Dampak Perubahan Cuaca
Dampak Perubahan Cuaca
Berikut ini penyakit yang biasa muncul pada saat seperti ini antara lain:
1. Flu, kondisi tubuh yang lemah atau kurang sehat dapat terserang flu. Akan tetapi
penyakit ini mudah disembuhkan, cukup dengan makan teratur dan istirahat.
2. Mimisan tidak berbahaya bila tidak disertai komplikasi penyakit lain. Secara tradisional
bisa disembuhkan dengan daun sirih dan secara kedokteran dapat dilakukan dengan cara
bagian hidung yang berdarah dibakar dengan alat khusus.
3. Sesak nafas di musim hujan dapat menyerang siapa saja. Udara yang sangat dingin dapat
menyebabkan saluran pernafasan mengerut dan ini mengganggu pasokan udara ke paruparu.
4. Saluran pencernaan. Musim hujan seperti ini harus hati-hati mengkonsumsi buahbuahan
dan sayur-sayuran. Sayur dan buah sebisa mumngkin harus higienis.
Walaupun penyakit yang disebabkan perubahan cuaca bukanlah penyakit kronis, tetapi penyakitpenyakit ringan seperti ini cukup mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Perubahan cuaca yang
terjadi cukup mengacaukan pola tanam para petani. Misalnya petani sulit menentukan masa
tanam karena cuaca yang berubah dan tak menentu.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain
seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya
gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Bumi mengatur sendiri stabilitas suhunya lewat hubungan saling memengaruhi antara daratan,
air, udara, tumbuhan, bakteri, dan fauna. Manusia turut berperan dalam menjaga ataupun
merusak semua itu. Mungkin tanpa disadari manusia telah merusak keseimbangan alam sehingga
terjadi banyak kerusakan yang menyebabkan perubahan suhu.
4. Menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat disertai dengan Vit C yang
cukup untuk menjaga daya tahan tubuh dari cuaca yang ekstrim.
5. Saat beraktivitas keluar rumah, usahakan memakai masker untuk menghalang penyakit yang
menyebar melalu udara dan biasanya menyerang saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan
influenza.
6. Usahakan jika ingin beraktivitas sediakan payung , jas hujan dan jaket untuk menjaga agar
sewaktu-waktu saat turun hujan yang sekarang sulit diprediksi. Hal ini lebih menjaga tubuh
dari dinginya cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini.
7. Bagi para pengendara khususnya motor, usahakan menggunakan lengan panjang, hal ini dapat
menjaga kulit agar tidak terbakar dari sengatan panasnya sinar matahari yang semakin hari
suhunya semakin tinggi.
terhadap iklim dunia, antara lain lewat pembakaran secara besar-besaran batu bara, minyak, dan
kayu, misalnya, serta pembabatan hutan.
Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh
dunia, terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat
planet kita semakin panas.Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik mulai
dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir. Tidak main-main, peningkatan
konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir! IPCC juga
menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti karbon dioksida,
metana, dan dinitrogen oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis menaikkan
suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah
kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan
bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang
pada pemanasan global.
Tetapi, menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang
diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, industri peternakan adalah penghasil emisi
gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah
kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Hampir seperlima (20 persen) dari emisi
karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari
semua kendaraan di dunia.
Dampak perubahan iklim terhadap pertanian
Diperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis akan mengalami penurunan bila terjadi
kenaikan suhu rata-rata global antara 1-2o C sehingga meningkatkan risiko bencana kelaparan.
Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan dampak negatif
pada produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan di daerah subtropis dan tropis.
Terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga
menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Terjadinya pergeseran musim
dan perubahan pola hujan, akibatnya Indonesia harus mengimpor beras. Pada tahun 1991,
Indonesia mengimpor sebesar 600 ribu ton beras dan tahun 1994 jumlah beras yang diimpor
lebih dari satu juta ton (KLH, 1998). Adaptasi bisa dilakukan dengan menciptakan bibit unggul
atau mengubah waktu tanam. Peningkatan suhu regional juga akan memberikan dampak negatif
kepada penyebaran dan reproduksi ikan.
