi system renin
angiotensin serta respon terhadap serum-serum sodium dan regulasi ADH
dari reabsorbsi cairan.
Kegagalan mekanisme kompensasi dipercepat oleh adanya volume darah
sirkulasi yang di pompakan untuk menentang peningkatan resistensi
vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek

waktu pengisian ventrikel dan arteri koronaria, menurunnya kardiak output


menyebabkan berkurangnya oksigenasi pada miokard.
Peningktan tekanan dinding pembuluh darah

akibat

dilatasi

menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan pembesaran jantung


(hipertropi) terutama pada jantung iskemik atau kerusakan, yang
menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.
Secra skemtis dapat digambarkan sebagai berikut :
Peningkatan
metabolisme tubuh
Mekanisme kompensasi yang
digunakan antara lain :
1. Peningkatan HR
2. Hipertropi miokard
3. Pengaktifan system
angiotensin
4. Regulasi
ADH
reabsorbsi cairan

renin
dan

Jantung menggunakan
meknisme kompensasi
untuk mempertahankan
kardiak output
Peningkatan
beban kerja
jantung oleh karena
peningkatan SVR
Jantung bekerja lebih
keras dengan
Memperpendek waktu
meningkatkan HR
pengisian ventrikel dan
arteri koronaria
Menimbulkan injury dan
iskemi pada mokard
Menimbulkan kegagalan
mekanisme pemompaan

4. Phatway

Disfungsi miokard (AMI)


miokarditis
Kontraktilitas

Beban systole

Beban tekanan
berlebihan

Kontraktilitas

Factor sistemik
(hipoksia, anemia)

Hambatan
pengosongan
ventrikel

Beban sistolik

COP
Beban
jantung

Penyakit jantung
(asenosis katup AV,
stenosis katub
temponade
pericardium,
Pasokan oksigen ke
jantung

Preload

Atteriosklerosis

Hipertensi
sistemik

Gangguan aliran
darah ke otot
jantung

Peningkatan
kebutuhan

Disfungsi
miokardium

Atrofi serabut
otot

Kelainan otot
jantung

Serabut otot jantung


rusak

Peradangan dan
penyakit miokardium

Gagal
jantung

Gagal pompa
ventrikel kiri

Forward
failure
Suplai darah
jaringan

Back
failure
Suplai O2
otak

Renai flow

LVED naik

Beban volume
berlebihan
Gagal pompa
ventrikel kanan

Metabolisme
anaerob
Asidosis
metabolik
ATP
Fatigue

Sinkop
Resiko penurunan
perfusi jaringan
jantung

Bersihan jalan
nafas tidak efektif

Penumpukan
sekret
Tidak dapat
mengakomondasi
semua darah yang
secara normal kembali
dari sirkulasi vena

Pitting edema

Kerusakan
integritas kulit

Aldosteron

Pembesaran
vena di abdomen

Tekanan
vena
pulmonalis

Penyempitan
lumen ventrikel
kanan

Tekanan kapiler

Hipertropi
ventrikel kanan

ADH
Resistensi Na +
H2O
Kelebihan volume
cairan

Intoleransi
aktivitas

Retensi cairan
pada ekstremitas
bawah

RAA

Reflek batuk

Bendungan vena
sistemik

Edema
paru

Beban
ventrikel

Ronkhi
basah

Gangguan
pertukaran gas

Iritasi mukosa
paru
Bendungan
atrium kanan

Tekanan

Nyeri
Lien

Hepar

splenomeg
ali

Hepatomeg
ali

Anoreksia dan
mual

Mendesak
diafragma

Sesak
nafas

Ketidakseimba
ngan nutrisi
kurang dari
kebutuhan

Deficit
perawatan diri

Ketidak
efektifan
pola nafas

tekanan
pembuluh prontal
Cairan terdorong ke
rongga
abdomen/asites
Anisetas

B. Gagl Jantung Kanan


1. Pengertian
Gagal jantung kanan adalah kegagalan ventrikel kanan akibat beban yang
bertambah atau melawan tekanan tinggi pada sirkulasi sehingga sekuncup
turun. Akibatnya beban atrium kanan pada saat diastolik menjadi berat.
Keadaan ini akan menaikan tekanan dan bendungan sistemik, peningkatan
volume dan tekanan akan mendorong cairan keluar dari vaskuler ke jaringan
intersttial sehingga timbul oedema pada ekstrimitas bawah, ascites.
2. Manifestasi Klinis Gagal Jantung Kanan
a. Tekanan vena perifer
b. Distensi vena
c. Eodema
d. Ascites
e. Hepatomegali
f. Pertambahan berat badan
g. Penurunan keluaran Urine (nocturia)
h. Gallop ventrikel kanan G3
i. Nyeri tekan abdomen pada kuadran kanan atas
j. Syanosis
k. Lemah
l. Ronkhi
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Serum
Hematokrit
Hemoglobin
BUN, Creatinin
Elektrolit
Albumin
Glukosa
GDA
b. Urine
c. Berat jenis
d. Kreatinin
e. EKG

