Clinical Science Session Gadar Kardiovaskular
Clinical Science Session Gadar Kardiovaskular
Kegawatdaruratan Kardiovaskuler
Oleh :
Nurpadhilah (G1A213091)
Pembimbing :
dr. Isrun Masari, Sp.An
PENDAHULUAN
ANATOMI JANTUNG
2 ATRIUM
2 VENTRIKEL
ARITMIA JANTUNG
Gangguan irama jantung (aritmia
atau disaritmia) :
irama yang bukan berasal dari nodus
SA,
irama yang tidak teratur sekalipun
berasal dari nodus SA,
frekuensi kurang dari 60x/menit (Sinus
Bradikardi) atau lebih dari 100x/menit
(sinus takikardi) atau
terdapat hambatan impuls supra atau
intraventrikular
Etiologi
Jantung normal
1. Adanya faktor
presipitasi
2. Infeksi
3. Hormon tiroid
4. Obat-obatan
5. Hipersensitif
vagal
6. Tindakan medis
7. Gangguang
keseimbangan
elektrolit asam
dan basa
Jantung Abnormal
1. Peradangan jantung
2. Gangguan sirkulasi
koroner Penyakit
katup jantung
3. Penyakit Jantung
bawaan
4. Gagal jantung apapun
penyebabnya
5. Manipulasi / tindakan
jantung
6. Proses degenerasi,
fibrosis, dan
kalsifikasi.
GANGGUAN PEMBENTUKAN
IMPULS
1. Aritmia yang berasal dari irama sinus
Sinus Takhikardia
irama jantung yang
meningat melebihi 100.
Sinus Bradikardia
irama jantung yang
melambat di bawah
60.
Atrial flutter
Depolarisasi Atrium Terjadi Sangat Cepat. Biasanya Pada
Sadapan II Dan III,
Atrial Fibrilasi
HR: 300-500x/
Irama tidak
teratur
Pada atrial
fibrillation
beberapa signal
listrik yang cepat
dan kacau berasal
dari daerahdaerah yang
Ventrikel
Tanda-tanda PVC/VES
a.Timbulnya tiba-tiba pada irama normal
b.QRS kompleks PVC lebar dan lebih besar,
tidak didahului gelombang P
c.Dapat timbul depolarisasi atrial retrogade
(negatif P) setelah QRS kompleks
Setelah komplek
normal , muncul 2 VES
sekaligus
Ventrikel
tachycardia
Ventrikel
Fibrilasi
Irama regular
Frekwensi 100-250x/menit
Tidak ada gelombang P
Komplek QRS lebar atau lebih dari
Gangguan system
konduksi
Berdasarkan
tempat blok
SA
Blok
teratur
normal, PP interval regular
ek QRS normal, RR interval regular
erval > 0,20 detik atau > 5 kotak kecil
nterval regular
a normal juga bisa tidak normal, RR interval irregular
alami perpanjangan, mulai dari normal PR interval
da beat berikutnya, sampai ada gel P yang tidak diikuti kom
lagi ke normal PR interval dan seterusnya.
r
PP interval regular
bisa normal atau bisa juga tidak normal, RR interval irregula
rus sama di tiap beat!! Panjangnya bisa normal dan lebih da
trium : 60 100/menit
er
ubungan antara gelombang P dan Gelombang R
l, PP interval regular
S bisa normal atau bisa juga tidak normal, RR interv
LBBB
RBBB
Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Elektrokardiogram
Penatalaksanaan
Bradikardia
Takikardia
Antiaritmia agen
Edema Paru
Definisi
Edema paru a/ terakumulasi nya cairan di
interstisial dan alveolus.
Edema paru terjadi karena aliran cairan dari
pembuluh darah ke ruang intersisial paru yang
selanjutnya ke alveoli paru, melebihi aliran cairan
kembali ke darah atau melalui saluran limfatik
Klasifikasi
Edema paru dapat disebabkan oleh
banyak faktor yang berbeda.
dihubungkan dengan gagal jantung,
disebut cardiogenic pulmonary
edema (edema paru kardiak)
dihubungkan pada sebab-sebab lain,
dirujuk sebagai non-cardiogenic
pulmonary edema (edema paru
nonkardiak)
Gambaran klinis
dibagi 3 stadium
1. Stadium 1
sesak napas saat bekerja. Pemeriksaan
fisik juga tak jelas menemukan kelainan,
kecuali ronki pada saat inspirasi
2. Stadium 2
Batas pembuluh darah paru menjadi
kabur, hilus kabur. Garis-garis yang
memanjang dari hilus ke arah perifer , septa
interlobularis dan garis-garis yang mirip
sarang laba-laba pada bagian tengah paru
menebal.