Dampak perubahan iklim terhadap kenaikan muka air laut
Naiknya permukaan laut akan menggenangi wilayah pesisir sehingga akan menghancurkan
tambak-tambak ikan dan udang di Jawa, Aceh, Kalimantan dan Sulawesi (UNDP, 2007). akibat
pemanasan global pada tahun 2050 akan mendegradasi 98 persen terumbu karang dan 50% biota
laut. Gejala ini sebetulnya sudah terjadi di kawasan Delta Mahakam Kalimantan Timur, apabila
suhu air laut naik 1,50C setiap tahunnya sampai 2050 akan memusnahkan 98% terumbu karang.
di Indonesia kita tak akan lagi menikmati lobster, cumi-cumi dan rajungan. Di Maluku, nelayan
amat sulit memperkirakan waktu dan lokasi yang sesuai untuk menangkap ikan karena pola iklim
yang berubah.
Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa
ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini
membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang
dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang
serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kenaikan muka air laut juga akan
merusak ekosistem hutan bakau, serta merubah sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir.
Dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air.
Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan ketersediaan air di daerah subpolar
serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah
subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerahdaerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya.
Dampak perubahan iklim terhadap Ekosistem
Kemungkinan punahnya 20-30% spesies tanaman dan hewan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata
global sebesar 1,5-2,5oC. Meningkatnya tingkat keasaman laut karena bertambahnya
Karbondioksida di atmosfer diperkirakan akan membawa dampak negatif pada organismeorganisme laut seperti terumbu karang serta spesies-spesies yang hidupnya bergantung pada
organisme tersebut. Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flaura dan fauna khususnya
di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30% atau
sebanyak 90-95% karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.
Suatu penelitian memperkirakan bahwa paduan kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter dan
turunnya tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan enam lokasi terendam secara permanen
dengan total populasi sekitar 270,000 jiwa, yakni: tiga di Jakarta Kosambi, Penjaringan dan
Cilincing; dan tiga di Bekasi Muaragembong, Babelan dan Tarumajaya.Banyak wilayah lain di
negeri ini juga akhir-akhir ini baru dilanda bencana banjir. Banjir besar di Aceh, misalnya, di
penghujung tahun 2006 menewaskan 96 orang dan membuat mengungsi 110,000 orang yang
kehilangan sumber penghidupan dan harta benda mereka. Pada tahun 2007 di Sinjai, Sulawesi
Selatan banjir yang berlangsung berhari-hari telah merusak jalan dan memutus jembatan, serta
mengucilkan 200.000 penduduk. Selanjutnya masih pada tahun itu,banjir dan longsor yang
melanda Morowali, Sulawesi Utara memaksa 3.000 orang mengungsi ke tenda-tenda dan barakbarak darurat.
Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan
Ketika perubahan iklim datang, maka kesehatan manusia akan berada dalam ketidakpastian
waktu. Kasus bisa terjadi sewaktu-waktu dengan kuantitas dan kualitas dampak yang juga tidak
dapat dipastikan. Sistem pelayanan kesehatan akan menemui berbagai macam tantangan yang
rumit seperti naiknya biaya pelayanan kesehatan, komunitas yang mengalami penuaan dini, dan
berbagai tantangan lainnya sehingga strategi pencegahan yang efektif sangat dibutuhkan.
Frequensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah meningkat. Penduduk dengan
kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya
pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan.
Pemanasan global juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria dan
demam berdarah. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap
diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
berbagai serangga dan hewan. Faktor iklim berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit tular
vektor seperti demam berdarah dengue (DBD) dan malaria. Semakin tinggi curah hujan, kasus
DBD akan meningkat. suhu berhubungan negatif dengan kasus DBD, karena itu peningkatan
suhu udara per minggu akan menurunkan kasus DBD. Penderita alergi dan asma akan meningkat
secara signifikan. Gelombang panas yang melanda Eropa tahun 2005 meningkatkan angka heat
stroke (serangan panas kuat) yang mematikan, infeksi salmonela, dan hay fever (demam
akibat alergi rumput kering)
manusia yang tidak ramah lingkungan. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan
keanekaragaman hayati terus berkurang, antara lain yaitu:
1.