EKG hipertropi ventrikel kanan (HV kanan), hipertropi atrium kanan


(HA. ka)
f. Radiologi
Peningkatan bayangan jantung (pembesaran jantung)

C. Gagal Jangtung Kiri


1. Pengertian
Gagal jantung kiri adalah kegagaln ventrikel kiri untuk memompakan darah
berkurang reaksi pendorong, peningkatan tekana akhir diastol ventrikel kiri
(pre-load). Dampak paru-paru mengalami peningkatan kapiler paru.
Sehingga cairan didorong ke alveoli dan interstitial. Sehingga menyebabkan
dypsnea, oedema paru, Efusi pleura, orthopnea dan batuk.
2. Manifestasi Klinis Gagal Jantung Kiri
a. Tachicardia
b. Hipoksemia
c. Gallop vontrikel kiri
d. Cepat lelah
e. Peningkatan tekanan darah
f. Dypsnea

3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada gagal jantung kiri sama dengan
pemeriksaan gagal jantung kanan
b. EKG
EKG hipenterapi ventrikel kiri (HV kiri), hiperterapi atrium kiri (HL)
disritmia
c. Radiologi
Peningkatan bayangan jantung (pembesaran jantung)

D. Gagal Jantung Akut


1. Pengertian
Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat (rapid onset)
dari gejala-gejala atau tanda-tanda (symptom and sign) akibat fungsi jantung
yang abnormal (Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keempat Jilid III).
Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit jantung sebelumnya.
Disfungsi jantung bisa berupa sistolik atau disfungsi diastolik. Keadaaan
irama jantung yang abnormal atau ketidakseimbangan dari preload atau
afterload, seringkali memerlukan pengobatan penyelamatan jiwa dan perlu
pengobatan segera. GJA dapat berupa acute de noro (serangan baru dari
GJA, tanpa ada kelainan jantung sebelumnya) atau dekompensasi akut dari
GJK, GJA dapat timbul dengan satu atau beberapa kondisi klinis yang
berbeda.
2. Etiologi
a. Dekompensasi pada GJK yang sudah ada (kondromiopati)
b. Sindrom koroner akut
1) Infark miokardial/angina pektoris tidak stabl dengan iskemia yang
bertambah luas dan disfungsi iskemik
2) Komplikasi kronik infark miokard akut
3) Infark ventrikel kanan
c. Krisis hipertensi
d. Aritmia akut (takikardia ventrikuler, fibrilasiventrikuler, fibrilasi atrial
atau fluter atrial, takikardia supraventrikuler lain)
e. Regurgitasi valvular/endokarditis/ruptur korda tendinae, perburukan
f.
g.
h.
i.
j.
k.

regurgitasi kutub yang sudah ada


Stenosis katup aorta berat
Miokarditis berat akut
Tamponade jantung
Diseksi aorta
Kardiomiopati pasca melahirkan
Faktor presipitasi non kardiovaskuler

1) Pelaksanaan terhadap pengobatan kurang


2) Overload volume
3) Infeksi, terutama pneumonia atau septikemia
4) Severe brain insult
5) Pasca operasi besar
6) Penurunan fungsi ginjal
7) Asma
8) Penyalahgunaan obat
9) Penggunaan alcohol
10) Feokromositoma
l. Sindrom high output
3. Manifestasi Klinis
Gejala gagal jantung akut terutama disebabkan oleh kongesti paru yang berat
sebagai akibat peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri yang
meningkat,dapat disertai penurunan curah jantung ataupun tidak.Manifestasi
klinis GJA meliputi:
a. Gagal jantung dekompensasi (de novo atau sebagai gagal jantung
kronik yang mengalami dekompensasi).
b. Gagal jantung akut hipertensi yaitu terdapat gagal jantung yang disertai
tekanan darah tinggi dan gangguan fungsi jantung relatif dan pada foto
toraks terdapat tanda-tanda edema paru akut.
c. Edema paru yang diperjelas dengan foto toraks, respiratory distress,
ronkiyang luas, dan ortopnea. Saturasi oksigen biasanya kurang dari
90% padaudara ruangan.
d. Syok kardiogenik ditandai dengan penurunan tekanan darah sistolik
kurang dari 90 mmHg atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih
dari 30 mmHg dan atau penurunan pengeluaran urin kurang dari 0,5
ml/kgBB/jam,frekuensi nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau
tanpa adanya kongesti organ.
e. High output failure, ditandai dengan curah jantung yang tinggi,biasanya
dengan frekuensi denyut jantung yang tinggi, misalnya pada mitral

