1. Paradigma positivisme lazim pula disebut pendekatan rasionalistik, fungsionalis, penelusuran dari luar atau objektif 2. Paradigma naturalistik lazim dikenal dengan nama pendekatan interpretif, konstruktivis, naturalistik-etnografi, penelusuran dari dalam atau subjektif. 3. Paradigma teori kritis disebut pula paradigma neomarxis yang berpegang pada gagasan Marx yang sudah dipebaharui agar lebih berkontekstual dengan realitas era poskapitalisme.
1. Tahapan Prakonsensus, dimana titik awal sejarah perkembangan ilmu
adalah tahapan prakonsensus atau protoilmu. Pada masa ini terjadi kompetisi antara berbagai aliran pemikiran yang membahas tema bahasan serupa dari perspektif yang berbeda-beda. 2. Tahapan Normal, Dalam perkembangan selanjutnya, aliran-aliran yang semula bersaing secara perlahan-lahan ada yang unggul sehingga terjadi peralihan dari tahapan prakonsensus ke tahapan normal. Peralihan ini berlangsung dalam rangka waktu yang lama. Tahap normal ditandai oleh kesepakatan para ilmuwan tentang permasalahan yang pantas diteliti, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar hasil penelitian dapat diterima, metode penelitian yang harus diterapkan, dan bagaimana menginterpretasikan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian. 3. Tahapan krisis dan penemuan ilmiah, Tahapan revolusi ilmiah diawali dengan tahapan krisis paradigma yang bermula dari adanya anomali. Anomali situasi di mana ilmu pengetahuan normal (paradigma tunggal) tidak dapat lagi menjelaskan fakta-fakta dan persoalan-persoalan baru 4. Tahapan Revolusi Ilmiah, istilah revolusi ilmiah untuk menunjukkan pergantian paradigma yang satu oleh paradigma yang lainnya, baik pergantian secara total maupun sebagian. Kuhn dalam hal ini memakai kata revolusi, bukan istilah evolusi, karena, pertama, paradigma dapat diibaratkan dengan institusi yang berlaku dalam masyarakat. Kedua, kedisfungsionalan, tidak saja menimbulkan krisis dan perasaan kecewa, melainkan bisa pula memunculkan situasi khaotis. Ketiga,
dalam kondisi seperti ini maka perubahan paradigma tidak
terhindarkan. Keempat, paradigma baru yang muncul acap kali bertolak belakang daripada paradigma yang telah ada, misalnya paradigma geosentris berlawanan dengan paradigma heliosentris.