Penebangan hutan secara liar
Hutan merupakan sumber utama keanekaragaman hayati karena hutan merupakan tempat
tinggal berbagai spesies tanaman dan hewan. Kerusakan hutan yang terjadi karena kebakaran
atau penebangan hutan secara luas menyebabkan terjadi penurunan keanekaragaman hayati
bahkan kepunahan banyak spesies hewan dan tumbuhan, misalnya Harimau Jawa. Menurut FAO
dalam laporan State of World Forest tahun 2009 laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai
sekitar 1,87 juta hektar pertahun. Apabila laju kerusakan hutan tidak dikendalikan, hutan
Indonesia akan musnah sekitar 15 tahun ke depan.
2.
pembakaran bakar fosil, seperti karbondioksida dan gas metan, menyebabkan punahnya
ratusan spesies tanaman dan hewan karena terjadi kenaikan suhu udara secara global (global
warming) yang mencapai 1-6 derajat celcius pada tahun 1900 sampai 2100 (IPCC report, 2007).
3.
pemakaian Freon
Pemakaian freon juga turut menyumbang kepunahan banyak jenis tanaman dan hewan karena
freon yang lepas ke atmosfer menyebabkan lapisan ozon menjadi berlubang sehingga sinar
ultraviolet dari matahari langsung menuju ke bumi yang mengakibatkan terjadinya mutasi
merugikan yang berefek letal (mematikan) bagi hewan dan tanaman.
B.
1.
2.
Kepunahan
Kepunuhan berarti hilangnya suatu spesies, Kebakaran hutan menghancurkan habitat, satwa dan
tanaman secara langsung dan besar-besaran. Sementara yang bertahan akan menghilang secara
perlahan dan menyebabkan hewan dan tumbuhan menjadi langka atau menjadi punah.
Kekeringan
semakin berkurangnya pepohonan dihutan menyebabkan cadangan air tanah menurun karena
pohon merupakan penyimpan cadangan air tanah untuk musim kemarau terutama yang berasal
dari air hujan. Apabila pepohonan di hutan berkurang, masyarakat disekitar hutan dapat
mengalami kekurangan air di musim kemarau karena cadangan air tanah berkurang. Kekeringan
dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber
pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya. Dampak
ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan dalam
setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi
intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan.
3.
4.
C.
Banjir
pada musim penghujan dapat terjadi banjir karena tidak adanya pepohonan di hutan yang dapat
menyerap air hujan. Banjir akan memberikan dampak terhadap hidup manusia sepeerti rusaknya
infrasuktur, terputusnya tranportasi, serta korban nyawa dan lain sebagainya yang merugikan
kelangsungan hidup.
Kenaikan muka air laut
Penebangan bakau pada pesisir akan menyebabkan Kenaikan muka air laut juga telah
menyebabkan tenggelamnya tambak udang dan ikan di beberapa daerah di Indonesia termasuk di
pantai-pantai Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh dan Sulawesi Selatan.
Solusi Menghindari Berkurangnya Keanekaragaman Hayati
Penurunan keanekaragaman hayati bukanlah permasalahan yang harus di sepelekan
dalam keseimbangan lingkungan, sebagaimana dalam konsep lingkungan yang disebutkan bahwa
apabila salah satu komponen hilang maka akan menyebabkan ketidak seimbangan pada
komponen yang lainnya.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari berkurangnya keanekaragaman
hayati antara lain yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menghentikan kegiatan perburuan satwa di alam terutama untuk jenis satwa yang dilindungi
dan terancam punah, contohnya penyu, untuk tujuan diperdagangkan maupun koleksi pribadi.
Melindungi flaura dan fauna yang langka, demi menjaga kelangsungan kehidupan yang langka
tersebut.
Menghentikan kegiatan penangkapan ikan secara ilegal terutama penangkapan ikan
menggunakan racun dan setrum di danau, sungai atau di daerah aliran air lainnya.
Menghentikan kegiatan penebangan pohon secara liar dan tidak bertanggung jawab baik
dikawasan pegunungan, pemukiman maupun di kawasan mangrove pesisir pantai.
Menanam pohon-pohonan dan memeliharanya dengan baik.
Mengolah sampah sesuai jenisnya dan mengurangi membakar sampah serta membuang
sampah tidak pada tempatnya karena dapat mencemari lingkungan.
Ketersediaan tempat tinggal yang kurang, akan mengakibatkan banyaknya perumahanperumahan liar yang sangat menganggu keindahan dan ketertiban di kota.