3. Stadium 3
Penderita nampak sesak sekali dengan
batuk berbuih kemerahan. Kapasitas vital
dan volume paru yang lain turun dengan
nyata
Pemeriksaan penunjang
Radiologi
Radiologi
Ukuran jantung
Lebar
Edema paru
kardiogenik
Normal
membesar
pedikel Normal
Non kardiogenik
atau Biasanya normal
atau Biasanya normal
vaskuler
Distribusi vaskuler
Distribusi edema
Efusi pleura
Peribronkhial
melebar
Seimbang
Rata/sentral
Ada
Ada
Normal/seimbang
Patchy atau perifer
Biasanya tidak ada
Biasanya tidak ada
cuffing
Garis septal
Airbronkogram
Ada
Tidak selalu ada
Laboratorium
pemeriksaan hematologi (complete blood
count),
fungsi ginjal,
elektrolit,
kadar protein,
urinalisa,
analisa gas darah,
troponin I dan
Brain Natriuretic peptide (BNP).
Tata Laksana
1. Penatalaksanaan edem paru non
kardiogenik
a. Supportif
Mencari dan menterapi penyebabnya.
Yang harus dilakukan adalah :
- support kardiovaskular
- terapi cairan
- renal support
- pengelolaan sepsis
b. Ventilasi
Pemberian oksigen
Untuk mengoptimalkan oksigenasi
dapat dilakukan teknik-teknik ventilator,
yaitu Positiveendexpiratorypressure
(PEEP) 25-15 mmH2O dapat digunakan
untuk mencegah alveoli menjadi kolaps
Optimalisasi fungsi hemodinamik
inotropik dan vasopresor : dobutamin
dan noradrenalin
Inhalasi NO telah
Oksigen terapi
Morphin IV 2,5 mg
Diuretik
Nitroglyserin
Inotropik
Syok
Kardiogenik
Definisi
Patofisiologi
Terjadi penurunan stroke volume dan
cardiac output hipoperfusi
Cardiac output penurunan
kontraktilitas jantung, peningkatan
afterload, kelebihan preload.
Mediator dan neurotransmitter yang
dihasilkan :
Norepinefrin meningkatkan tahanan
perifer meningkatkan volume afterload.
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda hipoperfusi dengan hipotensi
Mukosa, kuku, kulit sianotik
Pulsasi nadi melemah
Penatalaksanaan
Mencapai keseimbangan Antara
meningkatkan cardiac output dan
mengurangi beban kerja.
Koreksi/cegah edema paru
Farmakologi
Nitroprusside : dilatasi arteri vena
Menurunkan aliran balik vena ke jantung
Menurunkan resistensi sistemik
Nitrogliserin :
Dosis rendah berkerja pada arteri
coroner
Dosis tinggi bekerja pada arteri bed
dilatasi
Farmakologi : dobutamin,
miliron
Inotropic positif digunakan untuk
meningkatkan kontraktilitas jantung.
Dobutamin : menghasilkan
vasodilatasi dan aksi inotropic positif.
Miliron : meningkatkan kontraktilitas
miokardial
Stroke voume dan suplai oksigen
miokard
SYOK
HIPOVOLEMIK
Syok hipovolemik suatu sindrom
akibat gangguan hemodinamik dan
metabolik
ditandai
dengan
kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan
perfusi
yang
adekuat ke organ-organ vital tubuh
yang
biasanya
terjadi
akibat
perdarahan yang masif
Klasifikasi
Parameter
Kelas I
Kelas II
Kelas III
1500-
Kelas IV
Kehila
Samp
750
>2000
ngan
ai 750
1500
2000
(ml)
Kehila
Samp
15%
30% -
ngan
ai 15%
30%
40%
<100
>100
>120
>140
Norma
Norma
Menur
Menur
darah
>40%
darah
(%)
Nadi
(x/me
nit)
Tekan
Frekuen
14-20
si
20
30
30
>35
40
pernapa
san
(x/menit
)
Produksi
>30
urin
20
5 15
30
Tidak
berarti
(ml/jam)
Gejala
Sedik
Agak
Cemas
Bingu
pada
it
Cema
ng,
saraf
cema
bingu
lesu
pusat
ng
Manifestasi Klinis
hipotensi
takikardi
penurunan urin output
penurunan kesadaran
kulit kering, pucat, dan dengan
diaphoresis.
Cardiac Arrest
Cardiac arrest merupakan suatu keadaan
berhentinya secara mendadak fungsi
pompa jantung .
