Oleh :
Kelompok 9
D-IV Keperawatan Tingkat 1 Semester II
1;
2;
3;
(P07120214005)
(P07120214025)
(P07120214038)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
BAB
A; PENDAHULUAN
1; KONSEP-KONSEP KUNCI
2; PETUNJUK
3; TUJUAN PEMBELAJARAN
a; Tujuan Pembelajaran Umum
b; Tujuan Pembelajaran Khusus
B; PENYAJIAN MATERI
D; PENUTUP
1; RANGKUMAN
2; TES AKHIR BAB
Soal
Kunci Jawaban
E; DAFTAR PUSTAKA
A; PENDAHULUAN
cara. Bisa saja didiskripsikan sebagai proses bagi individual maupun kelompok
yang terdorong untuk menggunakan gaya hidup sehat, yang sasaran utamanya
adalah perubahan perilaku.
Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun
banyak orang masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan
didalam kehidupannya. Masyarakat memiliki hak didalam memperoleh
pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan undang-undang dasar 1945 yang
tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang
harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya dengan promosi
kesehatan. Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus
memiliki prinsip, metode, media juga strategi dan akan diintervensikan ketika
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarkat.Sehingga promosi
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dimengerti masyarakat dan
ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat yang lebih baik dalam
prilaku kesehatan.
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan masyarakat, dituntut harus
mampu memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat dalam
lingkup kelompok atau komunitas. Oleh karena itu, kami tertarik untuk membahas
tentang Promosi kesehatan pada masyarakat ,agar nantinya dapat mengemban
tugas secara professional dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
1; Konsep-konsep Kunci
a; Pengkajian Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran Komunitas
b; Diagnosis Keperawatan
c; Perencanaan Tindakan Keperawatan (SATPEL)
2; Petunjuk
a; Pelajari materi Bab I dengan tekun dan disiplin !
b; Penyajian setiap bab meliputi: judul bab dan konsep-konsep kunci,
c;
d;
e;
f;
g;
3; Tujuan Pembelajaran
a; Tujuan Pembelajaran Umum
B; PENYAJIAN MATERI
1; Pengkajian Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran Komunitas
Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga
dikenal sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:
1; Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)
2; Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)
3; Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)
2; Kliens interactional framework
1; Masyarakat sebagai system social
a; Pola komunikasi
b; Pengambilan keputusan
c; Hubungan dengan system lain
d; Batas wilayah
2; Penduduk dan lingkungannya
a; Karakter penduduk (demografi)
b; Faktor lingkungan, biologi dan social
c; Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)
3; Community assessment wheel (community as client model)
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data
inti dari masyarakat itu sendiri (community core)
1; Community core (data inti)
Perawatan di rumah
g; Counseling support services
h; Pelayanan khusus (social worker)
f;
transportasi)
d; statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan
e; Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian
pelayanan
4; Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:
a; Karakteristik pendapatan keluarga/RT
@ rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga
% pendapatan kelas bawah
% keluarga mendapat bantuan social
% keluarga dengan kepala keluarga wanita
@rata-2 pendapatan perorangan
b; Karakteristik pekerjaan
@ status ketergantungan
Jumlah populasi secara umum (umur > 18 th)
% yg menganggur
% yg bekerja
% yg menganggur terselubung
Jumlah kelompok khusus
@ kategori yang bekerja, jml dan %
5; Keamanan transportasi
a; Keamanan
-Protection service
-Kwalitas udara, air bersih
b; Transportasi (milik pribadi/umum)
6; Politik & Government
-Jenjang pemerintahan
-Kebijakan Dep.Kes
7; Komunikasi
-Formal
-In formal
8; Pendidikan
a; Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)
b; Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas
9; Recreation
Menyangkut tempat rekreasi
Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi) Pengkajian ini
merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian
komunitas
1; Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
2; Diagnosa Keperawatan
Rumus : DK = P + E + S
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
S : Symptom atau gejala
2) Dengan rumus PE
Rumus : DK = P + E
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
1) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3) Partisipasi dan peran serta masyarakat
Sedangkan diagnosis keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri
dari :
1) Masalah sehat sakit
2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)
Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family centered Nursing in the
COMMUNITY
6; Diagnosis resiko
:.(masalah)
7; Diantara
:.(community)
8; Sehubungan dengan :.(karakteristik community
dan lingkungan)
9; Yang dimanifestasikan oleh/didemonstrasikan oleh.. :(indikator kesehatan/
analisa data)
3. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1) Pengertian Perencanaan Keperawatan
Perencanaan
keperawatan
adalah
penyusunan
rencana
tindakan
tentang rencana yang akan dilakukan. Masih banyak warga yang kurang bisa
menggunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga mahasiswa sulit memahami
arah pembicaraan warga, dan begitu pula sebaliknya, hal ini disebabkan.