Pembatasan kelahiran bayi dengan program keluarga berencana melalui semboyan "vatus
warga". (Catur warga tediri bapak, ibu dan dua anak, laki-laki perempuan sama saja);
pembatasan usia perkawinan; pembatasan tunjangan anak bagi PNS; program pendidikan
formal di sekolah-sekolah maupun penyuluhan-penyuluhan yang berlangsung kepada
masyarakat.
D. LAHAN KRITIS
A.
Definisi
Lahan kritis adalah lahan yang telah mengalami kemerosotan kesuburannya atau lahan
yang dalam proses kemunduran kesuburan baik secara fisik maupun kimia dan biologi. Sehingga
lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukkannya sebagai media
produksi maupun sebagai media tata air.
Lahan kritis memiliki kondisi lingkungan yang sangat beragam tergantung pada penyebab
kerusakan lahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi lahan kritis menyebabkan
tanaman tidak cukup mendapatkan air dan unsur hara, kondisi fisik tanah yang tidak
memungkinkan akar berkembang dan proses infiltrasi air hujan, kandungan garam yang tinggi
akibat akumulasi garam sekunder atau intrusi air laut yang menyebabkan plasmolisis, atau
tanaman keracunan oleh unsur toksik yang tinggi. Lahan kritis ditandai oleh rusaknya struktur
tanah, menurunnya kualitas dan kuantitas bahan organik, defisiensi hara dan terganggunya siklus
hidrologi, perlu direhabilitasi dan ditingkatkan produktivitasnya agar lahan dapat kembali
berfungsi sebagai suatu ekosistem yang baik atau menghasilkan sesuatu yang bersifat ekonomis
bagi manusia.
B.
Perambahan hutan
2.
3.
Kebakaran hutan
4.
5.
6.
7.
atas tanah; (b) Hanyutnya unsur hara tanah; (c) Terjadinya pendangkalan sungai, waduk dan
muara suangai; dan (d) Polusi lingkungan akibat bahan beracun yang terakumulasi.
Modal yang kurang akan mempengaruhi kemampuan petani untuk membeli saprodi
usahataninya, terutama pupuk. Kurangnya pupuk yang diberikan maka akan terjadi pengurasan
hara setia panen. Hal ini akan mempercepat mundurnya kesuburan tanah, sehingga secara
perlahan-lahan akan menjadi kritis.
Ilmu/informasi yang kurang menyebabkan lahan dikelola secara tradisional atau
seadanya, sehingga produktivitas menjadi berkurang. Bahaya kemunduran kesuburan akan
semakin tinggi akibat kurang tepatnya pengelolaan tanah dan tanaman, terutama dalam usaha
menekan erosi dan pengembalian biomas/sisa tanaman.
Sosial/faktor dan status tanah yang komplek, kesadaran dan motivasi yang kurang juga
akan mempercepat lahan menjadi kritis. Tanah ulayat/tanah nagari sering tidak dikelola secara
baik. Ini disebabkan banyak hal, terutama kekurangan tenaga penggarap, sehingga lahan tersebut
dibiarkan terbuka. Belum adanya aturan yang jelas tentang pembagian hasil bila seseorang
menanam tanaman keras/ tahunan pada tanah ulayat/nagari sehingga penggarap hanya mau
menanam tanaman semusim. Secara umum, tanah ulayat dan nagari ini mempunyai kelerengan
yang tajam yang selalu terancam erosi dimusim hujan bila tidak ada tanaman tahunan sebagai
pengendali erosi.
C.
Daya resap tanah terhadap air menurun sehingga kandungan air tanah berkurang yang
mengakibatkan kekeringan pada waktu musim kemarau.
Terjadinya arus permukaan tanah pada waktu musim hujan yang mengakibatkan bahaya
banjir dan longsor.
Menurunnya kesuburan tanah, dan daya dukung lahan serta keanekaragaman hayati
Kebakaran hutan
D.
Hilangnya jutaan spesies flora dan fauna karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan
suhu bumi.
1.
Dalam upaya penganggulangan lahan kritis diperlukan upaya konservasi lahan. Konservasi
lahan adalah usaha pencegahan kerusakan, memperbaiki kerusakan, pemeliharaan dan
mempertahankan kesuburan lahan serta meningkatkan kesuburan lahan. Kemudian dilakukan
Usaha Tani Konservasi, yaitu model usaha tani yang menerapkan kaidah-kaidah konservasi.