Cardiac arrest primer : caridac arrest yang
terjadi dengan tidak adanya
ketidakstabilan hemodinamik.
caridac arrest sekunder : terjadi pada
pasien dengan gambaran klinis yang
didominasi oleh kondisi hemodinamik yang
abnormal sebelum terjadinya cardiac arrest
Patofisiologi
Pada prinsipnya metabolisme jaringan normal
terutama bergantung pada pengiriman O 2 yang
adekuat.
Pada cardiac arrest terjadi penurunan suplai
oksigen ke jaringan.
Di otak, PaO2 turun dari 13 kPa menjadi 2,5 kPa
dalam waktu 15 detik dan kesadaran hilang,
setelah satu menit, PaO2 akan telah jatuh ke
angka nol.
Terjadi metabolisme anaerob, akumulasi CO2
Asidosis
Patofisiologi
Setelah jantung mendapat respon
yang berat, dilepaskan
Ketokolamin
Kortikosteroid adrenal
Hormon antidiuretic
Etiologi
Penyebab Reversibel
Cardiac Arrest
Diagnosis
cardiac arrest biasanya didiagnosis
secara klinis
Tidak adanya pulsasi pada arteri besar
(karotis, femoralis)
Penatalaksanaan
CPR (cardiopulmonary resuscitation)
30 : 2
Defibrilasi
Mayoritas henti jantung melibatkan
ventrikel fibrilasi.
keberhasilan defibrilasi menurun
seiring dengan durasi henti jantung
(kira-kira 2-7 % per menit dari henti
jantung),
I : 200 J; II : 200 J; III : 360 J
Penempatan DC syok di letakan pada
sternum dan apex.
Algoritma untuk
bradiaritmia/asistole dan Pulsesless
electrical activity
DAFTAR PUSTAKA
Vander et al. Human physiology : The Mechanism of Body Function 8 th ed. United State: McGraw-Hill. 2001.
P.373-504
Thaler, Malcolm S, Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan ; alih bahasa, A. Samik Wahab ; editor bahasa
Indonesia : Teuku Istia Muda Perdan, Aryandhito Widhi Nugroho. Edisi 5. Jakarta : EGC, 2009. Hal 96,
Joewono, BS dkk. Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya: Airlangga University Press, 2003. Hal 113
Longo D, et al. Harrisons Manual Of Medicine. USA:McGraw-Hill. 2012.
Swanton HR, Shrilla B. Swantons Cardiology 6 th ed. USA:Blackwell. 2008. P292-98, 304-323.
Sukandar, E. Y., R. Andrajati, J. Sigit, I. K. Adnyana, A. A. P. Setiadi, dan Kusnandar. ISO Farmakoterapi. Jakarta:
ISFI. 2008
Nadel M, Boushey M, Textbook of respiratory medicine. 3 rd edition, vol. 2, Philadelphia, Pennsylvania.
54:1575-1614, 2000.
Irawati Maria. Penatalaksanaan Edema Paru pada Kasus VSD dan Sepsis VAP Treatment of Lung Oedema in
VSD and VAP Sepsis.Majalah ANESTESIA & CRITICAL CARE : Perhimpunan Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia (IDSAI) 52, 2010
Ingram RH Jr., Braunwald E. Pulmonary edema : cardiogenic and non-cardiogenic. In: Han Disease. Textbook
of Cardiovascular Medicine.Braunwald E. (Ed). 3rd ed. Philadelphia : WB Saunders Co. 544-60, 1988
Mattson C, Glen M. Pathophysiology : Concepts of Altered Health States 8 th ed. New York:lippincolt. 2009.
P.584-604,606-25.
Brandler ES, editor. Cardiogenic shock in emergency medicine [monograph on the Internet].
Washington:Medscape reference; 2010 [cited 2015 Apr 26]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/759992-treatment
Loscalzo J. Harrsions : Cardiovascular Medicine 17 th Ed. USA:McGraw-Hill. 2010. p.122-131, 311-320
Attas WA. Pengelolaan pasien pasca henti jantung di intensive care unit. (Online) diakses pada 26 April 2015.
Diunduh dari http://perdici.org/wp-content/uploads/mkti/2012-02-02/mkti2012-0202-094098.pdf..
DiMarco PJ. Suddent Cardiac Death dalam buku Current diagnosis and treatment cardiology 3 rd ed.
USA:McGraw-Hill. 2009. P.327-336.
Hazinski MF, John M (editor). 2010 American heart Association Guidelines fo Cardiopulmonary Resuscitation
and Emergency Cardiovascular Care Science. USA:AHA.2010.
Terimakasih