regurgitasi,tirotoksikosis,anemia, dan penyakit Pagets. Keadaan ini


ditandai denganjaringan perifer yang hangat dan kongesti paru, kadang
disertai tekanan darah yang rendah seperti pada syok septik.
f. Gagal jantung kanan yang ditandai dengan sindrom low output,
peninggian tekanan vena jugularis, serta pembesaran hati dan limpa.

4. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG
b. Foto thoraks
c. Biomarkers
d. Ekokardiografi

5. Terapi yang diberikan pada klien gagal jantung akut


a. Oksigen dan alat bantu nafas
b. Terapi medikamentosa, contoh: morfin, antikoagulan, vasodilator nitrat,
sodium nitroprosid, nesiritid.
E. Gagal Jantung Kronis
1. Pengertian
Gagal jantung kronik adalah kondisi patofisiologi, dimana terdapat
kegagalan jantung memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan
(Ilmu Penyakit Dalam Edisi Ke 4 Jilid 3).
Gagal jantung kronik adalah sindroma klinik yang komplek (Pendekatan
Holistik Penyakit Kardiovaskuler IV).
2. Etiologi
a. Disfungsi miokard
b. Endokard
c. Perikardium
d. Pembuluh darah besar
e. Aritmia
f. Kelainan katub
g. Dan gangguan irama

3. Tanda dan gejala


a. Sesak
b. Edema
c. Disfungsi jantung dalam keadaan istirahat.

4. Penatalaksanaan pada gagal jantung kronik


a. Upaya Pencegahan
1) Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard, faktor resiko
jantung koroner
2) Pengobatan hipertensi yang agresif
3) Koreksi kelainan kongenistal serta penyakit jantung katup.
b. Pedekatan terapi pada gagal jantung dalam hal ini disfungsi sistolik dapat
berupa:
1) Saran umum, tanpa obat-obatan
2) Pemakaian obat-obatan
3) Pemakaian alat, dan tindakan bedah
F. Penatalaksanaan
1. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat / pembatasan aktivitas
2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung.
a. Mengatasi keadaan yag reversible, termasuk

tirotoksikosis,

miksedema, dan aritmia


b. Digitalisasi :
1) Dosis digitalis :
a) Digoskin oral untuk digitalisasi cepat 0,5-2 mg dalam 4-6
dosis selama 24 jam dan dilanjutkan 2 x 0,5 mg selama 2-4
hari
b) Digoskin iv 0,75-1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam
c) Cedilanid iv 1,2-1,6 mg dalam 24 jam
2) Dosis penunjang untuk gagal jantung : digoskin 0,25 mg sehari.
Untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan.
3) Dosis penunjang digoskin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg
4) Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal
akut yang berat :
a) Digoskin 1-1,5 mg iv perlahan lahan

b) Cedilanid 0,4-0,8 mg iv perlahan-lahan.


G. ASUHAN KEPERAWATAN PADA GAGAL JANTUNG
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia,
nyeri dada dengan aktivitas,dispnea pada saat istirahat.
2) Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital
berubah pada aktivitas.
b. Sirkulasi
1) Gejala :Riwayat HT,IM baru/akut,episode GJK sebelumnya, penyakit
jantung, bedah jantung, endokarditis, anemia, syok septic, bengkak
pada kaki, telapak kaki, abdomen.
2) Tanda :
TD; mungkin rendah (gagal pemompaan).
Tekanan Nadi ; mungkin sempit.
Irama Jantung ; Disritmia.
Frekuensi jantung ; Takikardia.
Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah
posisi secara inferior ke kiri.
Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat
terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.
Murmur sistolik dan diastolic.
Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik.
Punggung kuku ; pucat atau sianotik dengan pengisian
kapiler lambat.
Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting
khususnya pada ekstremitas.
c. Integritas ego
1) Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
2) Tanda :Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah, ketakutan
dan mudah tersinggung.
d. Eliminasi
1) Gejala : Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam
hari (nokturia), diare/konstipasi.

e. Makanan/cairan
1) Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan berat
badan

signifikan,

pembengkakan

pada

ekstremitas

bawah,

pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah


diproses dan penggunaan diuretic.
2) Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites)
serta edema (umum, dependen, tekanan dan pitting).
f. Higiene
1) Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan
diri.
2) Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
g. Neurosensori
1) Gejala : Kelemahan, pusing, pingsan.
2) Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan
mudah tersinggung.
h. Nyeri/Kenyamanan
1) Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan
atas dan sakit pada otot.
2) Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku
melindungi diri.
i. Pernapasan
1) Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat
penyakit kronis, penggunaan bantuan pernapasan.
2) Tanda :
Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori

pernpasan.
Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus

menerus dengan/tanpa pemebentukan sputum.


Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema

pulmonal)
Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.

Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.


Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
j. Keamanan
1) Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan/tonus
otot, kulit lecet.
k. Interaksi social
1) Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
l. Pembelajaran/pengajaran
1) Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya
:penyekat saluran kalsium.
2) Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringa
jantung
b. Intoleras aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada
miokard
c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan
perubhan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunnya preload atau
peningkatan SVR, myocardial infark.
d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan tekanan darah, hipovolemia
e. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan
penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan
plasma protein.
3. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
jantung
Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien diharapkan mampu


menunjukkan adanya penurunan tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana :
1) Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri
2) Monitor tanda-tanda vital
3) Ajurka pada pasien segeramelaporka bila terjadi nyeri dada
4) Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman
5) Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan teknik
relaksasi
6) Kolaborasi dalam :
a) Pemberian oksigen
b) Obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesik)
7) Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan
dengan narkosa
b. Intoleras aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan
iskemi pada miokard
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan

keperawatan

klien

menunjukkan

peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah,


nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Rencana :
1) Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama
dan sesudah melakukan aktivitas
2) Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih
dahulu
3) Anjurkan pada pasien agar tidak ngeden pada saat buang air
besar
4) Jelaskan pada pasien tentang tahap-tahap aktivitas yang boleh
dilakukan oleh pasien
5) Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas
melebihi batas

c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan


perubhan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunnya preload
atau peningkatan SVR, myocardial infark.
Tujuan :
Tidak terjadi penurunan cardiac output selama dilakukan tindakan
keperawatan
Rencana :
1) Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan
2)
3)
4)
5)
6)

pada posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan)


Kaji kualitas nadi
Catat perkembagan dari adanya s1 dan s4
Auskultasi suara nafas
Damping pasien pada saat melakukan aktivitas
Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi

kafein
7) Kolaborasi dalam : pemeriksaan serial ECG, foto thorax,
pemberian obat-obatan anti disritmia
d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan tekanan darah, hipovolemia
Tujuan :
Selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan
perfusi jaringan
Rencana :
1) Kaji adanya perubahan kesadaran
2) Inspeksi adanya pucat, sianosis, penrunan kualitas nadi yang
perifer
3) Kaji adanya tanda homans (pain in claf on dorsoflextion),
erythema, edema
4) Kaji respirasi (irama, kedalaman dan usaa pernafasan)
5) Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi,
constipasi)
6) Monitor intake dan output

7) Kolaborasi dalam : pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan


elektrolit

e. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan


dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium,
penurunan plasma protein.
Tujuan :
Tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam
perawatan
Rencana :
1) Auskultasi suara nafas (kaji adanya crackles)
2) Kaji adanya jugular vein distension, peningkatan terjadinya edema
3) Ukur intake dan output (balance cairan)
4) Kaji berat badan setiap hari
5) Anjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi total cairan maksimal
2000 cc/ 24 jam
6) Sajikan makanan dengan diet rendah garam
7) Kolaborasi dalam pemberian deuritika

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu
memoertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan
pengisian vena normal. (Mutaqin Arif, 2012)
Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat (rapid onset) dari
gejala-gejala atau tanda-tanda (symptom and sign) akibat fungsi jantung yang
abnormal (Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keempat Jilid III).
Gagal jantung kronik adalah kondisi patofisiologi, dimana terdapat kegagalan
jantung memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan (Ilmu Penyakit
Dalam Edisi Ke 4 Jilid 3).

Diagnosis
gejala,penilaian

gagal

jantung

klinis,dan

akut

ditegakkan

pemeriksaan

berdasarkan

penunjang,yaitu

tanda

dan

elektrokardiografi

(EKG),foto toraks,biomarker,dan ekokardiografi Doppler.


B. Saran
Sebagai perawat professional hendaknya mampu melakukan asuhan
Keperawatan baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan petugas kesehatan
lain.

DAFTAR PUSTAKA
Junadi P, Atiek S, Husna A. Kapita

selekta

Kedokteran (Efusi

Pleura).

MediaAesculapius.
Doenges Marilynn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk
Perencanaan danPendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3. Jakarta: EGC.
Bare, Brenda G dan Smelttzer, Susanne G. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:
EGC2.

Anda mungkin juga menyukai