2) Strategi intervensi dan Pengorganisasian Masyarakat
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah:
1; Kemitraan (partnership)
Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak
atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Perawat spesialis komunitas perlu
membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi sebagai suatu mekanisme
peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi implementasi PKP. Anderson dan McFarlane (2000)
dalam hal ini mengembangkan model keperawatan komunitas yang memandang
masyarakat sebagai mitra (community as partner model). Fokus dalam model
tersebut menggambarkan dua prinsip pendekatan utama keperawatan komunitas,
yaitu (1) lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model yang menekankan
anggota masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan kesehatan, dan (2)
proses keperawatan.
Asumsi dasar mekanisme kolaborasi perawat spesialis komunitas dengan
masyarakat tersebut adalah hubungan kemitraan yang dibangun memiliki dua
manfaat sekaligus yaitu meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dan
keberhasilan program kesehatan masyarakat (Kreuter, Lezin, & Young, 2000).
Mengikutsertakan masyarakat dan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan
kesehatan dapat meningkatkan dukungan dan penerimaan terhadap kolaborasi
profesi kesehatan dengan masyarakat (Schlaff, 1991; Sienkiewicz, 2004).
Dukungan dan penerimaan tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatnya
sumber daya masyarakat yang dapat dimanfaatkan, meningkatnya kredibilitas
program kesehatan, serta keberlanjutan kemitraan perawat spesialis komunitas
dengan masyarakat (Bracht, 1990).
Kemitraan dalam PKP dapat dilakukan perawat komunitas melalui upaya
membangun dan membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak yang terkait
(Robinson, 2005) dalam upaya penanganan pada baik di level keluarga,
kelompok, maupun komunitas.
agregat
dalam
PKP
berkembang
melalui
proses
3; Pendidikan kesehatan
Strategi utama upaya prevensi terhadap kejadian adalah dilakukannya
kegiatan
pendidikan
meningkatkan
derajat
kesehatan.
kesehatan
Pendidikan
dan
kesehatan
mengurangi
bertujuan
untuk
disabilitas
serta
dalam tatanan komunitas menjadi lebih efektif dan mempunyai kekuatan untuk
melaksanakan perubahan pada individu, keluarga dan komunitas apabila perawat
komunitas bekerja bersama dengan masyarakat. Berbagai kelompok di
masyarakat dapat dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan
masyarakat setempat, misalnya Posbindu, Bina Keluarga , atau Karang . Kegiatan
pada kelompok ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
oleh agar dapat mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan
produktif selama mungkin (Depkes RI, 1992).
Menurut penelitian, yang mengikuti secara aktif sebuah kelompok sosial
dan menerima dukungan dari kelompok tersebut akan memperlihatkan kondisi
kesehatan fisik dan mental yang lebih baik daripada yang lebih sedikit
mendapatkan dukungan kelompok (Krause, 192011). Bentuk dukungan kelompok
ini juga terkait dengan rendahnya risiko morbiditas dan mortalitas (Berkman,
Leo-Summers, & Horwitz, 1992). Meskipun penjelasan risiko morbiditas dan
mortalitas tersebut tidak lengkap dikemukakan, beberapa laporan menekankan
bahwa dukungan yang diterimadapat meningkatkan pemanfaatan dan kepatuhan
individu terhadap pelayanan yang diinginkan dengan mengikuti informasi yang
diberikan, ikut serta dalam kelompok dan meningkatkan perilaku mencari
bantuan kesehatan (Cohen, 1988).
Berdasarkan strategi intervensi yang telah ditentukan oleh perawat
komunitas seperti tersebut di atas, selanjutnya dilakukan pengorganisasian
masyarakat. Pengorganisasian masyarakat sebagai suatu proses merupakan
sebuah perangkat perubahan komunitas yang memberdayakan individu dan
kelompok berisiko (agregat) dalam menyelesaikan masalah komunitas dan
mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Menurut Helvie (1998), terdapat tiga
model pengorganisasian masyarakat yaitu:
a; Model pengembangan masyarakat (locality development)
Model pengembangan masyarakat didasarkan pada upaya untuk
memaksimalkan perubahan yang terjadi di komunitas, di mana masyarakat
dilibatkan dan berpartisipasi aktif dalam menentukan tujuan dan pelaksanaan
tindakan. Tujuan dari model pengembangan masyarakat adalah (1) agar individu
dan kelompok-kelompok di masyarakat dapat berperan-serta aktif dalam setiap
tahapan proses keperawatan, dan (2) perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan
tindakan) dan kemandirian masyarakat yang dibutuhkan dalam upaya
peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatannya di masa
mendatang (Nies & McEwan, 2001; Green & Kreuter, 1991). Sejalan dengan
Mapanga dan Mapanga (2004) tujuan dari proses keperawatan komunitas pada
adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian fungsional agregat melalui
pengembangan kognisi dan kemampuan merawat dirinya sendiri.