Untuk usaha tani lahan kering paling tepat menggunakan / melibatkan tanaman pohon, yang
memberikan beberapa keuntungan, yaitu: (a) Sebagai pendapatan jangka panjang (tabungan
hijau); (b) Kesejukan, kesegaran, keindahan, dan kesehatan bagi manusia; dan (c) Perlindungan
tanah dan air dari matahari dan hujan.
Beberapa tindakan memperkuat konservasi tanah dan air dapat dilakukan melalui: (a)
Pengaturan pola tanam yang tepat; (b) Pengolahan tanah menurut kontur; (c) Gunakan Baha
organic; (d) Letakkan sisa tanaman/mulsa sepanjang kontur; (e) Diversifikasi usahatani termasuk
tanaman pohon; (f) Pemeliharaan atau pembuatan hutan diatas lereng; (g) Perlindungan tanah
dengan tanaman penutup tanah; dan (h) Ternak dikandangkan.
2. Pemanfaatan Mikoriza
Pemanfaatan mikoriza merupakan suatu bentuk asosiasi cendawan dengan akar tanaman
tingkat tinggi, merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan
produktivitas lahan kritis. Karakteristik asosiasi mikorisa ini memungkinkan tanaman untuk
memperoleh air dan hara dalam kondisi lingkungan yang kering dan miskin unsur hara,
perlindungan dari patogen akar dan unsur toksik dan secara tidak langsung melalui perbaikan
struktur tanah.
Hal ini dimungkinkan karena mikoriza memiliki jaringan hipa eksternal yang luas dan
diameter yang lebih kecil dari bulu-bulu akar, enzim fosfatase dan sekresi hipa lainnya serta
terbentuknya mantel hipa yang melindungi akar secara fisik. Pemanfaatan jenis-jenis isolat
cendawan mikoriza harus disesuaikan dengan tanaman inangnya, karena seringkali cendawan
tertentu hanya dapat membentuk mikoriza dengan tanaman inang tertentu pula.
Lahan alang-alang adalah salah satu bentuk lahan kritis yang sangat luas di Indonesia.
Alang-alang bisa tumbuh dan berkembang pada lingkungan tanah yang ekstrim karena
membentuk mikoriza dengan berbagai cendawan. Rehabilitasi lahan alang-alang dapat dilakukan
dengan tanaman yang bermikoriza, baik untuk tanaman pangan, perkebunan, penghijauan
maupun hutan tanaman industri. Tanaman bermikoriza akan mampu bertahan dari kondisi
kering , miskin hara serta kondisi fisik tanah yang kurang baik.
Pada lahan salin, mikoriza mampu menahan laju penurunan produktivitas lahan, karena
dalam kondisi salinitas yang tinggi, cendawan mikoriza masih mampu bertahan dan mensuplai
air dan unsur hara bagi tanaman inang.
Pada tanah yang tercemar logam berat dan senyawa polysiklik aromatik dari limbah
industri, mikoriza dapat melindungi tanaman inang dari efek meracun unsur tersebut melalui
mekanisme filtrasi, kompleksasi dan akumulasi unsur tersebut pada hipa cendawan dan
mencegahnya masuk ke sel tanaman inang. Sumber inokulum yang berasal dari lahan tercemar,
memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan inokulum dari lahan yang tidak
tercemar.
Mikoriza, suatu bentuk asosiasi mutualistis antara cendawan dengan akar tumbuhan tingkat
tinggi, memiliki spektrum yang sangat luas baik dari segi tanaman inang, jenis cendawan,
mekanisme asosiasi, efektivitas, mikrohabitat maupun penyebarannya.
Pertumbuhan tanaman meningkat dengan adanya mikoriza karena meningkatnya serapan
hara, ketahanan terhadap kekeringan, produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh,
perlindungan dari patogen akar dan unsur toksik. Sedangkan cendawan mendapat manfaat dari
suplai hasil fotosintat dan tempat berkembang.
NAMA
: DIANA MUSKANANFOLA
NIM
: 1406050036
JURUSAN : BIOLOGI
2015