Pengembangan kognisi dan kemampuan agregat difokuskan pada
dayaguna aktifitas kehidupan, pencapaian tujuan, perawatan mandiri, dan
adaptasi terhadap permasalahan kesehatan sehingga akan berdampak pada
peningkatan partisipasi aktif .
b; Model perencanaan sosial (social planning)
Model perencanaan sosial dalam pengelolaan agregat lebih menekankan
pada teknik menyelesaikan masalah kesehatan agregat dari pengelola program di
birokrasi, misalnya Dinas Kesehatan atau Puskesmas. Kegiatan bersifat kegiatan
top-down planning. Tugas perencana program kesehatan adalah menetapkan
tujuan kegiatan, menyusun rencana kegiatan, dan mensosialisasikan rencana
tindakan kepada masyarakat. Perencana program harus memiliki kemampuan dan
ketrampilan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks termasuk
kemampuan untuk mengorganisasikan lintas sektor terkait.
c; model aksi sosial (social action)
Model aksi sosial menekankan pada pengorganisasian masyarakat untuk
memperjuangkan isu-isu tertentu terkait dengan permasalahan yang sedang
dihadapi agregat , misalnya kampanye gaya hidup sehat untuk mencegah
penyakit diabetes. Tingkat dan bentuk intervensi keperawatan komunitas.
(Hitchcock, Schubert, & Thomas 1999; Helvie, 1998).
2. Terapi modalitas.
Terapi modalitas adalah suatu sarana penyembuhan yang
diterapkan pada dengan tanpa disadari dapat menimbulkan respons tubuh
berupa energi sehingga mendapatkan efek penyembuhan (Starkey, 2004).
Terapi modalitas yang diterapkan pada, yaitu: manajemen nyeri, perawatan
gangren, perawatan luka baru, perawatan luka kronis, latihan peregangan,
range of motion, dan terapi hiperbarik.
3. Terapi komplementer (complementary and alternative medicine/
CAM).
Terapi komplementer adalah penyembuhan alternatif untuk
melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional maupun biomedis
(Cushman & Hoffman, 2004; Xu, 2004) agar bisa mempercepat proses
penyembuhan.
Pengobatan
konvensional
(kedokteran)
lebih
S : spesifik
M : measurable atau dapat diukur
A : attainable atau dapat dicapai
R : relevant / realistic atau sesuai
T : time-bound atau waktu tertentu
S : sustainable atau berkelanjutan
Contoh:
Goal dan Tujuan
Nama komuniti :
Masalah :
Goal :
No Tanggal diterapkan Tujuan Tanggal dicapai
Contoh kasus:
Mahasiswa poltekkes Denpasar melaksanakan praktek keperawatan
komunitas di desa sraya kabupaten Karangasem membuat jamban umum
melalui swadaya masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan
Jadi kaitan dengan rumus di atas dapat diketahui bahwa:
Subjek : mahasiswa akper gersik
Predikat : membuat jamban umum
Kondisi : swdaya dan gotong royong
Criteria : waktu 1,5 bulan
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat:
a; Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
d; Penulisan Masalah
e; Penentuan masalah
2; Pemeriksaan fisik yang digunakan untuk mengkaji kebutuhan belajar klien
biomedis
b; memperbaiki sistem pengorganisasian di desa yang terbelakang
c; memantau perkembangan suatu desa
d; memperbaiki struktural desa
e; meningkatkan keselamatan bayi
10; Dalam perumusan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikutkecuali..
a; berfokus pada masyarakat
b; jelas dan singkat
c; dapat diukur dan diobservasi
d; realistic
e; mudah di terapkan
DAFTAR PUSTAKA
Efendi,Ferry.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
2012.
Rencana
keperawatan
komunitas.
(Online).
Available
http://soeryaciputra.blogspot.com/2012/09/rencana-keperawatan-komunitas.html
Sinta,
2011.
Perawat
komunitas.
(online).